Anda di halaman 1dari 4

Tugas Essay Hukum dan Masyarakat

Nama : Shavia Hana Noviatantri 8111420436


Rombel : 8 (Delapan), Jumat Pukul 15.00
Dosen Pengampu : Ubaidillah Kamal, S. Pd., M. H.

Perspektif Teoritis IV: Teori-Teori Kontemporer tentang Hukum dan Masyarakat;


(Donald Black, RM Unger, Adam Podgorecki)

Di dalam cabang ribuan hal, hukum memiliki pengaruh langsung yang kuat terhadap
lembaga-lembaga kemasyarakatan maupun masyarakat itu sendiri, yang artinya bahwa
terdapat hubungan super kontan antara hukum dengan perubahan-perubahan sosial serta
masyarakat. Hukum dapat dipergunakan sebagai suatu alat oleh para pelopor perubahan yang
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih dari lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang ada di dalam sebuah negara. Suatu perubahan sosial yang
akan direncanakan, selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan masing-masing
pelopor perubahan tersebut.

Ada banyak cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan
direncanakan terlebih dahulu, yang juga kita kenal sebagai social engineering atau social
planning. Hukum mepunyai pengaruh langsung atau pengaruh yang tidak langsung di dalam
mendorong terjadinya perubahan sosial. Misalnya saja, suatu peraturan yang menentukan
sistem pendidikan tertentu bagi warga negara, peraturan itu mempunyai pengaruh secara
tidak langsung yang sangat penting bagi terjadinya perubahan-perubahan sosial yang tidak
dikehendaki. Tingkah laku individu di dalam masyarakat tentu tidak bersifat sukarela,
melainkan didisiplin oleh suatu jaringan kaidah-kaidah yang terdapat dalam masyarakat.
Kaidah-kaidah tersebutlah yang menjadi semacam rambu-rambu yang akan mengikat dan
membatasi. Dengan demikian, masyarakat mengambil peran bersama pemerintah agar dapat
menciptakan hukum yang baik. Untuk memudahkan perbandingan, berikut hasil buah pikir
para tokoh mengenai hukum dan masyarakat.

Donald Black pada karyanya yang bertajuk The Behavior Of Law tahun 1975,
memiliki analisis bahwa hukum bukan hanya meliputi substantial serta prosedural, tetapi juga
sosiologis. Ada pula pendekatan murni sosiologi hukum untuk menilai, yang tidak boleh
melibatkan suatu penilaian politik hukum sebagai perilaku sehingga dapat menghasilkan
suatu teori hukum yang hanya dapat menduga atau menjelaskan perilaku hukum (behaviour
of law), karena pertimbangan nilai-nilai tidak relevan bagi sosiologi hukum maupun teori
ilmiah lainnya.

Kemudian, Black juga berpendapat jika hukum di lihat dalam dunia empiris. Hukum
diamati dari perbuatan yang dapat diamati, bukan dari peraturan-peraturan semata. Dalam
kasus ini, studi dampak bisa membandingkan realitas hukum denagan ideal hukum yang
seharusnya. Keefektifan hukum dari hasil pengamatan nantinya juga menghasilkan perubahan
atau benturan karena berlakunya hukum atau efek total dari hukum baik positif maupun
negative karena hukum meupakan pengadilan sosial pemerintah yang menggunakan legislasi,
litigasi, dan ajudikasi (keputusan hakim PN).

Selanjutnya, berbeda dengan Donald Black, Roberto Mangabeira Unger


mengemukakan pendapatnya yang tertulis dalam Law in Modern Society pada tahun 1976
dan The Critical Legal Study Movement pada tahun 1982. Baginya, perkembangan “rule of
law” yang merupakan hukum terikat pada norma-norma hukum umum dan otonom dapat
terjadi jika masyarakat saling besaing untuk mengendalikan sistem hukum. Analisisnya
berdasarkan perspektif historis dengan memperbandingkan masyarakat berkenaan dengan
ciri-cirinya tersendiri. Unger mengklasifikasikan hukum yang berlaku di antaranya adalah
hukum adat (interaksional), hukum imperatif (birokratis), dan tertib hukum (otonom, publik,
positif).

Terakhir, ialah pendapat sosok Adam Podgorecki. Ia berpendapat hukum yang baru
didukung oleh pola normatif informal dalam masyarakat cenderung efektif sehingga
disfungsionalisasinya dapat ditekan. Fungsi hukum dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengadakan perubahan atau menciptakan suatu yang baru. Perlu diadakan penilitian terhadap
realitas sosial hukum untuk menetralisasikan anggapan bahwa hukum yang ada cukup efektif
oleh karena hukum itu ada karena sebuah alasan. Sosiologi hukum empiris dapat dijadikan
dasar teoritis bagi politik hukum ilmiah, dasar profesional bagi rekayasa sosial. Hukum
sendiri diterima karena bermacam-macam sebab, antara lain karena merupakan prinsip, atau
sebagai sarana untuk mencapai tujuan pribadi atau sosial ataupun sebagai sarana pihak yang
mempunyai wewenang.

Bagi Adam, sosiologi hukum meninjau hukum dengan menganalisisnya dari segi
aturan-aturan sosial, peranan hukum dalam menentukan aturan sosial, kontrol sosial,
organisasi sosial, dan perubahan sosial. Untuk menetralisasikan anggapan terhadap realitas
sosial hukum perlu adanya observasi, dan perkembangan tipe hukum tersebut dipengauhi
oleh stratifikasi, diferensiasi, agama, serta kebudayaan.

Dari ketiga pendapat tokoh tersebut, Black dan Podgorecki nyaris cenderung
berpikiran sama mengenai hukum dan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri perdebatan
mengenai kebutuhan apakah hukum harus dilihat sebagai ilmu dogmatis dengan kebenaran
hukum sebagai norma atau kebenaran empiris. Perdebatan-perdebatan tersebut pada akhirnya
memerlukan kreativitas manusia sebagai penerima akal dan kepandaian dari Sang Pencipta
untuk mampu memberikan sentuhan-sentuhan dan pemaknaan-pemaknaan secara logika
terhadap permasalahanpermasalahan yang timbul di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan
kreatifitasnya, diharapkan manusia dapat membantu menciptakan dan membentuk hukum.
Didalam menciptakan dan membentuk hukum tersebut. Khususnya agar secara norma dan
secara kenyataan dapat berjalan dengan seimbang.
Daftar Pustaka

Alfaris, Ramadhana. (2020). Teori-Teori Hukum Kontemporer. Research Gate: Universitas


Widya Gama.

Rahardjo, Satjipto. (1980). Hukum dan Masyarakat. Bandung: Angkasa Bandung.

Soekanto, Soerjono.(1985). Perspektif Teoritis Studi Hukum dalam Masyarakat Karangan.


Jakarta: Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai