3. Peninjauan lapangan
Pembubaran:
1. Keputusan Rapat Anggota Rapat anggota selaku pemegang kekuasaan
tertinggi berhak membubarkan koperasi. Apabila rapat anggota telah
memutuskan untuk membubarkan koperasi, maka pengurus koperasi
atau kuasa rapat anggota memberitahukan secara tertulis keputusan
pembubaran koperasi tersebut kepada semua kreditor dan pemerintah,
dalam jangka waktu paling lama 14 hari sejak tanggal keputusan rapat
anggota pembubaran. Jika alasan pembubaran diterima oleh pemerintah
maka akan diumumkan pembubaran tersebut dalam berita negara RI.
Sejak tanggal pengumuman pembubaran dalam berita negara RI maka
status badan hukum koperasi yang bersangkutan hapus.
2. Keputusan Pemerintah Pemerintah dalam hal ini pejabat koperasi
berhak pula melakukan pembubaran koperasi. Pembubaran koperasi
yang dilakukan pemerintah berdasarkan alasan-alasan berikut ini:
a. Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan Undang-undang koperasi.
b. Kegiatan koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan,
berdasarkan keputusan pengadilan.
c. Kelangsungan hidup koperasi tidak dapat diharapkan lagi, misalnya koperasi
tersebut pailit.
Yayasan
Definisi:
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan dalam
mencapai tujuan tertentu dibidang social,
keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota. Yayasan dapat mendirikan
badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan
maksud dan tujuan yayasan.
Undang-undang: N0. 16 Tahun 2001
Organ Tubuh:
Pendirian:
1. Merumuskan nama yayasan
2. Tentukan bidang apa yang akan digeluti oleh yayasan contoh: pendidikan, lingkungan, sosial,
keagamaan dll
3. Siapkan fotocopy KTP pendiri, nama pembina, ketua, sekretaris, bendahara, dan pengawas yayasan
8. Notaris akan mengajukan Anggaran Dasar ke Departemen Hukum dan HAM untuk mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM
Pembubaran:
Pembubaran yayasan dapat dilakukan bila telah diputuskan
oleh Rapat Pembina, yaitu dihadiri oleh paling sedikit dari
jumlah Pembina dan disetujui oleh paling sedikit dari
Pembina yang hadir. Selanjutnya Pembina yayasan dapat
menunjuk seorang likuidator untuk membereskan kekayaan
yayasan. Pengurus dapat bertindak sebagai likuidator dalam
hal tidak ditunjuk seorang likuidator khusus. Pada dasarnya
tugas likuidator adalah memenuhi semua kewajiban
keuangan yayasan (membayar hutang dll) Jika semua
kewajiban telah dipenuhi dan masih ada asset tersisa, maka
asset tersebut dapat dijual oleh likuidator dengan terlebih
dulu mendapat kuasa dari Pembina.
STUDI KASUS
Status Hukum Anak Hasil Perkawinan Campur
Perkawinan campuran telah merambah hampir ke seluruh pelosok
Tanah Air dan semua kelas masyarakat. Globalisasi informasi, ekonomi,
pendidikan, dan transportasi telah menggugurkan stigma bahwa kawin
campur adalah perkawinan antara ekspatriat kaya dan orang Indonesia.
Menurut survey yang dilakukan oleh lembaga survey asing, jalur
perkenalan yang membawa pasangan berbeda kewarganegaraan
menikah antara lain adalah perkenalan melalui internet, kemudian
bekas teman kerja/bisnis, berkenalan saat berlibur, bekas teman
sekolah/kuliah, dan sahabat pena. Perkawinan campur juga banyak
terjadi pada tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja dari negara
lain. Dengan banyak terjadinya perkawinan campur di Indonesia sudah
seharusnya perlindungan hukum dalam perkawinan campuran ini
diakomodir dengan baik dalam perundang-undangan di indonesia.
Kesimpulan:
Anak adalah subjek hukum yang belum cakap
melakukan perbuatan hukum sendiri sehingga harus
dibantu oleh orang tua atau walinya yang memiliki
kecakapan. Pengaturan status hukum anak hasil
perkawinan campuran dalam UU Kewarganegaraan
yang baru, memberi pencerahan yang positif,
terutama dalam hubungan anak dengan ibunya,
karena UU baru ini mengizinkan kewarganegaraan
ganda terbatas untuk anak hasil perkawinan
campuran.
Terima Kasih