Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

ETIKA PROFESI

Dosen :
M.M Hizbullah Sesunan S.T.,M.T.
DIANA LISA

OLEH:

NOVA TRI HASTUTI


1405081051

ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

Arsitek
PENGERTIAN

Arsitek di depan papan gambarnya, 1893.

Arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau
ahli lingkungan binaan.

Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang


bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan
mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang
memengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah
sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek
sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup
kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih
tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli
rancang bangun atau lingkungan binaan.

Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton
(master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu).

Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari
pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di
lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam
proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk
mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan
di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau
membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.

Profesi Arsitek adalah keahlian dan kemampuan penerapan di bidang


perencanaan-perancangan arsitektur dan pengelolaan proses pembangunan
lingkungan binaan, yang menjadi nafkah serta ditekuni secara terus menerus dan
berkesinambungan

Praktek Profesi adalah penerapan keahlian dan kemampuan profesional di


bidang tertentu yang memiliki resiko serta konsekuensi tanggungjawab /
responsibility, tanggunggugat / liability dan tanggungbayar / accountability

Arsitektur adalah wujud hasil perencanaan dan perancangan di bidang jasa


konstruksi meliputi tata bangunan, tata ruang, dan tata lingkungan, yang setidak-
tidaknya memenuhi kaidah fungsi, konstruksi, dan estetika yang mencakup
keselamatan, kenyamanan 

Sarjana arsitektur adalah seseorang yang telah lulus dalam bidang arsitektur dari
suatu pendidikan tinggi

Arsitek  adalah seorang ahli dalam bidang arsitektur yang mempunyai


kompetensi untuk melakukan praktik arsitek
Praktik arsitek adalah kegiatan kerja yang dilakukan oleh arsitek (di bidang
arsitektur)

Profesi arsitek  adalah penerapan praktik arsitek sebagai sumber nafkah utama
secara purna waktu dan berkesinambungan

KELEMBAGAAN

1. APTARI dan IAI sepakat dan menyatakan bahwa profesi Arsitek adalah
berbeda dengan profesi Insinyur. Hal ini berdasarkan kajian bahwa
rujukan kelembagaan di tingkat internasional kedua profesi ini berbeda
(IAI ke Union International Architect – UIA – sementara insinyur ke
International Engineering Alliance – IEA). Kedua profesi mempunyai
masa studi yang menjadi standar minimal yang berbeda yaitu Arsitek
minimal 5 tahun pendidikan formal dan 2 tahun magang sementara
Insinyur tidak ada batasan yang spesifik tentang masa studi. Perbedaan
tersebut juga telah dikonfirmasi oleh PII. Rincian perbedaan kedua profesi
ini dapat dilihat pada Lampiran surat ini. Perkembangan pendidikan
arsitek yang mengarah pada pembedaan secara lebih tegas dengan
pendidikan insinyur tersebut tak lepas dari sejarah perkembangan
pendidikan arsitektur. Di awal mula pendidikan arsitek dan insinyur sipil
memang menjadi satu karena Indonesia berkiblat pada tradisi baukunde
Negeri Belanda. Di tahun 1996, terjadi perubahan besar dengan
pemberlakuan alur pendidikan akademik, yang ditandai perubahan dari
160 sks untuk S1 (pendidikan profesional 5 tahun) menjadi minimum 144
sks dengan masa studi menjadi 4 tahun. Selain itu, gelar Insinyur (Ir) yang
semula diberikan kepada lulusan S1 Arsitektur 5 tahun, berubah menjadi
Sarjana Teknik (ST). Selanjutnya sejak tahun 2000an berangsur-angsur
pendidikan arsitektur di Indonesia mengadopsi tradisi UIA dan mengubah
gelar menjadi Sarjana Arsitektur (S.Ars). Di tahun 2009, IAI
mengeluarkan kebijakan berupa penerbitan kerjasama pengembangan
program Pendidikan Profesi Arsitek selama 1 tahun dengan beberapa
universitas, dan oleh karenanya maka pembedaan kedua profesi tersebut
telah ditegaskan.
2. Karena urgensi pengakuan di tingkat Masyarakat Ekonomi ASEAN dan
internasional, maka APTARI danIAI memohon dengan sangat bahwa
masa studi untuk menjadi Arsitek profesional perlu diatur secara eksplisit
oleh Pemerintah melalui Peraturan Menteri. Peraturan ini akan memberi
legitimasi formal terhadap klaim APTARI dan IAI di tingkat internasional
bahwa masa studi formal untuk menjadi profesi Arsitek di Indonesia telah
selaras dengan persyaratan internasional (minimal 5 tahun) dengan skema
4 + 1 (4 tahun jenjang sarjana dan 1 tahun jenjang profesi). Rincian
Standar dan Syarat Pendirian telah terkaji secara mendalam dan telah
disepakati oleh seluruh elemen pendidikan dan profesi di Indonesia
melalui Program Revitalisasi Bidang Ilmu “Penyusunan Standar
Pendidikan, Kurikulum, dan Capaian Pembelajaran (Learning Outcome)
Pendidikan Profesi Arsitek” yang merupakan Hibah dari Direktorat
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan tahun 2015. Kami juga
mengharapkan agar ijin pendirian prodi baru Profesi Arsitek dapat segera
direalisasikan terutama terhadap Universitas yang telah bekerja sama
dengan IAI.

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 28 tentang Kewajiban dan Hak Arsitek

(1) Kewajiban dan Tanggungjawab Arsitek

Dalam hal berprofesionalisme, setiap para profesional mempunyai aturan dan hak
kewajiban masing – masing yang sudah diatur dalam UU, seperti halnya dalam profesi
seorang Arsitek, yang di atur dalam pasal 28 yang berlandaskan pada UUD pasal 27 ayat
2 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan”.
Pasal 28
Kewajiban dan Hak Arsitek
Dalam melakukan tugas profesi, maka arsitek mempunyai kewajiban antara lain
sebagai berikut :

 Memberikan keahlian dan kemampuannya sesuai dengan standar kinerja


keahlian arsitek bersertifikat IAI serta wajib tunduk pada Kode Etik
Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek.
 Memenuhi syarat-syarat Kerangka Acuan Kerja/ KAK Perencanaan
Perancangan yang ditentukan oleh Pengguna Jasa pada setiap tahap
pekerjaan, kecuali apabila syarat-syarat tersebut tidak dapat dilaksanakan
oleh Arsitek dan mengenai hal tersebut telah diberitahukan kepada
Pengguna Jasa sebelum atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
 Mengindahkan dan menguasai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku bagi terlaksanannya penyelenggaraan konstruksi.
 Melakukan tugas koordinasi pekerjaan perencanaan perancangan dengan
ahli atau sekelompok ahli/ konsultan lainnya, baik yang ditunjuk langsung
oleh Pengguna Jasa ataupun oleh Arsitek, agar proses perencanaan
perancangan dapat memenuhi sasaran mutu, waktu dan biaya.
 Ketidaksempurnaan/ kesalahan pekerjaan dalam bidang  perencanaan
perancangan menjadi tanggungjawab masing-masing ahli/ konsultan
bidang yang bersangkutan.
 Melakukan pengawasan berkala atau pemeriksaan konstruksi, agar
konstruksi dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar perencanan
perancangan, Rencana Kerja dan Syarat-syarat / RKS serta ketentuan-
ketentuan lain yang berlaku.

(2)   Hak dan Wewenang Arsitek

Dalam melakukan tugas profesionalnya, maka Arsitek berhak dan berwenang :

 Mendapatkan Imbalan Jasa atas layanan jasa profesional yang telah


dikerjakan sesuai ketentuan yang berlaku
 Mendapatkan Imbalan Jasa tambahan apabila Pengguna Jasa melakukan
penambahan penugasan atau melakukan permintaan perubahan
perencanaan perancangan atas rancangan yang telah disetujui sebelumnya.
 Menolak segala bentuk penilaian estetika atas hasil karyanya oleh
Pengawas Terpadu ataupun oleh Pengguna Jasa.
 Mengembalikan penugasan yang telah diberikan kepadanya karena alasan-
alasan :

1. Pertimbangan dalam dirinya


2. Akibat hal yang diluar kekuasaan kedua belah pihak (force Majeure)
3. Akibat kelalaian Pengguna Jasa

 Mengajukan perubahan perencanaan perancangan dan mengambil


tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk memenuhi persyaratan
konstruksi dan segera menginformasikan kepada Pengguna Jasa atas
perubahan tersebut, termasuk perubahan waktu dan biaya yang diakibatkan
atas perubahan tersebut yang akan menjadi beban pihak Pengguna Jasa.
 Dalam  pengawasan berkala arsitektur, maka Arsitek mempunyai hak dan
wewenang untuk :

1. Memerintahkan Pelaksana Konstruksi secara tertulis melalui Pengawas


Terpadu untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan persetujuan terlebih
dahulu dari Pengguna Jasa, dengan syarat  jumlah biaya pekerjaan
tambahan tersebut tidak melebihi biaya yang telah dialokasikan untuk
pekerjaan tersebut, dan atau tidak melebihi biaya yang dialokasikan untuk
pekerjaan tidak terduga, dan atau tidak melebihi 10 % dari biaya
konstruksi.
2. Menilai pembayaran angsuran tahap pekerjaan konstruksi yang telah
diselesaikan dan menjadi hak Pelaksana Konstruksi, sesuai dengan
penilaian besarnya bobot prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan
sampai dengan waktu tertentu, yang kemudian direkomendasikan kepada
Pengguna Jasa untuk melaksanakan pembayaran angsuran pekerjaan
pelaksanaan konstruksi.
Kami asumsikan yang anda sebut sebagai developer/ kontraktor tersebut adalah
penyedia jasa konstruksi. Untuk badan usaha demikian, memang ada
peraturannya, antara lain dalam :

1)     Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi (“Uu


18/1999”)

2)     Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung (“Uu


28/2002”) Dan

3)     Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan Dan


Permukiman

Pasal 1 angka 4 UU 18/1999, penyedia jasa konstruksi adalah orang perseorangan


atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi.
Undang-undang ini selanjutnya mengatur mengenai kualifikasi dan sertifikasi
yang wajib dimiliki oleh penyedia jasa konstruksi,

DASAR HUKUM:

1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen


2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

Prinsip-Prinsip Dan Syarat-Syarat Arsitek

Untuk bisa menjadi Arsitek profesional tentu ada prinsip- prinsip dan syarat- syaratnya.
Antara lain adalah:

Prinsip- prinsipnya adalah:

1. Arsitek haruslah memiliki integritas baik, diantaranya adalah dengan menguasai


tanggung jawab dan prinsip- prinsip Arsitek pada pekerjaan yang digelutinya.
Arsitek harusnya mengetahui dengan detail apa saja yang menjadi tugasnya. Dan
dapat menyampaikan layanan jasa Arsitek secara bertanggung jawab. Sesuai
dengan pedoman yang telah dikeluarkan IAI ( Ikatan Arsitek Indonesia ). Sebagai
berikut:
a. Memiliki persyaratan yang diminta dalam kerangka acuan penugasan.
b. Arsitektur
c. Menguasai serta mematuhi perundangan dan peraturan yang berlaku.
d. Kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam bidang perencanaan adalah
tanggung jawab masing- masing ahli atau konsultan yang bersangkutan,
tapi Arsitek tetap merupakan pihak yang memegang kendali kinerja tim
secara keseluruhan.
e. Melaksanakan tugas koordinasi bersama konsultan lain atau ahli.
f. Melaksanakan tugas pengawasan secara berkala atau pemeriksaan
pelaksanaan kontruksi.

Syarat- Syarat Menjadi Arsitek

Pemilihan seorang arsitek yang baik itu tidaklah mudah dan tidak segampang
seperti yang kita pikirkan dan kita kira, karena banyak hal yang penting yang
harus kita pikirkan saat memilih arsitek atau konsultan arsitek untuk rumah
impian Anda, berikut tulisan yang saya kutip dari website IAI (Ikatan Arsitek
Indonesia) :

Pengenalan

Dalam proses awal, maka ada beberapa panduan ringkas yang bisa Anda jalankan
sebagai tahap pengenalan akan tingkat kemampuan dan kualitas calon arsitek
Anda:

1. Arsitek Profesional IAI dilengkapi dengan Sertifikat Ke-Ahlian (SKA) yang


diberikan dan diperpanjang dengan syarat-syarat yang ketat. SKA yang
dikeluarkan oleh IAI tidak bisa dibeli sembarangan hanya karena uang, karena
pada setiap pengajuannya setiap arsitek wajib memenuhi persyaratan-persyaratan
yang sesuai dengan standar kompetensi Internasional (untuk SKA Utama) dan
Nasional (untuk SKA Madya dan Pratama). Setiap arsitek yang memiliki SKA
IAI, sangat terikat dengan kode etik keprofesian organisasi IAI. Anda bisa
meminta kepada calon arsitek anda untuk menunjukkan bukti SKA yang mereka
miliki.
2. Anda dapat meminta contoh-contoh proyek yang pernah mereka tangani,
dengan mengharapkan penjelasan yang lebih rinci tentang proyek-proyek itu
secara mendetail untuk membuktikan keterlibatan mereka dan kesuksesan proyek
tersebut.

Pemilihan

Dalam proses memilih dan menyaring dari beberapa daftar calon konsultan
arsitek, Anda dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan dasar yang bisa
memberikan Anda kepastian tentang komitmen sang calon arsitek dalam melihat
prioritas proyek Anda dalam agenda kerjanya.

1. Apa yang paling penting untuk dibahas dan dipertimbangkan dalam proyek
Anda menurut sang Arsitek?

2. Apa tantangan dari proyek ini?

3. Bagaimana sang Arsitek akan mengumpulkan informasi mengenai proyek ini?

4. Siapakah dalam firma/biro mereka yang akan menjadi penghubung Anda?


Apakah orang yang sama dengan yang mendesain? Siapakah yang akan
mendesain?

5. Seberapa tertariknya sang Arsitek dalam proyek ini?

6. Seberapa sibuknya sang Arsitek saat ini?

7. Apa yang membedakan sang Arsitek ini dengan yang lain?

8. Bagaimana sang Arsitek menetapkan standar biaya jasanya?

Penentuan

Dalam menentukan arsitek yang tepat bagi proyek Anda, maka Anda harus
mempertimbangkan bahwa nilai biaya jasa yang paling murah bukanlah
segalanya. Pekerjaan keprofesian arsitek adalah mengenai pemberian pelayanan
yang paling maksimal sesuai dengan standar minimal keprofesian yang harus
diberikan oleh sang Arsitek dalam proyek Anda.
Batas-batas pekerjaan konsultan arsitek harus dibahas secara jelas pada awal
perjanjian kerja sama agar terhindar kesalahpahaman profesi dan/atau kekeliruan
spesifikasi pekerjaan.

Para pengguna jasa dan arsitek yang digunakannya harus dapat saling memahami
lebih dulu tentang rencana dan rancangan yang dikehendaki oleh kedua pihak,
agar pada pelaksanaannya dapat terhindar biaya berlebihan karena kesalahan
konstruksi atau misinterpretasi desain. Oleh karena itu, para pengguna jasa harus
dapat menemukan calon Arsitek yang dapat berkomunikasi dengannya secara baik
dan dapat memahami keinginannya.

Anda mungkin juga menyukai