Anda di halaman 1dari 5

66666666666666666666666666666654 jenis biaya menurut hansen dan mowen (2005)

Hansen dan Mowen (2005) mendefinisikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan


dengan kualitas juga menunjukkan empat kategori biaya, yaitu:

1. Biaya pencegahan (prevention cost), yaitu biaya untuk mencegah kerusakan


atau cacat produk.
2. Biaya penilaian (appraisal cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk
mengadakan pengujian terhadap produk yang dihasilkan.
3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost), yaitu biaya yang harus
dikeluarkan karena perusahaan menghasilkan produk yang cacat, tapi cacat
produk tersebut sudah diketahui sebelum produk tersebut sampai pada
pelanggan.
4. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost), yaitu biaya yang dikeluarkan
perusahaan karena menghasilkan produk yang cacat, dan produk ini telah
diterima oleh konsumen.

Berikut ini adalah uraian mengenai keempat biaya yang termasuk biaya kualitas tersebut : 1.
Prevention cost (biaya pencegahan) Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mencegah terjadinya cacat dalam produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan
demikian, semakin besar biaya pencegahan yang dikeluarkan, maka jumlah produk cacat yang
dihasilkan akan berkurang dan biaya kegagalan semakin kecil. 2. Appraisal cost (biaya penilaian)
Biaya penilaian adalah biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk dan jasa telah
memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan. Tujuan utama dari fungsi penilaian ini adalah
untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kerusakan produk sampai ke tangan konsumen. 3.
Internal failure cost (biaya kegagalan internal) UNIVERSITAS MEDAN AREA Biaya kegagalan internal
adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas
yang telah ditetapkan namun sudah dapat dideteksi sebelum produk dikirim ke pelanggan. 4.
External failure cost (biaya kegagalan internal) Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang
dikeluarkan karena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah
ditetapkan, namun baru dapat dideteksi setelah produk berada di tangan pelanggan. Biaya ini
merupakan biaya yang paling merugikan, karena dapat menyebabkan reputasi perusahaan buruk,
kehilangan pelanggan dan pangsa pasar. Tetapi biaya ini dapat hilang apabila perusahaan tidak
menghasilkan produk cacat atau rusak. Hubungan antara keempat jenis biaya kualitas tersebut
cukup rumit, namun kaitan dan arah perubahannya dapat dijelaskan. Misalnya biaya kegagalan
eksternal bekurang jika terjadi peningkatan kegiatan penilaian dan pencegahan. Biaya kegagalan
internal akan bekurang dengan meningkatnya kegiatan pencegahan. Akan tetapi biaya biaya
kegagalan internal ini akan bertambah dengan meningkatnya penilaian karena cacat produk yang
ditemukan.
Pelaporan dan analisis biaya kualitas. Biaya kualitas perusahaan perlu
disajikan dalam bentuk laporan biaya kualitas secara periodik, umumnya
disajikan secara bulanan. Penyajian laporan biaya kualitas berdasarkan
klasifikasi biaya kualitas: prevention costs, appraisal costs, internal failure costs,
dan external failure costs.  Setiap komponen biaya kualitas tersebut dijumlahkan
sehingga diperoleh biaya total. Selanjutnya, setiap komponen biaya kualitas total
dibandingkan dengan penjualan dengan menggunakan analisis common-size.

Contoh laporan biaya kualitas ditunjukkan berikut ini.

Berdasarkan contoh laporan biaya kualitas di atas, dapat dianalisis bahwa


secara total biaya kualitas sebesar Rp1 triliun atau 20% dari penjualan aktual.
Biaya kualitas terbesar berasal dari aktivitas external failure. Sementara biaya
kualitas terkecil dari aktivitas prevention.

Struktur besaran biaya kualitas tersebut sesuai dengan konsep biaya kualitas,
bahwa bila aktivitas prevention dan appraisal dalam peningkatan kualitas rendah,
yang ditunjukkan dengan prevention costs relatif kecil yaitu hanya 1,5% dari
penjualan, maka akan berimplikasi pada tingginya aktivitas external failure,
berupa penanganan pengaduan, warranty, dan recall.

Laporan biaya kualitas perlu juga disajikan dalam bentuk trend agar dapat


diketahui perkembangan biaya kualitas selama rentang periode tertentu.

Kualitas sebagai komponen penting dalam strategi bersaing perusahaan


menjadi perhatian serius para manajer perusahaan dan organisasi. Peningkatan
kualitas dilakukan secara terus-menerus dengan menggunakan berbagai
pendekatan seperti continuous improvement, six sigma, kaizen, lean, dan
sertifikasi kualitas melalui ISO 9000.

Pemahaman terhadap biaya kualitas dan komponen biayanya akan membekali


para manajer dalam mengelola kualitas perusahaan secara optimal.
Tujuan Biaya Kualitas Adapun diadakan biaya kualitas mempunyai tujuan sebagai berikut: a.
Untuk meningkatkan kualitas produk dengan biaya yang seminimal mungkin. b. Untuk
menghindari adanya produk cacat, sehingga dihasilkan produk dengan kualitas yang tinggi
dengan harga yang lebih terjangkau. 34 c. Untuk mencapai produk yang berkualitas sesuai
dengan standar konsumen atau sesuai dengan harapan konsumen. 2. Manfaat Biaya
Kualitas Informasi biaya kualitas dapat memberikan berbagai macam manfaat, antara lain
dapat digunakan untuk: a. Mengidentifikasi peluang laba penghematan biaya sehingga dapat
meningkatkan laba. b. Sebagai alat untuk pengambilan keputusan. c. Menekan biaya
pembelian dan biaya yang berkaitan dengan pemasok. d. Mengidentifikasi pemborosan
dalam aktivitas yang tidak dikehendaki para pelanggan. e. Mengidentifikasi sistem yang
berlebihan. f. Menentukan apakah biaya–biaya kualitas telah didistribusikan secara tepat. g.
Penentuan tujuan dalam anggaran dan perencanaan laba. h. Mengidentifikasi masalah-
masalah kualitas. i. Dijadikan sebagi ukuran kinerja yang obyektif.

Informasi biaya kualitas dapat digunakan antara lain untuk:Penentuan harga stratejik.
Penggunaan informasi biaya kualitas danpengimplementasian total quality management
membantu meningkatkankualitas produk, pengurangan harga dan membantu kelangsungan
lini produkdalam jangka panjang.Melakukan analisis produk baru. Dengan
mengidentifikasi dan menganalisaperilaku biaya kualitas secara terpisah, kita dapat
membuat keputusan yangtepat terkait dengan pengurangan biaya kualitas,
siklus/perencanaan laba, danpengambilan keputusan penting lainnya.
Menurut Hansen dan Mowen Hermawan, 1997:27 pengukuran produktivitas total merupakan
rasio dari output total terhadap input total semua input yang digunakan dalam proses
produksi. Rumus dari produktivitas faktor total adalah : Produktivitas Total = Output total
Input total Ukuran produktivitas total ini dapat digunakan untuk menilai pengaruh seluruh
masukan input. Kelebihan pengukuran produktivitas total ini adalah : a. Memperhitungkan
semua keluaran output dan faktor masukan input yang kuantitatif; b. Mudah dilakukan
analisis sensitivitas; c. Mudah dihubungkan dengan total biaya; dan d. Perhitungannya lebih
akurat karena masukan semua faktor output dan input yang mempengaruhi. Kelemahan
pengukuran produktivitas total ini adalah : a. Data pada tingkat produksi dan langganan
relatif sulit diperoleh kecuali sistem pengolahan diatur untuk tujuan tersebut; dan b. Baik
pengukuran produktivitas parsial maupun total tidak mempertimbangkan keberadaan faktor-
faktor masukan dan keluaran yang tidak tampak.

DAMPAK PERUBAHAN PRODUKTIVITAS PADA LABA


Menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba berjalan merupakan salah
satucara untuk menilai perubahan produktivitas. Laba berubah dari periode dasar ke periode
berjalan.Sebagian dari perubahan laba tersebut disebabkan oleh perubahan
produktivitas. Pengukuranjumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh
perubahan perubahan produktivitas disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan
dengan laba. Dengan menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba
periode berjalan,manajer akan terbantu dalam mengetahui manfaat ekonomis dari
perubahan produktivitas;keterkaitan perubahan produktivitas dengan laba
dijelaskan oleh aturan berikut : Aturan keterkaitan dengan laba (profit-linkage rule):
Untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yangseharusnya digunakan dalam keadaan
tanpa adanya perubahan produktivitas dan bandingkanbiaya tersebut dengan biaya
input actual yang digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan laba yang
disebabkan oleh perubahan produktivitas.Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang
seharusnya digunakan dalam periode berjalandalam keadaan tanpa perubahan
produktivitas harus dihitung terlebih dahulu. Misalkan, PQadalah jumlah input
tanpa perubahan produktivitas. Untuk mengetahui PQ pada suatu input tertentu,
output periode berjalan dibagi dengan rasio produktivitas input periode dasar.

Anda mungkin juga menyukai