Kebebasan ini
berdasarkan pada ajaran Islam, yang meliputi : pertanggungjawaban dan kebebasan, sejarah
kebebasan ekonomi dalam masyarakat Islam, dengan uraian sebagai berikut :
Pertanggungjawaban dan kebebasan.
Prinsip pertanggungjawaban individu merupakan hal yang mendasar dalam ajaran
Islam, yang ditekankan oleh al-Quran dalam berbagai ayat dan perbuatan dan perkataan Nabi
saw. Prinsip dan pertanggungjawaban individual ini disebutkan dalam berbagai konteks dan
kesempatan secara berbeda sebagai berikut:
1. Setiap orang akan dihisab secara individu, dan ini diterapkan pada Nabi saw. Tidak ada
cara bagi seseorang untuk menebus perbuatan jahatnya, kecuali dengan mencari
keridhoan Allah dan melakukan amal baik.
2. Tidak ada konsep dosa turunan dan mempertanggungjawabkan kesalahan orang lain.
3. Tidak ada perantaraan dalam hubungan langsung dengan Allah, Nabi sendiri adalah
seorang utusan atau perantaraan tuntutan Allah untuk disampaikan pada manusia.
Permintaan maaf harus disampaikan langsung kepada Allah.
4. Setiap individu mempunyai hak penuh untuk berpedoman langsung dengan sumbersumber hukum Islam (al-Quran dan hadits).
5. Islam sudah sempurna, tidak seorang pun bisa menambah, menghapus, atau bahkan
mengubah satu ayat pun. Setiap pengambilan kesimpulan dan penafsiran ayat adalah
pemahaman personal, di mana setap orang dapat berbeda-beda, dan tidak ada seorangpun
dapat menyampaikan pemahamannya kepada orang lain.
Jadi, tanggung jawab penuh dan perbuatan seorang muslim adalah kebutuhan
yang didasarkan pada jenjang kebebasan yang luas, dimulai dengan kebebasan untuk
memilih kepercayaan seseorang dan berakhir dengan keputusan yang paling sederhana
yang dibuat oleh seseorang. Oleh karena itu, kebebasan adalah saudara kembar
pertanggungjawaban.
d. Sejarah Kebebasan Ekonomi Dalam Masyarakat Islam
Disepanjang sejarah masyarakat Islam, kebebasan ekonomi dijamin oleh tradisi
masyarakat sebagai system hukumnya. Nabi saw menolak penetapan harga, bahkan
walaupun harga sangat tinggi. Penolakannya didasarkan pada prinsip keterbukaan dalam
bisnis, dimana tidak memperbolehkan produsen dalam menjual barangnya pada tingkat
yang lebih rendah dan harga pasar, sepanjang perubahan harga itu disebabkan oleh
kondisi atau factor riil dan penawaran dan permintaan tanpa adanya kekuatan monopoli.
Secara praktik :
Nabi Muhammad SAW menolak penetapan harga walaupun ketika itu harga-nya sangat
tinggi.
Nabi Muhammad SAW menolak menerima produksi pertanian sebelum produksi itu
sampai di pasar (talaqqi rukban).
Secara Teori
Struktur Pasar menurut Ibnu Taimiyyah (1 263-1 328 M)
Persaingan yang sempurna tersebut terjadi dalam bingkai nilai dan moralitas Islam.
Untuk mengawal kebebasan ekonomi agar berjalan di koridor yang berlaku, pemerintah
bertugas menjadi regulator pasar (al muhtasib).
Kebebasan Terkendali
Sebagaimana pemikiran Ibnu Taimiyah, kebebasan dalam Islam dibatasi pada nilai
syariah, sebagaimana Annisa ayat 29.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka di antara kamu.
Keterlibatan pemerintah dalam pasar bukanlah hal yang bersifat sementara atau
sesaat. Ekonomi Islam memandang pemerintah dalam pasar merupakan satu kesatuan
(co-existing) dengan unit ekonomi lainnya dengan pasar yang permanen dan stabil.
Dalam hal ini, pemerintah bertindak sebagai perencana, supervisor, produsen juga sebagai
konsumen.
g. Aturan Main Dalam Ekonomi Islam
Dalam kaitan ini, mengartikan seperangkat prinsip social, politik, agama, moral dan
hukum dan aturan yang diberikan untuk ditaati masyarakat. Institusi social dirancang
dengan maksud untuk mengarahkan masyarakat dapat berperilaku benar sesuai dengan
aturan, dan sekaligus aturan tersebut untuk mengontrol dan mensupervisi perilaku
tersebut. Pelaksanaan aturan ini berlaku pula di lingkungan aktivitas ekonomi masyarakat
itu sendiri. Peraturan tersebut diturunkan dan kerangka konseptual masyarakat dalam
hubungannya dengan Allah SWT, kehidupan, dunia, mahluk lain, dan takdir akhir
kehidupan manusia.
a. Tindakan Batil Dalam Aktivitas Ekonomi
Dalam beraktivitas ekonomi, tindakan-tindakan batil yang ditentukan dalam ajaran Islam
adalah sebagi berikut:
Perjudian.
. . . sesungguhnya minuman keras, perjudian, berkorban untuk berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah perbuatan keji . . . (QS Al-Maidah: 90)
Riba
. . . Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan nba . . (QS Al Baqarah:
275)
Penipuan (tadlis).
Bukanlah termasuk ummatku, orang yang melakukan penipuan. (HR Ibnu Majah dan
Abu Daud)
Penimbunan (ikhtikar).
Mengumpulkan sesuatu dan menahannya dengan menunggu naiknya harga, lalu
menjualnya dengan harga yang tinggi.
Pematokan Harga.
Sesungguhnya jual-beli itu (sah karena) sama-sama suka.
(HR Ibnu Majah).
B. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna disebut juga pasar persaingan murni adalah pasar di mana
terdapat banyak penjual dan pembeli dan mereka sudah sama-sama mengetahui keadaan
pasar. [2]
Pasar persaingan sempurna ini terbagi menjadi dua unsur, yaitu:
1. Struktur Pasar Persaingan sempurna adalah struktur pasar yang lebih dekat struktur
pasar islami. Bukti kedekatannya adalah:
perfect information
Tidak menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain
(fairness).
Selain itu, barang substitusi yang dekat akan mengurangi atau bahkan melunturkan
status monopoli dan satu barang. P.T. PERSERO KERETA API INDONESIA (PT KAI)
adalah monopoli dalam pelayanan jasa kereta api. Akan tetapi jasa pengganti ada yaitu
bus, kapal laut, dan pesawat udara. Dengan adanya barang substitusi, maka dengan
sendirinya market power akan semakin berkurang. Dalam bentuk kurva permintaan,
berarti kurva permintaan semakin landai. Oleh sebab itu, status monopoli sebuah barang
akan tergantung bagaimana mendefinisikan barang itu. Seperti contoh tadi , untuk jasa
angkut kereta api PT KAI memegang hak monopoli, tetapi untuk jasa angkut dalam arti
yang lebih luas PT KAI bukan lagi sebagai monopolis.
Suatu perusahaan dapat menjadi monopolis untuk waktu tertentu, tetapi tidak untuk
selamanya, sebab jika monopolis tersebut memperoleh laba yang besar, maka akan masuk
para penjual potensial atau akan muncul barang barang pengganti sebagai contoh, pada
mula mula munculnya air mineral, AQUA adalah satu satunya produsen. Namun
beberapa tahun kemudian bermunculan merk merk lain seperti ADES, CLUB, dan
CHEERS.
Seberapa kuat sebuah monopoli dapat mempertahankan status sangat tergantung pada
kemudahan atau kesulitan perusahaan potensialuntukmasuk ke pasar (burriers to entry).
Jika burriers to entry sangat kuat maka status monopoli dapt bertahan lama dan
sebaliknya jika lemah maka akan segera muncul perusahaan perusahaan baru untuk
menyaingi perusahaan yang sudah ada. Oleh sebab itu, biasanya perusahaan monopoli
akan menempuh berbagai cara untuk memperkuat burries to entry.
3. Pedagang lain tidak dapat masuk karena ada hambatan dengan undang-undang
atau karena teknik yang canggih.
4. Jenis barang yang diperjualbelikan hanya semacam.
5. Tidak adanya campur tangan pemerintah dalam penentuan harga, contoh: PT
Pertamina (persero), PT Perusahaan Listrik Negara (persero), dan PT Kereta Api
(persero).
b. Pasar Monopolistik
Pasar persaingan monopolistis adalah pasar dengan banyak penjual yang menghasilkan
barang yang berbeda corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan
eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko obat/apotik, dan toko kelontong. Pada pasar
persaingan monopolistik terdapat ciri-ciri berikut ini :
Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.
Barang yang dihasmlkan sejenis, hanya coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta gigi, dan
minyak goreng.
Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual yang akan
menguasai pasar.
Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.
Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.
Adanya peluang untuk bersaing dalam keanekaragamanjenis barang yang dijual.[5]
Karakteristik pasar ini sama dengan pasar persaingan sempurna, kecuali barang
yang dihasilkan tidak homogen. Karakteristik inilah yang melatarbelakangi nama
persaingan monopolistik. Tetapi dilihat dan aspek market power perusahaan dalam
persaingan monopolistik memiliki kekuatan pasar (market power) meskipun tidak
sebesar yang dimiliki oleh monopoli. Kekuatan pasar tersebut sebagai akibat dan produk
yang dijual oleh perusahaan perusahaan di pasar bersifat hiterogen, sehingga pada batas
batas tertentu konsumen memiliki loyalitas terhadap suatu produk tertentu. Sebagai
contoh, ambil saja produk diterjen dengan berbagai merk yang ada di pasar. Setiap merk
umumnya mempunyai konsumen konsumen yang setia sehingga jika harga deterjen
merk A dinaikkan, jumlah pembeli memang mungkin akan berkurang tetapi tidak seluruh
konsumen akan meninggalkan merk tersebut dan pindah pada merk lain. Hal ini beda
pada persaingan sempurna. Jika seorang penjual menaikkan harga barangnya di atas
harga keseimbangan pasar, maka dia akan kehilangan seluruh pembelinya. [6]
c. Pasar Oligopoli
Secara harfiah oligopoli berarti ada beberapa penjual di pasar. Boleh dikatakan
oligopoli merupakan pertengahan dan monopoli dan monopolistik competition. Dalam
monopoly, penjual dapat menentukan harga tanpa hams kwatirreaksi penjual lain. Dalam
monopolistic xompetition, penjual hanya dapat menentukan harga pada kisaran
tertentu karena bila ia menjual di luar kisaran tersebut, penjual lain yang menjual barang yang
mirip akan merebut pelanggannya.
Dalam pasar oligopoli di mana ada sedikit penjual yang menjual barang yang sama, maka aksi
penjual harus memerhatikan reaksi penjual lain. Ada dua aksi yang diambil penjual yaitu:
1. Menentukan berapa kuantitas yang akan diproduksinya. Model yang menjelaskan hal ini adalah
Cournot Quantity Competition.
2. Menentukan berapa harga yang akan ditawarkan. Model yang menjelaskan hal
Berthrand Price Competition.[7]
mi
adalah
Contoh:
perusahaan menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan rokok, industri telekomunikasi, dan
perusahaan semen.
Pasar oligopoli mempunyai ciri-ciri berikut ini :
a. Hanya terdapat sedikit penjual, sehingga keputusan dan salah satu penjual akan memengaruhi
penjual lainnya.
b. Produk-produknya berstandar.
c. Kemungkinan ada penjual lain untuk masuk pasar masih terbuka.
d. Peran iklan sangat besar dalam penjualan produk perusahaan.
BAB III
PENUTUP
i.
Kesimpulan
Struktur Pasar adalah penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan
pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industri,
mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan ikian dalam kegiatan
industri.
Struktur pasar sangatlah penting, karena terkait dengan harga yang akan diterima oleh
konsumen. Struktur pasarjuga akan mempengaruhi tingkat efisiensi.
ii.
Struktur Pasar dalam Islam didasarkan atas prinsip kebebasan, termasuk dalam
melakukan kegiatan ekonomi.
Macam pasar persaingan tidak sempurna : pasar monopoli, pasar monopolistik, pasar
oligopoli
Saran
Dengan selesainya makalah ini , kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang ikut andil wawasannya dalam penulisan ini. Tak lupa kami menyadari