Disusun oleh :
1. Sabina Rahmawati (7101421047)
2. Dhita Indah Sari ( 7101421071)
3. Nadia Aprilia Muntaz ( 7101421152)
4. Laila Rahim ( 7101421184)
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Hukum Busines yang di ampu oleh Ibu Anna Kania Widiatami, SE, M.Akt., Akt. pada
semester ini dengan judul “Hak atas Kekayaan Intelektual”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis benar-benar mendapatkan banyak
tantangan, hambatan serta kesempatan untuk menambah pengetahuan dengan bantuan dari banyak
individu, sehingga tantangan dan hambatan itu bisa kami lewati. Kami selaku penulis juga
menyadari masih banyaknya kesalahan dalam proses penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami
selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penulisan makalah ini. Semoga allah membalas semua kebaikan dan memberkati kita semua.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna dalam penyusunan dan
penyampaian materinya, maka dari itu kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik
ataupun sarannya sehingga kami bisa meningkatkan dan menyempurnakan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat membantu para pembaca untuk menambah pengetahuan tentang Hak
Kekayaan Intelektual.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I P E N D A H U L U A N ............................................................................................................. 4
B A B IV P E N U T U P ....................................................................................................................... 13
D A F T A R P U S T A K A ................................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa hak merupakan suatu
kepunyaan, kewenangan dan kuasa untuk melakukan sesuatu yang memang semestinya diterima
atau dilakukan dan tidak bisa diwakilkan dalam menerima atau melakukannya.
Kekayaan intelektual merupakan jenis kekayaan yang memuat kreasi tak mewujud dari
intelektualitas yang dimiliki oleh seseorang, dapat berupa gagasan, ide ataupun karya yang
dihasilkan dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, teknologi, seni sastra, desain dan
sebagainya. Kekayaan intelektual sendiri merupakan sebuah kekuatan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan martabat seseorang, dan masa depan suatu bangsa baik secara materiil, sosial dan
budaya (Atsar, 2018).
Untuk itulah suatu negara melahirkan adanya Hak Kekayaan Intelektual untuk melindungi
berbagai macam karya, ide serta gagasan yang telah dihasilkan dari segala bentuk plagiarisme dan
kerugian lain seperti pembajakan dan penipuan untuk keuntungan orang tertentu.
Hak Kekayaan Intelektual atau yang biasa disebut dengan HKI merupakan hak yang timbul
untuk melindungi hasil olah pikir dan kreativitas seseorang dalam ruang lingkup kehidupan
teknologi, ilmu pengetahuan ataupun seni dan sastra yang menghasilkan suatu produk atau proses
yang mempunyai kegunaan bagi manusia. Istilah HKI sendiri merupakan perubahan ataupun revisi
dari istilah “Hak Atas Kekayaan Intelektual” yang didasarkan pada Surat Keputusan Menteri
Hukum dan Perundang-undangan RI Nomor M.03PR.07.10 Tahun 2000 dan Persetujuan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat nomor 24/M/PAN/1/2000.
Kepemilikan pada HKI sendiri bukan terletak pada barangnya melainkan terhadap hasil
kemampuan dan kreativitas intelektual manusianya. Hasil karya yang dilahirkan juga memerlukan
pengorbanan tenaga, waktu dan biaya sehingga dengan adanya pengorbanan tersebut menjadikan
karya yang dihasilkan memiliki nilai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa HKI adalah hak yang didapatkan dari hasil olah pikir
manusia untuk dapat menghasilkan suatu produk, jasa, atau proses yang berguna untuk masyarakat
atau bisa dibilang hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual.
Berisi tentang hak cipta, pencipta, perlindungan hak cipta, dan juga ciptaan yang dilindungi.
Berisi tentang merek, merek dagang, merek jasa, merek kolektif, dan jangka waktu perlindungan
terhadap merek.
Berisi tentang rahasia dagang, lingkup rahasia dagang, dan juga perlindungan terhadap rahasia
dagang.
Secara garis besar Hak atas Kekayaan Intelektual terbagi menjadi dua jenis, yaitu Hak Cipta
dan juga Hak Kekayaan Industri. Berikut adalah detail lebih jelasnya :
1. Hak Cipta
Hak cipta diberikan khusus kepada para pencipta dan mereka memiliki hak eksklusif untuk dapat
mengumumkan atau memperbanyak hasil ciptaannya. Hak cipta yang dimaksud adalah yang
dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan.
Hak kekayaan industri adalah hak yang melindungi suatu perusahaan dari berbagai macam
plagiarisme dan juga dapat mengatur segala sesuatu dalam lingkungan industri. Berikut adalah
jenis perlindungannya
Paten : Merupakan hak ekslusif yang diberikan kepada orang atau kelompok yang berhasil
Merek : Merupakan tanda berupa gambar dan nama yang terdiri dari kata, huruf dan angka
yang ditujukan agar menjadi suatu pembeda dalam kegiatan perdagangan produk atau jasa
Desain Industri : Olahan karya mengenai bentuk, komposisi warna dan garis yang
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu : Sirkuit terpadu merupakan suatu produk jadi atau
Rahasia Dagang : Merupakan hak informasi yang berkaitan teknologi atau bisnis dan
Indikasi Geografis : Hak untuk melindungi suatu produk atau jasa yang menunjukkan
1. Prinsip Ekonomi
Hak Kekayaan Intelektual berasal dari karya kreatif manusia yang memiliki manfaat ekonomi bagi
pemiliki hak, seperti memiliki nilai tambah, mudah dikenali konsumen dan mendapat perlindungan
hukum dari peniruan tanpa izin dan hak.
2. Prinsip Keadilan
Dalam menciptakan sebuah karya atau hasil dari kemampuan intelektual, seseorang diberi
perlindungan hukum agar memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak atas kekayaan intelektual
karyanya.
3. Prinsip Kebudayaan
Penciptaan suatu karya intelektual dapat meningkatkan taraf kehidupan, peradaban dan martabat
manusia yang akan memberi keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan negara.
4. Prinsip Sosial
Hak intelektual yang diakui oleh hukum dan diberikan kepada seseorang atas karyanya merupakan
satu kesatuan, sehingga diberi perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan
individu dan masyarakat.
1. Trade Mark (™) : Memiliki arti bahwa produk atau merek tersebut sedang dalam
masa pengajuan kepemilikan
2. Service Mark (SM) : Digunakan untuk menandai surat-surat tertentu, misal suara
unik yang ada dalam suatu film
3. Registered Mark (®) : Menandakan Produk tersebut sudah terdaftar dengan legal
Hak Kekayaan Intelektualnya
4. Copyright (©) : Menunjukkan kepemilikan hak cipta, sehingga jika ingin
melakukan publikasi perlu mencantumkan sang pemiliki hak cipta
B A B III
STUDI KASUS
Kasus 1
Di Glodok, pembajakan hak cipta karya musik dalam bentuk VCD dan DVD banyak
dijumpai. Kegiatan perdagangan VCD dan DVD bajakan di daerah Glodok berlangsung hampir
24 (dua puluh empat jam) setiap hari. VCD dan DVD bajakan yang beredar di daerah Glodok
adalah semua jenis lagu yang telah beredar di Indonesia. Semua jenis lagu Indonesia dapat
ditemukan di daerah ini. Termasuk juga jenis lagu barat. Ketika terjadi pembajakan, royalty yang
menjadi hak-hak pencipta tidak di dapatkan oleh pencipta. Jadi ketika seseorang mencipta suatu
karya ada hak ekonomi yang di dapatmya.
Sanksi hukum yang tegas kepada pelaku kejahatan hak cipta di negara Indonesia
dituangkan dalam Pasal 72 (1) Undang-Undang Hak Cipta (UUHC) Nomor 19 tahun 2002
tentang Hak Cipta. Sementara dalam UUHC yang baru yaitu UUHC Nomor 28 tahun 2014
ketentuan pidananya diatur dalam pasal 113 ayat 4. Lebih terinci Pasal 72 (1) UUHC Nomor 19
tahun 2002 tentang Hak Cipta menyebutkan; “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Sementara ayat
(2)-nya mengatakan; “Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak
Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)”.
Dalam beberapa kasus, perlindungan hukum atas hak cipta biasanya dilakukan oleh
pemegang hak cipta dalam hukum perdata, namun ada pula sisi hukum pidana. Sanksi pidana
secara umum dikenakan kepada aktivitas pemalsuan yang serius, namun kini semakin lazim pada
perkara-perkara lain. Sanksi pidana atas pelanggaran hak cipta di Indonesia secara umum
diancam hukuman penjara paling singkat satu bulan dan paling lama tujuh tahun yang dapat
disertai maupun tidak disertai denda sejumlah paling sedikit satu juta rupiah dan paling banyak
lima miliar rupiah, sementara ciptaan atau barang yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta
serta alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut dirampas oleh negara
untuk dimusnahkan (Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 BAB XIII).
Penyelesaian
Kasus 2
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada
Selasa (8/9) mengabulkan gugatan pembatalan pendaftaran desain industri dan ganti rugi yang
diajukan PT Ayam Geprek Benny Sujono kepada Ruben Samuel Onsu. Dalam putusannya,
majelis hakim telah menetapkan desain industri pada kotak kemasan Geprek Bensu adalah milik
pengusaha kuliner Benny Sujono.
Penyelesaian
Dalam perkara ini, diketahui desain industri kotak kemasan yang dimiliki oleh Ruben
Onsu menyerupai desain industri kotak kemasan milik Benny Sujono. Desain industri kemasan
milik PT Ayam Geprek Benny Sujono telah terdaftar dalam dalam Daftar Umum Merek pada
Direktur Merek dengan Nomor IDM000643531 tertanggal 24 Mei 2019 untuk melindungi
produk dalam kelas 43. Atas hal tersebut, majelis hakim memutuskan untuk membatalkan Hak
atas Desain Industri Kotak Kemasan Makanan atas nama Ruben Samuel Onsu dengan nomor
pendaftaran IDD000049596 tanggal 20 Juli 2018.
B A B IV
PENUTUP
Kesimpulan
Sesuai pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Hak Kekayaan Intelektual sangat
berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari seperti dalam perdaganngan, merek, teknologi
Informasi, desain industri, hak cipta, dan lain sebagainya. Seperti yang kita ketahui bahwa Hak
Kekayaan Intelektual memiliki peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memiliki sanksi
untuk para pelanggarnya.
Saran
Pemerintah atau pemangku kepentingan perlu memberikan pemahaman yang komprehensif baik
secara langsung (temu muka) maupun tidak langsung (media) kepada masyarakat tentang ilmu
pengetahuan, seni dan budaya yang melibatkan hak cipta dan hak kekayaan intelektual sesuai
perundangan-undangan. Agar masyarakat tahu tentang Hak kekayaan intelektual itu sendiri dan
menghindari berbagai hal seperti pembajakan, dan pencurian hak cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Atsar, A. (2018). Mengenal lebih dekat Hukum Hak Kekayaan Intelektual (D. Novidantoko & T.
Dwijayanti (eds.); Pertama). CV. BUDI UTAMA.
Ratriani, V. (2021). Apa yang Dimaksud dengan Hak? Ini Pengertian Hak dan Contohnya
sebagai Warga Negara. Kontan.Id.
Yasmin, P. A. (2022). Apa yang Dimaksud dengan Kewajiban dan Hak? Ini Pengertiannya.
Inews.