Anda di halaman 1dari 3

1. Ada kalanya suatu perusahaan menarik sebagian sahamnya dari peredaran.

Penarikan saham itu bukan dimaksudkan sebagai penghapusan hak pemilik sehingga
penarikan saham tidak bersifat permanen. Oleh karena itu setiap saat saham yang
ditarik dapat dijual kembali tanpa perlu otorisasi baik dari pemilik maupun dewan
direksi. Saham yang ditarik sementara oleh perusahaan yang menerbitkan itu biasa
disebut dengan treasury stock.

Standar akuntansi keuangan tidak memperkenalkan adanya pengakuan laba ataupun rugi
pada transaksi yang menyangkut modal. Oleh karena itu jika terdapat perbedaan antara
jumlah yang dibayarkan perusahaan waktu membeli kembali sahamnya sebagai treasury
stock dengan jumlah yang diterimanya pada waktu saham dikeluarkan dan dijual maka tidak
diperkenankan diakui sebagai laba atau rugi. Untuk keperluan pencatatan terhadap treasury
stock, standar akuntansi keuangan memperkenankan untuk memilih salah satu metode,
yaitu metode harga perolehan dan metode nilai nominal.

• metode harga perolehan


Metode harga perolehan diterapkan berdasarkan asumsi penarikan pembelian saham
sendiri dan bukan dimaksudkan sebagai pelunasan saham, melainkan lebih dianggap
sebagai pembelian suatu aktiva. Dengan demikian pembelian saham sebagai treasury stock
dicatat sebesar harga perolehannya sebagaimana halnya dengan pembelian aktiva.
Pencatatan sebesar harga perolehannya juga dilakukan pada saat treasury stock dijual
kembali. Dengan asumsi demikian perolehan Treasury stock dipandang sebagai pengecilan
terhadap total modal yang bersifat sementara dan penjualan kembali treasury stock
dipandang sebagai penambahan modal. Oleh karena itu dengan metode harga perolehan
Treasury stock disajikan di dalam neraca sebagai pengurang hak-hak pemilik.

• Metode nilai nominal


Berbeda dengan metode harga perolehan, metode nilai nominal diterapkan dengan
mendasarkan pada asumsi bahwa pembelian atau penarikan saham sendiri merupakan
pemberhentian saham dari peredarannya. Pembelian saham sendiri bagaimanapun juga
bukanlah merupakan perolehan suatu aktiva. Walaupun nantinya saham sendiri yang dibeli
tadi kemudian dijual kembali maka penjualan saham dipandang sebagai penjualan saham
baru. Adanya asumsi demikian menimbulkan konsekuensi pembelian saham sendiri sebagai
treasury stock dan penjualannya kembali harus dicatat berdasarkan nilai nominalnya.
Konsekuensi lain adalah saham yang ditarik dari peredaran harus dibukukan sebesar nilai
pada saat ia dikeluarkan pertama kali. Dengan demikian apabila saham yang ditarik kembali
memiliki agio atau disagio maka agio ataupun disagio yang menyertainya juga harus ditutup
atau dihapus. Tidak sedikit kemungkinan perusahaan sulit untuk menentukan besar agio
atau disagio yang harus dihapuskan sehubungan dengan pembelian kembali sahamnya. Ini
disebabkan perusahaan tidak mempunyai catatan mengenai harga jual untuk setiap lembar
sahamnya ketika pertama kali dikeluarkan. Jadi demikian adanya perusahaan dapat
membagi sama rata saldo agio atau disagio untuk tiap lembar saham yang beredar. Sehingga
agio tadi sagio yang dihapus adalah sejumlah lembar saham yang ditarik kembali dikalikan
agio atau disagio per lembar saham.

Sumber : BMP EKMA4313 MODUL 6 HAL 6.46-6.52


2.
Harga jual saham secara lumpsum = $13.500
Harga pasar saham biasa = $20 × 300 lembar = $ 6.000
Harga jual saham preferen = $ 7.500
Sehingga jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah :
Kas.........................................$13.500
Modal saham preferen............................$7.500
Agio saham biasa.....................................$3.000
Modal saham biasa..................................$3.000
( Mencatat penjualan saham secara gabungan )
Harga jual masing-masing jenis saham :
Saham biasa = $10×300 lembar/($10×300)+($50×100) × $13.500 = $ 5.062,5
Saham preferen = $50×100/($10×300)+($50×100) × 13.500 = $ 8.437,5
Harga jual gabungan = $13.500
Sumber : BMP EKMA4313 MODUL 6 HAL 6.33-6.34

3. A. Opsi saham adalah hak beli saham untuk karyawan perusahaan biasa. Opsi saham
merupakan hak istimewa yang diberikan kepada karyawan perusahaan yang
memenuhi kriteria tertentu untuk dapat membeli saham perusahaan dalam jumlah
dan harga tertentu selama jangka waktu yang telah ditetapkan. Sedangkan, Waran
adalah hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu perusahaan dengan harga
yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/perusahaan emiten. Harga
pasar saham dapat berubah-ubah setelah penawaran umum perdana. Harga pasar
saham dapat berubah-ubah setelah penawaran umum perdana.

Sumber : BMP EKMA4313 MODUL 7 HAL 7.71


B. Suatu struktur modal yang kompleks terjadi ketika perusahaan mempunyai sekuritas yang
dapat dikonversi, opsi, waran, apa hak lain yang jika dikonversi menyebabkan menurunnya
nilai EPS.

Opsi saham dan waran yang beredar dimasukkan dalam perhitungan EPS dilusian, kecuali
jika mereka bersifat antidilutive. Opsi dan waran dan yang sejenisnya dimasukkan dalam
perhitungan EPS dilusian dengan menggunakan metode saham treasury. Metode saham
treasury mengasumsikan bahwa opsi atau waran diterapkan pada awal tahun dan bahwa
proses dari diberlakukannya opsi dan waran digunakan untuk membeli saham biasa dalam
treasury. Jika harga berlakunya lebih rendah daripada harga pasar saham maka proses dari
diterapkannya opsi dan waran tidak cukup untuk melakukan pembelian kembali seluruh
saham. Saham incremental yang masih tersisa ditambahkan ke rata-rata tertimbang jumlah
saham beredar untuk tujuan perhitungan EPS dilusian.

Jadi jika harga berlakunya opsi atau waran lebih rendah daripada harga pasar saham maka
dilusi terjadi. Jika harga berlakunya opsi dan waran lebih tinggi daripada harga pasar saham
maka jumlah saham beredar akan berkurang. Dalam kasus ini opsi atau waran bersifat
antidulative karena diasumsikan bahwa menerapkan opsi dan waran tersebut menyebabkan
meningkatnya nilai EPS. Baik opsi ataupun waran tidak diasumsikan berlaku jika harga pasar
rata-rata saham di bawah harga berlakunya opsi dan waran tersebut.

Sumber : BMP EKMA4313 MODUL 8 HAL 8.20-8.25

Anda mungkin juga menyukai