Pengertian
Kurs mata uang adalah perbandingan nilai
antar mata uang.
Kurs menunjukan harga suatu mata uang
jika dipertukarkan dengan mata uang lain.
Contoh nilai kurs rupiah per US$ sebesar
Rp 10.000,-/US . Berarti bahwa untuk
membeli US$ 1 diperllukan Rp 10.000,-
Defenisi nilai tukar (Exchange Rate)
nilai tukar adalah harga dari suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu
mata uang terhadap nilai mata uang lainnya.
Nilai tukar ditentukan oleh bermacam-macam
aturan, baik nilai tukar maupun aturan itu sendiri
dapat berubah. Perubahan nilai tukar atau nilai
kurs antar mata uang dapat berpengaruh besar
terhadap penjualan, biaya, laba dan
kesejahteraan individu. kenaikkan nilai tukar
mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas
mata uang asing,penurunan nilai tukar dalam
negeri atas uang asing disebut depresiasi atas
mata uang asing.
Penentuan Nilai Tukar (Exchange Rate
Determinant)
Depresiasi/Apresiasi -
Devaluasi/Revaluasi
Permintaan dan penawaran terhadap
sebuah mata uang sebagai mekanisme
penentuan harga kurs
Dalam sistem mata uang mengambang bebas (free float)
apabila harga suatu mata uang menjadi semakin mahal
terhadap mata uang lain, maka mata uang itu dikatakan
berapresiasi.
Sebaliknya jika harga suatu mata uang turun terhaadap mata
uang lain, mata uang tersebut di.katakan terdepresiasi.
9.000
Kuantitas $
Ekuilibrium Nilai Tukar
(Exchange Rate Equilibrium)
Ekuilibrium adalah keadaan yang
menunjukkan baik Konsumen maupun
Produsen telah menyetujui harga suatu
barang, yaitu harga yang Konsumen
bersedia membeli untuk sejumlah
barang sama dengan harga yang
Produsen bersedia menjual untuk
sejumlah barang tersebut.
Perubahan Nilai Tukar Dan
Pengaruhnya Terhadap Nilai MNC
Sistem kurs valuta asing ditentukan oleh
mekanisme pasar yaitu kekuatan permintaan
dan penawaran pasar serta berbagai
pengaturan dan campur tangan pemerintah di
bidang ini. Pergerakan kurs mata uang akan
mempengaruhi nilai MNC karena kurs dapat
memengaruhi arah arus masuk kas yang
diterima dari ekspor atau dari anak perusahaan
dan memengaruhi arah arus keluar kas yang
digunakan untuk membayar impor.
Sejarah Perkembangan Kebijakan
Nilai Tukar Di Indonesia
Sistem kurs tetap (1970 - 1978)
Sesuai dengan Undang-Undang No.32 Tahun 1964, Indonesia menganut
sistem nilai tukar kurs resmi Rp. 250/dolar Amerika sementara kurs uang
lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Untuk
menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat yang ditetapkan, Bank Indonesia
melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing.
Sistem mengambang terkendali (1978 - Juli 1997)
Pada masa ini, nilai tukar rupiah didasarkan pada system sekeranjang mata
uang (basket of currencies). Kebijakan ini diterapkan bersama dengan
dilakukannya devaluasi rupiah pada tahun 1978. Dengan sistem ini, bank
Indonesia menetapkan kurs indikasi (pembatas) dan membiarkan kurs bergerak
di pasar dengan spread tertentu. Bank Indonesia hanya melakukan intervensi
bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari spread.
lanjutan
Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997 - sekarang)
Sejak pertengahan Juli 1997, nilai tukar rupiah terhadap US
dolar semakin melemah. Sehubungan dengan hal tersebut dan
dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus
berkurang maka bank Indonesia memutuskan untuk
menghapus rentang intervensi (sistem nilai tukar mengambang
terkendali) dan mulai menganut sistem nilai tukar mengambang
bebas (free floating exchange rate) pada tanggal 14 Agustus
1997. Penghapusan rentang intervensi ini juga dimaksudkan
untuk mengurangi kegiatan intervensi bank Indonesia terhadap
rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter
dalam negeri.
Keseimbangan kurs tanpa
intervensi pemerintah
Secara teoriitis dalam kondisi tanpa intervensi
pemerintah, harga suatu mata uang ditentukan
oleh permintaan dan penawaran terhadap mata
uang tersebut.
Permintaan terhadap suatu mata uang
berbanding terbalik dengan harganya.
Semakin tinggi nilai $ (misalnya dibanding Rp)
maka keinginan untuk menukar rupiah dengan
dolar semakin berkurang.
Keseimbangan Berubah
Misal ada harga barang di Indonesia meningkat lebih
cepat dibandingkan dengan harga barang di AS, apa
yang akan terjadi?
Demand terhadap $ naik, karena banyak penduduk
Indonesia ingin membeli produk AS yang relatif lebih
murah Kurva Demand bergeser ke kanan
Supply $ turun karena minat penduduk AS terhadap
produk Indonesia berkurang, $ yang akan ditukarkan
Rp berkurang kurva Supply bergeser ke kiri.
Keseimbangan baru : Rp10.000/$
Keseimbangan Baru
Rp/$ S’
S
10.000
9.000
D’
Kuantitas $
Kasus Rupiah dan Dolar AS
Apresiasi/Depresiasi Dolar AS
= Rp/US$ baru – Rp/US$ lama
Rp/US$ lama
= (10.000 – 9.000)/9.000 = +11,11 atau $
mengalami apresiasi 11,11% terhadap Rp
Apresiasi/Depresiasi Rupiah
= US$/Rp baru – US$/Rp lama
US$/Rp lama
Kasus Rupiah dan Dolar AS (Perhitungan
Tingkat Apresiasi dan Depresiasi)
Apresiasi/Depresiasi Rupiah
= $e1/Rp (baru) – $0/Rp (lama)
$e0/Rp (lama)
Apresiasi Rupiah
= e1 – e0
e0
Kasus Rupiah dan Dolar AS (Perhitungan
Tingkat Apresiasi dan Depresiasi)
Apresiasi/Depresiasi Dolar
= Rp/$ (baru) – Rp/$ (lama)
Rp/$ (lama)
Depresiasi Dolar
= (1/e1) – (1/e0) = e0 – e1 = (e0/e1) – 1
(1/e0) e1
Hasil : tanda minus berarti depresiasi
tanda plus berarti apresiasi
Kasus Rupiah dan Dolar AS (Kaitan
antara Depresiasi dan Apresiasi)
Faktor Pengaruh
Inflasi Negatif
Pertumbuhan ekonomi Positif
Perbedaan tingkat bunga riil Positif
Tingkatan Pendapatan Positif
Independensi bank sentral Positif
Daya saing negara Positif
Kebijakan moneter longgar Negatif
Pengharapan Pasar Positif/Negatif
Laju Inflasi Relatif
jika Amerika sebagai mitra dagang
Indonesia mengalami tingkat inflasi yang
cukup tinggi maka harga barang Amerika
juga menjadi lebih tinggi, sehingga
otomatis permintaan terhadap produk
relatif mengalami penurunan.
Tingkat Bunga Relatif
Jika tingkat bunga suatu negara lebih tinggi
dari tingkat bunga di negara lain maka ada
kecenderungan dana dari negara yang tingkat
bunganya lebih rendah akan masuk ke
negara tersebut. Hal ini menyebabkan
bertambahnya permintaan akan mata uang
yang tingkat bunganya lebih tinggi sehingga
nilai mata uang negara tersebut menjadi
menguat.
Tingkat Pendapatan
Relatif
Jika pertumbuhan pendapatan di suatu negara
meningkat maka akan menyebabkan meningkatnya
konsumsi atas berbagai macam barang dan jasa. Jika
tidak terjadi peningkatan penawaran barang/jasa maka
akan memicu impor barang/jasa dari negara lain.
Dengan meningkatnya impor barang/jasa maka terjadi
kenaikan permintaan mata uang negara eksportir.
Peningkatan permintaan mata uang negara eksportir
pada akhirnya akan menaikan nilai tukar mata uang
negara eksportir tersebut.
Kontrol Pemerintah
Pengawasan pemerintah biasanya dilakukan
melalui berbagai bentuk kebijakan moneter, fiskal,
dan perdagangan luar negeri. Misalnya
pengawasan lalu lintas devisa, peningkatan trade,
pengetatan jumlah uang beredar (tight money
policy), perubahan tingkat bunga, dll. Kebijakan-
kebijakan tersebut diharapkan akan mempengaruhi
permintaan atau penawaran valuta asing yang pada
akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang.
Pengharapan Pasar
Adanya ekspektasi (harapan) untuk
berubahnya sesuatu indikator ekonomi
akan mempengaruhi nilai mata uang.
Demikian pula halnya dengan isu/rumor
politik dan ekonomi yang berkembang
dimasyarakat dapat mempengaruhi nilai
mata uang
Independensi Bank Sentral
Rumus:
1+r = f/e∙(1+r*)
f e
( )
e
rasio premium atau discount dari kurs forward adalah sama dengan perbedaan
tingkat bunga di kedua negara.
-Jika tingkat bunga dalam negeri lebih tinggi dari tingkat bunga luar negeri,
maka terjadi premium dari kurs forward.
-Jika tingkat bunga dalam negeri lebih rendah dari tingkat bunga luar negeri,
maka terjadi discount dari kurs forward.
Ekspektasi perubahan nilai tukar yang akan datang adalah sama dengan
perbedaan tingkat bunga di kedua negara.
-jika tingkat bunga dalam negeri lebih tinggi dibandingkan di luar negeri,
maka pasar akan berekspektasi terjadi depresiasi mata uang domestik
Kesimpulannya, teori interest rate parity terjadi pada jangka pendek. Teori ini
menjelaskan hubungan antara nilai tukar dan tingkat bunga dari perspektif
mobilitas capital.
C. Balance of Payments Approach.
BP terdiri atas neraca berjalan dan neraca modal yang nilainya adalah nol.
Neraca modal ditentukan oleh tingkat bunga luar negeri r, tingkat bunga luar negeri r*
dan ekspektasi nilai tukar.
Sehingga
Purchasing power parity:
P
e
P *
ln e ln P ln P *
Sehingga diperoleh: