Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Kelompok 11

1. Sita Nailin Nafis (2020310066)


2. Muhammad Fikri Maulana (2020310067)
3. Muklinatus Sa’adah (2020310068)

Monopoli dan Kebijaksanaan Pemerintah

A. Monopoli
Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar di mana hanya ada satu atau segelintir perusahaan
yang menjual produk atau komoditas tertentu yang tidak punya pengganti yang mirip dan ada
hambatan bagi perusahaan atau pengusaha lain untuk masuk dalam bidang industri atau bisnis
tersebut. 2 Macam monopoli :
1. Monopoli Alamiah
Monopoli alamiah lahir karena mekanisme murni dalam pasar. Monopoli ini lahir secara
wajar dan alamiah karena kondisi objektif yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang
menyebabkan perusahaan ini unggul dalam pasar tanpa bisa ditandingi dan dikalahkan secara
memadai oleh perusahaan lain.
2. Monopoli Artifisial
Monopoli ini lahir karena persekongkolan atau kolusi politis dan ekonomi antara
pengusaha dan penguasa demi melindungi kepentingan kelompok pengusaha tersebut.
Monopoli semacam ini bisa lahir karena pertimbangan rasional maupun irasional. Pertimbangan
rasional misalnya demi melindungi industri dalam negeri, demi memenuhi economic of scale,
dan seterusnya. Pertimbangan yang irasional bisa sangat pribadi sifatnya dan bisa dari yang
samar-samar dan besar muatan ideologisnya sampai pada yang kasar dan terang-terangan.
Monopoli artifisial menimbulkan beberapa masalah etis yang pelik. Pertama, masalah
keadilan. Salah satu aspek keadilan yang dilanggar oleh praktek monopoli artifisial adalah
dilanggarnya prinsip perlakuan yang sama bagi semua pengusaha atau kelompok bisnis. Kedua,
masalah ketimpangan ekonomi. Yang dimaksudkan di sini adalah bahwa monopoli
menimbulkan ketimpangan atau distribusi ekonomi yang tidak merata antara kelompok yang
satu dengan kelompok yang lain. Dan masalah yang ketiga adalah terlanggarnya kebebasan baik
pada konsumen maupun pada pengusaha. Seperti telah dikatakan, konsumen tidak punya
pilihan lain selain produk dari perusahaan monopolistis.
B. Oligopoli
Oligopoli adalah salah satu bentuk monopoli tetapi agak berbeda sifatnya. Kalau monopoli
merupakan kolusi antara pengusaha dan penguasa, maka oligopoli sesungguhnya adalah kolusi
antara pengusaha dengan pengusaha. Inti dari oligopoli adalah bahwa beberapa perusahaan sepakat
baik secara tersirat maupun tersurat untuk menetapkan harga produk dari industri sejenis pada
tingkat yang jauh lebih tinggi dari harga berdasarkan mekanisme murni dalam pasar.
persoalan etis yang muncul dari praktek oligopoli tidak jauh berbeda dari persoalan yang
muncul dalam praktek monopoli. Hanya saja, yang paling dirugikan dengan praktek oligopoli
adalah pihak konsumen. Konsumen diperlakukan secara tidak adil karena dirugikan dan dalam
banyak hal tidak bebas menentukan pilihannya baik dalam hal jenis barang maupun harga yang
lebih kompetitif. Yang juga menakutkan adalah bahwa praktek oligopoli tidak hanya merusak
mekanisme pasar dan juga kepentingan masyarakat, melainkan juga menumpuk kekuatan ekonomi
dan juga politik dalam kelompok tertentu. Akibat lebih lanjut, perusahaan oligopolistis yang besar
dan punya jaringan dan ikatan yang raksasa tadi tidak hanya mendikte pasar, dalam hal ini berarti
konsumen atau masyarakat luas, melainkan juga pada akhirnya bisa mendikte pemerintah untuk
tunduk pada kepentingan mereka.
C. Suap
Perbedaan antara suap dan tip. Tip adalah hadiah atau pemberian cuma-cuma yang diberikan
kepada seseorang atau pihak tertentu sebagai tanda terima kasih atas bantuan atau pelayanan yang
telah diberikannya, kendati bantuan atau pelayanan itu merupakan tugas dan tanggung jawabnya.
Dalam praktek tip, yang berinisiatif memberi adalah pihak yang mendapat pelayanan atau bantuan
tersebut. Maka, tip adalah bentuk perilaku etis sebagai ungkapan penghargaan yang tulus atas jasa
orang lain. Suap justru berbeda sekali dengan tip. Suap diberikan sebelum pelayanan atau bantuan
diberikan dan merupakan syarat bagi pelaksanaan pelayanan dan bantuan tersebut yang
sesungguhnya sudah menjadi tugas, tanggung jawab dan kewajiban pihak pelaksana itu.
Ada beberapa masalah etis yang terkait dengan praktek suap. Yang pertama adalah bahwa
praktek suap adalah praktek yang tidak fair, tidak adil. Suap juga menimbulkan masalah
ketidakadilan distributif. Persoalan moral yang ketiga yang ditimbulkan oleh suap adalah ekonomi
biaya tinggi. Keempat, dalam kasus suap yang melibatkan pihak birokrasi pemerintah. Kelima,
masalah moral lain yang terkait dengan praktek suap adalah hilangnya profesionalisme.
D. Undang-Undang Anti Monopoli
Tujuan utama undang undang – undang anti monopoli:
1. Untuk melindungi dan menjaga persaingan yang sehat di antara berbagai kekuatan ekonomi
dalam pasar
2. Melindungi kesejahteraan konsumen dengan melarang praktek-praktek bisnis yang curang dan
tidak fair.
3. Melindungi perusahaan kecil dan menengah dari praktek bisnis yang monopolis dan
oligopolistis
Kalau pemerintah memang benar-benar punya kemauan baik dan tekad untuk berfungsi
menjaga dan melindungi kepentingan bersama seluruh masyarakat, maka undang- undang anti
monopoli merupakan suatu keharusan, khususnya bagi dan sejalan dengan sistem pasar bebas.
Undang-undang anti-monopoli ini tidak hanya penting dan niscaya dari segi ekonomi (yaitu bagi
pertumbuhan dan efisiensi ekonomi), melainkan juga dari segi etis: kebebasan konsumen dan
pengusaha, keadilan, praktek bisnis yang fair dan semacamnya.
E. Konsep Kebutuhan dalam Islam
Kebutuhan (hajat) adalah keinginan manusia untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukan
dalam rangka mempertahanakan kelangsungan hidupnya.
Dalam konteks kemaslahatan, agama memperkenalkan tiga tingkat yaitu :
1. Dharuriyat (primer)
Dharuriyat (primer) adalah kebutuhan paling utama dan paling penting. Kebutuhan ini harus
terpenuhi agar manusia dapat hidup layak.
2. Hajiyat (sekunder)
Kebutuhan hajiyat adalah kebutuhan sekunder atau kebutuhan setelah kebutuhan dharuriyat.
Kebutuhan ini merupakan penguat dari kebutuhan dharuriyat
3. Tahsiniyat (tersier)
Kebutuhan tahsiniyah adalah kebutuhan yang tidak mengancam kelima hal pokok yaitu
khifdu din (menjaga agama), khifdu nafs (menjaga kehidupan), khifdu „aql (menjaga akal),
khifdu nasl (menjaga keturunan), serta khifdu maal (menjaga harta) serta tidak
menimbulkan kesulitan umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai