Anda di halaman 1dari 6

1.

kenapa koperasi susah berkembang dibanding


dengan usaha lain

Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam koperasi itu sendiri, yang
berhubungan dengan sumber daya manusia, manajemen, modal, dan penerapan
prinsip koperasi. Beberapa faktor internal yang menjadi penghambat perkembangan
koperasi di Indonesia adalah:

 Sumber daya manusia yang kurang berkualitas. Pengurus dan karyawan koperasi
seringkali tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, dan profesionalisme yang cukup untuk
mengelola koperasi secara efektif dan efisien. Mereka juga kurang memiliki semangat dan
motivasi untuk mengembangkan koperasi, karena merasa tidak mendapatkan imbalan yang
sepadan34.
 Manajemen yang buruk. Koperasi di Indonesia masih banyak yang menerapkan sistem
administrasi dan akuntansi yang tidak tertib, transparan, dan akuntabel. Hal ini menyebabkan
koperasi sulit untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja usaha, serta menghindari praktik-
praktik yang merugikan anggota, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme34.
 Modal yang terbatas. Koperasi di Indonesia masih mengandalkan modal sendiri dari
simpanan anggota, yang jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan usaha. Koperasi juga sulit
untuk mendapatkan akses permodalan dari sumber lain, seperti perbankan, pemerintah, atau
lembaga keuangan lainnya, karena dianggap tidak memiliki kredibilitas dan jaminan yang
memadai34.
 Penerapan prinsip koperasi yang lemah. Koperasi di Indonesia masih belum
sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip koperasi yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu: keanggotaan yang sukarela dan terbuka,
pengelolaan yang demokratis, pembagian sisa hasil usaha yang adil, pemberian jasa terbatas pada
modal, kemandirian, pendidikan koperasi, kerjasama antar koperasi, dan kepedulian terhadap
masyarakat14. Akibatnya, koperasi tidak mampu memberikan manfaat yang optimal bagi anggota
dan masyarakat.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar koperasi, yang berhubungan
dengan lingkungan, regulasi, dan persaingan. Beberapa faktor eksternal yang menjadi
penghambat perkembangan koperasi di Indonesia adalah:

 Lingkungan yang kurang kondusif. Koperasi di Indonesia masih menghadapi berbagai


tantangan dan hambatan dari lingkungan, seperti kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, dan
teknologi yang seringkali tidak mendukung. Misalnya, koperasi harus beradaptasi dengan
perubahan kebutuhan dan preferensi konsumen, mengatasi krisis ekonomi dan bencana alam,
mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta menghadapi isu-isu sosial
dan politik yang berpotensi menimbulkan konflik34.
 Regulasi yang kurang memadai. Koperasi di Indonesia masih belum mendapatkan
perlakuan yang adil dan setara dari pemerintah, baik dalam hal perizinan, perpajakan, maupun
kebijakan lainnya. Koperasi masih dianggap sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
yang tidak memiliki daya saing dan kemandirian, sehingga tidak mendapatkan fasilitas dan
insentif yang seharusnya34. Selain itu, regulasi yang mengatur koperasi juga masih belum sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan koperasi, seperti jumlah anggota minimal, bentuk badan
hukum, dan kewajiban audit4.
 Persaingan yang ketat. Koperasi di Indonesia harus bersaing dengan berbagai pelaku
usaha lainnya, baik dari sektor formal maupun informal, yang menawarkan produk dan jasa yang
serupa atau bahkan lebih baik. Koperasi seringkali kalah bersaing karena tidak memiliki
keunggulan kompetitif, seperti kualitas, harga, pelayanan, inovasi, dan diferensiasi 34. Koperasi
juga kurang mampu memanfaatkan peluang dan potensi pasar yang ada, karena tidak memiliki
strategi pemasaran yang efektif dan jaringan kerjasama yang luas.

Koperasi di Indonesia masih belum berkembang secara signifikan, bahkan banyak


yang mengalami kesulitan dan bangkrut, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi sumber daya manusia,
manajemen, modal, dan penerapan prinsip koperasi. Faktor eksternal meliputi
lingkungan, regulasi, dan persaingan. Untuk mengatasi faktor-faktor penghambat
tersebut, koperasi di Indonesia perlu melakukan perbaikan dan peningkatan di
berbagai aspek, seperti sumber daya manusia, manajemen, modal, penerapan prinsip
koperasi, adaptasi lingkungan, advokasi regulasi, dan strategi persaingan. Dengan
demikian, koperasi di Indonesia dapat berkembang dan berkontribusi lebih besar bagi
perekonomian dan kesejahteraan nasional.

2. Sistem ekonomi Indonesia mengarah ke sistem kapitalisme, setuju


Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem yang menyerahkan kebebasan kendali
ekonominya pada pelaku atau pihak swasta untuk mengambil keuntungan. Pihak
swasta yang dimaksud dalam hal ini adalah masyarakat, perusahaan ataupun
perorangan.

Pengertian kapitalis adalah pihak swasta yang memiliki modal besar. Kapitalis adalah
orang yang akan mengendalikan sektor industri, perdagangan, dan sektor ekonomi
lainnya untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin.

Kapitalis sendiri diambil dari kata kapitalisme yang memiliki banyak arti menurut
beberapa ahli ekonomi dan tokoh penting negara.

Menurut Karl Marx, kapitalisme diartikan sebagai sistem dengan pemilik modal
berperan dalam menentukan kebijakan pasar dan harga barang untuk mendapatkan
keuntungan maksimal.

Max Weber berpendapat bahwa kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang berlaku
dalam suatu pasar dan kegiatan tukar menukarnya ditujukan untuk memperoleh
keuntungan.

Adam Smith mengatakan bahwa kapitalisme adalah sistem yang dapat memberikan
kesejahteraan masyarakat yang menganutnya apabila tidak ada intervensi pemerintah
terhadap mekanisme dan kebijakan pasar.

Menurut pendapat Ir. Soekarno, kapitalisme adalah suatu sistem sosial yang muncul
dalam masyarakat karena adanya pemisahan antara kaum buruh dengan alat-alat
produksi.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis

Sistem ekonomi dalam suatu negara dapat dilihat ciri atau karakteristiknya tersendiri.
Berikut ini adalah ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis:

1. Minimnya Keterlibatan Negara dalam Sistem Perekonomian

Keterlibatan negara dalam sistem perekonomian di negara kapitalis sangatlah sedikit.


Hal ini karena negara menyerahkan sistem tersebut pada pihak swasta.

2. Ekonomi Diatur Mekanisme Pasar

Pada sistem ini mekanisme pasarlah yang akan menentukan bagaimana keseimbangan
antara permintaan dan penawaran. Pemerintah tidak bisa mengintervensi bagaimana
mekanisme pasar.
3. Pengakuan Terhadap Hak Pribadi

Setiap orang yang berada di negara kapitalis akan dibebaskan untuk menimbun
kekayaan. Tidak ada sikap peduli terhadap orang lain yang tidak memiliki
kemampuan yang sama.

4. Kepemilikan Alat-alat Produksi oleh Perorangan

Sistem ekonomi ini memungkinkan adanya kepemilikan alat-alat produksi oleh


perorangan. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya modal besar yang dimiliki oleh
perorangan.

5. Adanya Kebebasan Penuh dalam Kegiatan Ekonomi

Pada sistem kapitalis, masyarakat dibebaskan untuk menjalankan kegiatan ekonomi


sesuai dengan modal, ide, dan kemampuan yang dimilikinya.

Pemerintah hanya berperan dalam memfasilitasi, tapi masyarakatlah yang akan


menentukan bagaimana kegiatan ekonominya dijalankan.

6. Pentingnya Peranan Modal

Modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem kapitalis. Bila pihak
swasta ingin mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan bisnis yang diinginkan,
maka penentunya adalah modal pribadi.

7. Seluruh Kegiatan Ekonomi Ditujukan untuk Memperoleh


Keuntungan

Adanya kebebasan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya menjadikan


kegiatan ekonomi dalam sistem kapitalis berorientasi pada hal tersebut.

Sistem seperti ini memungkinkan adanya eksploitasi besar-besaran terhadap sumber


daya selama keuntungan yang diraup semakin besar.

Contoh Sistem Ekonomi Kapitalis

Contoh sistem kapitalis adalah PT Freeport di Papua. Selama bertahun-tahun sumber


daya alam dan manusia dieksploitasi di sana. Namun, pemerintah Indonesia juga
berupaya mengatasi masalah tersebut dan berhasil menguasai 51% sahamnya.

Jadi dalam system ekonomi kapitalis, campur tangan negara dalam urusan
ekonomi akan sangat minim. Harga ditentukan oleh adanya permintaan dan
penawaran, sehingga proses pembentukan harga sangatlah bebas, seolah-olah ada
tangan-tangan tak terlihat yang mengatur pembentukan harga. Sesuai dengan
ungkapan yang terkenal dari Adam Smith terkait dengan “The Invisible Hand”.
Produk-produk hasil dari kapitalisme ini adalah perusahaan, sistem buruh
(proletar) dan pemilik modal atau alat produksi (borjuis), pasar bebas, dan masih
banyak lagi.

produk dari kapitalisme sendiri adalah pasar bebas, dimana harga ditentukan atau
dibentuk oleh permintaan dan penawaran. Pasar modal atau pasar saham adalah
salah satu contoh dari pasar bebas tersebut. Di pasar saham, harga benar-benar
diatur oleh permintaan dan penawaran.

Membeli saham, artinya membeli bukti kepemilikan perusahaan meskipun hanya


sepersekian persen. Artinya, hanya dengan uang 100 ribu rupiah, kita para rakyat
jelata bisa bertingkah sebagai pemilik perusahaan. Namun bukan hanya itu, kita
bisa memperdagangkan saham tersebut di pasar saham yang biasa disebut
dengan trading.

Sumber :

https://an-nur.ac.id/blog/faktor-faktor-yang-menyebabkan-koperasi-di-indonesia-
kurang-berkembang.html

https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/12/150000569/pengertian-sistem-
ekonomi-kapitalis-ciri-ciri-dampak-dan-contohnya

https://kapito.id/ndakik/trading-adalah-cara-memanfaatkan-kapitalisme-tanpa-
menjadi-budaknya

Disusun oleh :

Anastasia PPYTT

NIM P07124224163R

RPL Alih Jenjang Sarjana Terapan Kebidanan

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

Anda mungkin juga menyukai