Anda di halaman 1dari 6

STRUKTUR PASAR OUTPUT DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


Pasar output adalah pertemuan antara permintaan output dan penawaran output. Pada sisi
permintaan, pasar output mempunyai ciri-ciri yaitu bahwa permintaan pasar adalah penjumlahan
dari permintaan konsumen yang jumlahnya banyak sekali. Pada sisi penawaran, pasar output
mempunyai ciri-ciri yaitu jumlah penjual bervariasi (dari jumlah yang sangat banyak sampai
jumlah yang sedikit, bahkan hanya 1 penjual).
Berdasarkan jumlah penjual, struktur pasar output dibedakan menjadi 4, yaitu :
1. Pasar persaingan sempurna
2. Pasar monopoli
3. Pasar oligopoli
4. Pasar persaingan monopolistik
Pasar Persaingan Sempurna
Adalah dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Setiap penjual atau pun pembeli tidak
dapat mempengaruhi keberadaan di pasar.
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
1. Perusahaan adalah pengambil harga (price taker)
 Suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah
harga pasar. Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi di antara produsen dan
pembeli.
2. Setiap perusahaan mudah ke luar atau masuk
 Tidak ada hambatan bagi perusahaan-perusahaan untuk memasuki atau meninggalkan
bidang usaha tersebut
3. Menghasilkan barang serupa
 Disebut barang identical atau homogen
4. Terdapat banyak perusahaan di pasar
 Perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubah harga sehingga ketika
perusahaan menaikkan dan menurunkan harga atau produksi maka tidak
mempengaruhi harga yang berlaku dalam pasar tersebut
5. Pembeli mempunyai pengetahuan sempurna mengenai pasar
 Pembeli mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan atas harga
tersebut. Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang
lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.
(Sadono Sukirno 2015:231)
Pasar Monopoli
Pada keadaan yang ekstrim, hanya ada seorang penjual yang mampu menguasai
pasar atau memonopoli pasar. Kata monopoli berasal dari bahasa yunani yaitu
monopolist, mono yang berarti satu dan polist yang berarti penjual. Ia menjadi satu-
satunya produsen yang dalam industri dan tidak ada produsen lain yang memproduksi
barang subtitusi yang mirip. Contoh konkrit nya adalah Perusahaan Listrik Negara
(PLN).
Ciri-ciri pasar monopoli:
1. Hanya terdapat satu penjual yang mendominasi pasar dan menjadi satu-
satunya produsen dan tidak ada produsen lain.
2. Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh
perusahaan monopoli
3. Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan lain atau tanpa
ada barang subtitusi
4. Umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk hajat hidup orang
banyak, dan sangat sulit masuk ke pasar karena adanya undang-undang
maupun sumber daya yang sulit didapat
(Paul A. Samuelson, 1996:193)
Pasar Oligopoli
Sebagaimana yang diketahui, arti kata oligopoli adalah “beberapa penjual”.
Oligopoli ada dua tipe. Pertama, seorang oligopolis merupakan salah seorang dari
beberapa penjual yang memproduksi barang yang identik (hampir identik). Dimisalkan,
bila baja A di utara sama dengan baja B di selatan, setiap penurunan harga sekecil apapun
oleh salah satu penjual akan menyebabkan konsumen beralih. Baik A maupun B tidak
bisa disebut memonopoli karena sama-sama memiliki pengaruh yang besar bagi pasar.
Contohnya PT. Semen Gresik dan PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk. dan PT. Holcim
Indonesia, Tbk.
Tipe kedua ditandai oleh industri yang hanya terdiri dari segelintir penjual yang
menjual barang dengan diferensiasi produk (jadi bukan barang identik). Barang-barang
disebut diferensiasi jika karakteristik penting dari produk tersebut bervariasi. Industri
kendaraan bermotor menjual produk-produk yang berbeda karena memiliki banyak
karakteristik yang berbeda (ukuran, kekuatan, penghematan bahan bakar, dan
keamanannya). Contoh, PT. Astra Honda Motor, PT. Yamaha Indonesia Motor
Manufacturing dan PT. Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Harga produk yang dijual relatif sama.
2. Sulit Masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar.
3. Ketika muncul inovasi baru perusahaan lain akan mengikuti.
4. Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain.
(Paul A. Samuelson, 1996:193)
Pasar persaingan monopolistik
Sejumlah besar penjual menghasilkan produk-produk diferensiasi. Struktur pasar
ini mengandung persaingan sempurna karena terdapat banyak penjual dan tidak ada
satupun yang mendapat pangsa pasar yang cukup besar. Perbedaannya dengan oasar
persaingan sepurna terletak pada diferensiasi produk (tidak identik), sedangkan
persaingan sempurna produknya bersifat sama (identik). Contoh penjual makanan, snack
dll.
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Harus memiliki inovasi jika ingin unggul dalam pasar.
2. Mirip dengan pasar persaingan sempurna.
3. Setiap brand memiliki ciri khas produk yang berbeda-beda.
4. Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga.
(Paul A. Samuelson, 1996:194)
Pengambilan keputusan di pasar persaingan sempurna
Menurut Samuelson dan Nordhaus pasar dapat dikatakan optimal jika telah
memenuhi tiga pengujian dari segi sosial. Pertama, tidak boleh ada persaingan tak sempurna,
tidak ada produsen yang biasa mempengaruhi harga output. Kedua, tidak ada unsur eksternalitas,
yaitu proses dimana suatu perusahaan membebankan biaya sosial tanpa kompensasi bagi yang
terkena atau memberi manfaat sosial tanpa dibayar. Terakhir, agar hasil persaingan optimal,
pemerataan kemakmuran harus sejalan dengan konsep masyarakat tentang keadilan.
Pasar kompetitif yang efisien tidak dengan sendirinya bisa menjamin distribusi
pendapatan dan konsumsi yang sesuai dengan etika ideal masyarakat. Pemerintah seringkali
melakukan modifikasi terhadap keseimbangan leisses faire untuk mengubah distribusi
pendapatan, akan tetapi metode redistribusional yang paling efisien biasanya terjadi melalui
sistem perpajakan dan income-tested Transfer.
(Paul A. Samuelson, 1996:182-183)
Permintaan Pasar dan Perusahaan
Setiap perusahaan adalah pengambil harga yaitu suatu perusahaan tidak mempunyai
kekuasaan untuk menentukan harga. Interaksi seluruh produsen dan seluruh pembeli di pasar
yang akan menentukan harga sedangkan seorang produsen hanya menerima harga yang sudah
ditentukan tersebut. Berapa banyak pun barang yang diproduksi dan dijual produsen, maka
produsen tidak akan dapat mengubah harga yang ditentukan di pasar. Sifat permintaan dapat
digambarkan sebagai berikut:

Dalam gambar 11.1 (i) ditunjukkan permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan
dalam industri tersebut. Kurva permintaan dd berbentuk satu garis yang sejajar dengan sumbu
datar dan tingkat harga yang dicapai adalah Rp 3000. Kurva dd bersifat elastis sempurna karena
terdapat dua alasan yaitu hasil produksi perusahaan tersebut adalah serupa dengan produksi
perusahaan lain dalam industry itu, dengan demikian apabila perusahaan menaikkan harga hasil
produksinya, tidak satu pun dari hasil produksinya akan terjual karena konsumen akan membeli
dari perusahaan lain. Alasan kedua karena produksi perusahaan tersebut adalah sebagian kecil
saja dari yang diperjualbelikan di pasar, perusahaan tersebut dapat menjual seluruh produksinya
pada harga Rp 3000. Sumbu datar menunjukkan bahwa produksi perusahaan itu adalah jauh
lebih kecil dari jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar karena perusahaan itu dapat
menjual semua hasil produksinya, tidak ada alasan kepada perusahaan untuk menurunkan harga
penjualan barangnya. (Sadono Sukirno 2015:234)
Dalam gambar 11.1 (ii) menunjukkan permintaan dan penawaran atas barang yang
dihasilkan perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna. Dapat dilihat bahwa harga pasar
yang tercapai adalah Rp 3000 dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah 200.000 unit
(Sadono Sukirno 2015:233)
Hasil Penjualan Rata-rata
Kurva permintaan pada dasarnya digambarkan dengan tujuan untuk menjelaskan tentang
jumlah permintaan terhadap suatu barang pada berbagai tingkat harga. Di dalam menganalisis
kegiatan perusahaan, kurva permintaan menunjukkan pula hasil penjualan rata-rata yang diterima
produsen pada berbagai tingkat produksinya. Untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) seperti berikut :

Dalam gambar 11.2 (i) apabila dimisalkan harga barang yang diproduksi perusahaan
adalah Rp 3000, maka d0 = AR0 = MR0 adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan.
Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak
Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR0). Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp
6000, kurva d1 = AR1 = MR1 adalah kurva permintaan dan kurva hasil penjualan rata-rata pada
harga Rp 6000. (Sadono Sukirno 2015:234-235)
Hasil Penjualan Marjinal (MR)
Adalah tambahan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi
barang yang diproduksikannya. Kalau harga barang tetap Rp 3000, setiap unit tambahan barang
yang dijual akan menambahkan hasil penjualan sebanyak Rp 3000 juga. Begitu juga, sekiranya
harga tetap Rp 6000, setiap unit tambahan barang yang dijual akan menambah hasil penjualan
sebanyak Rp 6000. Dengan demikian, dalam pasar persaingan sempurna berlaku harga = hasil
penjualan rata-rata = hasil penjualan marjinal.
Dalam gambar 11.2 (ii) kurva d0 = AR0 = MR0 menggambarkan kesamaan tersebut pada
harga Rp 3000 dan kurva d1 = AR1 = MR1 menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp
6000. (Sadono Sukirno 2015:235)
Hasil Penjualan Total (TR)
Adalah seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barang yang
diproduksikannya. Dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walaupun banyaknya
jumlah barang yang dijual perusahaan. Ini menyebabkan kurva penjualan total berbentuk garis
lurus yang bermula dari titik 0.
Dalam gambar 11.2 (ii), garis TR0 adalah kurva hasil penjualan total apabila harga adalah
Rp 3000, sedangkan garis TR1 adalah kurva hasil penjualan total apabila harga barang meningkat
menjadi Rp 6000. Titik-titik pada TR0 dan TR1 menggambarkan banyaknya hasil penjualan total
pada berbagai jumlah barang yang dijual. Sebagai contoh, titik A menggambarkan bahwa pada
harga Rp 3000, penjualan sebanyak 10 unit akan menyebabkan hasil penjualan total mencapai
Rp 30.000 dan titik A1 menunjukkan bahwa pada harga Rp 6000, penjualan sebanyak 10 unit
akan menyebabkan hasil penjualan total perusahaan mencapai Rp 60.000. (Sadono Sukirno
2015:235-236)

Anda mungkin juga menyukai