Anda di halaman 1dari 25

MEMPRAKTEKKAN & MENGANALISIS

PRAKTEK SHOLAT
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Fikih Ibadah
Dosen Pengampu:Muhammad Agus Yusrun Nafi’,S.AG.,

Disusun Oleh:
Kelompok 10 B3 MBR

1. Ummatun Khasanah (2020310043)


2. Zahwa Azzalina (2020310054)
3. Ahmad Ali Sya’roni (2020310059)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatuallahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT kami ucapkan atas limpahan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
mempraktekkan dan menganalisis praktek sholat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Fikih Ibadah. Tidak lupa shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW hingga akhir zaman.
Aamiin.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah mendukung referensi kami dalam pembuatan
makalah kali ini.Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad
Agus Yusrun Nafi’,S.AG.,. selaku dosen pembimbing mata kuliah kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk dijadikan
sebagai bahan referensi dan pembelajaran.
Akhir kata,Kami sebagai penyusun makalah menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan senang
hati kami akan menerima kritik dan saran yang membangun.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Kudus, 13 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Syarat dan Rukun Dalam Shalat..................................................................2
B. Praktik dan analisis shalat yang baik dan benar sesuai ajaran islam............7
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari ucapan dan gerakan yang
dimulai dari takbiratul ihram sampai salam. Shalat merupakan tiang agama
yang dapat mengokohkan keimanan kita terhadap Allah swt, menjauhkan dari
perbuatan yang dilarang oleh agama islam dan termasuk rukun islam yang
kedua. Semua muslim di wajibkan melaksanakan shalat terutama shalat fardu
pada 5 waktu tesebut, yaitu Shalat Subuh, Shalat Dzuhur, Shalat Ashar, Shalat
Maghrib dan yang terakhir yaitu Shalat Isya.
Shalat terdiri dari shalat wajib dan shalat sunnah. Ada beberapa
persyaratan yang harus diketahui dan dijalani ketika akan melaksanakan shalat
yaitu syarat wajib, syarat sah dan rukun shalat, Dan dalam praktiknya pun kita
harus melakukan sesuai ajaran yang telah di ajarkan dengan khusyuk agar
mendapatkan amalan dan pahala oleh Allah SWT. Maka dari itu perlu
adanya tuntunan sholat lengkap agar ibadah tersebut menjadi sah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana syarat dan rukun dalam shalat?
2. Bagaimana praktik dan analisis shalat yang baik dan benar sesuai ajaran
islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui syarat dan rukun dalam shalat?
2. Untuk mengetahui praktik dan analisis shalat yang baik dan benar sesuai
ajaran islam?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Syarat dan Rukun Dalam Shalat


1. Syarat Shalat
a. Syarat Wajib Shalat
1) Islam
Hal ini dikarenakan objek yang dituntuk untuk melaksanakan kewajiban
syariat seperti sholat dan zakat adalah orang islam bukan orang kafir.Ini
didasarkan pada fakta bahwa orang-orang kafir bukanlah objek yang
dituntut untuk melaksanakan cabang-cabang syariat.1
2) Baligh
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah yang artinya: “dari Abu Hurairah ra
berkata: Rasulullah saw bersabda, perintahkan anak- anakmu untuk shalat
ketika mencapai usia 7 tahun dan pukullah mereka jika (belum mengerjakan
shalat) ketika usia 10 tahun dan pisahkanlah tidurnya (HR. Ahmad dan Abu
Dawud).
3) Berakal
Sebagai hadis yang artinya : “ telah diangkat pena itu dari tiga perkara, yaitu
anak-anak sehingga dewasa (baligh), dari orang tidur sehingga ia bangun
dan dari orang gila sehingga ia sehat kembali”. (HR. Abu Daud dan Ibnu
Majah).
4) Suci dari hadats dan najis, baik kecil maupun besar.
Hal ini dapat dilakukan dengan wudhu,mandi (Wajib),Tayammum.2
5) Mampu Melaksanakan

1
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas,Fiqih Ibadah,
(Jakarta:Amzah,2013)Hlm 169-170
2
Buku siswa/Kementerian Agama, Jakarta: kementerian Agama 2015, hlm.17

2
Kewajiban hanya dibebakan kepada orang-orang yang mampu
melaksanakan,sehingga orang yang tidak mampu atau orang yang dipaksa
untuk meninggalkan sholat tidak wajib melaksanakanya.3
b. Syarat Sah Shalat
1) Suci dari hadats, baik hadats kecil maupun besar dan Suci badan, pakaian
dan tempat shalat dari najis.
Suci dari hadast kecil (dengan berwudhu) dan hadast besar (bersuci dengan
mandi besar), juga suci dari khabats, yaitu semua najis yang menempel di
pakain, badan,dan tempat shalat, sesuai sabda Nabi SAW ; “Allah tidak
menerima shalat tanpa bersuci terlebih dahulu” (HR. Muslim)
2) Menutup aurat.
Aurat laki-laki antar pusar sampai litut dan aurat perempuan adalah seluruh
badannya kecuali muka dan telapak tangan
3) Telah masuk waktu shalat,
Artinya tidak sah bila dikerjakan belum masuk waktu shalat atau telah
habis waktunya . Sebagaiman diterangkan dalam surah An- Nisa ayat 103

Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah


di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila
kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).

3
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas,Fiqih Ibadah,
(Jakarta:Amzah,2013)Hlm 169-170

3
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman.
4) Menghadap kiblat

Firman Allah : (al-baqarah 2;144)

Artinya: sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96],


Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada,
Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui,
bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

Akan tetapi bagi yang tidak maampu karena suatu udzur, diperbolehkan
untuk tidak menghadap kiblat. Seperti orang yang sedang musafir
diperbolehkan mengerjakan shalat dengan tetap di atas kendaraannya walau
yang ditumpangi menghadap kekiblat ataupun lainnya. Karena pernah
disaksikan bahwa Raslullah mengerjakan shalat di atas unta beliau yang
berangkat dari Mekah menujuke Madinah. Beliau shalat dengan menghadap
jurusan yang searah dengan tujannya.4

2. Rukun Sholat
4
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Minhajul Muslim terj. Salafudin Abu Sayyid, Muzaidi, Abu
Faqih Al-Atsari, (Sukoharjo, Pustaka Arafah, 2014), hlm 367

4
Rukun shalat adalah bagian dari pada shalat dimana shalat itu tidak
terwujud kecuali dengannya. Dan apabila sebagian dari padanya hilang maka
shalat itu tidaklah disebut sebagai shalat (yang sebenarnya). Adapun rukun
shalat adalah sebagai berikut:
1) Niat mengerjakan shalat
Niat menurut bahasa adalah ketetapan hati, untuk melakukan sesuatu
dibarengi dengan pekerjaanya, kecuali puasa. Ia tidak disyaratkan
membarengkan niat dengan pekerjaanya, karena hal itu menimbulkan
kesulitan, mengingat keharusan mengawasi fajar cukup memberatkan bagi
orang berpuasa.
2) Berdiri bagi yang mampu untuk shalat fardhu
Berdiri tegak bagi yang kuasa ketika shalat fardhu. boleh sambil duduk
atau berbaring bagi yang sedang sakit.
3) Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram, yakni mengucapkan Allahu Akbar dan harus
bersambung dengan niat, diucapkan dalam posisi berdiri.
4) Membaca surat Al-fatihah
Bacaan alfatihah disyaratkan harus dibaca berbahasa arab, dan tidak
diperbolehkan membaca dengan menggunakan bahasa selain arab
(terjemahan Indonesia), meskipun diluar shalat.
5) Rukuk dengan thumaninah
Menurut bahasa rukuk berarti membungkuk dan mirik secara mutlak.
Sedangkan menurut terminology syara’, rukuk berarti membungkukkan
punggung dan kepala semuanya dalam shalat.
6) I’tidal dengan thumaninah
Setelah rukuk, lalu bangkit dengan mengangkat kedua tangan sebatas
telinga hingga berdiri kembali, sambil membaca do’a tasmi’.
7) Sujud dua kali dengan thumaninah
Sujud menurut etimologi bahasa berarti tunduk. Sujud terlaksana dengan
menempelkan dahi atau hidung ke tanah atau pada sesuatu yang
menempel di tanah, dengan syarat sesuatu itu harus tetap, seperti tikar dan

5
sajadah.
8) Duduk di antara dua sujud dengan thumaninah
Setelah susjud, kemudian bangkit dari sujud mengambil posisi duduk
sambil membaca “Allahu akbar”, Posisi kedua telapak tangan berada di
atas kedua paha dekat lutut
9) Duduk Akhir

Gaya duduk tahiyatul akhir adalah dengan mengambil posisi duduk


tawaruk, yakni gaya duduk dengan pangkal paha atas (pantat) yang kiri
bertumpu langsung pada lantai dan telapak kaki kiri dimasukkan di bawah
kaki kanan.
10) Membaca tasyahud akhir
Duduk akhir yang dimaksud, yaitu duduk di akhir shalat meskipun tidak
didahului oleh duduk pertama seperti shalat yang dua rakaat, duduk akhir
merupakan salah satu rardhu shalat menurut kesepakatan ulama (ijma’),
karena tanpa adanya duduk akhir, tidak dapat dibayangkan adanya
tasyahud dan salam.
11) Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir
Waktu membacanya ialah ketika duduk akhir sesudah membaca tasyahud
akhir
12) Salam
Setelah selesai berdoa pada tasyahud akhir, kemudian melakukan “
salam” yaitu menengok ke kanan sampai pipi terlihat dari belakang
dengan membaca “Assalamu’alaikum wa rahmatullah”
13) Tertib (berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut).5

5
Al Mabadiul Fiqhiyah Juz 3

6
B. Praktik dan analisis shalat yang baik dan benar sesuai ajaran islam
1. Persiapan Sholat
a. Menghadap Kiblat
Rasulullah SAW ketika berdiri untuk sholat pasti mengkiblat, baik dalam
sholat fardhu ataupun sholat sunnah.' Kemudian beliau memerintahkan hal itu
kepada orang-orang yang mengerjakan sholat, "Jika kamu hendak
melaksanakan sholat, maka sempurnakanlah wudhu kemudian menghadaplah
ke arah kiblat dan bertakbirlah."

Ketika Rasulullah Saw berpergian dan hendak mengerjakan sholat


sunnah di atas kendaraan unta, maka beliau mengikatkan diri pada kendaraan
tersebut ke mana pun menghadap, baik ke barat atau ke timur Dalam hal ini
Allah berfirman: Maka ke mana pun kamu menghadap di sanalah wajah
Allah.
Terkadang juga ketika Rasulullah SAW ingin mengerjakan sholat sunnah
di atas kendaraan unta, beliau menghadap kiblat lalu bertakbir dan
mengerjakan sholat ke mana pun saat itu berjalan dan menghadap. Beliau
rukuk dan sujud di atas kendaraan dengan memberikan bantuan melalui kepala.
Beliau menjadikan sujud beliau lebih rendah dari pada rukuk.
Jabir berkata: Kami bersama Rasulullah Saw dalam sebuah perjalanan
atau peperangan. Tiba-tiba kami tertimpa mendung sehingga kami merasa
bingung dan berbeda pendapat dalam menentukan arah kiblat. Masing-masing
dari kami sholat dengan menghadap ke arah tertentu. Kemudian ada salah
seorang dari kami yang membentangkan benang di depannya untuk
mengetahui sedang di manakah kami ini. Ketika pagi datang, kami dapat
melihatnya dan ternyata kami sholat dengan menghadap arah kiblat. Kami
menuturkan hal itu kepada Rasulullah Saw (dan ternyata beliau tidak
memerintahkan kita untuk ulangi sholat) dan bersabda: "Sholat kalian telah
memenuhi syarat dan sudah cukup."

7
b. Berdiri
Rasulullah Saw ketika menunaikan sholat baik fardhu maupun sunnah
selalu mengerjakannya dengan berdiri karena patuh pada perintah Allah: "Dan
berdirilah (dalam sbolatmu) untuk Allah dengan penuh kekhusyukan."Adapun
dalam kondisi berpergian, beliau sholat sunnah di atas kendaraan unta.
Beliau juga menetapkan kepada umat beliau, ketika dalam keadaan takut
mencekam untuk mengerjakan sholat di atas telapak kaki mereka ataupun
dalam keadaan berkendaraan unta, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
Hal itu sesuai dengan firman Allah: "Peliharalah segala sholatmu dan
peliharalah sholat Wustha." "Berdirilah untuk Allah dalam sholatmu dengan
khusyuk. Dan jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka sholatlah sambil
berjalan atau berkendaraan. Kemudian jika kamu telah aman, maka sebutlah
Allah (sholatlah) sebagaimana Allah mengajarkan kepada kamu apa yang
belum kamu ketahui."

Rasuluallah SAW pernah Sholat sambil duduk ketika sakit,Beliau juga


melakukan sholat sambil duduk untuk kedua kalinya sebelum masa ini,yaitu
ketika beliau sakit parah dan para sahabat sholat dibelakang beliau sambil
berdiri.Beliau lalu memberikan isyarat kepada mereka untuk duduk,maka
mereka pun duduk.Ketika sholat telah selesai beliau berkata “ Kalau saja kalian
tadi masih ingin berdiri maka kalian telah melakukan tindakan layaknya orang-
orang Persia dan Romawi yang berdiri untuk para raja mereka, padahal raja
tersebut dalam keadaan duduk. Jadi, Janganlah lakukan hal itu
.Karena,Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti gerak-geriknya .Jika
imam rukuk maka rukuklah kalian, jika dia berdiri maka berdirilah maka
kalian, dan jika dia duduk maka duduklah kalian "
c. Niat
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya setiap amal perbuatan
tergantung niatnya dan sesungguhnya balasan amal setiap orang tergantung
dari apa yang diniatkannya."

8
9
2. Gerakan dan bacaan
1) Takbiratul Ihram
Rasulullah SAW memulai dan membuka sholatnya dengan membaca ‫هللا‬
‫ أكبر‬Allahu Akbar dan memerintahkan hal itu kepada orang yang melakukan
sholat sebagaimana telah dijelaskan di muka. Beliau bersabda,
"Sesungguhnya tidak akan pernah sempurna sholat seseorang kecuali dia
berwudhu dan menyempurnakan wudhunya sebaik mungkin, kemudian
membaca: Allahu Akbar (takbir)."Beliau juga Bersabda, "Sesungguhnya
kunci setiap sholat adalah kesucian, awalnya adalah takbir, dan akhirnya
adalah salam."
Rasulullah SAW menyaringkan suara ketika mengucapkan takbir
sehingga para sahabat di belakang pun dapat mendengarnya dengan
jelas.Ketika beliau dalam keadaan sakit, Abu Bakar menyaringkan suara guna
memperde-ngarkan kepada para jamaah takbir (yang lazim dilafalkan)beliau.
Rasulullah SAW bersabda telah membaca Allabu Akbar maka serukanlah
Allahu Akbar.6
Tata cara dalam melakukan Takbiratul Ihram:
a) Mengangkat kedua Tangan
Kadangkala Rasuluallah SAW mengangkat tangan bersamaan
dengan takbir,kadangkala setelah takbir dan kadang kala sebelum takbir
.Beliau mengangkat kedua tangan beliau dalam keadaan jari-jari yang
memanjang dan merapat,tidak memisah-misahkan diantara jari-jari
tersebut serta tidak menggenggamnya.Beliau mengangkat kedua tangan
tepat arah kedua pundak beliau,dan mungkin saja beliau mengangkat
keduanya sehingga pas sekali dengan kedua batang telinga beliau.
b) Meletakkan Tangan Kanan di Atas Tangan Kiri
Rasulullah SAW meletakkan tangan kanan beliau di atas tangan kiri
beliau,dan beliau bersabda, "Sesungguhnya kita kaum nabi diperintahkan

6
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 77

10
untuk mempercepat berbuka, mengakhirkan waktu sahur, dan meletakkan
tangan kanan di atas tangan kiri di waktu sholat "
Pernah suatu kali Rasulullah Saw lewat di hadapan scorang sahabat
yang sholat dengan meletakkan tangan kirinya di atas tangan kanannya,
maka Rasulullah Saw mencabut kedua tangan itu dan meletakkan tangan
kanan di atas tangan kiri.
c) Meletakkan Kedua Belah Tangan di Dada
Rasulullah SAW meletakkan tangan kanan di punggung telapak
tangan kiri, pergelangan, dan lengan bawah.Beliau juga memerintahkan
hal itu kepada para sahabat dan kadang kala beliau menggenggam tangan
kiri beliau dengan tangan kanan.Beliau meletakkan kedua tangan beliau
didada.7beliau melarang berkacak pinggang dalam melaksanakan
sholat,karena itu seperti salib, dan itu terlarang .
d) Melihat ke Tempat Sujud dan Berlaku Khusyuk
Rasulullah Saw ketika sholat menundukkan kepala dan
mengarahkan pandangan beliau ke arah bumi.Ketika masuk Ka'bah beliau
tidak memalingkan arah pandangan beliau dari tempat sujud sehingga
keluar dari Ka'bah.Rasulullah Saw bersabda, "Hendaknya di Ka'bah tidak
ada sesuatu pun yang dapat mengganggu orang sholat."
Rasulullah Saw juga melarang untuk mengangkat pandangan ke
arah langit dan menegaskan larangan itu sehingga bersabda, "Hendaknya
orang-orang dilarang keras untuk mengangkat pandangan mereka ke arah
langit waktu sholat atau kalau tidak demikian maka pandangan itu tidak
akan kembali kepada mereka (maka pandangan mereka benar-benar akan
tertutup).
Dalam hadis lain beliau bersabda, "Kalau kalian melaksanakan
sholat maka janganlah berpaling, karena sesungguhnya Allah
menghadapkan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya selama hamba
tersebut tidak menoleh dalam sholatnya.Beliau bersabda tentang menoleh

7
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 78

11
(mema- lingkan pandangan),Itu gangguan yang mana setan mengganggu
sholat seorang hamba.
Rasulullah Saw bersabda: "Allah akan tetap dan senantiasa
menghadapkan wajah-Nya kepada hamba-Nya dalam sholatnya selagi
hamba tersebut tidak berpaling atau pun menoleh, kalau hamba itu sudah
berpaling ataupun menoleh maka Allah pun akan berpaling darinya.8

2) Membaca Doa Iftitah


Rasulullah SAW memulai bacaan iftitah dengan sejumlah doa yang cukup
banyak dan beragam. Intinya adalah pujian kepada Allah, serta
pengagungan dan sanjungan kepada- Nya. Beliau memerintahkan hal ini
kepada orang yang melaksanakan sholat. Beliau bersabda, "Tidak ada
seorang dari manusia yang sholatnya sempurna, kecuali dia pun bertakbir,
memuji dan menyanjung Allah, dan membaca ayat al-Qur'an yang paling
mudah dan paling pendek (matayassara min al-Qur'an)…
Rasulullah Saw kadang-kadang membaca satu model doa, kadang-kadang
yang lainnya. Berikut doa iftitah yang beliau contohkan:

8
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 79

12
Artinya : "Allah Maha Besar lagi sempurna Kebesaran-Nya, segala puji
bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka
hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan
lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum
musyrikin. Sesungguhnya shalatku ibadatku, hidupku dan matiku semata
hitnya untuk Allah Seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan
dengan aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagi-Nya. Dan aku
dari golongan orang muslimin.
3) Membaca surat fatihah
a) Membaca Ta’awudz ketika membaca Al-Fatihah
Kemudian Rasulullah Saw membaca ta'awudz dan berdoa:

Artinya :
Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk baik dari
godaan,tipuan, ataupun hembusannya.
Kemudian beliau membaca:

Bismillabi al-rahmani al-rahimi


(Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang) dan
tidak mengeraskan bacaan doa tersebut.
b) Membaca Ayat Per Ayat
Kemudian Rasulullah Saw membaca surat al-Fatihah dan berhenti pada
setiap ayat mulai dari:

13
Artinya:Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang, Yang menguasai di hari Pembalasan, Hanya Engkaulah yang
Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan,
Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (Yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.9
4) Membaca Surat Pendek Dan Mudah Dihafal
Setelah membaca al-Fatihah, Rasulullah SAW membaca surat lainnya.
Terkadang beliau memanjangkan bacaan surat itu, tetapi kadang kala
memendekkan bacaannya karena ada makmum yang dalam keadaan
bepergian, orang batuk atau sakit, atau tangisan bayi. Sebagaimana Anas bin
Malik berkata, "Rasulullah Saw pada suatu hari di saat sholat fajar (subuh)
meringankan bacaan surat beliau”.
Dalam riwayat hadis lain diceritakan bahwa Rasulullah SAW
melaksanakan sholat subuh dan beliau membaca dua buah surat paling
pendek dari al-Qur'an. Setelah sholat selesai maka ditanyakan kepada
beliau, "Wahai Rasulullah, kenapa Anda mempercepat dan meringankan
bacaan Anda?" Beliau menjawab, "Aku mendengar tangisan bayi dan aku
mengira kalau ibunya sholat bersama kita. Oleh karena itu, aku ingin ibu
bayi itu menghentikan tangisnya."10
5) Rukuk
Selesai membaca surat pendek, lalu mengangkat kedua belah tangan
setinggi telinga seraya membaca "ALLAHU AKBAR" , terus badannya
9
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 92
10
Ibid 98

14
membungkuk, kedua tangannya memegang lutut dan ditekankan antara
punggung dan kepala supaya rata. Setelah cukup sempurna bacalah tasbih
sebagai berikut :

Artinya : Mahasuci Tuhanku yang Mahaagung dan


segala puji bagi-Nya.11

6) I’tidal
Kemudian rosulullah saw mengangkat tulang rusuk beliau dari
keadaan rukuk dengan membaca sami’a Allahu Liman Hamidah (Allah
mendengar orang yang memujinya).Kemudian beliau berdo’a pada waktu
berdiri, Rabbana wa laka al-hamdu (wahai tuhan kami, bagimu segala
pujian).
Beliau mengangkat kedua tangan ketika I’tidal (bangkit dari rukuk),
sebagaimana beliau mengangkat tangan ketika takbiratul ihram. Dalam
keadaan berdiri beliau membaca:

Artinya : "Ya Allah Tuhan kami ! BagiMu segala puji, sepenuh langit dan
bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu".12
Berdiri lama waktu I’tidal dan kewajiban bersikap tuma’ninah dalam
posisi tersebut. Lama berdiri rasulullah saw tidak jauh berbeda dengan lama
rukuk beliau.Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT tidak
11
Moh . Rifa' I,” Risalah Tuntunan Shalat Lengkap”,(Semarang: CV.TOHA PUTRA
Semarang,1976)Hlm 45
12
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 125-129.

15
melihat sholat hamba yang tidak meluruskan tulang rusuknya (waktu I’tidal)
antara rukuk dan sujudnya.13
7) Sujud
Setelah i'tidal terus sujud (tersungkur kebumi) dengan meletakkan dahi
kebumi, dan ketika turun seraya membaca "ALLAHU AKBAR" , dan
setelah sujud membaca tasbih sbb. :

Artinya : Maha suci Tuhan, serta memujilah


aku kepada-Nya14

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya tidak akan sempurna


sholat salah seorang diantara manusia sehingga membaca sami’a Allahu
liman hamidah hingga dia tegak berdiri. Kemudian membaca lagi Allahu
Akbar lalu sujud hingga seluruh persendiannya berada dalam posisi secara
tapat dan tenang.”
Ketika ingin sujud Rasulullah SAW bertakbir dan merenggangkan
kedua tangan dari lambung beliau kemudian sujud. Terkadang beliau
mengangkat tangan ketika hendak sujud.Sujud dengan tangan terlebih
dahulu. Rasulullah SAW berpegang pada dua telapak tangan beliau dan
membentangkannya, merapatkan jari-jari, serta menghadapkannya kearah
kiblat. Beliau menjadikan kedua telapak tangannya sejajar dengan kedua
pundak, dan terkadang sejajar dengan kedua telinga. Beliau menancapkan
hidung dan dahi beliau ketanah.
Beliau juga memantapkan posisi kedua lutut dan ujung kedua telapak
kaki beliau, dan menghadapkan punggung kedua kaki dan ujung-ujung
telapak kaki tersebut kearah kiblat. Beliau merapatkan tumit dan
menegakkan telapak kakinya.

13
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 130.
14
Moh . Rifa' I,” Risalah Tuntunan Shalat Lengkap”,(Semarang: CV.TOHA PUTRA
Semarang,1976)Hlm 46-47

16
Tujuh anggota tubuh yang Rasulullah SAW pada waktu sujud
bertumpu padanya, yaitu dua telapak tangan, dua lutut, dua telapak kaki,
dahi dan hidung.
Kewajiban berlaku thuma’ninah waktu sujud. Lama waktu sujud
Rasulullah SAW tidak jauh berbeda dengan waktu rukuk dan tidak jarang
beliau semakin memperlama waktu sujud itu ketika ada sesuatu yang terjadi.
15

8) Bangkit Dari Sujud


Kemudian Rasulullah Saw mengangkat kepala dari sujud dengan
mengucapkan takbir. Beliau memerintahkan perbuatan ini kepada orang-
orang yang mengerjakan sholat. Beliau bersabda, "Tidak sempurna sholat
seseorang sehingga. dia sujud sampai semua persendiannya tenang."
Kemudian beliau mengucap: Allahu Akbar dan mengangkat kepala
sehingga beliau duduk dalam keadaan tegak. Terkadang Rasulullah Saw
mengangkat kedua tangan bersamaan dengan takbir ini. Selanjutnya beliau
menjadikan kaki kiri sebagai alas dan duduk di atasnya dengan sikap
thuma'ninah (tenang). Beliau memerintahkan hal ini kepada orang-orang
yang mengerjakan sholat. Beliau bersabda, "Jika kamu sujud maka
mantapkanlah sujudmu, dan jika kamu mengangkat kepala dari sujud maka
duduklah di atas betis kirimu. menekuk dengan tepat kaki kanan beliau dan
menghadapkan jari-jarinya ke arah kiblat.16
9) Duduk Diantara Dua Sujud
Setelah sujut kemudian duduk serta membaca "ALLAHU AKBAR" dan
setelah duduk membaca :

15
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 130-135.
16
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 142.

17
Artinya : "Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan
cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajat kami dan berilah rizqi
kepadaku, dan. berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku dan
berilah ampunan kepadaku".17
Terkadang Rasulullah SAW duduk iq’a (dengan bertumpu pada antara
kedua telapak kaki dan tumit kedua kaki beliau).Dan Tuma’ninah ketika
duduk diantara dua sujud. Beliau memanjangkan duduk di antara dua sujud
sehingga lama waktunya tidak jauh beda dengan waktu sujud
beliau.Kemudian beliau bertakbir dan sujud kedua. Beliau melaksanakan,
dalam sujud kedua ini, seperti yang dilakukan pada sujud yang pertama,
kemudian beliau mengangkat kepala sambil bertakbir.18
10) Duduk Tasyahud Awal
Pada raka'at kedua, kalau shalat kita tiga raka'at atau empat raka'at,
maka pada raka'at kedua ini kita duduk untuk membaca tasyahud/tahyat
awal, dengan duduk kaki kanan tegak dan telapak kaki kiri diduduki.
Bacaan Tasyahud/Tahyat Awal :

Artinya : Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi


Allah. Salam, rahmat dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi
(Muhammad). Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh
hamba yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Allah'. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya
Allah ! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad.19

17
Moh . Rifa' I,” Risalah Tuntunan Shalat Lengkap”,(Semarang: CV.TOHA PUTRA
Semarang,1976)Hlm 47
18
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 143-144
19
Moh . Rifa' I,” Risalah Tuntunan Shalat Lengkap”,(Semarang: CV.TOHA PUTRA
Semarang,1976)Hlm 48-49

18
11) Menggerakkan Telunjuk Waktu Tasyahud
Rasulullah SAW membentangkan telapak tangan kiri diatas lutut kiri
dan menggenggam semua jari tangan kanan beliau, mengisyaratkan dengan
jari- jari beliau yang bersebelahan dengan jempol menghadap kearah kiblat,
dan mengarahkan pandangan beliau ketelunjuknya.
Ketika hendak memberikan isyarat dengan jari- jari maka beliau
meletakkan jari jempol diatas jari tengah. Terkadang beliau melingkarkan
antara jempol dengan jari tengah. Rasulullah SAW ketika mengangkat jari-
jari menggerakkannya dan berdoa. Beliau bersabda, “Sesungguhnya jari
telunjuk itu lebih menusuk pada setan daripada besi”20
12) Tasyahud Akhir
Bacaan tasyabud/tahyat akhir ialah seperti tahyat awal yang' ditambah
dengan shalawat atas warga Nabi Muhammad, dan lafadhnya sbb. :

Artinya : "Ya Allah ,Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad”21


Rasuluallah SAW memerintahkan tasyahud akhir ini sebagaimana
memerintahkan tasyahud awal, dan mengerjakannya persis seperti dalam
tasyahud awal. Dalam tasyahud akhir ini beliau duduk dalam keadaan
tawarruk (duduk dengan meletakkan kedua punggung telapak kaki di atas
tanah). Beliau meletakkan pangkal paha kiri di atas bumi dan mengeluarkan
kedua telapak kaki dari satu arah. Beliau menempatkan bagian kiri di bawah
paha dan betis dan menegakkan telapak kaki kanan beliau, kadang kala
beliau mendudukinya. Beliau meletakkan telapak tangan kirinya di lutut
kiri.22
Pada tahyat akhir disunatkan membaca shalawat Ibrahimiyah.

20
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 147.
21
Moh . Rifa' I,” Risalah Tuntunan Shalat Lengkap”,(Semarang: CV.TOHA PUTRA
Semarang,1976)Hlm 49
22
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap Seputar
Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah (Diva Press: 2007), hal 177.

19
Artinya : "Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim
dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para
keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim
dan keluarganya. Diseluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha
Mulia".23

13) Salam
Selesai tahyat akhir, kemudian salam dengan menengok kekanan dan
kekiri dengan membaca :

Artinya : "Keselamatan dan rahmat Allah


semoga tetap pada kamu sekalian".24
Waktu membaca salam yang pertama, muka kita menengok ke kanan,
dan waktu membaca salam yang kedua muka kita menengok ke kiri.

23
Moh . Rifa' I,” Risalah Tuntunan Shalat Lengkap”,(Semarang: CV.TOHA PUTRA
Semarang,1976)Hlm 50
24
Ibid 50-51

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam melaksanakan Sholat terdapat syarat sholat yaitu syarat sah dan
syarat wajib .Terdapat 5 Syarat Wajib Shalat yaitu Islam, Baligh, Berakal ,
Suci dari hadats dan najis baik kecil maupun besar,dan Mampu
Melaksanakan .Sedangkan.Syarat Sah dalam sholat terdapat 4 syarat yaitu
Suci dari hadats, baik hadats kecil maupun besar dan Suci badan, pakaian
dan tempat shalat dari najis, Menutup aurat, Telah masuk waktu shalat, dan
Menghadap kiblat.
2. Untuk melaksanakan sholat juga terdapat rukun sholat, Rukun shalat adalah
bagian dari pada shalat dimana shalat itu tidak terwujud kecuali
dengannya.Adapun rukun sholat sebagai berikut: Niat mengerjakan shalat,
Berdiri bagi yang mampu untuk shalat fardhu, Takbiratul Ihram, Membaca
surat Al-fatihah, Rukuk dengan thumaninah, I’tidal dengan thumaninah,
Sujud dua kali dengan thumaninah, Duduk di antara dua sujud dengan
thumaninah, Duduk Akhir, Membaca tasyahud akhir, Membaca shalawat
nabi pada tasyahud akhir, Salam, Tertib.

B. Saran
Demikian makalah yang kami susun semoga bisa bermanfaat dan menambah
pengetahuan kita tentang Praktik ibadah sholat yang benak dan baik.Dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan apabila ada saran dari
pembaca kami sangat berterima kasih.

21
DAFTAR PUSTAKA

Al-Albani ,Muhammad Nashiruddin. Praktek Sholat Nabi: Panduan Lengkap


Seputar Tata Cara Dan Praktek Sholat Rasulullah .Diva Press: 2007.
Al-Jazairi ,Abu Bakar Jabir.Minhajul Muslim terj. Salafudin Abu Sayyid,
Muzaidi, Abu Faqih Al-Atsari.Sukoharjo:Pustaka Arafah, 2014.
Azzam ,Abdul Aziz Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas.Fiqih
Ibadah.Jakarta:Amzah,2013.
Buku siswa/Kementerian Agama, Jakarta: kementerian Agama 2015.
Rifa' I ,Moh .Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Semarang: CV.TOHA PUTRA
Semarang,1976

22

Anda mungkin juga menyukai