Bagaimana Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik? Biaya overhead pabrik (manufacturing
overhead costs) adalah biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya
tenaga kerja langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen lain selain
departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut (termasuk
biaya tenaga kerjanya) dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik.
Untuk bisa menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan oleh
perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada volume kegiatan yang akan
dilaksanakan di masa depan.
2. Memilih dan menaksir dasar pembebanan biaya overhead pabrik
Dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dapat dipilih berdasarkan satuan produk,
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin. Sementara
itu faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembebanan biaya overhead pabrik antara lain:
1. Memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen
produksi
2. Memperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan hubungannya
dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik yang dapat dilakukan dengan rumus:
mengatur
anggaran
keuangan
tiap
bulan,
pernahkah
Anda
pengeluaran
tidak
terduga
dalam
anggarannya.
Padahal,
(factory supplies), dan harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk
keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi, kendaraan, dan alatalat perusahaan lainnya.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut
hubungan dengan perubahan volume produksi.
perilakunya
dalam
yang
dikategorikan
sebagai
departemen
pembantu.
Berdasarkan
menentukan
tarif
biaya
overhead
pabrik,
perusahaan
perlu
tiga
alternatif
yang
dapat
perusahaan
digunakan
untuk
hanya
menggunakan
tarif
biaya
overhead
pabrik
untuk
Sebagai catatan, semakun besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk
mengolah produk, maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk. Metode ini terbatas penggunaannya karena
adanya kemungkinan sebuah produk dibuat dari bahan baku dengan harga
yang mahal, sementara produk lain dibuat dari bahan yang lebih murah.
Dalam kasus seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama, maka produk
pertama akan menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan produk yang kedua.
c. Biaya tenaga kerja
Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan
yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang
e. Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin
maka dasar yang dipakai membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya
overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Memiliki usaha sendiri yang sukses tentunya merupakan hal yang diidamkan oleh
banyak orang. Sayangnya membuat suatu usaha menjadi sukses bukanlah hal yang
mudah. Banyak aspek dalam sebuah bisnis yang perlu direncanakan dengan baik
dan secara terperinci sehingga terbentuk model bisnis yang menjanjikan
keuntungan.
PT. BIRU LAUT membebankan biaya overhead pada produk dengan tarif yang telah
ditentukan di muka. Berikut ini budget dan realisasi dari biaya overhead pabrik dalam
tahun 1997.
Diminta :
1.
Berapakah BOP Tetap dan Variabel yang dianggarkan dan yang direalisasikan.
2.
3.
A.
B.
C.
Jam kerja langsung (Rp.) pada kapasitas 60.000 jam kerja langsung.
D.
E.
JAWABAN KASUS 1 :
1.
BOP Tetap
Dianggarkan
Rp. 8.625.000,-
Direalisasikan
Rp. 8.775.000,-
BOP Variabel
2.
Rp. 9.375.000,-
Rp. 9.300.000,-
Tarif BOP Tetap = Rp. 9.375.000,- / 75.000 = Rp. 125,b) Tarif BOP Tetap = (8.625.000,- / 15.000.000) x 100 % = 57,5 %
Tarif BOP Tetap = (Rp. 9.375.000,- / 15.000.000) x 100 % = 62,5 %
c) Tarif BOP Tetap = 8.625.000,- / 60.000 = Rp. 143,75
Tarif BOP Tetap = Rp. 9.375.000,- / 60.000 = Rp. 156,25
d) Tarif BOP Tetap = 8.625.000,- / 750.000 = Rp. 11,50
Tarif BOP Tetap = Rp. 9.375.000,- / 750.000 = Rp. 12,50
e) Tarif BOP Tetap = (8.625.000,- / 13.000.000) x 100 % = 66,35 %
Tarif BOP Tetap = (Rp. 9.375.000,- / 13.000.000) x 100 % = 72,12 %
3.
KASUS 2
Pihak akuntan diminta oleh pihak manajemen PT. WEKA dalam menghitung tarif biaya
overhead pabrik yang didasarkan pada berbagai macam kapasitas. Di bawah ini adalah
data yang digunakan untuk perhitungan tarif BOP :
Diminta :
1.
2.
Jika jam sesungguhnya dan biaya overhead pabrik sesungguhnya sama dengan
estimasi pada kapasitas yang sesungguhnya diharapkan, berapakah jumlah
pembebanan (Lebih atau Kurang) biaya overhead pabrik pada tingkat kapasitas :
A.
Penjualan Rata-rata.
B.
Kapasitas Normal.
C.
Kapasitas Praktis.
JAWABAN KASUS 2 :
1. Perhitungan Tarif BOP
KASUS 3
Pihak manajemen PT. SARI BAKTI UTAMA menetapkan tarif biaya overhead pabrik
Rp. 100,- setiap satu kwintal produksi. Jika dalam satu bulan perusahaan
menghasilkan 2.500 kwintal, maka anggaran biaya overhead pabrik sebesar Rp.
410.000,- . Pada saat produksi mencapai 7.500 kwintal, maka anggaran biaya
overhead pabrik sebesar Rp. 710.000,- . Pada bulan April 1997 lalu, perusahaan
menghasilkan produk sebanyak 6.000 kwintal, sehingga biaya overhead pabrik yang
dikeluarkan sebesar Rp. 550.000,Diminta :
1.
2.
3.
Kapasitas Normal.
4.
5.
Selisih Biaya Overhead Pabrik pada bulan April 1997, yang dirinci menjadi :
A.
Selisih Anggaran.
B.
Selisih Kapasitas.
JAWABAN KASUS 3 :
4.
Untuk Lebih Jelasnya Silakan Unduh File Nya Disini > SOAL ANALIS
8158