Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

HUKUM PERSAINGAN USAHA

Oleh :
SUHENDI
NIM : 031192224
Program Studi : Ilmu Hukum S1

UPBJJ SERANG

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020.2
Tugas.1
Kasus:

Sebuah perusahaan A yang memproduksi Mie instant menguasai 81% (delapan


puluh satu persen) pangsa pasar Mie di daerah tersebut.

Pertanyaan:

1. Apakah perusahaan A tersebut bisa di katagorikan sebagai Monopoli?


2. Sebutkan dan jelaskan perbedaan Monopoli dan Oligopoli.
3. Apakah Perusahan A tersebut secara otomatis dapat dinyatakan telah
melanggar hukum persaingan (UU no 5 tahun 1999)? Sebutkan pasal dan
isinya yang mengatur/dasar hukumnya.

JAWABAN 1

Jelas bahwa perusahaan A bisa dikategorikan sebagai monopoli, karena kondisi pasar
ekonomi di dominasi oleh perusahaan A ini.

JAWABAN 2

Monopoli dan oligopoli adalah kondisi pasar ekonomi. Monopoli didefinisikan dengan
Kondisi pasar ekonomi di mana satu penjual mendominasi seluruh pasar. Sedangkan
Oligopoli adalah kondisi pasar ekonomi di mana beberapa penjual hadir di satu pasar tunggal.
Sejumlah kecil perusahaan besar yang mendominasi industri.

1. Karakteristik
Pasar monopoli dikendalikan oleh satu penjual saja. Penjual di sini memiliki kekuatan
untuk mempengaruhi harga dan keputusan pasar. Konsumen memiliki pilihan terbatas
dan harus memilih dari apa yang dipasok. Monopolis menegaskan semua kekuatan
sementara konsumen ditinggalkan tanpa pilihan. Kondisi pasar ini biasanya timbul dari
merger, take-overs dan akuisisi.
Oligopoli, di sisi lain, adalah kondisi pasar dimana beberapa penjual muncul
berdampingan di pasar. Situasi pasar ini sangat ramah konsumen karena mendorong
persaingan antar penjual. Persaingan pada gilirannya memastikan harga moderat dan
banyak pilihan bagi konsumen. Keputusan yang diambil oleh satu penjual di pasar
oligopolistik memiliki efek langsung pada fungsi penjual lainnya.
2. Sumber Kekuatan
Pasar monopoli memperoleh kekuatannya melalui tiga sumber; ekonomi, legal, dan
kesengajaan. Entitas monopoli akan menggunakan posisi itu untuk keuntungannya dan
mengusir pesaing baik dengan mengurangi harga sedemikian rupa sehingga
keberlangsungan penjual lain mungkin menjadi tidak mungkin atau berdasarkan kondisi
ekonomi seperti kebutuhan modal besar untuk perusahaan startup. Hambatan hukum
seperti hak kekayaan intelektual juga membantu entitas monopoli mempertahankan
kekuasaannya. Upaya yang disengaja untuk pasar monopoli mencakup kolusi, melobby
otoritas pemerintah, dan-lain-lain. Meskipun pasar oligopolistik tidak memiliki sumber
daya apa pun, namun keberadaannya hanya ada karena sifat akomodatif penjual lainnya.
3. Harga
Pasar monopoli mungkin mengutip harga tinggi. Karena tidak ada pesaing lain yang
perlu ditakutkan, para penjual akan menggunakan status dominasinya dan
memaksimalkan keuntungan mereka. Oligopoli pasar di sisi lain, memastikan kompetitif
maka harga yang wajar bagi konsumen.

JAWABAN 3

UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat, dalam pasal 25 Ayat (2) menyatakan, satu pelaku usaha/satu kelompok pelaku usaha
memiliki posisi dominan apabila menguasai 50% atau lebih pangsa pasar satu jenis barang
atau jasa tertentu. Jika ada dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha, posisi
dominannya ditentukan dari penguasaan pangsa pasar sebesar 75% atau lebih. Posisi
demikian berpotensi mengakibatkan si pelaku usaha tidak lagi mempunyai pesaing yang
berarti dalam pasar yang bersangkutan.

Namun, posisi dominan tidak serta merta merupakan pelanggaran. Yang penting, posisi
dominan ini tidak disalahgunakan. Perilaku penyalahgunaan posisi dominan dinyatakan
dalam Pasal 25 Ayat (1) yaitu jika pelaku usaha secara langsung atau tidak langsung:

1. Menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau


menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik dari segi
harga maupun kualitas
2. Membatasi pasar dan pengembangan teknologi
3. Menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar
yang bersangkutan
Oleh karena itu, dari contoh di atas walaupun perusahaan A yang memproduksi Mie instant
menguasai 81% pangsa pasar Mie di daerah tidak serta merta itu secara otomatis melanggar
ketentuan dalam UU No. 5 Tahun 1999. Selagi posisi dominan itu tidak di salahgunakan
seperti yang di atur dalam pasal 25 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999, posisi dominan itu sah-
sah saja.

Referensi: Modul 1-9 HKUM 4307. Hukum Persaingan Usaha.

Anda mungkin juga menyukai