Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM ASURANSI

Nama : Bintang Fatahillah

NIM : 21310004

Kelas/Semester : Paralel A/IV

Jurusan : Ilmu Hukum

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberikan kesehatan dan
kesempatannya kepada kita semua, terutama kepada saya sebagai penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Hukum
Asuransi.

1
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar...............................................................................................…. 1

Daftar Isi........................................................................................................…. 2

Bab I..............................................................................................................…. 3

Pendahuluan...................................................................................…………… 3

1.1 Sejarah Asuransi di Dunia.........................................…………………….. 3

1.2 Sejarah Asuransi di Indonesia..................................…………………….. 3

Bab II.............................................................................................................… 6

2.1 Pengertian Asuransi........................................................................……… 6

2.2 Manfaat Asuransi............................................................................………. 6

2.3 Jenis Asuransi..................................................................................……... .7

Bab III............................................................................................................… 9

Kesimpulan...........................................................................................…….… 9

Daftar Pustaka......................................................................................………. 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Asuransi di Dunia


Sekitar tahun 2250 SM bangsa Babylonia hidup di daerah lembah sungai Euphrat dan
Tigris (sekarang menjadi wilayah Irak), pada waktu itu apabila seorang pemilik kapal
memerlukan dana untuk mengoperasikan kapalnya atau melakukan suatu usaha dagang, ia dapat
meminjam uang dari seorang saudagar (Kreditur) dengan menggunakan kapalnya sebagai
jaminan dengan perjanjian bahwa si Pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran hutangnya
apabila kapal tersebut selamat sampai tujuan, di samping sejumlah uang sebagai imbalan atas
risiko yang telah dipikul oleh pemberi pinjaman. Tambahan biaya ini dapat dianggap sama
dengan “uang premi” yang dikenal pada asuransi sekarang. Di samping kapal yang dijadikan
barang jaminan, dapat pula dipakai sebagai jaminan berupa barang-barang muatan (Cargo).
Transaksi seperti ini disebut “RESPONDENT/A CONTRACT”.

1.2 Sejarah Asuransi Di Indonesia


Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan negara kita pada
waktu itu disebut Nederlands Indie. Keberadaan asuransi di negeri kita ini sebagai akibat
berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor perkebunan dan perdagangan di negeri jajahannya.
Untuk menjamin kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak diperlukan. Dengan
demikian usaha pera.suransian di Indonesia dapat dibagi dalam dua kurun waktu, yakni zaman
penjajahan sampai tahun 1942 dan zaman sesudah Perang Dunia II atau zaman kemerdekaan.
Pada waktu pendudukan bala tentara Jepang selama kurang lebih tiga setengah tahun, hampir
tidak mencatat sejarah perkembangan. Perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Hindia
Belanda pada zaman penjajahan itu adalah :
1. Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
2. Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi yang
berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.
Dengan sistem monopoli yang dijalankan di Hindia Belanda, perkembangan asuransi
kerugian di Hindia Belanda terbatas pada kegiatan dagang dan kepentingan bangsa Belanda,
Inggris, dan bangsa Eropa lainnya. Manfaat dan peranan asuransi belum dikenal oleh
masyarakat, lebih-lebih oleh masyarakat pribumi.
Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu masih sangat
terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan pengangkutan. Asuransi
kendaraan bermotor masih belum memegang peran, karena jumlah kendaraan bermotor masih
sangat sedikit dan hanya dimiliki oleh Bangsa Belanda dan Bangsa Asing lainnya. Pada zaman
penjajahan tidak tercatat adanya perusahaan asuransi kerugian satupun. Selama terjadinya Perang
Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis terhenti, terutama karena ditutupnya
pemsahaan- perusahaan asuransi milik Belanda dan Inggris
Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik
untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian.Orang yang
berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau persetujuan orang
yang diasuransikan jiwanya.Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa
bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga.Asuransi jiwa dapat diadakan selama
hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.
Pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan

3
tertanggung.Penanggung dengan menerima premi memberikan pembayaran, tanpa menyebutkan
kepada orang yang ditunjuk sebagai penikmatnya.
Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam perundang-undangan
dan perusahaan peasuransian.Istilah perasuransian berasal kata “asuransi” yang berarti
pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan
kerugian.Dalam pengertian “perasuransian” selalu meliputi dua jenis kegiatan, yaitu usaha
asuransi dan usaha penunjang usaha asuransi.Perusahaan perasuransian selalu meliputi
perusahaan asuransi dan penunjang asuransi.
Pengertian Asuransi bila di tinjau dari segi hukum merupakan asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak tertanggung
mengikat diri kepada penanggung, dengan menerima premi-premi Asuransi untuk memberi
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di
harapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita
tertanggung karena suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.Kata asuransi berasal dari bahasa
Inggris, insurance, dan secara aspek hukum telah dituangkan dalam Kitab Undang Hukum
Dagang (KUHD) pasal 246, “Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang taktentu.”
. Selain dalam KUHD pasal 246, juga dalam Undang – undang asuransi No. 2 tahun 1992
pasal 1 disebutkan Äsuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dimana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan
suatu peristiwa pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Pengertian lain, seperti dari Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum asuransi di
Indonesia memberi pengertian asuransi sebagai berikut : “suatu persetujuan dimana pihak yang
menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi sebagai
pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu
peristiwa yang belum jelas”.
Robert I. Mehr dan Emerson Cammack, dalam bukunyaPrinciples of Insurance
menyatakan bahwa suatu pengalihan risiko (transfer of risk) disebut asuransi.
D.S. Hansell, dalam bukunya Elements of Insurance menyatakan bahwa asuransi selalu
berkaitan dengan risiko (Insurance is to do with risk)
Dalam asuransi konvensional perusahaan asuransi disebut Penanggung, sedangkan orang
yang membeli produk Asuransi disebut Tertanggung atau Pemegang Polis, Tertanggung
membayar sejumlah uang yang disebut premi untuk membeli produk yang disediakan oleh
perusahaan asuransi . Premi asuransi yang dibayarkan oleh Tertanggung menjadi pendapatan
perusahaan Asuransi, dengan kata lain terjadi perpindahan kepemilikan dana premi dari
Tertanggung kepada Perusahaan Asuransi. Bila Tertanggung mengalami risiko sesuai dengan
yang tertuang dalam kontrak asuransi, maka Perusahaan Asuransi harus membayar sejumlah
dana yang disebut Uang Pertanggungan kepada Tertangggung atau yang berhak menerimanya.
Sebaliknya bila sampai akhir masa kontrak Tertanggung tidak mengalami risiko yang

4
diperjanjikan maka kontrak Asuransi berakhir maka semua hak dan kewajiban kedua belah pihak
berakhir. Dari proses diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi perpindahan risiko financial yang
dalam istilah asuransi disebut dengan transfer of risk dari Tertanggung kepada Penanggung.
Contoh, ketika seseorang membeli polis asuransi kebakaran untuk rumah tinggal dia akan
membayar uang (premi) yang telah ditentukan oleh perusahaan asuransi, disaat yang sama
perusahaan asuransi akan menanggung risiko finansial bila terjadi kebakaran atas rumah tinggal
tersebut. Contoh lain dalam asuransi jiwa, ketika seseorang membeli asuransi kematian (term
insuransce) dengan jangka waktu perjanjian 5 (lima) tahun dengan uang pertanggungan 100 juta
rupiah, maka dia harus membayar premi yang telah ditentukan oleh perusahaan asuransi (misal
500 ribu rupiah) per tahun, artinya bila tertanggung meninggal dunia dalam masa perjanjian
diatas, maka ahli waris atau orang yang ditunjuk akan memperoleh uang dari perusahaan
asuransi sebesar 100 juta, namun bila peserta hidup sampai akhir masa perjanjian maka dia tidak
akan memperoleh apapun. Ditinjau dari sudut syariah, contoh transaksi yang terjadi diatas dapat
dikategorikan sebagai akad tabaduli (pertukaran atau jual beli), namun cacat karena ada unsur
gharar (ketidakjelasan), yaitu tidak jelas kapan pemegang polis akan mendapatkan uang
pertanggungan karena dikaitkan dengan musibah seseorang (bisa tahun pertama, kedua atau tidak
sama sekali karena masih hidup di akhir masa perjanjian).

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi


Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan”.Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian antara nasabah asuransi
(tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung) mengenai pengalihan resiko dari
nasabah kepada perusahaan asuransi.
Resiko yang dialihkan meliputi: kemungkinan kerugian material yang dapat dinilai dengan uang
yang dialami nasabah, sebagai akibat terjadinya suatu peristiwa yang mungkin/belum pasti akan
terjadi (Uncertainty of Occurrence & Uncertainty of Loss). Misalnya :
1) Resiko terbakarnya bangunan dan/atau Harta Benda di dalamnya sebagai akibat sambaran
petir, kelalaian manusia, arus pendek.
2) Resiko kerusakan mobil karena kecelakaan lalu lintas, kehilangan karena pencurian.
3) Meninggal atau cedera akibat kecelakaan, sakit.
4) Banjir, Angin topan, badai, Gempa bumi, Tsunami

2.2 Manfaat Asuransi


Setiap asuransi pasti bermanfaat, yang secara umum manfaatnya adalah :
1. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak.
2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan
biaya.
3. Transfer Resiko; Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan
dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke perusahaan
asuransi.
4. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu
dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak
tentu dan tidak pasti.
5. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
6. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan
dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.
7. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha

6
2.3 Jenis Asuransi
Jenis asuransi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Asuransi kebakaran
Asuransi kebakaran ialah asuransi yang mempertanggungkan kerugian akibat kebakaran
yang terjadi di daratan.Kalau suatu bangunan telah diasuransikan terhadap bencana kebakaran,
maka dicantumkan dalam perjanjian.
2. Asuransi pengangkutan
Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan resiko
terhadap pengangkutan barang.
Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi:
a. Asuransi pengangkutan darat - sungai
b. Asuransi pengangkutan laut
c. Asuransi pengangkutan udara
3. Asuransi jiwa
Persetujuan antara kedua pihak, yang di dalamnya tercantum pihak mana yang berjanji
akan membayar premi dan pihak lain yang berjanji akan membayar sejumlah uang yang telah
ditentukan jika seseorang tertanggung meninggal atau selambat-lambatnya pada waktu yang
ditentukan. Asuransi jiwa adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dengan konsumen yang
menyatakan bahwa perusahaan asuransi akan memberikan santunan sejumlah dana apabila
konsumen meninggal dunia, atau ditanggung sampai masa tertentu. Dengan adanya asuransi jiwa
ini, maka keluarga yang ditinggalkan merasa aman dari segi keuangan, walaupun ini tidak
diharap-harap.
Pangsa pasar asuransi jiwa di negara kita sangat potensial. Tahun 2001 sudah ada 10,71%
penduduk yang menjadi konsumen asuransi jiwa, sebagaimana diungkapkan oleh AAJI =
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia.
Asuransi jiwa terdiri atas dua macam yaitu:
a. Asuransi modal, pada asuransi ini telah tercantum dalam polis bahwa bila telah tiba saatnya
(meninggal/habis masa asuransi) maka ganti rugi akan dibayar sekaligus.
b. Asuransi nafkah hidup, di sini ganti rugi dibayarkan secara berkala selama yang
dipertanggungkan masih hidup.
4. Asuransi kredit
Mempertanggungkan kemungkinan resiko pemberian kredit kepada orang lain. Dalam hal
ini asuransi hanya mengganti kerugian setinggi-tingginya 75% dari kerugian.Di negara kita
pernah ada LJKK (Lembaga Jaminan Kredit Koperasi) yang memberi jaminan kepada Bank,
terhadap pinjaman koperasi.
5. Asuransi kecurian
Yang termasuk dalam asuransi kecurian ini harus disebutkan satu persatu barang yang
diasuransikan itu. Apabila terjadi resiko, maka barang-barang tersebut akan diganti.
6. Asuransi perusahaan
Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu sebab
yang dapat menghentikan/menghambat kegiatan perusahaan.Ganti kerugiannya biasanya
didasarkan kepada keuntungan kotor yang terlepas karena terhentinya kegiatan perusahaan
tersebut.

7
7. Asuransi mobil
Resiko yang dipertanggungkan dalam asuransi kendaraan bermotor ini antara lain:
kerugian atau kerusakan kendaraan yang disebabkan oleh tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir
dijalan, oleh sebab apapun juga, karena perbuatan jahat orang lain, pencurian, kebakaran,
sambaran petir, juga termasuk kerugian karena adanya uru hara, dan total lost dari kendaraan.
8. Asuransi terhadap tanggung jawab karena hokum
Asuransi yang dilakukan untuk menjaga kalau-kalau kita berbuat kesalahan yang dapat
merugikan seseorang atau harta benda seseorang.
9. Asuransi tenaga kerja (Astek)
Asuransi tenaga kerja yaitu usaha asuransi yang dibentuk oleh pemerintah untuk
menanggung resiko yang menimpa tenaga kerja diperusahaan/pabrik.Dengan jasa asuransi ini
para pengusaha dan masyarakat umumnya dapat mengurangi/meringankan malapetaka.Selain itu
dengan asuransi diharapkan perlindungan ekonomi, finansial dengan menyediakan fasilitas yang
dapat membantu kepentingan orang banyak.

8
BAB III
KESIMPULAN

Banyak masyarakat yang kurang memahai arti dari asuransi.Jasa yang diberikan oleh
perusahaan asuransi adalah berupa proteksi akibat berbagai risiko yang mungkin terjadi. Akan
tetapi sekarang ini dengan semakin berkembangnya produk asuransi serta kerja sama perusahaan
asuransi dengan perusahaan di sektor lain seperti perbankan dan sekuritas, maka pengertian
asuransi menjadi lebih luas bukan hanya sebagai sarana proteksi, tetapi juga sebagai tempat
berinvestasi.
Perusahaan asuransi adalah jenis perusahaan yang menjalankan usaha asuransi. Usaha
asuransi adalah usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui
pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai
jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti
atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Volman, A.F.A Het Net Handlesrecht, 1953

http://jojogaolsh.wordpress.com/makalah-asuransi/

http://www.anneahira.com/makalah-asuransi.htm

http://www.scribd.com/search?query=makalah+asuransi

10

Anda mungkin juga menyukai