Anda di halaman 1dari 24

PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG HAK

MEREK LOGO HUGO BOSS ASAL JERMAN BERDASARKAN


UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2016 TENTANG
MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS
(Studi Kasus Putusan MA No. 886K/Pdt.Sus-HKI/2019)

MAKALAH
Dibuat guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hukum Kekayaan Intelektual
Dosen Pembimbing Ismayana, SH., MH.
Disusun oleh:

Arthur Kusuma Atmaja Manurung (121010246)


Muhammad Rasyid Ridho (121010239)
Moh. Mufarihunnufus (121010234)
Putri Fania Marchela (121011010)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI (UGJ)
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas segala limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
Hukum Kekayaan Intelektual dengan judul “Perlindungan Hukum Pemegang Hak
Merek Logo Hugo Boss Asal Jerman Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun
2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis (Studi Kasus Putusan MA No.
886K/Pdt.Sus-HKI/2019)” ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada pembimbing mata kuliah
Hukum Kekayaan Intelektual Bapak Ismayana SH., MH. yang telah ikut berpatisipasi
dalam membantu membimbing pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-
rekan yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan makalah ini. Penulis
berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Kritik dan saran
yang bernilai positif serta membangun selalu penulis harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini.

Cirebon, 5 November 2023

(Penulis)

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah.........................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................

2.1 Perlindungan Hukum Pemegang Hak Hak Merek Berdasarkan Doktrin Ahli
Hukum..........................................................................................................................

2.2 Akibat Hukum Atas Pelanggaran Ketetapan Hak Merek Berdasarkan Undang
Undang No 20 Tahun 2016........................................................................................

BAB 3 PEMBAHASAN......................................................................................................

3.1 Isi Dari Hasil Amar Putusan MA No. 886K/Pdt.Sus-HKI/2019............................

BAB 4 PENUTUP................................................................................................................

4.1 Kesimpulan...................................................................................................................

4.2 Saran..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

Sumber Jurnal......................................................................................................................

Sumber Undang-Undang....................................................................................................

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era perdagangan bebas, merek merupakan suatu basis dalam
perdagangan modern. Dikatakan basis karena merek dapat menjadi dasar
perkembangan perdagangan modern yang dapat digunakan sebagai goodwill,
lambang, standar mutu, sarana menembus segala jenis pasar, dan diperdagangkan
dengan jaminan guna menghasilkan keuntungan besar. 1 Terdapatnya merek dapat
lebih memudahkan konsumen membedakan produk yang akan dibeli oleh konsumen
dengan produk lain sehubungan dengan baik kualitas, kepuasan, kebanggaan,
maupun atribut lain yang melekat pada merek. Tahapan sebuah merek dari suatu
produk menjadi sebuah merek yang dikenal oleh masyarakat konsumen dan menjadi
merek yang dikenal oleh masyarakat sebagai aset perusahaan adalah tahapan yang
sangat diharapkan baik oleh produsen maupun pemilik merek. Setelah suatu
perusahaan mencapai tahapan yang menjadikan merek dikenal luas oleh masyarakat
konsumen, dapat menimbulkan terdapatnya para kompetitor yang beritikad tidak
baik untuk melakukan persaingan tidak sehat dengan cara peniruan atau
pembajakan. Kecenderungan penggunaan teknologi yang tinggi dinilai memberikan
daya saing dan nilai tambah yang lebih besar. Besarnya muatan teknologi yang
digunakan sebagai bagian dari modal memerlukan pengamatan yang maksimal dari
kemungkinan adanya persaingan curang terhadap suatu produk. Indonesia sebagai
salah satu bagian dari World Trade Organization (WTO) yang merupakan satu-
satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan
antar Negara.
Suatu merek dagang yang secara umum telah dikenal dan dipakai pada barang
yang diperdagangkan oleh seseorang atau badan serta digunakan di Indonesia
maupun di luar negeri disebut dengan merek terkenal (well-known trademarks).2
1
Abdul Kadir Muhammad, 2001. Kajian Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual. Bandung: Cipta Aditya
Bakti. Hlm. 68
2

4
Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang kekayaan intelektual telah
ada sejak tahun 1840-an. Pemerintah Belanda mengundangkan Undang-Undang
Merek (1885), Undang-Undang Paten (1910), dan Undang-Undang Hak Cipta
(1912). Setelah Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, peraturan
perundang-undangan peninggalan Belanda tetap berlaku selama tidak bertentangan
dengan Undang-Undang Dasar 1945, namun tidak demikian halnya dengan Undang-
Undang Paten yang dianggap bertentangan dengan Pemerintah Indonesia.
Pemerintah Indonesia mengundangkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961
tentang Merek dan Merek Perniagaan untuk menggantikan Undang-Undang Merek
kolonial Belanda yang mulai berlaku tanggal 11 November 1961
Pada tanggal 28 Agustus 1992, Indonesia mengesahkan Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek untuk menggantikan Undang- Undang Merek
Nomor 21 Tahun 1961. Dalam upaya untuk menyelaraskan semua peraturan
perundang-undangan di bidang kekayaan intelektual dengan Persetujuan TRIPS
yang telah diratifikasi oleh Indonesia, pada tahun 2001 Pemerintah Indonesia
mengesahkan Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek yang
kemudian diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Merek dan Indikasi Geografis.
Terkenalnya suatu merek menjadi suatu well-known atau famous mark, dapat
lebih memicu tindakan-tindakan pelanggaran merek baik yang berskala nasional
maupun internasional. Merek terkenal harus diberikan perlindungan baik dalam
skala nasional maupun internasional, karena suatu merek terkenal mengalami
perluasan perdagangan melintasi batas-batas Negara.
Menurut perjanjian TRIPS daya pembeda dari sebuah merek adalah satu-
satunya kondisi substantif bagi perlindungan merek. Perjanjian TRIPS menentukan
standar-standar minimum perlindungan yang harus dilaksanakan Negara-Negara
anggota WTO di bidang kekayaan intelektual yang terpenting yaitu dua prinsip
pokok: National Treatment dan Most-Favoured Nation Treatment. Indonesia
sebagai anggota WTO yang meratifikasi persetujuan.

5
Akhir-akhir ini muncul sengketa antara pemilik merek “Hugo” yaitu Anthony
Tan dengan pemilik merek Hugo Boss yaitu Hugo Boss Trade Mark Management
Gmbh Co. Kg, (Penggugat) yang diwakili Justisiari Perdana Kusumah S.H. M.H.
dan kawan-kawan, menuduh pendaftaran merek “Hugo” pada kelas yang sama
dengan merek Hugo Boss dari kantor K&K Advocate-Intellectua Property. Hugo
Boss mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia
pada 20 Januari 2021 sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Terhadap
Putusan Gugatan Merek Nomor 04 K/Pdt-Sus-HKI/2021/PN. Niaga.Jkt.Pst., juncto
Nomor 27/Pdt.-Sus-Merek/2020/PN. Niaga.Jkt.Pst permohonan tersebut diikuti
dengan memori kasasi. Penggugat adalah pemegang sertifikat merek “Hugo Boss” .
Hugo Boss dalam gugatan yang diwakili kuasa hukumnya menyatakan segala
merek “Hugo Boss” beserta berbagai merek Hugo Boss lainnya dengan
“Hugo/Boss” memiliki persamaan sususan huruf atau kata, bunyi pengucapan
maupun persamaan perlindungan jenis barangnya. Menurutnya keberadaan merek
“Hugo” itu bertentangan dengan Pasal 6 Ayat (1) huruf a Jo. Pasal 4 Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang merek.
Hugo Boss tetap pada tuduhan bahwa merek “Hugo Select Line dengan nomor
IDM000263074 kelas 25 terdaftar tanggal 4 Agustus 2010, Hugo Selection dengan
Nomor IDM000156405 kelas 25 terdaftar tanggal 3 Maret 2008, Hugo Selectline
dengan Nomor IDM000248527 kelas 25 terdaftar tanggal 24 Mei 2010 yang
digunakan oleh Anthony Tan memiliki persamaan pada pokoknya dan mencoba
untuk mendompleng merek milik Hugo Boss Trade Mark Management Gmbh Co.

6
1.2 Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah yang menjadi kerangka tema atau fokus
pembahasan pada makalah ini guna mengetahui isi dari hasil amar putusan MA No.
886K/Pdt.Sus-HKI/2019

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain yakni sebagai berikut:
1. Guna menjadi bukti otentik hasil dari pengerjaan tugas kelompok mata kuliah
HKI (Hukum Kekayaan Intelektual)
2. Guna memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai sengketa
pemegang hak Merek dalam perkara sengketa hak Merek Hugo Boss
3. Guna dapat kemudian menganalisa duduk perkara berikut dengan penyelesaian
sengketa pemegang hak Merek Hugo Boss

7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perlindungan Hukum Pemegang Hak Hak Merek Berdasarkan Doktrin


Ahli Hukum
Menurut Fitzgerald, menjelaskan teori perlindungan hukum bahwa hukum
bertujuan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai kepentingan dalam
masyarakat karena dalam suatu lalu lintas kepentingan, perlindungan terhadap
kepentingan tertentu hanya dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai
kepentingan di lain pihak.3
Menurut Djumhana dijelaskan bahwa doktrin-doktrin yang berkembang dalam
perlindungan Hak Cipta, yaitu:4
a.) Doktrin Publisitas (Right of Publicity);
b.) Making Available Right dan Merchandising right;
c.) Doktrin Penggunaan yang pantas (Fair use/ Fair dealing);
d.) Doktrin Kerja Atas Dasar Sewa (the Work Made for Hire Doctrine);
e.) Perlindungan (Hak) Karakter;
f.) Pengetahuan Tradisional (Traditional Knowledge); dalam lingkup keterkaitan
Hak Cipta;
g.) Cakupan-cakupan baru dalam perlindungan Hak Cipta; software free, copyleft,
open source.
Perlindungan hukum terhadap Hak Cipta dimaksudkan untuk mendorong
individu-individu di dalam masyarakat yang memiliki kemampuan intelektual dan
kreativitas agar lebih bersemangat menciptakan sebanyak mungkin karya cipta
yang berguna bagi kemajuan bangsa.
Menurut David Bainbridge, justifikasi perlindungan HKI dapat digambarkan
dengan ungkapan sederhana. Intinya ,setiap orang harus diakui dan berhak memiliki
apa yang dihasilkannya. Bila hak itu diambil darinya, ia tak lebih dari seorang

3
Rita Teresia, 2015. Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Pemilik Lagu Atas Perbuatan
Pengunduhan Lagu Melalui Situs Tanpa Bayar Di Inyernet. Skripsi, Program Sarjana Hukum Universitas
Pekanbaru Riau. Hlm. 10
4
Hasbir Paserangi, 2011. Perlindungan Hukum Hak Cipta Software Program Komputer Di Indonesia.
Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, Fakultas Hukum UII: Vol. 18 Oktober 2011. Hlm. 24

8
budak. Ungkapan ini menjadi semakin penting mengingat dalam perspektif HKI,
apa yang dihasilkan sepenuhnya berasal dari otak atau kemampuan intelektual
manusia.5 Selanjutnya perlu pula di catat rasionalitas lain yang lebih bersifat
pragmatik. Rasionalitas ini bertumpu pada prinsip bahwa perlindungan diperlukan
untuk menjaga tatanan perekonomian pada khususnya dan kehidupan sosial pada
umumnya.6
Pentingnya perlindungan hukum bagi kaum lemah, juga ditemukan dalam
pemikiran Grotius, Thomas Hobbes, Spinoza, dan John Locke. Mereka adalah ahli-
ahli yang muncul di era kebangkitan teori Hukum Alam abad XVII. Grotius
mengatakan bahwa hukum itu ada karena adanya suatu perjanjian atau kontrak,
perjanjian ini terjadi semata-mata karena manusia itu adalah makhluk sosial,
sehingga selalu ada keinginan untuk hidup bermasyarakat. Hukum dan negara
bertujuan untuk ketertiban dan keamanan. 7 Karena pada dasarnya setiap orang,
tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan
permohonan, pengaduan, dan gugatan, dalam perkara pidana, perdata, maupun
administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak,
sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang obyektif oleh hakim
yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar.

2.2 Akibat Hukum Atas Pelanggaran Ketetapan Hak Merek Berdasarkan


Undang Undang No 20 Tahun 2016
Apabila terjadi pelanggaran merek oleh pelaku usaha, maka pelaku usaha ini
dapat dipertanggungjawaban secara pidana maupun secara perdata. Berikut adalah
tinjauan hukum pidana Pasal 100 ayat (1) dan (2) Undang-undang No. 20 Tahun
2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis dengan ancaman pidana penjara paling
lama 5 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 2 miliar. Sistem
perlindungan merek di Indonesia memiliki sistem konstitutif atau “first to file
5
Henry Soelistyo, 2011. Hak Cipta Tanpa Hak Moral. Jakarta: Rajawali Press. Hlm. 21
6
Ibid. Hlm.22
7
Satya Arinanto dan Ninuk Triyanti, 2001. Memahami Hukum Dari Konstruksi Sampai Implementasi.
Jakarta: PT. Rajagrafindo. Hlm. 11

9
system” yang tercantum dalam UU Merek yang menyatakan apabila orang yang
pertama kali melakukan pendaftaran atas merek adalah dia yang memiliki hak
menggunakan merek ini.8
Oleh karena itu, sangat penting untuk mendaftarkan merek perusahaan lokal.
Apalagi jika merek perusahaan lokal memiliki citra positif di masyarakat. Hal ini
adalah terkait soal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pelaku usaha yang harus
dilindungi pemerintah. Apabila terjadi penggunaan merek tanpa izin, pelaku usaha
juga dapat dituntut secara perdata. Mengacu pada penjelasan Pasal 21 ayat (1) UU
Merek, yang ditujukan ada persamaan yakni terdapat unsur yang mirip dan
dominan antara satu merek dengan merek lainnya, termasuk kesamaan bunyi merek
apabila diucapkan. Apabila ada persamaan ini, maka pemilik merek yang pertama
melakukan pendaftaran mampu melakukan gugatan di Pengadilan Niaga dengan
dasar penggunaan merek secara tanpa hak.9
Dalam gugatan Perdata dengan didasarkan ketentuan Pasal 76 UU Merek
melalui Pengadilan Niaga, perusahaan yang mempunyai merek terkenal dapat
menggugat dan meminta ganti rugi yang sangat besar sehingga melebihi kerugian
yang diderita perusahaan. Dalam kasus seperti ini, tindak pidana pelanggaran hak
merek di Pengadilan juga dapat dikategorikan. Pidana tersebut bisa berwujud
pidana kurungan (paling lama lima tahun) atau kurungan atau denda (maksimal
delapan ratus juta rupiah), berkenaan dengan ketentuan dalam UU Merek Pasal 90
hingga 95. Jumlah denda ini akan dimasukkan ke kas negara bukan ke pemilik
merek terdaftar.10

8
Desy, Abraham, 2022. Akibat Hukum Terhadap Pelaku Usaha Yang Melakukan Pelanggaran Hak Atas
Merek. Bureaucracy Journal: Indonesia Journal of Law and School, https://bureaucracy.gapenas-
publisher.org/index.php/home/article/download/157/176/207#:~:text=Dalam%20kasus%20seperti%20ini
%2C%20tindak,Merek%20pasal%2090%20hingga%2095. Diakses pada Kamis 2 November 2023 pukul
00:20.
9
Ibid. Hlm. 623
10
Ibid. Hlm. 636

10
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Isi Dari Hasil Amar Putusan MA No. 886K/Pdt.Sus-HKI/2019


Menimbang bahwa berdasarkan surat-surat yang bersangkutan Penggugat
dalam gugatannya memohon kepada pengadilan untuk memberikan putusan sebagai
berikut:11
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan Penggugat sebagai satu-satunya pemilik pertama dan pemegang hak
yang sah atas merek-merek terdaftar dan atau terkenal Hugo Boss beserta segala
variasi atas merek tersebut (in casu merek Hugo Boss beserta variasinya milik
Penggugat);
3. Menyatakan Hugo Boss berserta variasinya milik Penggugat sebagai merek
terdaftar yang telah terdaftar secara sah pertama kali di Negara Indonesia pada
tahun 1989;
4. Menyatakan merek Hugo Boss beserta variasinya milik Penggugat sebagai
merek terkenal;
5. Menyatakan pendaftaran merek-merek sebagaimana tersebut di bawah ini (in
casu merek Tergugat yang disengketakan), yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015, dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
telah mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek terdaftar dan atau
terkenal merek Hugo Boss beserta variasinya milik Penggugat.

11
Putusan MA No. 886K/Pdt.Sus-HKI/2019

11
6. Menyatakan pendaftaran merek-merek sebagaimana tersebut dibawah ini (in
casu merek Tergugat yang disengketakan), yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat dikelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat dikelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
telah menyerupai nama orang terkenal dan atau nama badan hukum Penggugat

7. Menyatakan pendaftaran merek-merek sebagaimana tersebut di bawah ini (in


casu merek Tergugat yang disengketakan) yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

8. Menyatakan pendaftaran merek-merek sebagaimana tersebut di bawah ini (in


casu merek Tergugat yang disengketakan) yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pemdaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
telah didaftaran oleh Tergugat atas dasar itikad tidak baik

12
9. Membatalkan atau menyatakan batal demi hukum pendaftaran merek-merek
sebagaimana tersebut dibawah ini (in casu merek Tergugat yang disengketakan),
yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat dikelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat dikelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat dikelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
10. Memerintahkan turut Tergugat untuk segera mencabut dan mencoret merek-
merek sebagaimana tersebut dibawah ini (in casu merek Tergugat yang
disengketan) dari daftar umum merek, yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat dikelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor Pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2023;
11. Memerintahkan turut Tergugat untuk mengumumkan pembatalan merek-merek
sebagaimana tersebut di bawah ini (in casu Merek Tergugat yang disengketakan)
dalam Daftar Umum Merek yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
12. Memerintahkan turut Tergugat untuk tunduk dan patuh pada putusan ini dan;

13
13. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul atau, apabila
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara berpendapat lain,
Penggugat mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan eksepsi yang pada


pokoknya sebagai berikut:
1. Penggugat telah salah/keliru menentukan objek-objek yang disengketakan (error
in objectum);
2. Gugatan Penggugat inkonsistensi dan tidak sinkron sehingga mengakibatkan
gugatan Penggugat tidak jelas (obscuur libel);
3. Dalam gugatan a quo telah menggunakan dasar hukum yang bersifat retroaktif;

Menimbang bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan gugatan


balik (rekovensi) yang dalam gugatannya memohon kepada Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memberikan putusan sebagai berikut:
Dalam rekovensi:
1. Mengabulkan gugatan rekovensi Penggugat rekovensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan seluruh merek terdaftar yang mengandung kata Hugo milik
Tergugat I rekovensi adalah nama generic (generic name);
3. Memerintahkan Tergugat II rekovensi in casu Direktorat Merek dan Indikasi
Geografis untuk mencatatkan elemen kata Hugo sebagai nama generic (generic
name);
4. Memerintahkan Tergugat I rekovensi untuk tunduk pada isi putusan a quo;
5. Membebankan biaya perkara berdasarkan hukum.
Atau apabila majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono);

Bahwa terhadap gugatan tersebut dalam konvensi dikabulkan untuk seluruhnya


dan dalam rekovensi ditolak seluruhnya oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat dengan Putusan No. 1/Pdt. Sus-Merek/2019/PN Niaga Jkt. Pst.,
tanggal 28 Mei 2019, yang amarnya sebagai berikut:

14
Dalam Konvensi:
Dalam Eksepsi:
 Menolak eksepsi Tergugat;
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan Penggugat sebagai satu-satunya pemilik pertama dan pemegang hak
yang sah atas merek-merek terdafatar dan/atau terkenal Hugo Boss beserta
segala variasi atas merek tersebut (in casu Merek Hugo Boss beserta variasinya)
milik Penggugat;
3. Menyatakan Hugo BOSS (beserta variasinya) milik Penggugat sebagai merek
terdaftar yang telah terdaftar secara sah pertama kali di negara Indonesia pada
tahun 1989;
4. Menyatakan merek Hugo Boss (beserta variasinya) milik Penggugat sebagai
merek terkenal;
5. Menyatakan pendaftaran merek-merek sebagaimana tersebut di bawah ini (in
casu Merek Tergugat yang disengketakan), yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
telah mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek terdaftar dan/atau
merek terkenal Hugo Boss (beserta variasinya) milik Penggugat;
6. Menyatakan pendaftaran merek-merek sebagaimana tersebut di bawah ini (in
casu Merek Tergugat yang disengketakan), yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;

15
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
Telah mempunyai nama orang terkenal dan/atau nama badan hukum Penggugat;
7. Menyatakan pendaftaran merek-merek sebagaimana tersebut di bawah ini (in
casu Merek Tergugat yang disengketakan), yiatu;
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
8. Menyatakan pendaftaran merek-merek tersebut di bawah ini (in casu Merek
Tergugat yang disengketakan), yaitu;
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
telah didaftarkan oleh Tergugat atas dasar itikad tidak baik;
9. Membatalkan atau menyatakan batal demi hukum pendaftaran merek-merek
sebagaimana tersebut di bawah ini (in casu Merek Tergugat yang
disengketakan), yaitu;
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;

16
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
10. Memerintahkan Turut Tergugat untuk segera mencabut dan mencoret merek-
merek sebagaimana tersebut di bawah ini (in casu Merek Tergugat yang
disengketakan) dari Daftar Umum Merek, yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
11. Memerintahkan Turut Tergugat untuk mengumumkan pembatalan merek-merek
sebagaimana tersebut di bawah ini (in casu Merek Tergugat yang disengketakan)
dalam Daftar Umum Merek, yaitu:
a. Merek Hugo Feminine atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000411350 terdaftar tanggal 20 Maret 2014;
b. Merek Hugo Jeans atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor
pendaftaran IDM000467976 tertanggal pendaftaran 29 Juli 2015 dan;
c. Merek Hugo Boy atas nama Tergugat di kelas 25 dengan nomor pendaftaran
IDM000451163 tertanggal pendaftaran 15 Juli 2015;
12. Memerintahkan Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh pada putusan ini:
13. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 916.000
(sembilan ratus enam belas ribu rupiah);
Dalam Rekovensi:
 Menolak gugatan Penggugat Rekovensi seluruhnya;
Dalam Konvensi dan Rekovensi:
 Menghukum Tergugat Konvensi/Pengguat Rekovensi untuk membayar biaya
perkara sebesar Rp. 916.000 (sembilan ratus enam belas ribu rupiah);

17
Menimbang, bahwa sesudah putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat tersebut diucapkan dengan dihadiri kuasa Penggugat dan kuasa Turut
Tergugat pada tanggal 28 Mei 2019, kemudian terhadapnya oleh Pemohon Kasasi
dengan perantaraan kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 10 Juni
2019, diajukan permohonan kasasi pada tanggal 11 Juni 2019, sebagaimana ternyata
dari Akta Pernyataan Permohonan Kasasi No. 17 K/Pdt.Sus-HKI/2019/PN Niaga.
Jkt. Pst., juncto No. 1/Pdt.Sus-Merek/2019/PN Niaga. Jkt. Pst., yang dibuat oleh
Panitera Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat, permohonan tersebut diikuti
dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Niaga
Jakarta Pusat tersebut pada tanggal 25 Juni 2019;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah
diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu
dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu
permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa berdasarkan memori kasasi yang diterima tanggal 25 Juni
2019 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini, Pemohon Kasasi
meminta agar:
1. Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi Teddy Tan;
2. Membatalkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
No. 1/Pdt.Sus-Merek/2019/PN. Niaga. Jkt. Pst., tanggal 28 Mei 2019;

MENGADILAN SENDIRI
Dalam Konvensi:
1. Menolak gugatan Termohon Kasasi/Dahulu Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum Termohon Kasasi/Dahulu Tergugat I untuk membayar biaya
perkara yang timbul atas Permohonan Kasasi ini;
Dalam Rekonvensi:
1. Mengabulkan gugatan rekonvensi Pemohon Kasasi/Dahulu Penggugat
Rekonvensi untuk seluruhnya;

18
2. Menyatakan seluruh merek terdaftar yang mengandung elemen kata Hugo milik
Termohon Kasasi/Dahulu Tergugat I Rekonvensi adalah nama generic (generic
name);
3. Memerintahkan Turut Termohon Kasasi/Dahulu Tergugat II Rekonvensi in casu
Direktorat Merek dan Indikasi Geografis untuk mencatatkan elemen kata Hugo
sebagai nama generic (generic name);
4. Memerintahkan Termohon Kasasu/Dahulu Tergugat I Rekovensi untuk tunduk
pada isi putusan a quo;
5. Membebankan biaya perkara berdasarkan hukum;
Atau, apabila Majelis Hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia yang Mulia
yang memeriksa dan mengadili perkara a quo berpendapat lain, mohon putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
Bahwa setiap memori kasasi tersebut, Termohon Kasasi telah mengahukan
kontra memori kasasi tanggal 24 Juli 2019 yang pada pokoknya menolok
permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat:
Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti memori
kasasi tanggal 25 Juni 2019 dan kontra memori kasasi tanggal 24 Juli 2019
dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti dalam hal ini Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak salah menerapkan hukum dengan
pertimbangan sebagai berikut:
Bahwa merek-merek Tergugat, yaitu Hugo Feminine Nomor Pendaftaran
IDM000411350, Hugo Jeans Nomor Pendaftaran IDM000467976 dan merek Hugo
Boy Nomor Pendaftaran IDM000451163, terbukti mempunyai persamaan pada
pokoknya dengan merek Hugo Boss beserta variasinya milik Penggugat yang telah
terdaftar lebih dulu pada Turut Tergugat;
Bahwa merek Hugo Boss milik Penggugat merupakan merek terkenal yang telah
terdaftar diberbagai negara di dunia dan merupakan nama badan hukum Penggugat;

19
Bahwa Tergugat terbukti beritikad tidak baik ketika mendaftarkan mereknya.
Sehingga merek-merek Tergugat tersebut harus dibatalkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata bahwa
putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara ini
tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan
kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi TEDDY TAN tersebut harus ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi
ditolak, maka Pemohon Kasasi harus dihukum untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini;
Memperhatikan, Undang Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan
perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan
perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI
1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi TEDDY TAN tersebut;
2. Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat
kasasi sebesar Rp5.000.000 00 (lima juta rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada hari
Selasa, tanggal 29 Oktober 2019 oleh H. Hamdi, S.H., M.Hum., Hakim Agung yang
ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis Sudrajad Dimyati,
S.H., M.H., dan Dr. H. Panji Widagdo, S.H., M.H., Hakimhakim Agung sebagai
Hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga
oleh Ketua Majelis dengan dihadiri para anggota tersebut dan Febry Widjajanto,
S.H., M.H., Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh para pihak.

20
21
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Prosedur pendaftaran merek internasional di Indonesia dilakukan berdasarkan
UU MIG Pasal 52 yang kemudian diatur lebih lanjut dalam PP Protokol Madrid.
Pihak dari luar negeri jika ingin mendaftarkan mereknya di Indonesia harus terlebih
dahulu menyerahkan permohonan pendaftaran mereknya kepada biro internasional
yang kemudian oleh biro internasional akan diteruskan kepada Menteri.
Permohonan pendaftaran merek internasional dari luar negeri ke Indonesia juga
dapat dilakukan secaraelektronik melalui Aplikasi Merek yang diluncurkan oleh
DJKI.Perlindungan hukum yang diperoleh pemegang hak merek terkenal HUGO
BOSS adalah secara preventif yaitu dengan pendaftaran merek yang diatur dalam
UU MIG, Permenkumham No. 67 Tahun 2016 jo. Permenkumham 12 Tahun 2021,
PP Protokol Madrid. 12 Selain perlindungan hukum secara preventif, HUGO BOSS
juga mendapatkan perlindungan hukum secara represif yaitu mengajukan gugatan
pembatalan merek ke Pengadilan Niaga serta mengajukan kasasi kepada Mahkamah
Agung.

4.2 Saran
Penulis menyadari banyak kekurangan dan keterbatasan dalam muatan materi
makalah ini, demikian masih terdapat banyak fokus pembahasan dalam aspek
hukum yang dapat dikaji mengenai perlindungan hukum pemegang hak merek.
Disarankan bagi akademisi yang kemudian terdorong mengkaji dalam tema yang
sama untuk menggunakan variable dan pendekatan aspek hukum yang baru
sehingga artikel makalah ini dapat digunakan sebagai bahan penunjang atas
pembuatan artikel terkait yang lainnya.

12
Ida, dkk, 2022. Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak Merek Terkenal Hugo Boss Dari
Peniruan. Jurnal Ilmu Agama dan Ilmu Hukum: Vyavahara Duta,
http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/vd/article/view/1976. Diakses pada Minggu 5 November 2023
pukul 11:07

22
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Jurnal


Abdul Kadir Muhammad, 2001. Kajian Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual.
Bandung: Cipta Aditya Bakti. Hlm. 68

Rita Teresia, 2015. Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Pemilik Lagu Atas
Perbuatan Pengunduhan Lagu Melalui Situs Tanpa Bayar Di Inyernet.
Skripsi, Program Sarjana Hukum Universitas Pekanbaru Riau. Hlm. 10

Hasbir Paserangi, 2011. Perlindungan Hukum Hak Cipta Software Program


Komputer Di Indonesia. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, Fakultas Hukum
UII: Vol. 18 Oktober 2011. Hlm. 24

Henry Soelistyo, 2011. Hak Cipta Tanpa Hak Moral. Jakarta: Rajawali Press. Hlm.
21

Satya Arinanto dan Ninuk Triyanti, 2001. Memahami Hukum Dari Konstruksi
Sampai Implementasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo. Hlm. 11

Desy, Abraham, 2022. Akibat Hukum Terhadap Pelaku Usaha Yang Melakukan
Pelanggaran Hak Atas Merek. Bureaucracy Journal: Indonesia Journal of
Law and School,
https://bureaucracy.gapenas-publisher.org/index.php/home/article/downloa
d/157/176/207#:~:text=Dalam%20kasus%20seperti%20ini%2C
%20tindak,Merek%20pasal%2090%20hingga%2095. Diakses pada Kamis
2 November 2023 pukul 00:20.

Ida, dkk, 2022. Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak Merek Terkenal
Hugo Boss Dari Peniruan. Jurnal Ilmu Agama dan Ilmu Hukum:
Vyavahara Duta,
http://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/vd/article/view/1976. Diakses pada
Minggu 5 November 2023 pukul 11:07

Sumber Undang-Undang
1. Undang-Undang Merek 1885
2. Undang-Undang Paten 1910
3. Undang-Undang Hak Cipta 1912
4. Undang-Undang No. 21 Tahun 1961 tentang Merek dan Merek Perniagaan
5. Undang-Undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek

23
6. Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
7. Undang-Undang No. 20 Tahun 2006 tentang Merek dan Indikasi Geografis
8. Permenkumham No. 67 Tahun 2016 jo. Permenkumham No. 12 Tahun 2021
9. PP Protokol Madrid
10. Putusan MA No. 886K/Pdt.Sus-HKI/2019
11. Perjanjian Trade Related Aspects of Intelectual Property Rights (Trips)

24

Anda mungkin juga menyukai