Anda di halaman 1dari 2

Dina melakukan pembelian rumah, harga disepakati di awal Rp 545 juta, kemudian Dina membayar

uang muka sebesar Rp 5 juta, selang beberapa waktu penjual meminta lagi tambahan dengan alasan
ibunya sakit dan membutuhkan uang. Maka total uang yang diberikan Dina adalah 40 juta untuk
uang muka, namun tanpa adanya perjanjian atau kwitansi hanya bukti transfer ATM. Kemudian
secara sepihak penjual menaikkan harga jual menjadi Rp 565 juta, naik Rp 20 juta secara sepihak.
Dina membatalkan mengambil rumah tersebut, tetapi penjual tidak mau mengembalikan DP yang
sudah Dina bayarkan. Apakah Dina dapat menempuh jalur hukum supaya penjual mau
mengembalikan DP yang sudah Dina bayarkan dan bagaimana proses hukum yang dapat di tempuh?

Jawaban:

Menurut Subekti dalam bukunya Hukum Perjanjian (hal. 1), suatu perjanjian adalah suatu peristiwa


di mana seorang berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut
yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang
membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung
janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.

Perjanjian-perjanjian di atas dibagi dalam tiga macam prestasi, yaitu:

Perjanjian untuk memberikan/menyerahkan suatu barang;

Perjanjian untuk berbuat sesuatu;

Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu.

Uang Muka

Sementara berdasarkan Pasal 1464 KUHPerdata, uang muka tidak dapat dikembalikan:

Jika pembelian dilakukan dengan memberi uang panjar, maka salah satu pihak tak dapat
membatalkan pembelian itu dengan menyuruh memiliki atau mengembalikan uang panjarnya.

Namun Anda tidak jadi melakukan pembelian karena penjual menaikkan harga jual secara


sepihak menjadi Rp 565 juta, padahal sebagaimana disepakati di awal perjanjian, bahwa harganya
adalah Rp 545 juta.

Pada prinsipnya bahwa jual beli seharusnya kembali pada harga awal yang diperjanjikan dan
dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, sebagaimana diatur oleh Pasal 1457
KUHPer dan 1458 KUHPerdata, yaitu:

Pasal 1457 KUHPerdata
Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan.

Akan tetapi, terkait pengembalian DP dalam kasus Anda, dimungkinkan untuk dilakukan dengan
melakukan upaya hukum wanprestasi karena si penjual seharusnya menjual dengan harga
sebagaimana disepakati di awal atau tidak secara sepihak mengubah harga, sehingga Anda
dirugikan.

Langkah yang Dapat Dilakukan

Gugatan wanprestasi dapat dilakukan berdasarkan Pasal 1239 KUHPerdata, yang bunyinya:

Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, wajib diselesaikan
dengan memberikan penggantian biaya, kerugian dan bunga, bila debitur tidak memenuhi
kewajibannya.

Menurut hemat kami, gugatan wanprestasi dilakukan untuk meminta penggantian biaya, kerugian,
dan bunga atas DP karena debitur tidak memenuhi prestasi, yaitu menjual dengan harga awal. Yang
seharusnya mungkin uang DP Anda dapat dipergunakan untuk hal lain yang lebih menguntungkan
bagi Anda.

Namun perlu diingat bahwa yang menentukan gugatan dikabulkan atau tidak tergantung pada
pembuktiannya dan juga bagaimana pertimbangan hakim nantinya.

Anda mungkin juga menyukai