Objek adalah barang yang diperjual belikan tersebut karena barang adalah essensial pada
perjanjian jual beli maka tentunya tidak ada perjanjian jual beli apabila tidak ada barang
yang diperjual belikan.
Perjanjian jual beli itu sendiri diatur dalam Pasal 1457 s.d. Pasal 1450 KUH Perdataa.
Yang di maksud jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak satu mengikatkan
dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak lain untuk membayar harga yang
dijanjikan ( Pasal 1457 KUH Perdata )
Hak Pembeli adalah menerima barang yang telah dibelinya baik secara nyata maupun
secara yuridis. Berdasarkan Pasal 1513 KUH Perdata, kewajiban utama pembeli adalah
membayar harga pembelian pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan melalui
persetujuan. Sedangkan bila saat peristiwa jual beli tidak ditentukan kapan dan dimana
pembayarannya maka berdasarkan Pasal 1514 KUH Perdata, Pembayaran dilakukan
diwaktu dan tempat dimana peristiwa penyerahan terjadi.
H. Contoh Kasus
Kasus Jual Beli Online : Beli Ipad, barang tak datang
Dina Christina baru-baru ini mengalami penipuan saat membeli iPad 11 inci berkapasitas
256 gigabita di merchant Tokopedia bernama MA senilai Rp 13,99 juta. Transaksi
dilakukan menggunakan fitur spilt payment dengan pembayaran pertama atau invoice 1
sebesar Rp 10 juta lewat aplikasi kredit online. Sedangkan invoice 2 sebesar Rp 3,99 juta
dibayar lewat virtual account di salah satu bank.
Pembelian dilakukan pada 20 Juli dengan pengiriman instan menggunakan layanan
GoSend milik Gojek. Karena diantar dengan layanan pengiriman instan, semestinya
barang segera datang setelah Dina menyelesaikan transaksi. Namun sampai sore,
barangnya tak kunjung tiba.
Dina lantas mengecek notifikasi di aplikasi Tokopedia-nya. Ia melihat bahwa kurir sudah
menyelesaikan transaksi, namun barang diterima atas nama orang lain. Dina mencoba
menghubungi Gojek untuk melacak alamat kurir. Dia mendatangi alamat kurir Gojek
tersebut, namun ternyata pemiliknya bukan orang yang mengantarkan pesanan Dina.
Pemilik akun itu meminjamkannya kepada orang lain berinisial AS. Singkat cerita Dina
langsung mendatangi keluarga AS. Namun, lewat keluarganya, AS mengelak melarikan
barang Dina dan mengancam menuntut balik dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Dina pun pulang dan berkomunikasi dengan pihak Tokopedia. Dina mengajukan klaim
atas kesepakatan dengan penjual. Namun proses tersebut tidak berjalan mulus.
Untuk invoice pertama senilai Rp 10 juta yg dibayar lewat aplikasi kredit, klaim dapat
diproses dan dikembalikan utuh. Namun untuk invoice kedua yang dibayar melalui bank,
uang yang keluar senilai Rp 3,99 juta hanya kembali Rp 1.99 juta.
Kepala Bidang Pengaduan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Aji Warsito
sebelumnya mengatakan pengaduan untuk belanja online meningkat selama pandemi
Covid-19. Selama semester pertama tahun 2020, Warsito mengatakan jumlah aduan yang
berkaitan dengan belanja online tercatat sebanyak 51 pengaduan. Dari jumlah tersebut,
Warsito mengatakan ada kenaikan signifikan dibanding tahun sebelumnya.
"Dari jumlah pengaduan belanja online sebetulnya ada peningkatan dibanding laporan
akhir tahun 2019 yang hanya 34 pengaduan yang masuk. Saya kira nanti sampai akhir
tahun jumlah tersebut akan meningkat," ujar Warsito kepada Tempo, Kamis, 3 September
2020.
Menurut Warsito, bentuk pengaduan belanja online yang masuk secara umum sama
dengan kondisi sebelum pandemi. Misalnya saja, ujar Warsito, konsumen tidak menerima
barang pesanannya. Selain itu, spesifikasi barang yang diterima tidak sesuai dengan
pesanan.
Kemudian, konsumen juga mengadukan pengembalian dana yang tidak dilakukan oleh
penjual. Selain itu, ada juga pengaduan pembajakan akun belanja online.