Anda di halaman 1dari 18

Sejarah Asuransi

4.000 SM – lembah sungai Tigris (Irak)


Pengaturannya – 2.100 SM – Code
Hammurabbi pada zaman kerajaan
Babilonia. Asas “Semua untuk satu”
Iskandar Zulkarnain – premi tetap
Pada abad pertengahan bentuk pinjaman
dikenal dengan nama “Bottomry” dan
“Respondentia”
Metode sama pada zaman Babilobia 3.000
SM di kawasan Laut Tengah
Dan 600 SM di India
Menurut Van Barneveld
Asuransi modern berakar pada cagak
hidup dan Bottomry
“Seseorang yang atas tanggungan dan
resikonya sendiri menyuruh
mengangkut barang melalui laut, maka
ia perlu meminjam uang dari seorang
pelepas uang. Jika kapalnya selesai
berlayar, maka ia harus membayar
kembali uang yang dipinjam, ditambah
dengan bunga yang tinggii”
Maksud…nya
Dari pihak pemberi pinjaman:
menanggung risiko transportasi,
dengan memperoleh keuntungan dan
bunga yang tinggi yang sudah
disepakati
Dari pihak peminjam: menerima
tanggungan atas risiko pelayaran,
dengan memberikan pembayaran yang
sudah disepakati pula, dengan maksud
agar ia tidak kehilangan modalnya
sama sekali
Alquran Surat Yusuf Ayat 43-49
SEJARAH ASURANSI DI
INDONESIA

•Penjajahan sampai tahun 1942


•Zaman sesudah PD II atau zaman
kemerdekaan
Periode Sebelum Tahun
1945

•Didominasi oleh perusahaan-


perusahaan Belanda
•Pertengahan abad 19 mulai
beroperasi perusahaan
perusahaan asuransi kerugian
dan asuransi jiwa
Periode Sesudah Tahun 1945

Perusahaan asuransi yang didirikan


oleh Bank Negara Indonesia tahun 1950
adalah Maskapai Asuransi Indonesia
Pengertian Asuransi
Asuransi atau Pertanggungan adalah:
suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan diderita karena suatu
peristiwa yang tak tertentu.

Pasal 246 KUHD


Pengertian Asuransi
Asuransi atau Pertanggungan adalah: Perjanjian
antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggalnya atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan

Pasal 1 angka (1) UU No. 2 Tahun 1992


Perbedaan Pengertian Asuransi Antara
UU No. 40 Tahun 2014 vs Pasal 246
KUHD
1. Meliputi asuransi kerugian 1. Tidak ada
dan Asuransi Jiwa ketentuan
2. Meliputi kepentingan pihak mengenai Asuransi
ke-3 Jiwa.
3. Meliputi objek asuransi 2. Tidak ada
berupa benda, kepentingan ketentuan
yang melekat atas benda, tersebut.
sejumlah uang, dan jiwa 3. Objek asuransi
berupa jiwa
manusia.
manusia tidak ada.
4. Meliputi peristiwa kerugian 4. Peristiwa
pada benda objek asuransi meninggalnya
dan peristiwa meninggalnya seseorang tidak
seseorang. terdapat.
Unsur-Unsur Asuransi

1. Pihak-pihak
2. Status pihak-pihak
3. Objek asuransi
4. Peristiwa asuransi
5. Hubungan asuransi
Pertanyaan ?

Masuk golongan
persetujuan
manakah asuransi
itu ?
Menurut Prof. Dr.
Wirjono Prodjodikoro

Asuransi masuk golongan


persetujuan untung-untungan
( kansovereenkomst )
Menurut Dorhout Mees

Pembuat Undang-undang
memasukan asuransi ke dalam
perjanjian untung-untungan,
seperti perjudian dan pertaruhan
Apakah Persetujuan Untung-untungan itu ?

Menurut Pasal 1774 KUH Perdata:


Suatu Persetujuan untung-untungan adalah suatu
perbuatan yang hasilnya, mengenai untung
ruginya, baik bagi semua pihak, maupun bagi
sementara pihak, bergantung pada suatu kejadian
yang belum tentu

Demikian adalah : Persetujuan Pertanggungan


Bunga Cagak Hidup (Liffrente)
Perjudian
Pertaruhan
Pasal 1788 KUH
Perdata

“Undang-undang tidak memberikan


suatu tuntutan hukum dalam
halnya suatu hutang yang terjadi
karena perjudian atau pertaruhan”
Asuransi Bukan Untung-Untungan

1. Pengalihan resiko diimbangi


premi
2. Kepentingan syarat mutlak
3. Gugatan melalui Pengadilan
Fungsi Lembaga asuransi
Menurut Prof. Sri Redjeki
Hartono

1. Sebagai Lembaga
Pelimpahan Risiko
2. Sebagai Lembaga Penyerap
Dana

Anda mungkin juga menyukai