Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah II


Kode Mata Kuliah : EKMA4313
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Dr. Fauzan Misra, M.Sc, Ak, CA, BKP
Nama Penelaah : Iis Solihat, S.E., M.Ak.
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2022
Edisi Ke- : 2

Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
1 Jelaskan bagaimana akuntansi untuk mencatat akuisisi 30 Modul 6,
kembali (penarikan) saham beredar perusahaan (treasury KB 3
stock)

2 PT. Jaya Baru menerbitkan 300 lembar saham biasa 35 Modul 6,


dengan nilai nominal $10 dan 100 lembar saham preferen KB 2
dengan nilai nominal $50 dengan harga lump sum sebesar
$13.500. Saham biasa memiliki nilai pasar $20 per
saham, dan nilai saham preferen tidak diketahui.
Hitunglah alokasi harga jual ke masing-masing jenis
saham dan buat ayat jurnal pada saat penerbitan saham
tersebut.
3 Jawablah soal berikut: 35 Modul 7,
a. Apa yang dimaksud dengan opsi saham, apa KB 3
bedanya dengan warrant?
b. Mengapa dan bagaimana opsi saham dan warrant
memengaruhi perhitungan EPS dilusian?

* coret yang tidak sesuai


NAMA RIA PESIWARISSA

NIM 041423929

1 . AKUNTANSI TREASURY STOCK

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tidak memperkenankan adanya pengakuan laba ataupun rugi
pada transaksi yang menyangkut modal (ekuitas). Oleh karena itu, jika terdapat perbedaan antara
jumlah yang dibayarkan perusahaan waktu membeli kembali sahamnya sebagai treasury stock
dengan jumlah yang diterimanya pada waktu saham dikeluarkan dan dijual maka tidak
diperkenankan diakui sebagai laba atau rugi.Untuk keperluan pencatatan

terhadap treasury stock, SAK memperkenankan untuk memilih salah satu metode berikut.
1. Metode Harga Perolehan (Cost Method).
2. Metode Nilai Nominal (Par Value Method).

1. Metode Harga Perolehan

Metode harga perolehan diterapkan berdasarkan asumsi penarikan pembelian saham sendiri dan
bukan dimaksudkan sebagai pelunasan saham, melainkan lebih dianggap sebagai pembelian suatu
"aktiva" Dengan demikian, pembelian saham sebagai treasury stock dicatat sebesar harga
perolehannya sebagaimana halnya dengan pembelian aktiva. Pencatatan sebesar perolehannya juga
dilakukan pada saat treasury stock dijual kembali.

Dengan asumsi demikian, perolehan treasury stock dipandang sebagai pengecilan terhadap total
modal yang bersifat sementara, dan penjualan kembali treasury stock dipandang sebagai
penambahan modal. Oleh karena itu, dengan metode harga perolehan treasury stock disajikan di
dalam neraca sebagai pengurang Hak-hak Pemilik (Jumlah Modal Disetor dan Laba Yang Ditahan).

Sebagaimana halnya dengan aktiva, ketika treasury stock dijual kembali sering kali harga jualnya
berbeda dengan harga perolehannya. Anda tentunya bertanya, bagaimana kita membuat perlakuan
terhadap selisih tersebut? Jika pada penjualan aktiva, kita dapat mengakui laba atau rugi terhadap
selisih antara harga jual dengan harga perolehannya. Apakah kita juga dapat membuat perlakuan
yang sama untuk penjualan treasury stock? Tentu saja tidak. Oleh karena, seperti telah Anda ketahui
bahwa tidak boleh ada pengakuan laba atau rugi pada transaksi modal maka terhadap penjualan
treasury stock juga tidak boleh diakui adanya laba atau rugi. Kalau demikian halnya, lalu bagaimana?
Aturan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Jika harga jual treasury stock lebih tinggi dari harga perolehannya selisih lebih tersebut diakui
sebagai tambahan setoran modal dan dimasukkan ke dalam rekening Modal Disetor - Penjualan
Treasury Stock.

b. Jika harga jual treasury stock lebih rendah dari harga perolehannya maka selisihnya dibebankan
kepada akun Modal Disetor - Penjualan Treasury Stock dari penjualan treasury stock sebelumnya,
dan apabila masih belum mencukupi dibebankan ke akun Laba Yang Ditahan. Dengan demikian
apabila sebelumnya belum ada penjualan treasury stock atau tidak terdapat saldo pada akun Modal
Disetor - Penjualan Treasury Stock maka selisih kurang harga jual dari harga perolehan treasury stock
yang dijual dibebankan seluruhnya ke akun Laba Yang Ditahan.

2. Metode Nilai Nominal

Berbeda dengan metode harga perolehan, metode nilai diterapkan dengan mendasarkan pada
asumsi bahwa pembelian atau penarikan saham sendiri merupakan pemberhentian saham dari
peredarannya. Pembelian saham sendiri, bagaimanapun juga bukanlah merupakan perolehan suatu
aktiva. Walaupun nantinya saham sendiri yang dibeli tadi,

kemudian dijual kembali maka penjualan saham dipandang sebagai penjualan saham baru.

Adanya asumsi demikian menimbulkan konsekuensi pembelian saham sendiri sebagai treasury stock
dan penjualannya kembali harus dicatat berdasarkan nilai nominalnya. Konsekuensi lain adalah
saham yang ditarik dari peredaran harus dibukukan sebesar nilai pada saat ia dikeluarkan pertama
kali. Dengan demikian, apabila saham yang ditarik kembali memiliki agio ataupun disagio maka agio
ataupun disagio yang menyertainya juga harus ditutup atau dihapus.

Tidak sedikit kemungkinan perusahaan sulit untuk menentukan besar agio atau disagio yang harus
dihapuskan sehubungan dengan pembelian kembali sahamnya. Ini disebabkan perusahaan tidak
mempunyai catatan mengenai harga jual untuk setiap lembar sahamnya ketika pertama kali
dikeluarkan. Jika demikian adanya, perusahaan dapat membagi sama rata saldo agio atau disagio
untuk tiap lembar saham yang beredar. Sehingga agio atau disagio yang dihapus adalah sejumlah
lembar saham yang ditarik kembali dikalikan agio atau disagio per lembar saham.

Pada pembelian saham sendiri adalah mungkin sekali jumlah yang dibayarkan oleh perusahaan tidak
sama dengan jumlah yang diterimanya pada waktu perusahaan menjual sahamnya. Bagaimana kalau
hal itu terjadi? Padahal, kita tidak boleh mengakui adanya laba atau rugi dari transaksi (ekuitas).
Untuk menyelesaikan masalah ini, SAK telah mengaturnya sebagai berikut.

a . Dalam hal jumlah yang dibayar lebih besar daripada jumlah yang diterima pada saat
pengeluarannya, selisihnya dibukukan dengan mendebit rekening Laba Yang Ditahan. Adanya
pembebanan ke akun Laba Yang Ditahan ini dapat ditafsirkan sebagai pembagian dividen ekstra
kepada pemilik yang sahamnya dibeli perusahaan.

b . Sebaliknya, apabila jumlah yang dibayarkan untuk membeli kembali sahamnya lebih kecil
daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluarannya dulu, selisihnya dianggap sebagai unsur
penambah modal dan dibukukan dengan mengkredit rekening Tambahan Modal Dari Perolehan
Kembali Saham atau dalam modul ini, untuk menjaga konsistensi kita menggunakan rekening/akun
dengan nama Modal Disetor - Perolehan Treasury Stock. Selisih harga tersebut dapat kita anggap
sebagai tambahan modal disetor dari mereka yang meninggalkan perusahaan.

2 . Entry jurnal

Kas Rp 13.500

Saham preferensi (100 x $50) Rp 5,000

Saham premium - preferensi Rp 2,500

Saham biasa (300 x $10) Rp 3,000

Saham premium biasa Rp 3,000

3 . Opsi saham adalah hak beli saham untuk karyawan perusahaan biasa .opsi saham merupakan hak
istimewa yang diberikan kepada karyawan perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu untuk
membeli saham perusahaan dalam jumlah dan harga tertentu selama jangka waktu yang telah
ditetapkan.

Apa bedanya dengan warrant

Waran saham berbeda dari opsi dalam dua cara utama: perusahaan menerbitkan warannya sendiri,
dan perusahaan menerbitkan saham baru untuk transaksi tersebut. Selain itu, perusahaan dapat
mengeluarkan waran saham jika mereka ingin menambah modal tambahan dari penawaran saham.
Jika sebuah perusahaan menjual saham dengan harga $ 100 tetapi warannya hanya $ 10, lebih
banyak investor akan menggunakan hak waran. Waran ini adalah sumber modal masa depan.

Opsi saham terdaftar di bursa. Ketika opsi saham dipertukarkan, perusahaan itu sendiri tidak
menghasilkan uang dari transaksi tersebut. Waran saham dapat bertahan hingga 15 tahun,
sedangkan opsi saham biasanya ada selama satu bulan hingga dua hingga tiga tahun.

Oleh karena itu, untuk investasi jangka panjang, waran saham mungkin merupakan investasi yang
lebih baik daripada opsi saham karena jangka waktunya yang lebih panjang. Namun, opsi saham
mungkin merupakan investasi jangka pendek yang lebih baik.

•Poin Penting

1 . Waran saham mewakili hak untuk membeli saham perusahaan pada harga tertentu dan pada
tanggal tertentu.

2 . Waran saham dikeluarkan langsung oleh perusahaan kepada investor.

3 . Opsi saham dibeli jika diyakini harga suatu saham akan naik atau turun

4 . Opsi saham biasanya diperdagangkan di antara investor.

5 . Waran saham mewakili modal masa depan untuk sebuah perusahaan.

B . Sesuai dengan istilah "dilutif" yang berarti penurunan, sama hal-nya dengan Sekuritas Dilutif yang
dimana merupakan surat berharga yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa sehingga pada
saat dikonversikan akan memengaruhi jumlah saham yang beredar dan berdampak pada penurunan
nilai Laba Per Saham atau terdilusi. Lebih simpelnya bahwa dalam perhitungan laba per saham
komponen atas (Pembilang) yang merupakan Earning atau Pendapatan sedangkan pada komponen
bawah perhitungan EPS (Penyebut) yang merupakan Outstanding Common Stock atau saham biasa
yang beredar dimana jika semakin banyak jumlah saham yang beredar dikerenakan adanya sekuritas
dilutive maka akan berpotensi menurunkan nilai EPS atau sering dikenal dengan istilah Laba Per
Saham Dilusian. Berikut ilustrasi terkait pengertian dari Sekuritas Dilusian.

Terima kasih Ibu atas ilmunya selama semester 7 ini 🙏

Salam Hormat Bu 🙏

Anda mungkin juga menyukai