Aspek Hukum
dan Etika
Profesi
Aturan Hukum
Terkait Desain Interior
03
Desain dan Seni Desain Interior 1A6202EL Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM
Kreatif
Abstract Kompetensi
Disampaikan mengenai peraturan Mahasiswa mampu memahami
perundangan terkait desain dan mengenali peraturan
interior, antara lain berupa perundangan yang berlaku yang
Undang-Undang, Peraturan berhubungan dengan kegiatan
Pemerintah, Peraturan Menteri, desain interior yang akan mereka
Peraturan Gubernur, dan lain-lain. hadapi di lapangan nantinya.
Dasar-dasar Hukum
Berbagai kegiatan tidak terlepas dari peraturan perundangan yang mengikat dan
mengatur ketertiban, kelancaran, dan keefektifan kegiatan tersebut. Desain interior
sebagai bagian dari kegiatan pembangunan meskipun dalam lingkup yang lebih kecil
tetaplah harus mengikuti dan taat pada aturan yang berlaku.
2015 Aspek Hukum dan Etika Profesi - Modul 03 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 http://www.mercubuana.ac.id
Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia”.
Peraturan lain yang juga penting dalam kegiatan pembangunan adalah Undang-
Undang tentang Jasa Konstruksi dimana diatur hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembangunan (konstruksi) dan para pihak yang terlibat dalam kegiatan
pembangunan. UU tentang Jasa Konstruksi diterbitkan pada tahun 1999 terdiri dari
12 Bab dan 46 Pasal.
Hal-hal yang diatur dalam UU Jasa Konstruksi antara lain adalah tentang Usaha
Jasa Konstruksi, Pengikatan Pekerjaan Konstruksi, Kontrak Kerja Konstruksi,
Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi, Kegagalan Bangunan, Peran Serta
Masyarakat, dan Penyelesaian Sengketa.
2015 Aspek Hukum dan Etika Profesi - Modul 03 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 http://www.mercubuana.ac.id
Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM
UU Jasa Konstruksi telah mempunyai Peraturan Pelaksanaannya berupa Peraturan
Pemerintah nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta Masyarakat Jasa
Konstruksi, dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi yang terdiri dari 5 Bab dan 16 Pasal.
2015 Aspek Hukum dan Etika Profesi - Modul 03 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 http://www.mercubuana.ac.id
Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM
Untuk menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung yang bertanggung jawab
terhadap lingkungan dan pemanfaatan sumber daya yang efisien, beberapa tahun
sebelum Pergub tersebut terbit, pada tahun 2009 di Indonesia telah berdiri asosiasi
yang dinamakan Konsil Bangunan Hijau Indonesia (Green Building Council of
Indonesia - GBCI). GBCI merupakan emerging member dari World Green Building
Council – WGBC. Organisasi ini berpusat di Toronto, Canada beranggotakan 102
negara, dan hanya terdapat satu Green Building Council di setiap Negara.
GBC Indonesia diselenggarakan oleh sinergi antara para stakeholder, meliputi:
Profesional bidang jasa konstruksi,
kalangan industry sektor bangunan dan properti,
pemerintah,
institusi pendidikan & penelitian,
serta asosiasi profesi dan masyarakat peduli lingkungan.
Salah satu program GBCI adalah sertifikasi bangunan hijau di Indonesia
berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut Greenship.
Sumber: GBCI
Seperti terlihat pada gambar di atas, komponen terbesar Greenship Rating System
adalah energy efficiency and refrigerant sebesar 30,2%, sedangkan untuk building
environment management sebesar 12,5%, dan komponen terkecil adalah material
resources & cycle sebesar 8,3%.
Standardisasi
Ketentuan yang juga harus diketahui dan dipahami oleh para interior designer adalah
Standar-standar baik nasional maupun internasional. Standar yang disusun oleh
2015 Aspek Hukum dan Etika Profesi - Modul 03 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 http://www.mercubuana.ac.id
Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM
Indonesia lebih banyak mengadopsi standar internasional yang telah lebih maju
dalam penyusunan standarnya. Bila belum tersedia standar Indonesia (SNI –
Standar Nasional Indonesia) maka standar internasional dapat dijadikan acuan.
Untuk desain interior terdapat beberapa standar /SNI yang tersedia terutama yang
berkaitan dengan kenyamanan dalam ruang (thermal, dan visual).
Telah banyak SNI diterbitkan dalam rangka penyediaan ruang yang nyaman dan
aman namun implementasinya masih berupa himbauan, belum merupakan standar
yang wajib diterapkan dalam setiap produk maupun prosesnya. Namun demikian,
Pemerintah melalui keputusan beberapa kementerian, antara lain: Kementerian
ESDM, Kementerian Perindustrian, Kementerian PU telah mewajibkan beberapa SNI
untuk diberlakukan.
2015 Aspek Hukum dan Etika Profesi - Modul 03 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 http://www.mercubuana.ac.id
Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM
2. Perjanjian Kerja
Hubungan kerja antara pemberi tugas dan desainer interior diikat dalam suatu
perjanjian tertulis yang memiliki kekuatan hokum, di dalamnya tercantum rincian
keterangan – keterangan yang jelas dan tegas tentang sifat, macam, dan lingkup
pekerjaan, ketetapan batas waktu penugasan, besarnya imbalan jasa, cara dan
tahap pembayarannya, serta berbagai hal yang terkait dengan adanya perikatan
hubungan kerja ini.
2015 Aspek Hukum dan Etika Profesi - Modul 03 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 http://www.mercubuana.ac.id
Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM
estimasi awal biaya pelaksanaan. Pradesain dimaksudkan sebagai bahan
diskusi dan pertimbangan bagi pemberi tugas.
Perkiraan rencana anggaran biaya (RAB)
b. Pengembangan Desain
Setelah pradesain disetujui oleh pemberi tugas, desainer interior melanjutkan
pekerjaan pengembangan desain dengan kelengkapan gambar-gambar
denah seperti kondisi eksisting, furniture, plafon, titik lampu, titik elektrikal,
data, telepon dan komunikasi, rencana pemakaian material, partisi berikut
kusen dan pintu, finishing dinding, laintai dan plafond, pola lantai, serta
skema material. Termasuk juga gambar tampak potongan interior, gambar
detail, dan pengolahan khusus yang akan menjadi bagian utama dari
dokumen pelelangan.
c. Dokumen Pelelangan
Atas dasar pengembangan desain yang telah disetujui, disusun dokumen
pelelangan yang mencakup pelelangan:
Gambar Kerja
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
Spesifikasi teknis
Lingkup dan volume pekerjaan (bill of quantity)
Dokumen pelelangan harus dalam bentuk cetakan yang telah disetujui oleh
desainer interior dan pemberi tugas. Informasi yang telah dipersiapkan itu
kemudian dapat diterbitkan sebagai dokumen pelelangan atau dokumen
lelang.
d. Pelelangan
Desain interior membantu pemberi tugas dalam mempersiapkan dan
menyelenggarakan pelelangan dengan cara:
Melakukan prakualifikasi atau kualifikasi pendahuluan dari calon
kontraktor yang akan diundang.
Menyiapkan dokumen lelang sesuai dengan cjumlah calon kontraktor
yang diundang.
Memberikan penjelasn teknis dan desain pada rapat penjelan untuk
persiapan penawaran calon kontraktor.
Membantu pemberi tugas melakukan evaluasi, klarifikasi, dan negosiasi
terhadap penawaran peserta lelang.
Memberikan rekomendasi calon pemeang lelang kepada pemberi tugas.
e. Pengawasan Berkala
2015 Aspek Hukum dan Etika Profesi - Modul 03 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 http://www.mercubuana.ac.id
Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM
Setelah dilakukan penunjukan kontraktor secara resmi oleh pemberi tugas,
desainer interior mulai melakukan tugas pengawasan berkala saat melakukan
kunjungan ke lokasi proyek, yaitu sebagai berikut :
Sebelum pekerjaan pelaksanaan mengadakan dan memimpin rapat awal
kordinasi dengan kontraktor, subkontraktor, pemasok, dan pihak lain yang
sangat terkait dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
Melakukan pengawasan berkala di lokasi terhadap kuantitas dan kualitas
pekerjaan yang dilaksanakan.
Memberi bimbingan dalam melaksanakan pekerjaan bila diperlukan,
tetapi tidak berfungsi sebagai konsultan pengawas.
Membuat gambar-gambar penjelasan tambahan yang dianggap perlu
untuk lebih bisa dimengerti dan menjelaskan apa yang sudah dinyakatan
dalam gambar-gambar kerja pada dokumen pelaksanaan.
Mengetahui dan memberi persetujuan atas penilaian konsultan pengawas
terhadap pekerjaan kontraktor, sehigga kontraktor mendapatkan haknya
atas tahap pembayaran sesuai dengan prestasi yang telah dicapai.
Desainer interior berhak menolak pekerjaan yang ternyata tidak sesuai
dengan desain interior dan wajib memberikan soslusi di lapangan memali
rapat kordinasi dengan konsultan pengawas.
Menyiapkan defec list untuk penyempurnaan, pelengkapan, dan
penyesuaian pekerjaan yang masih perlu dilakukan, sesuai dengan
ketetapan terhadap desain interior yang harus dilaksanakan.
Dalam pengawasan berkala, desainer interior bertindak mewakili pemberi
tugas dan dilakukan sedikitnya sekali dalam 4 minggu dan sebanyak –
banyaknya 1 minggu sekali.
2015 Aspek Hukum dan Etika Profesi - Modul 03 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 http://www.mercubuana.ac.id
Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM
Adalah pekerjaan lain yang memerlukan keahlian khusus diluar keahlian
desain interior, seperti gambar-gambar dan perhitungan konstruksi, termasuk
gambar- gambar instalasi lainnya yang harus di buat oleh ahli-ahli khusus
yang diusulkan oleh desainer interior. Bila telah disepakati, para ahli itu akan
ditunjuk secara resmi oleh pemberi tugas.
Imbalan jasa untuk para ahli tersebut ditentukan secara terpisah dan diajukan
langsung kepada pemberi tugas.
Bila para ahli tersebut bekerja atas nama desainer interior, maka pembayaran
imbalan jasa ditentukan oleh desainer interior dan menjadi bagian dari
imbalan jasanya. Dalam hal ini, desainer interior menjadi penanggung jawab
dari seluruh pekerjaan mereka dan oleh karena itu semua kententuan
mengenai lingkup pekerjaan khusus di dalam prosedur yang sudah di
tentukan tidak berlaku.
2015 Aspek Hukum dan Etika Profesi - Modul 03 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 http://www.mercubuana.ac.id
Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM
Daftar Pustaka
1. UUD 1945
2. UU no 18/1999 tentang Jasa Konstruksi
3. UU no 28/2002 tentang Bangunan Gedung
4. UU no 19/2002 tentang Hak Cipta
5. Peraturan Pemerintah no 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28/2002
6. Peraturan Gubernur DKI no 38/2012 tentang Bangunan Gedung Hijau
7. Standar- Standar Nasional Indonesia
2015 Aspek Hukum dan Etika Profesi - Modul 03 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 http://www.mercubuana.ac.id
Anggi Dwi Astuti S.Ds, MM