Anda di halaman 1dari 9

BAB XI

BIAYA MUTU & PRODUKTIVITAS:


PENGUKURAN, PELAPORAN, & PENGENDALIAN

PENGUKURAN BIAYA MUTU


 Peningkatan mutu meningakatkan profitabilitas dalam dua cara:
1. Melalui kenaikan permintaan pelanggan.
2. Melalui pengurangan biaya.
 Dalam pasar yang bersaing, peningkatan permintaan dan penghematan
biaya menunjukkan perbedaan antara usaha bertahan hidup dan
berkembangnya perusahaan.
 Pentingnya penerapan Market Driven Quality.

Definisi Mutu
 Mutu adalah derajat atau tingkat kesempurnaan, dalam hal ini mutu adalah
ukuran relatif dari kebendaan (goodness).
 Secara operasional, mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang
memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan, yg diukur dari kepuasan
konsumen.
 Sedangkan ekspektasi pelanggan bisa dijelaskan melalui atribut-atribut mutu
atau hal-hal yang sering disebut sebagai dimensi mutu, yaitu sbb:
1. Kinerja (performance)
Tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk.
2. Estetika (Aestetic)
Berhubungan dengan penampilan wujud produk.
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability)
Berkaitan dg tingkat kemudahan merawat & memperbaiki produk.
4. Keunikan (Features)
Karakteristik produk yg berbeda secara fungsional dari produk sejenis.
5. Reliabilitas (Reliability)
Probabilitas berfungsinya produk/jasa dlm jangka waktu tertentu.
6. Durabilitas (Durability)
Umur manfaat dari fungsi produk.
7. Tingkat kesesuaian (Quality of conformance)
Ukuran mengenai apakah produk/jasa telah memenuhi spesifikasinya.
8. Pemanfaatan (Fitness for use)
Kecocokan produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yg diiklankan.

Biaya Mutu
 Kegiatan yg berhubungan dg mutu adl kegiatan yg dilakukan karena
mungkin (akan) atau telah dihasilkan mutu yg jelek atau cacat.
 Biaya mutu (cost of quality) adalah biaya yang timbul karena mungkin atau
telah dihasilkan produk yang jelek atau cacat mutunya.
 Biaya mutu berhubungan dg aktivitas yg berkaitan dg mutu, yaitu:
1. Aktivitas pengendalian
Biaya pengendalian: biaya yg dikeluarkan utk menjalankan aktivitas
pengendalian.
2. Aktivitas kegagalan

1
 Definisi mengenai kegiatan yanag berhubungan dengan mutu juga
menjelaskan empat kategori biaya mutu:
1. Biaya pencegahan (prevention costs) terjadi untuk mencegah mutu yg
jelek pada produk/jasa yg akan dihasilkan. Apabila biaya pencegahan
meningkat, maka biaya produk gagal diharapkan turun.
2. Biaya penilaian (appraisal costs) terjadi untuk menentukan apakah
produk/jasa telah sesuai dengan persyaratan & kebutuhan pelanggan.
3. Biaya produk gagal internal terjadi Karena produk/jasa yang dihasilkan
tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan.
4. Biaya produk gagal eksternal terjadi karena produk dan jasa yang
dihasilkan gagal memenuhi persyaratan dan kebutuhan pelanggan
setelah barang dikirim ke pelanggan.

Mengukur Biaya Mutu


 Klasifikasi biaya mutu:
1. Biaya mutu yg terlihat (observable quality costs) adl biaya yg disajikan
dlm catatan akuntansi organisasi
2. Biaya mutu yg tersembunyi (hidden costs) adl opportunity costs yg tjd
krn mutu jelek
 Metoda estimasi hidden costs:
1. Metoda Pengganda
Total biaya produk gagal = k (biaya produk gagal eksternal yg
diukur)
2. Metoda Penelitian Pasar
Digunakan menilai pengaruh mutu yg jelek thdp penjualan dan pangsa
pasar. Hasilnya dpt digunakan untuk mengestimasi hilangnya laba dimasa
yad akibat mutu jelek.
3. Fungsi Rugi Mutu Taguchi
Setiap variasi nilai target dr karakteristik mutu akan menimbulkan hidden
costs. Hidden costs meningkat scr kuadrat pd saat nilai aktual
menyimpang dr nilai target
L (y) = k (y – T)2
dimana:
k = Konstanta proporsionalitas yg besarnya tergantung pada struktur
biaya produk gagal eksternal organisasi
y = Nilai aktual dari karakteristik mutu
T = Nilai target dari karakteristik mutu
L = Rugi mutu

 Ilustrasi rugi mutu Taguchi: k = Rp400, T = 10 inci, total unit yg dihasilkan


2.000
Unit Diameter y-T (y – T)2 k (y – T)2
aktual (y)
1 9,9 -0,10 0,010 4,00
2 10,1 0,10 0,010 4,00
3 10,2 0,20 0,040 16,00
4 9,8 -0,20 0,040 16,00
Total 0,100 40,00
Rata-rata 0,025 10,00

2
Biaya per unit yg diharapkan = Rp10 (0,025 x Rp400) = Rp100
Total kerugian untuk 2.000 unit= Rp20.000 (Rp10 x 2.000) = Rp400.000.000

PELAPORAN INFORMASI BIAYA MUTU


Manfaat pencatatan rinci biaya mutu aktual berdsrkan kategorinya
1. Mengungkap pola biaya mutu dlm setiap kategori, shg memungkinkan
manajer menilai dampak keuangannya
2. Mengungkap distribusi biaya mutu mnrt kategori, shg memungkinkan
manajer menilai kepentingan relatif setiap kategori

Laporan Biaya Mutu


 Signifikansi keuangan biaya mutu dinilai dg persentase dr penjualan aktual.
Prinsipnya biaya mutu kurang dari 2,5% penjualan
 Kesempatan memperbaiki laba melalui pengurangan biaya mutu (perbaikan
mutu)
 Contoh Laporan Biaya Mutu:

LAPORAN BIAYA MUTU


Biaya Mutu % dr Sales
Biaya Pencegahan
Pelatihan Mutu 35.000
Reliabilitas Mesin 80.000 115.000 4,11
Biaya Penilaian
Pemeriksaan Bahan 20.000
Penilaian Produk 10.000
Penilaian Proses 38.000 68.000 2,43
Biaya Produk Gagal Internal
Sisa Bahan 50.000
Pengerjaan Ulang 35.000 85.000 3,04
Biaya Produk Gagal Eksternal
Keluhan Pelanggan 25.000
Jaminan 25.000
Perbaikan (Reparasi) 15.000 65.000 2,32
Total Biaya Mutu 333.000 11,9

 Dua pandangan ttg biaya mutu optimal


1. Pandangan tradisional, mengejar pencapaian tk mutu yg bisa diterima
(acceptable quality level – AQL)
2. Pandangan kontemporer, sbg pengendalian mutu total

Fungsi Biaya Mutu Pandangan Tradisional


 Mengasumsikan bahwa trdapat trade-off antara biaya pengendalian dan
biaya produk gagal. Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya produk
gagal harus turun.
 Selama biaya penurunan biaya produk gagal lebih besar daripada kenaikan
biaya biaya pengendalian, perusahaan harus terus mningkatkan usahanya
untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit cacat.Sehingga dicapai suatu titik
yang dikenal sebagai tingkat mutu yangdapat diterima (acceptable
quality level – AQL)
3
Fungsi Biaya Mutu: Pandangan Kontemporer
 Pandangan klasik, produk dikatakan cacat bila karakteristik mutunya berada
di luar batas toleransi. Biaya produk gagal timbul hanya apabila produk tidak
sesuai dengan spesifikasi dan timbul trade-off optimal antara biaya produk
gagal dan biaya pengendalian. AQL mengijinkan dan, dalam kenyataannya,
menganjurkan produksi dengan jumlah cacat tertentu.
 Pandangan kontemporer muncul dengan istilah model cacat nol (zero
defect). Model ini menyatakan bahwa dengan mengurangi unit cacat hingga
nol maka akan diperoleh keunggulan biaya.
 Strategi untuk menekan biaya mutu, (1) lakukan serangan langsung
terhadap biaya produk gagal untuk memaksa menuju titik nol; (2) lakukan
investasi pada kegiatan pencegahan yang tepat untuk memperbaiki mutu;
(3) kurangilah biaya penilaian menurut hasil yang dicapai; (4) lakukanlah
evaluasi secara continue dan arahkan kembali usaha pencegahan untuk
mendapatkan perbaikan lebih lanjut. Stategi ini berdasarkan premis bahwa:
 Dalam setiap kegagalan sekalu ada akar penyebabnya.
 Penyebab bisa dicegah .
 Biaya pencegahan selalu lebih murah.

AnalisisTren
 Laporan biaya mutu menyajikan jumlah dan dustribusi biaya mutu diantara
keempat kategori, sehingga mencerminkan peluang untuk perbaikan mutu.
Setelah ukuran perbaikan mutu ditentukan, perlu ditetapkan apakah biaya
mutu telah berkurang sebagaimana direncanakan.
 Laporan biaya mutu tidak akan memperlihatkan apakah perbaikan program
mutu telah berjalan atau tidak. Untuk melihatnya diperlukan Laporan Trend
Mutu Multiperiode. Contoh:

Thn Pencegahan Penilaian Produk gagal Produk gagal


internal ekstenal
1994 2% 2% 6% 10%
1995 3% 2.40% 4% 8.60%
1996 3% 3.00% 3% 6%
1997 4% 3% 2.50% 4.50%
1998 4.10% 2.40% 2% 1.50%

4
PRODUKTIVITAS: PENGUKURAN, DAN PENGENDALIAN

 Produktivitas berkaitan dengan pembuatan output secara efisien dan


secara spesifik menunjuk pada hubungan antara output (hasil produksi) dan
input (bahan baku) yang digunakan untuk memproduksi output.
 Total efisiensi produktif adalah suatu titik dimana dua kondisi terpenuhi:
(1) pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak
digunakan lebih dari satu input dari yang diperlukan dan (2) dengan bauran
yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan biaya terendah.
 Kondisi pertama disebabkan oleh hubungan teknis, sehingga disebut
efisiensi teknik. Kondisi kedua digerakkan oleh hubungan harga input relatif
dan karena itu disebut efisiensi trade-off.

Efesiensi Trade-off Input

Produktivitas saat ini


Input: Output
Tenaga kerja XXXX OOO
Modal $$$$ OOO

Output Sama, Lebih Sedikit Input


Input: Output
Tenaga Kerja XXX OOO
Modal $$$ OOO

Lebih Banyak Output, Input Sama


Input: Output
Tenaga Kerja XXXX OOOO
Modal $$$$ OOOO

Lebih Banyak Output, Lebih


Sedikit Input
Input: Output
Tenaga Kerja XXX OOOO
Modal $$$ OOOO

Efisiensi Trade Off Input

Kombinasi I Efisiensi Secara Teknis


Total Biaya Input =$20.000.000
Tenaga Kerja XXX OOOO
Modal $$$ OOOO

Kombinasi II Efisiensi Secara Teknis


Tenaga Kerja XXX OOOO
Modal $$$$ OOOO

5
Pengukuran Produktivitas Parsial
 Pengukuran produktivitas: Penilaian kuantitatif atas perubahan
produktivitas Yg bertujuan untuk menilai apakah efisiensi produktif
meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat berupa aktual
atau prospektif. Pengukuran produktivitas aktual memungkinkan manajer
menilai, memantau, dan mengendalikan perubahan.
 Produktivitas input tunggal biasanya diukur dengan menghitunga rasio
output terhadap input:
Output
Rasio produktivitas =
Input

 Pengukuran produktivitas parsial: Terjadi karena produktivitas hanya


mrpk salah satu input yg sedang diukur.
 Ukuran produktivitas operasional: Apabila output dan input diukur dalam
kuantitas fisik.
 Ukuran produktivitas keuangan: Apabila output & input dinyatakan dlm
rupiah.

Keunggulan Ukuran Parsial


 Ukuran parsial memungkinkan manajer untuk memusatkan perhatiannya
pada penggunaan input tertentu.
 Pengoperasian ukuran parsial memiliki keunggulan, yaitu mudah
diinterpretasikan oleh karyawan, sehingga ukuran tersebut mudah
digunakan untuk menilai kinerja produktivitas personil operasi.

Kelemahan Ukuran Parsial


 Ukuran parsial yg digunakan secara terpisah, dapat menyesatkan.
Penurunan produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk
meningkatkan produktivitas input lainnya.
 Trade-off seperti itu sangat diperlukan apabila biaya secara keseluruhan
turun, tetapi pengaruh tsb akan hilang jika digunakan ukuran parsial lainnya.

Pengukuran Total Produktivitas


 Pengukuran total produktivitas adl pemusatan perhatian pd bbrp input, yg
scr total mencerminkan keberhasilan perusahaan
 Dua pendekatan pengukuran total produktivitas
1. Pengukuran Profil Produktivitas
2. Pengukuran Produktivitas yg Berkaitan dg Laba

 Pengukuran Profil Produktivitas


 Pembuatan suatu produk membutuhkan bbrp input utama spt tenaga
kerja, bahan, modal & energi.
 Pengukuran profil menyediakan serangkaian ukuran operasional parsial
yg berbeda & terpisah
 Profil dpt dibandingkan dr waktu ke waktu untuk menyediakan informasi
bagi manajemen mengenai pengaruh perubahan proses thdp
produktivitas scr keseluruhan

6
 Ilustrasi: Kankul Co. menerapkan proses baru yg mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja & bahan.

Pengukuran Produktivitas: Analisis Profil tanpa Trade-off

1997 1998
Jumlah produksi mesin 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yg digunakan 40.000 37.500
Bahan yg digunakan (kilogram) 1.200.000 1.428.571

Rasio Produktivitas Operasional Parsial


Profil 1997a Profil 1998b
Rasio produktivitas tenaga kerja 3,000 4,000
Rasio produktivitas bahan 0,100 0,105
a
Tenaga kerja: 120.000 Bahan: 120.000
40.000 1.200.000
b
Tenaga kerja: 150.000 Bahan: 150.000
37.500 1.428.571

Pengukuran Produktivitas: Analisis Profil dengan Trade-off

1997 1998
Jumlah produksi mesin 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yg digunakan 40.000 37.500
Bahan yg digunakan (kilogram) 1.200.000 1.700.000

Rasio Produktivitas Operasional Parsial


Profil 1997a Profil 1998b
Rasio produktivitas tenaga kerja 3,000 4,000
Rasio produktivitas bahan 0,100 0,088
a
Tenaga kerja: 120.000 Bahan: 120.000
40.000 1.200.000
b
Tenaga kerja: 150.000 Bahan: 150.000
37.500 1.700.000

Analisis profil tak mampu mengungkapkan apakah trade-off itu baik atau buruk,
& oleh karenanya perlu diketahui pengaruh ekonomis dari perubahan
produktivitas (mrp sebuah ukuran total produktivitas)

 Pengukuran Produktivitas yg Berkaitan dg Laba


 Pengukuran produktivitas yg berkaitan dg laba adl pengukuran jumlah
laba yg diakibatkan oleh perubahan produktivitas
 Memberikan informasi kpd manajer akan manfaat ekonomis perubahan
produktivitas
 Pengukuran ini menjumlahkan serangkaian ukuran operasional parsial
yg berbeda shg ideal untuk menilai trade-off

7
 Peraturan Terkait Laba (Profit-linkage Rule)
Untuk mengaplikasikannya, perlu dihitung input yg akan digunakan,
misalkan PQ adl jumlah input tanpa perubahan produktivitas

Output berjalan
PQ =
Rasio produktivitas periode dasar

 Ilustrasi dg trade-off input:


1997 1998
Jumlah produksi mesin 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yg digunakan 40.000 37.500
Bahan yg digunakan (kilogram) 1.200.000 1.700.000
Harga jual per unit (mesin) Rp50 Rp48
Upah tenaga kerja per jam Rp11 Rp12
Biaya bahan per kg Rp2 Rp3

Output berjalan th 1998 150.000 mesin, rasio produktivitas periode dasar


(1997) utk TK dan BB masing-masing 3 & 0,10 sehingga jumlah input
dan bahan yg akan digunakan th 1998:
150.000
PQ (tenaga kerja) = = 50.000 jam
3
150.000
PQ (bahan) = = 1.500.000 kg
0,10

 Untuk mengetahui biaya yg dikeluarkan, dihitung dg mengalikan jumlah


setiap input (PQ) dg harga berjalan (P)
Biaya tenaga kerja: PQ x P = 50.000 x Rp12 = Rp600.000
Biaya bahan: PQ x P = 1.500.000 x Rp3 = Rp4.500.000
Total biaya PQ = Rp5.100.000

 Biaya input aktual diperoleh dg mengalikan jumlah input aktual (AQ) dg


harga berjalan setiap input (P)
Biaya tenaga kerja: AQ x P = 37.500 x Rp12 = Rp450.000
Biaya bahan: AQ x P = 1.700.000 x Rp3 = Rp5.100.000
Total biaya berjalan = Rp5.550.000

 Pengaruh produktivitas thdp laba dihitung dg:


Pengaruh terkait laba = Total biaya PQ - Total biaya berjalan
= Rp5.100.000 - Rp5.550.000
= Rp450.000 penurunan laba

 Pengukuran produktivitas terkait laba


1 2 3 4 2-4
Input PQ* PQ x P AQ AQ x P Kenaikan laba
Tenaga kerja 50.000 Rp600.000 37.500 Rp450.000 150.000
Bahan 1.500.000 4.500.000 1.700.000 5.100.000 (600.000)
Total Rp5.100.000 Rp5.550.000 Rp(450.000)

8
Komponen Pemulihan Harga
 Adl perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input, dg asumsi tak
ada perubahan produktivitas

 Ilustrasi

1997 1998 Selisih


a
Pendapatan Rp7.200.000 Rp6.000.000 Rp1.200.000
Biaya input b 5.550.000 2.840.000 2.710.000
Laba Rp1.650.000 Rp3.160.000 Rp(1.510.000)
a
Rp48 x 150.000; Rp50 x 120.000
b
(Rp12 x 37.500) + (Rp3 x 1.700.000); (Rp11 x 40.000) + (Rp2 x 1.200.000)

Pemulihan harga = Perubahan laba – Perubahan produktivitas terkait laba


= Rp(1.510.000) – Rp(450.000)
= Rp(1.060.000)

Mutu & Produktivitas


 Perbaikan mutu dapat meningkatkan produktivitas, bila pengulangan
kerja berkurang krn menurunnya unit produk cacat, maka lebih sedikit tenaga
kerja dan bahan yg digunakan untuk menghasilkan output yg sama, dan
sebaliknya.
 Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki mutu
 Pengurangan jumlah input yg digunakan meningkatkan produktivitas

THE END

Anda mungkin juga menyukai