PROJECT MANAGEMENT
(Manajemen Projek)
DISUSUN OLEH :
Manajemen Operasional
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah dan ridho-nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam proses pengumpulan materi
dan juga proses pembuatan makalah ini, tidak terlepas dari kerja keras kami. Makalah
yang kami buat ini membahas tentang Project Management.
Selain daripada itu, kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi susunan, kalimat maupun tata
bahasa atau bahkan sumber yang kami masukkan kurang akurat. Oleh karena itu
dengan tangan dan hati terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman kita mengenai materi yang telah di paparkan di dalam
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Manajemen.........................................................................3
B. Pengertian Proyek.................................................................................3
A. Kesimpulan.............................................................................................19
B. Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia IT tentu banyak terjadi persaingan, entah dari dari pihak
perseorangan, Perusahaan,maupun mancakup yang lebih luas lagi. Untuk itu kita
harus mengenal terlebih dahulu apa itu Resiko dalam Manajemen Proyek?
Resiko Proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila terjadimemiliki pengaruh
positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek (waktu, biaya,
ruanglingkup, mutu). Risiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang
bila terjadi memiliki satuatau lebih dampaknya terhadap manajemen.Dan apabila
kita garis besarkan secara keseluruhan maka yang dimaksud dengan Manajemen
Proyekdan Resiko adalah proses sistematis untuk merencanakan,
mengidentifikasi, menganalisis, danmerespon risiko proyek. Tujuannya untuk
meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, danmengurangi peluang
dan dampak peristiwa yang merugikan proyek atau dapak negatifnya.Dalam
peenerapannya sebuah teknologi dalam perusahaan memerlukan perencanaan
yang strategiskhususnya penerapan teknologi pada manajemen proyek, agar
penerapan dapat sesuai dengantujuan bisnis yang diharapkan oleh perusahaan.
1
Risiko yang timbul akibat dari penerapan teknologi informasi yang salah dalam
manajemenproyek akan menyebabkan proses bisnis yang tidak optimal, kerugian
finansial, menurunnya reputasi perusahaan, bahkan hancurnya
perusahaan.Pada kenyataaannya penerapan manajemen proyek teknologi
informas itu sendiri membutuhkaninvestasi yang cukup besar, dan seiring
dengan teknologi yang terus berkembang dari waktu ke waktu,
membuat proses manajemen proyek pun menjadi semakin sulit, kare na harus
memahami teknologi yang baru. Dengan adanya manajemen risiko proyek yang
didukung dengan penggunaan hardware diharapkan dapat membantu perusahaan
dalam hal meminimalkan tingkat kerugian yangtidak diinginkan oleh.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Proyek dan Manajemen Proyek Telematika.
2. Menambah wawasan mengenai tahapan manajemen yang baik secara
umum.
3. Mengetahui alasan mengapa skills dibutuhkan dalam Manajemen Proyek.
4. Menambah wawasan mengenai pengetahuan yang harus dimiliki di
Manajemen Proyek.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
B. Pengertian Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai
sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu
periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas
dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang
berbeda dari yang biasanya digunakan.
Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari
berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Pengertian Manajemen Proyek. Manajemen proyek adalah
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan
sumberdaya organisasi yang mempergunakan personil untuk ditempatkan pada
tugas tertentu dalam proyek untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu
dengan sumberdaya tertentu
Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan
juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar
3
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan
kerja.
1. Tepat biaya.
Proyek harus dikerjakan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran, baik biaya
tiap item pekerjaan, biaya tiap periode pelaksanaan maupun biaya total sampai akhir
proyek.
2. Tepat waktu.
3. Tepat mutu.
5
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan
penentuan skala prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar
kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan untuk menjamin
keberlangsungan organisasi
3. Menentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada
pencapaian tujuan organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program,
sehingga nantinya pelaksanaan program dapat diukur capaiannya
4. Menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun
anggaran)
2. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas
pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi
SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini
merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang
itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat
menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George
R. Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok
orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan
memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing
(penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing
sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat
pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas
organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu
menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu
melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk
melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang
tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan
6
memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk
mencapai tujuan organisasi.
Langkah-langkah Pengorganisasian :
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff
tentang tujuan organisasi yang harus dicapai)
2. Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang
yang berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi
strategis yang kosong, karena akan berpengaruh pada keseluruan
pencapaian organisasi)
3. Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para
staff, serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga
menjelaskan tentang garis koordinasi dan sinergitas dalam organisasi,
sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi)
4. Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang
sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff)
3. ACTUATING (PENGGERAKAN)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk
itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja
harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku
organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah
menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan
organisasi.
Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi
harus :
1. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
2. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka
sendiri,
7
3. Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting
atau mendesak,
4. Tugas yang diberikan cukup relevan,
5. Hubungan harmonis antar rekan kerja.
Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi.
Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam
mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar mengarah
pada pencapaian tujuan program dan organisasi. Sedangkan koordinasi yakni
suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam
suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian dapat
dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan
kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam
mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang
tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan.
Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :
1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan
bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya
mereka bertindak.
4. Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka
terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi.
Perintah adalah petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan
bimbingan, terdapat para pelaku organisasi yang terlibat, baik secara
struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali dilakukan
bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin
sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan
termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatan
organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff
sebagai
8
rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff bekerja
secara baik.
9
Manfaat pengawasan :
1. Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan
3. Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi
10
5. EVALUASI (EVALUATING)
Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan atau program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh,
mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas
dan efesiensi penganggaran dan proses kegiatan. Sedangkan pelaporan
merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau pemberian
keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-
fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.
11
Beberapa keahlian lain yang juga diperlukan dalam manajemen atau
pengelolaan bisnis, jika dikaitkan dengan persaingan bisnis
global.Di antaranya, yaitu:
1. Keahlian dalam manajemen global (global management skills)
Keahlian manajerial yang tidak saja terfokus pada satu keadaan di
Negara tertentu, akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
2. Keahlian dalam hal teknologi(technological skills)
Keahlian manajerial dalam mengikuti dan menguasai berbagai
perkembangan teknologi yang terjadi.
12
gantinya Biaya pada umumnya diukur dalam satuan keuangan seperti dollar,
rupiah, dsb Manajemen Biaya Proyek termasuk di dalamnya adalah proses
yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai
dengan budget yang telah disepakati
Proses pada manajemen biaya:
Estimasi biaya: Mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek
Penganggaran (Budgeting) Biaya: alokasi estimasi biaya keseluruhan
untuk item pekerjaan individu untuk menetapkan data dasar untuk
mengukur kinerja
Pengendalian Biaya: Pengendalian perubahan anggaran proyek
13
Project Risk Management adalah proses sistematis untuk merencanakan,
mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko proyek. Tujuannya
untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, dan mengurangi
peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek.
Proses pada manajemen resiko:
Perencanaan manajemen risiko
Identifikasi risiko
Analisis risiko kualitatif dan kuantitatif
Perencanaan respon risiko
Pengendalian dan monitoring risiko
6. Project Communication Management
Project Communication Management adalah kompetensi yang harus dimiliki
manajer proyek dengan tujuan utama adalah agar adanya jaminan bahwa
semua informasi mengenai proyek akan sampai tepat pada waktunya, dibuat
dengan tepat, dikumpulkan, dibagikan, disimpan dan diatur dengan tepat pula
Proses pada manajemen komunikasi:
Perencanaan Komunikasi (Communication Planning)mendefinisikan
kebutuhan komunikasi dan informasi di antara stakeholder sebuah
proyek
Distribusi Informasi adalah proses yang dilakukan untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan informasi pada waktu yang tepat bagi setiap
stakeholder
Pelaporan Kinerja proses mengumpulkan dan menyebarkan informasi
kinerja proyek, termasuk di dalamnya status reports, progress
measurements, dan peramalan
Mengelola stakeholders proses mengelola komunikasi untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan stakeholder dan penyelesaian isu-
isu yang terjadi
7. Project Quality Management
Project Quality Management adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen
keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu
perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan
ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang
14
manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas
8. Project Procurement Management
Project Procurement Management adalah proses memperoleh barang ataupun
jasa dari pihak di luar organisasi
Manajemen Pengadaan adalah proses –proses yang dilakukan untuk
mendapatkan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah proyek dari luar
organisasi yang “didukungnya”
Proses pada manajemen pengadaan:
Perencanaan pembelanjaan dan pengadaan ,proses menentukan apa
yang dibutuhkan, kapan dibutuhkan dan bagaimana proses
pengadaannya. Dalam perencaan ini harus diputuskan apa yang harus
diambil dari luar, tipe kontrak dan menggambarkan kerja yang harus
dilakukan oleh distributor kelak
Perencanaan kontrak kerja sama ,proses menggambarkan kebutuhan
produk atau servis yang diperlukan, yang digambarkan dalam RFP,
kriteria evaluasi dan SOW
Permintaan respon dari distributor ,proses memperoleh informasi,
tanggapan, penawaran atau proposal dari penjual
Memilih Distributor ,proses memilih suplier yang paling potensial
melalui proses analisis suplier potensial dan negosiasi
Administrasi kontrak kerja sama ,formalisasi pernyataan kerja sama
Penutupan Kontrak
9. Project Integration Management
Project Integration Management adalah tiang penyangga yangmempengaruhi
dan dipengaruhi oleh seluruh knowledge area dalam Manajemen
ProyekManajemen Integrasi Proyek melibatkan koordinasiseluruh knowledge
area dalam project life cycle Manajemen Integrasi Proyek, merupakan salah
satukompetensi yang harus dimiliki oleh Manajer Proyek sebagai kunci
koordinasi sdm, rencana dan pekerjaan pekerjaan yang harus dilakukan
selama proyek berlangsung, serta pintu komunikasi antara proyek dengan
15
top manajemen.
Proses pada integrasi manajemen:
Membangun Project Charter
Membangun Preliminary Scope Statement
Membangun Project Management Plan
Mengarahkan dan mengelola ekseskusi proyek
Monitoring & Kontroling proyek
Melakukan dan mengendalikan perubahan proyek secara terintegrasi
Menutup Proyek
16
dapat diketahui. Umumnya pengendalian tersebut dipakai media jaringan kerja,
curve S, formulir disamping Kontrak (spesifikasi Teknis, Gambar dll). Media
komunikasi tersebut bermanfaat untuk memastikan tentang kondisi kemajuan
proyek, masalah yang terjadi, serta keputusan dan tindakan yang diambil oleh
yang berwenang. Pengendalian Proyek dilaksanakan secara umum dapat
dikelompokan sebagai berikut:
1. Pengendalian Mutu.
Adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek agar mendapatkan
mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam kontrak.
Alat Pengendali Mutu Proyek yang harus dikuasai oleh
Pengawas/Direksi Pekerjaan adalah sebagai berikut:
Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS).
Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS).
Gambar Kerja.
Hasil Tes bahan dari Laboratorium.
Peraturan-peraturan pemerintah.
Peraturan-peraturan khusus yang harus dikuti yang tercantum dalam
kontrak
Setiap Pengawas harus menguasai RKS/ Spesifikasi teknis dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan maupun Metode pelaksanaan, gambar
kerja, pembacaan hasil tes Laboratoriun serta peraturan-peraturan yang
harus diikuti.
2. Pengendalian Waktu
Suatu rencana monitoring harus merangkum masalah-masalah
yang secara aktif selalu diamati, dicatat dan dilaporkan selama
berlangsungnya pelaksanaan. Pada umumnya alat yang biasa digunakan
dalam digunakan untuk monitoring pelaksanaan pekerjaan yaitu jaringan
kerja (network planning). Ada dua versi network planning yaitu PERT
dan CPM. Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang
cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya belum pernah dilakukan
(non-repetitif) atau proyek riset, sedangkan Critical Path Method (CPM)
cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya sudah pernah dilakukan
sehingga sifat
17
dari kegiatan itu sudah diketahui dengan pasti. Perencanaan dan
pengendalian dengan CPM ditujukan untuk bisa melaksanaakan
pekerjaan sesuai dengan rancangan dalam waktu yang telah ditentukan
dan dengan biaya yang seekonomis mungkin. Untuk itu perlu kita
ketahui komponen-komponen apa saja yang menentukan berhasilnya
suatu proyek. CPM sebagai alat pengendali dan pengawasan, ternyata
secara serentak dapat mengelola waktu kegiatan, sarana dan biaya dalam
suatu perencanaan yang terpadu (intergrated planning). Jaringan kerja
menggambarkan keseluruhan kegiatan-kegiatan Pengendalian
Proyek proyek kedalam simbol-simbol jaringan kegiatan, oleh karenanya
teknik ini juga disebut perencanaan jaringan kerja (network planning).
3. Pengendalian Biaya.
Pengendalian biaya dalam suatu kontrak/Surat perjanjian
dimaksudkan agar pengawas mengetahuidan mengendalikan agar biaya
Proyek tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan. Hal-hal yang
harus` diketehui oleh Pengawas adalah sebagai berikut:
Sumber Dana Proyek.
Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan
(kontrak) sesuai dengan yang direncanakan.
Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk
Kontrak lokal.
Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada didalam Bill
of Quantity.
Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk
Kontrak Internasional.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga apa yang telah disajikan
akan memberikan ilmu dan informasi. Selanjutnya demi kesempurnaan
makalah ini kami memohon saran dan kritik guna memperbaiki dikemudian
hari.
19
DAFTAR PUSTAKA
20