Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Pengaturan Asuransi Deposito.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................7
BAB II.........................................................................................................................................8
ANALISIS...............................................................................................................................8
A. Penerapan Prinsip dan Praktek Asuransi Deposito.....................................................8
a. Insurable Risk...............................................................................................................8
b. Insurable Interest..........................................................................................................9
c. Hukum Bilangan Besar...............................................................................................10
d. Dasar Pengenaan Premi..............................................................................................11
e. Utmost Good Faith.....................................................................................................12
f. Reasuransi dan Koasuransi.........................................................................................13
g. Idemnitas....................................................................................................................14
h. Syarat dan Kondisi.....................................................................................................15
B. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan Asuransi
Deposito di Indonesia...........................................................................................................15
a. Premi..........................................................................................................................16
b. Penanggung................................................................................................................16
c. Kerahasiaan Bank.......................................................................................................17
d. Belum Meratanya Tingkat Kesehatan Bank...............................................................17
e. Ganti Kerugian...........................................................................................................18
BAB III PENUTUP..................................................................................................................20
A. Simpulan.......................................................................................................................20
B. Saran.............................................................................................................................20
Daftar Pustaka..........................................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hukum asuransi kita mengenal berbagai macam istilah, ada yang
mempergunakan istilah hukum pertanggungan, dalam bahasa belanda disebut
Verzekering Recht, dan dalam istilah bahasa Inggris disebut Insurance
Law,sedangkan dalam praktek-praktek sejak zaman Hindia Belanda sampai
sekarang banyak dipakai orang istilah Asuransi (Asurantie).
Ada dua pihak yang terlibat dalam asuransi, yaitu penanggung sebagai
pihak yang sanggup menjamin serta menanggung pihak lain yang akan
1
Khotibul Umam, Memahami dan Memilih Produk Asuransi, (Yogyakarta; Pustaka Yustisia,
2011) Hal 1
1
mendapat suatu penggantian kerugian yang mungkin akan dideritanya sebagai
suatu akibat dari suatu perististiwa yang belum tentu terjadi dan pihak
tertanggung akan menerima ganti kerugian, yang mana pihak tertanggung
diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak penanggung.2
Dalam perjanjian asuransi terdapat dua pihak yang mana pihak pertama
sanggup menanggung atau menjamin bahwa pihak kedua atau pihak lainnya akan
mendapat penggantian suatu kerugian yang bisa saja akan diderita akibat
adanya suatu peristiwa yang semula belum tentu terjadi atau belum dapat
ditentukan kapan terjadinya. Pihak kedua atau pihak yang ditanggung
tersebut wajib membayar sejumlah uang kepada pihak pertama. Uang akan
tetap menjadi milik penanggung apabila dikemudian hari ternyata kejadian yang
dimaksud itu terjadi.
2
termasuk dalam perjanjian untung-untungan, juga adalah bunga cagak hidup
(liferente) dan perjudian serta pertaruhan (spel en weddingschap).
Manusia di dalam hidupnya pasti akan menemui atau menghadapi risiko. Risiko
tersebut bisa terjadi pada dirinya maupun benda yang dimilikinya. Risiko yang
terjadi terhadap suatu benda tentu akan berkurangnya atau hilangnya nilai
benda tersebut. Oleh sebab itu banyak cara yang dilakukan manusia untuk
mengatasi risiko tersebut agar berkurangnya nilai dari benda yang dimilikinya
dapat dicegah.
Asuransi atau pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi
bagi masyarakat Indonesia, dimana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah
melakukan perjanjian asuransi dengaii perusahaan asuransi, baik perusahaan
asuransi milik negara maupun milik swasta nasional.
Sementara itu, dalam KUHD Pasal 246 menyatakan bahwa: Asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada tertaggung, dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau
3
H. M. N. Purwosutjipto, 1986, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jilid 6 Hukum
Pertanggungan, Jakarta: Djambatan, Hal. 10.
3
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tak tertentu.
Manfaat asuransi sangat penting dan besar artinya pada masa sekarang ini,
diantaranya:
4
jangka panjang, bagi usaha-usaha pembangunan. Pada akhirnya dapat
memperluas kesempatan dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat banyak.4
Dalam masyarakat yang sudah maju dan sadar akan nilai kegunaan lembaga
asuransi atau pertanggungan sebagai lembaga pelimpahan risiko, setiap
kemungkinan terhadap bahaya menderita kerugian itu pasti diasuransikan atau
dipertanggungkan. Hampir setiap gerak dan aktivitas baik pribadi atau badan-badan
usaha itu selalu dilindungi oleh suatu peganjian pertanggungan yang mereka adakan,
atau dengan perkataan lain setiap kemungkinan risiko itu selalu dipertanggungkan;
jadi semakin orang merasa makin tidak aman, semakin pula orang selalu berusaha
mengasuransikan segala kemungkinan risiko yang mungkin timbul makin banyak
yang merasa tidak aman makin banyak yang mengalihkan risiko kepada pihak lain,
berarti makin banyak peganjian asuransi ditutup. Selanjutnya makin banyak pula
4
Endang, M. Suparman Sastrawidjaja, 1993, Hukum Asuransi (Perlindungan Tertanggung
Asuransi Deposito Usaha Peransuransian), Bandung: Alumni, Hal 59.
5
Santoso Poedjosoebroto, 1996, Beberapa Aspek Tentang Hukum Pertanggungan Jiwa di
Indonesia, Jakarta: Bharata, Hal 82.
5
dana yang diserap oleh perusahaan sebagai pembayaran atas kesedianya mengambil
alih risiko pihak tertanggung.6
Polis merupakan bukti adanya perjanjian asuransi antara pihak penanggung dan
pihak tertanggung sebagai penutup asuransi. Karena polis adalah surat yang bernilai
uang, maka penggadaian sepucuk polis itu hanya bisa terjadi dalam hubungan
hukum, khususnya mengenai pinjaman uang, yang dilakukan oleh
tertanggung/penutup asuransi kepada penanggung. Polis yang akan digadaikan itu
harus memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh pelaksanaan asuransi jiwa yang
bersangkutan. Polis ini harus polis perorangan yang telah memiliki harga tunai dan
tidak menunggak pembayaran preminya.7
Perjanjian dengan jaminan gadai polis asuransi ini hanya dapat terjadi pada
pertanggungan jiwa. Jadi pemegang polis pada perusahaan asuransi jiwa mempunyai
hak untuk meminjam sejumlah uang pada perusahaan asuransi dengan cara
menggadaikan polis. Namun tidak semua polis dapat dijadikan sebagai jaminan
untuk meminjam uang. Perusahaan asuransi jiwa memberikan batasan, dengan
memenuhi persyaratan suatu polis dapat dijadikan sebagai jaminan. Polis yang
dijadikan jaminan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh
perusahaan asuransi, yaitu polis yang telah memiliki harga tunai dan tidak ada
tunggakan dalam pembayaran preminya. Pada hakekatnya perjanjian dengan
jaminan gadai polis asuransi oleh perusahaan asuransi kepada para pemegang polis
dengan jaminan polis asuransi itu sendiri juga dapat menimbulkan sedikit hambatan
bagi para pemegang polis yang melakukan kredit dengan cara gadai. Meskipun
dengan prosedur yang mudah dan biaya yang murah, pihak tertanggung juga harus
membayar angsuraran pinjaman ditambah bunga setiap bulan sebagai kewajibannya
dan juga masih harus membayar premi pertanggungan sebagai orang yang
mengadakan perjanjian pertanggungan dengan perusahaan asuransi tersebut.
Menurut Hartono Hadisaputro, dengan demikian apabila benda bergerak dijadikan
jaminan dalam suatu perjanjian hutang (kredit), maka benda bergerak tersebut harus
6
Ibid hal 82
7
Purwosutjipto H. M. N. 1987. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 7 Hukum Surat
Berharga, Jakarta: Djambatan, hal. 190
6
dipindahkan atau diperalihkan dari tangan debito kepada pihak kreditur atau
pemegang gadai.8
B. Rumusan Masalah
8
Ibid hal. 58
7
BAB II
ANALISIS
A. Penerapan Prinsip dan Praktek Asuransi Deposito
a. Insurable Risk
9
Hari Prasetya, “Penjaminan Simpanan itu Bukan Asuransi Deposito”, diakses dari
https://www.kompasiana.com/hariprasetya/5ab20d34cbe5230ccd276b43/penjaminan-simpanan-
itu-bukan-asuransi-deposito, pada tanggal 22 Maret 2018 Pukul 05.31.
8
Risiko kegagalan bank, sering disebut sebagai bagian dari risiko pengawasan
(supervisory risk), tidak bersifat independen karena adanya potensi efek berantai
kegagalan satu bank kepada bank lainnya yang dapat menimbulkan kerugian
yang bersifat katastropik dan sistemik.
Kegagalan bank selama ini banyak disebabkan oleh fraud pengurus atau
pemilik bank. Dalam asuransi komersial, apabila tertanggung menjadi penyebab
terjadinya risiko yang dipertanggungkan, misalnya membakar rumah sendiri
(arson) atau melakukan bunuh diri, klaim asuransinya tidak akan dibayar.
b. Insurable Interest
Pernikahan menjadi dasar insurable interest antara suami, istri, dan anak-
anaknya. Pemilik mobil memiliki insurable interest atas mobilnya, kreditur
memiliki insurable interest atas debitur terkait pinjamannya, trustee memiliki
insurable interest atas dana milik pihak lain yang dikelolanya.
9
asuransi kerugian, insurable interest harus dimiliki pemegang polis pada saat
polis diterbitkan dan pada saat klaim terjadi. Sedangkan pada asuransi jiwa,
insurable interest harus dimiliki pemegang polis pada saat polis diterbitkan.
Selain itu, perlu pula diatur kapan beneficiary harus memiliki insurable
interest, pada saat pembukaan rekening dan/atau pada saat bank dicabut izinnya.
10
Berdasarkan rancangan tersebut, penjaminan simpanan tetap dapat
diterapkan walaupun prasyarat hukum bilangan besar tidak terpenuhi. Banyak
negara yang menerapkan sistem penjaminan simpanan meski dalam negara
tersebut terdapat kurang dari 20 bank peserta.
Oleh karenanya, pada awal beroperasi umumnya diterapkan tarif premi yang
sama (flat rate premium) untuk semua bank peserta dengan konsekuensi dapat
terjadi under-charge atau over-charge atas premi yang dibayar bank.
Seiring berjalannya waktu, flat rate premium tersebut dapat diubah menjadi
berbeda antara satu bank dengan bank lainnya (sistem premi diferensial/SPD).
Penerapan SPD diharapkan dapat memberi perlakuan yang lebih adil, sekaligus
penyesuaian ke tarif premi yang lebih wajar.
11
mengandung 2 alokasi, untuk menutup biaya penjaminan simpanan dan biaya
penyelamatan bank gagal.
Pada saat penyusunan RUU LPS, single identity number atau customer
information file (CIF) belum banyak digunakan bank umum apalagi BPR. Saat
itu banyak bank terutama BPR juga belum memiliki sistem informasi dan IT
yang memadai. Dengan mempertimbangkan kendala-kendala tersebut, dalam
UU LPS ditetapkan total simpanan sebagai dasar pengenaan premi.
12
kualitas aset, atau likuiditas yang dihadapinya, penjamin simpanan tetap
diwajibkan membayar klaim jika bank tersebut tiba-tiba dicabut izinnya.
13
Dalam asuransi komersial, koasuransi diartikan sebagai dua atau lebih
perusahaan asuransi yang secara bersama-sama menutup satu obyek
pertanggungan, dengan menerbitkan satu polis atau masing-masing perusahaan
menerbitkan polis. Dalam penjaminan simpanan, koasuransi dimaksudkan
sebagai bentuk pembagian risiko antara penjamin simpanan dan nasabah
penyimpan.
g. Idemnitas
14
dijamin dan unsecured kreditur (pari passu). LPS dirancang memiliki hak
mendahulu (prioritas) dibandingkan nasabah penyimpan yang tidak dijamin dan
kreditur lain agar mendapat tingkat pengembalian (recovery rate) yang lebih
baik sehingga dapat menekan biaya penjaminan.
Dalam polis asuransi terdapat syarat dan kondisi berlakunya polis, termasuk
pengecualiannya. Syarat dan kondisi tersebut biasanya ditulis di balik polis
dengan huruf kecil sehingga sulit dibaca apalagi dipahami.
15
Di samping sebagai pembiayaan sektor – sektor pembangunan, perbankan juga
merupakan tempat menyimpan dana masyarakat yang paling praktis dan aman,
serta dapat memberikan keuntungan berupa bunga, daripada dana masyarakat
tersebut mengendap dengan tidak menghasilkan sesuatu apapun, bahkan terancam
bahaya hilang, misalnya dicuri.
a. Premi
Dalam asuransi deposito, sebagai perjanjian timbal balik sudah tentu premi
merupakan syarat mutlak, karena merupakan kontra prestasi atas kewajiban
memberikan ganti kerugian bagi penanggung. Masalahnya adalah siapa yang
berkewajiban membayar premi tersebut, apakah pihak bank tertanggung atau
deposan tertanggung. Apabila deposan yang harus membayar premi, berarti akan
mengurangi bunga yang akan diperolehnya, apalagi setelah bunga depostio
dikenakan pajak penghasilan.
b. Penanggung
16
Dalam asuransi deposito, risiko yang harus dijamin sangat besar sekali,
sehingga siapa yang sanggup untuk dapat mengatasi risiko yang demikian besar
tersebut. Di lain pihak, keterbukaan bank akan tingkat kesehatan Indonesia ini
belum mapan, sehingga sulit bagi penanggung untuk mengetahui apakah yang
bersangkutan itu sehat atau tidak. Sering terjadi pengumuman yang dilakukan
oleh bank-bank mengenai neracanya hanya merupakan pemikat, kepada
masyarakat bahwa seolah-olah bank itu sehat padahal kenyataannya tidak
(window dressing)
c. Kerahasiaan Bank
17
krisis likuiditas itu adalah bank-bank pengkreditan rakyat, tapi bukan berarti
bank umum tidak pernah kesulitan likuiditas, buktinya sampai awal Januari ini,
Bank Pertiwi ini masih belum diperkenankan kliring, yang krisisnya cukup
serius.
e. Ganti Kerugian
Dalam hal demikian asuransi deposito harus merupakan suatu intrupsi dari
tingkat pusat sehingga menyeluruh bagi setiap bank secara nasional. Dengan
demikian penangannya oleh lembaga tersendiri dari pemerintah seperti halnya
Asuransi Kredit Indonesia.
3. Penanggung Konsorsium
18
itu sendiri. Hal ini dilakukan karena harus semua bank menutup asuransi
deposito, karena kalau ada bank yang menutup asuransi deposito dapat
menimbulkan anggapan bahwa yang menutup asuransi adalah bank yang tidak
sehat.
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Ada beberapa prinsip yang terkandung didalam Asuransi Deposito
diantaranya yaitu Utmost Good faith, Prinsip Idemnitas, Insurable interest
dan sebagainya. Untuk proses klaim Asuransi Deposito juga memiliki
beberapa syarat, yakni: simpanan harus tercatat, tingkat bunga tidak melebihi
tingkat bunga penjaminan, dan nasabah tidak melakukan tindakan yang
merugikan bank atau memiliki kredit macet.
2. Asuransi deposito di Indonesia perlu diperhatikan dikarenakan asuransi
deposito di Indonesia itu sangat berpengaruh bagi pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam asuransi
deposito yang tercantum sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas itu
adalah hal yang utama dan perlu mendapat perhatian khusus secepatnya dari
pemerintah.
B. Saran
1. Prinsip – prinsip yang terkandung didalam Asuransi Deposito harus dijaga
dan dilaksanakan dengan benar, meskipun prinsip – prinsip itu terkandung
dalam Asuransin Deposito namun kenyataannya masih ada saja pihak –
pihak yang mencari keuntungan sendiri.maka dari itu harus ada instrumen
hukum yang mengawasinya dengan khusus sehingga pelanggaran –
pelanggaran yang sering terjadi dalam Asuransi Deposito dapat terhindarkan.
2. Seharusnya Asuransi deposito diselenggarakan oleh pemerintah sebagai
lembaga sendiri, dengan demikian Asuransi Deposito harus merupakan suatu
intrupsi dari tingkat pusat sehingga menyeluruh bagi setiap bank secara
nasional. Dengan demikian penangannya oleh lembaga tersendiri dari
pemerintah seperti halnya Asuransi Kredit Indonesia.
20
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/hariprasetya/5ab20d34cbe5230ccd276b43/penjaminan-
simpanan-itu-bukan-asuransi-deposito?page=all
21