Anda di halaman 1dari 25

STRUKTUR PASAR DALAM

PERSPEKTIF ISLAM

R. Mohd. Zamzami, M.Si


STRUKTUR PASAR…1
Struktur pasar yaitu penggolongan produsen kepada
beberapa bentuk pasar berdasarkan pada ciri-cirinya
misalnya, seperti jenis produk yang dihasilkan,
banyaknya perusahaan dalam suatu industri, mudah
tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan
peranan iklan dalam kegiatan industri. Teori ekonomi
struktur pasar itu dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pasar persaingan sempurna dan
2. pasar persaingan tidak sempurna (yang meliputi
monopoli, oligopoli, monopolistik dan monopsoni
STRUKTUR PASAR…2
• Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah jenis pasar
dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat
banyak dan produk yang dijual bersifat homogen atau
sama dan tidak dapat dibedakan. Suatu harga
terbentuk karena mekanisme pasar dan pengaruh hasil
dari suatu penawaran dan permintaan sehingga penjual
dan pembeli di pasar tidak dapat mempengaruhi harga
dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-
taker) saja.
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA…1

• Pasar Monopoli (ihtikar)


Adalah suatu bentuk pasar di mana dalam
pasar hanya terdapat satu penjual yang menguasai
pasar. Dan seorang monopolis adalah sebagai
penentu harga (price-maker), seorang monopolis
dapat menaikkan atau mengurangi harga dengan
cara menentukan jumlah barang yang akan
diproduksi semakin sedikit barang yang diproduksi,
semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula
sebaliknya.
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA…2

Dalam Islam keberadaan satu penjual di pasar


atau yang tidak ada pesaingnya, tidaklah dilarang dalam
Islam akan tetapi, dia tidak boleh melakukan ihtikar.
Karena ihtikar adalah mengambil suatu keuntungan di
atas keuntungan yang normal yang dengan cara
menjual sedikit jumlah suatu barang agar mendapatkan
harga yang tinggi.
“Dari Anas, ia berkata: Sejelek-jelek hamba adalah
penimbun barang. Jika ia mendengar barang murah ia
tidak senang dan jika barang menjadi mahal ia sangat
bergembira”
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA…3

Suatu kegiatan masuk dalam ketegori ihtikar


apabila tiga unsur berikut terdapat dalam kegiatan
tersebut :
• Mengupayakan adanya kelangkaan barang baik dengan
cara menimbun stock atau mengenakan entry barriers.
• Menjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan
dengan harga sebelum munculnya kelangkaan.
• Mengambil keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan
keuntungan sebelum komponen 1 dan 2 dilakukan.
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA…4

• Pasar Oligopoli
Adalah pasar dimana penawaran satu jenis
barang dikuasai oleh beberapa perusahaan.
Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua
tetapi kurang dari sepuluh. Struktur pasar
oligopoli umumnya terbentuk pada industri-
industri yang memiliki modal yang tinggi,
seperti, industri semen, industri mobil, dan
industri kertas.
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA…5

• Monopolistik
Adalah salah satu bentuk pasar dimana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang
yang sama tetapi memiliki perbedaan dalam
beberapa aspek. Sebut saja sepeda motor Honda, ciri
khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan
Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil
dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek
mempunyai pelanggan setia masing-masing.
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA…6

Edward Chamberlin memperkenalkan


istilah Monopolistic Competition di tahun 1933
dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Ada banyak penjual
2. Setiap penjual menjual produk yang
terdifirensiasi.
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA…7
Ada tiga macam bentuk monopoli yang terjadi dalam pasar, yaitu:
• Natural Monopoly, yaitu monopoli yang terjadi secara alamiah atau
karena mekanisme pasar murni. Pelaku monopoli merupakan pihak
yang secara alamiah menguasai produksi dan distribusi produk
tertentu.
• Monopoly by Struggle, yaitu monopoli yang terjadi setelah adanya
proses kompetisi yang cukup panjang dan ketat. Persaingan berjalan
fair, tidak terjadi proses-proses yang melanggar aturan pasar
terbuka.
• Monopoly by decree, yaitu proses monopoli yang terjadi karena
adanya campur tangan pemerintah yang melakukan regulasi dengan
memberikan hak istimewa kepada pelaku ekonoi tertentu untuk
menguasai pasar suatu produ tertentu. (Iswardono SP, 1990:104)
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA…8

Persamaan Monopolo dan Ikhtikar adalah:


1. Sama-sama memiliki unsur kepentingan sepihak
(motivasi yang kuat) dalam mempermainkan harga
(price maker).
2. Sama-sama memiliki hak opsi untuk menawarkan
barang-barang ke pasaran atau tidak.
3. Dapat mengakibatkan polemik dan ketidakpuasan
pada masyarakat.
4. salah satu cara golongan orang kaya untuk
mengeksploitasi (Zulm) golongan miskin.
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA…8

Perbedaan monopoli dan ihtikar adalah:


1. Bahwa monopoli terjadi jika seseorang memiliki modal yang
besar dan dapat memproduksi suatu barang tertentu di
pasaran yang dibutuhkan oleh masyarakat, sedangkan Ihtikar
tidak hanya bisa dilakukan oleh pemilik modal besar namun
masyarakat menengah dengan modal alakadarnya pun bisa
melakukannya.
2. Suatu perusahaan monopolis cenderung dalam melakukan
aktifitas ekonomi dan penetapan harga mengikuti ketentuan
pemerintah (adanya regulasi standard pemerintah),
sedangkan ihtikar dimana dan kapan pun bisa dilakukan oleh
siapa saja, sebab penimbunan sangat mudah untuk
dilakukan.
PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA…9

3. Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum, dalam


ihtikar kelangkaan barang dan kenaikan harga suatu barang
terjadi dalam waktu dan tempo yang tentitif dan mendadak
dan dapat mengakibatkan inflasi. Sementara dalam monopoli
kenaikan harga biasanya cenderung dipengaruhi oleh
mahalnya biaya produksi dan operasional suatu perusahaan
walaupun kadang-kadang juga dipengaruhi oleh kelangkaan
barang.
4. Praktek monopoli adalah legal dan bahkan di negara tertentu
dilindugi oleh undang-undang atau aturan suatu negara,
sedangkan ihtikar merupakan aktifitas ekonomi yang ilegal.
Monopoli dan Oligopoli dalam
Pandangan Islam … (1/2)
• Pada dasarnya, Islam membolehkan siapapun berusaha, sesuai prinsip
kebebasan ekonomi, tanpa melihat apakah dia satu-satunya produsen
(monopoli) atau ada produsen lain.
– Dalam ekonomi konvensional, motif profit maximization membuat
monopolis memproduksi lebih sedikit dengan harga lebih tinggi dari apa
yang ada di pasar persaingan sempurna.
– Dalam Islam, monopoli dibolehkan, namun mengambil keuntungan diatas
keuntungan normal dengan cara menjual barang lebih sedikit (monopoly’s
rent/ikhtikar) adalah haram.
• Monopoli menjanjikan banyak manfaat bagi perekonomian:
– Harga yang lebih rendah dan output yang lebih besar, karena:
• (i) biaya produksi yang lebih rendah karena skala produksi yang besar
• (ii) Rate of profit yang lebih rendah dibandingkan competitive firm
– Perbaikan kualitas produk melalui perbaikan teknologi melalui R&D,
efisiensi dan penghematan, dll.
• Dalam ekonomi konvensional terjadi sikap mendua: monopoli dilarang,
namun ada pengecualian untuk industri tertentu.
Monopoli dan Oligopoli dalam
Pandangan Islam … (2/2)
• Dalam perekonomian Islam, monopoli akan hilang karakter anti-
sosialnya dan menggunakan kekuatan pasar-nya untuk kebaikan
masyarakat.
– Sedangkan monopoli artifisial akan hilang oleh pengaruh nilai dan etika
Islam sehingga pasar akan selalu tetap kompetitif.
• Dalam ekonomi konvensional, oligopolis akan bertindak seperti
monopolis jika mereka bersepakat bergabung atau menjalin kerjasama,
baik secara eksplisit maupun implisit.
• Dalam ekonomi Islam, oligopoli akan didorong untuk melakukan
kerjasama dalam rangka mempromosikan kebaikan masyarakat, bukan
sebaliknya.
– Semua kerjasama yang bertujuan mengeksploitasi konsumen untuk
menaikkan keuntungan produsen adalah tidak sesuai dengan semangat
Islam.
– Kerjasama antar produsen dapat mengeliminir pemborosan sumber daya
ekonomi dan memperbaiki pelayanan kepada konsumen.
Prinsip Dasar Berusaha
• Kebebasan ekonomi adalah pilar utama dalam
struktur pasar Islami sepanjang:
– Tidak bertentangan dengan syariat Islam.
– Tidak menimbulkan kerugian, baik bagi diri sendiri
maupun bagi orang lain (fairness).
• Dalam Islam, kebebasan ekonomi ini bersumber
pada prinsip pertanggungjawaban individu.
• Setiap keputusan individu akan
dipertanggungjawabkan kelak di Akhirat (prinsip
akuntabilitas)
– Setiap orang akan dihisab di Hari Pembalasan.
– Setiap orang hanya menanggung kesalahannya masing-
masing.
Cara-cara Pengembangan Harta yang
Terlarang dalam Islam
• Perjudian.
– “ … sesungguhnya minuman keras, perjudian, berkorban untuk berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji …” (QS Al-Maidah:
90)
• Riba.
– “ … Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ..” (QS Al
Baqarah: 275)
• Penipuan (tadlis).
– “Bukanlah termasuk ummatku, orang yang melakukan penipuan”. (HR
Ibnu Majah dan Abu Daud)
• Penimbunan (ikhtikar).
– Mengumpulkan sesuatu dan menahannya dengan menunggu
naiknya harga, lalu menjualnya dengan harga yang tinggi.
• Pematokan Harga.
– “Sesungguhnya jual-beli itu (sah karena) sama-sama suka”. (HR Ibnu
Majah)
Sejarah Kebebasan Ekonomi
• Sepanjang sejarah masyarakat Islam, kebebasan ekonomi
dijamin.
– (i) Nabi Muhammad SAW menolak penetapan harga
walaupun ketika itu harga-harga sangat tinggi;
– (ii) Nabi Muhammad SAW menolak menerima produksi
pertanian sebelum produksi itu sampai di pasar (talaqqi
rukban).
• Karakteristik Struktur Pasar yang Islami menurut Ibnu
Taimiyyah (1263-1328 M),
– Secara teknis-operasional menjamin terjadinya persaingan
yang sempurna.
– Persaingan yang sempurna tersebut terjadi dalam bingkai
nilai dan moralitas Islam.
– Untuk mengawal kebebasan ekonomi agar berjalan di
koridor yang berlaku, pemerintah bertugas menjadi
regulator pasar (al muhtasib).
Kriteria Pasar Islami
Ibnu Taimiyyah (1263-1328 M), al Hisbah dan Majmu’ Fatawa

• Orang-orang harus bebas keluar masuk pasar (free entry and exit).
– “Memaksa penduduk menjual barang-barang tanpa ada dasar kewajiban untuk
menjual, merupakan tindakan tidak adil dan ketidakadilan itu dilarang”
• Tingkatan informasi yang cukup mengenai kekuatan pasar dan barang
yang diperdagangkan adalah perlu (perfect information).
– Pemerintah wajib menjaga agar informasi secara sempurna diterima oleh
pelaku pasar.
• Unsur monopolistik harus dilenyapkan dari pasar
– Pemerintah boleh campur tangan dan menentukan harga jika unsur
monopolistik ini muncul
• Homogenitas dan standarisasi produk sangat dianjurkan.
– Hal ini dikemukakan Ibnu Taimiyyah ketika mencela pemalsuan produk,
penipuan, dan kecurangan dalam mempresentasikan barang-barang
tersebut.
• Penyimpangan dari kebebasan ekonomi yang Islami adalah dilarang
– Pelaku pasar tidak diperkenankan memproduksi dan memperdagangkan
barang dagangan yang tercela baik dari sisi kesehatan maupun norma
islam.
Monopoli dan Ikhtikar
• Monopoli adalah menahan barang dari
perputaran di pasar sehingga harganya naik.
• Ikhtikar adalah mengumpulkan sesuatu dan
menahannya dengan menunggu naiknya harga,
lalu menjualnya dengan harga yang tinggi.
– Barangsiapa yang melakukan ikhtikar untuk merusak
harga pasar sehingga harga naik secara tajam maka ia
berdosa” (HR Ibnu Majah dan Ahmad)
• “Setiap barang yang penahanan-nya membahayakan
orang adalah ikhtikar” (Imam Abu Yusuf)
• Ikhtikar diharamkan untuk setiap barang yang
dibutuhkan manusia.
– “Tidak melakukan ikhtikar kecuali pendosa”
Ikhtikar dan Monopoli
• Dua syarat ikhtikar:
– (i) objek penimbunan merupakan barang-
barang kebutuhan masyarakat;
– (ii) tujuan penimbunan adalah untuk meraih
keuntungan diatas keuntungan normal.
• Ikhtikar tidak identik dengan Monopoli.
• Islam tidak melarang seseorang melakukan
aktivitas bisnis, baik sebagai satu-satunya
penjual di pasar (monopoli) ataupun terdapat
penjual lain.
• Islam juga tidak melarang penyimpanan stok
barang untuk keperluan persediaan, bukan
untuk mempermainkan harga pasar.
Ikhtikar
(Monopoly’s Rent-Seeking Behaviour)

• Monopoli yang memaksimumkan laba (melakukan


ikhtikar) ketika MR=MC.
• Monopoli dengan ikhtikar akan memproduksi lebih
sedikit untuk harga yang lebih tinggi, yaitu Qm dengan
harga Pm.
• Monopoli tanpa ikhtikar akan memproduksi lebih
banyak yaitu sebesar Qc dengan harga lebih murah
yaitu Pc.
• Laba Monopolis:
– Dengan Ikhtikar, yaitu sebesar daerah Pm-A-B-P4.
– Tanpa Ikhtikar, yaitu sebesar daerah Pc-C-D-P5.
• Selisih laba antara laba tanpa ikhtikar dan laba dengan
ikhtikar inilah yang merupakan monopoly’s rent yang
diharamkan dalam Islam.
Iklan dan Penciptaan
Permintaan
• Dalam ekonomi konvensional yang menekankan pada produksi
dan peningkatan kapasitas produktif, iklan menjadi kebutuhan
untuk meningkatkan permintaan dan meyakinkan konsumen
untuk membeli produk.
– Isi iklan seringkali membangkitkan instink dasar manusia seperti
keserakahan, kesombongan, keinginan memamerkan kelebihan fisik
& kekayaan, dll.
– Isi iklan seringkali tidak tepat, melebih-lebihkan dan bohong.
– Iklan merupakan kerjasama saling menguntungkan antara produsen
dan media diatas biaya konsumen, karena konsumen seringkali
dipaksa melihat iklan yang tidak dibutuhkannya.
• Iklan telah memunculkan industri baru, media, yang seringkali
dipandang tidak berguna dan bahkan merugikan masyarakat.
– Volume informasi media, telah meningkat secara luar biasa. Informasi
memenuhi setiap sisi kehidupan, kita hidup dalam an age of
information overload.
– Isi media dibuat bukan untuk menjawab kebutuhan hidup atau
keinginan alami, tetapi semata untuk “membunuh” waktu luang.
Iklan dalam Perspektif Islam

• Prinsip dasar terkait iklan, dalam Islam dapat
diturunkan dari ketentuan terkait dengan larangan
berbohong kepada konsumen, memberi timbangan dan
takaran yang sesuai, dan menciptakan kebaikan dalam
transaksi bisnis.
• Iklan dapat bersifat informatif dan edukatif, namun
iklan dapat juga bersifat bohong, manipulatif, dan
menyesatkan.
– Iklan yang informatif dan bertujuan untuk mendidik konsumen
adalah konsisten dengan prinsip-prinsip Islam.
– Iklan yang agresif dan bertujuan untuk memanipulasi
permintaan barang (demand of the product), tidak sesuai dengan
Islam karena mengandung unsur pemborosan sumber daya dan
mengakibatkan mis-alokasi sumber daya.

Anda mungkin juga menyukai