• SYARAT SUBJEKTIF :
# Sepakat
# Cakap
- cakap belum tentu berwenang ?
- berwenang belum tentu cakap ?
• SYARAT OBJEKTIF :
# suatu hal tertentu barang harus jelas
# Causa yg halal tujuan tidak di larang.
AKIBAT HUKUM
• Syarat Subjektif dapat dibatalkan
• Syarat objektif batal demi hukum
HUKUM PERUSAHAAN
• Hukum perusahaan terletak pada hk dagang
termasuk hk perdata sekaligus juga hk
administrasi negara.
• Hk dagang mengatur perdagangan/perniagaan
• Hk perdata adanya perikatan antar sekutu
• HAN ada kewenangan eksekutif (berkaitan dg pendaftaran &
pengumuman).
Pengertian perusahaan secara umum
PERMENKUMHAM NO. 21
TAHUN 2019 TENTANG TATA
CARA PENGAWASAN
PENERAPAN PRINSIP
MENGENALI PEMILIK
MANFAAT DARI KORPORASI
PERSEKUTUAN PERDATA/MAATSCHAP
Ps. 1618 – 1652 BW
Ketua
Sekretaris
Bendahara
PEMBINA YAYASAN
• PEMBINA pendiri yayasan atau orang yg
ditunjuk berdasarkan keputusan rapat
pembina
• Jika tidak ada pembina mk 30 hr sejak
kekosongan itu harus ada rapat gabungan
(pengawas & pengurus)
• Tidak rangkap jabatan dalam yayasan
• Rapat 1 X setahun
KEWENANGAN PEMBINA
1. Keputusan perubahan AD
2. Mengangkat/memberhentikan pengawas &
pengurus
3. Penetapan kebijakan umum yayasan berdasar AD
4. Pengesahan program kerja & rancangan anggaran
5. Penetapan penggabungan/pembubaran yayasan
PENGURUS YAYASAN
• Melaksanakan kepengurusan yayasan
• Tidak rangkap jabatan di yayasan
• Mewakili yayasan di dalam & diluar
pengadilan
• Mengangkat & memberhentikan pelaksana
kegiatan yayasan
PENGAWAS YAYASAN
• Pengawas tidak boleh rangkap jabatan dalam
yayasan
• Dapat memberhentikan sementara pengurus
dengan menyebut alasan
• 7 hari setelah pemberhentian tersebut harus
laporan ke pembina
PENDIRIAN YAYASAN
1. Pesan nama KemenkumHam (Permenkumham 2 th 2016 jo
Permenkumham 13 th 2019)
di negara Indonesia tidak dibolehkan ada 2 nama yayasan yg sama
2. Akta pendirian Notariil
anggaran dasar harus dibuat dihadapan notaris & harus sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
3. Keterangan Domisili lurah/camat
menerangkan alamat/lokasi yayasan itu berada
4. NPWP KPP setempat
NPWP atas nama yayasan & NPWP atas nama Ketua yayasan
5. SK pengesahan KemekumHam (SABH)
akta pendirian yayasan harus dimintakan SK pengesahan dari
KemenkumHam agar memperoleh status badan hukum
PENGGABUNGAN YAYASAN
• Pengabungan bisa dilakukan 2 atau lebih yayasan
dengan yayasan lain
• Akibatnya Yayasan yg menggabungkan diri menjadi
bubar
• Syarat penggabungan :
1. Ketidakmampuan yayasan
2. Yang bergabung & yg digabung sejenis
3. Yayasan yg bergabung tidak melakukan
perbuatan yg bertentangan dengan AD.
• Usul dari pengurus ke pembina
PEMBUBARAN YAYASAN
• Jangka waktu berakhir
• Tujuan yayasan telah tercapai
• Putusan pengadilan (inkrach) dg alasan :
• yayasan melanggar ketertiban umum & kesusilaan ;
• tidak mampu bayar hutang setelah dinyatakan pailit ;
atau
• harta yayasan tidak cukup bayar hutang setelah
pernyataan pailit dicabut.
• Pembubaran yayasan melalui Sistem Administrasi Badan
Hukum (SABH)
PENYESUAIAN
• Yayasan yang didirikan sebelum UU 16/2001
harus melakukan penyesuaian
• Dalam 3 tahun (bila sdh didaftarkan di PN) atau
1 tahun (belum didaftarkan di PN) setelah UU
16/2001 tidak menyesuaikan maka tidak dapat
menggunakan kata “yayasan” & dapat
dibubarkan dg putusan pengadilan
• PP 2/2013 penyesuaian tidak ada batas waktu.
PP 2/2013 PENYESUAIAN YAYASAN
• Yayasan dapat melakukan penyesuaian tanpa ada
batas waktu ;
• Caranya a.l.:
yg sudah badan hukum : membuat membuat akta
perubahan disertai penyesuaian :
Yg belum badan hukum : membuat akta pendirian
baru dengan penjelasan dipremise asal-usul yayasan.
Laporan kegiatan min. 5 th terakhir diketahui instansi
terkait.
PENDIRIAN YAYASAN
• Pesan nama Depkumham
• Akta pendirian AD yayasan
- nama, domisili, organ yayasan
• Salinan akta AD dimintakan pengesahan untuk
memperoleh status badan hk ke kemenkumham.
PERUBAHAN AD
• Persetujuan perubahan anggaran dasar yayasan diatur dalam
permenkumham no 2 th 2016 (pasal 18-23) Persetujuan
perubahan nama dan kegiatan yayasan.
• Pemberitahuan perubahan anggaran dasar yayasan (Pasal 24-
26) perubahan selain pasal 18.
• Pemberitahuan Perubahan data yayasan (pasal 27-30)
Perubahan Pembina, Perubahan atau pengangkatan kembali
pengurus dan/atau pengawas, dan perubahan alamat
lengkap.
PERSEROAN TERBATAS
UU NO. 40 Th 2007 ttg PERSEROAN TERBATAS
UU NO. 25 Th 2007 ttg PMA PMDN
UU NO. 8 th 1995 Pasar Modal
UU NO. 11 Th 2021 ttg UU Cipta Kerja
PP No. 43 th 2011 ttg Pemesanan Nama PT
PP NO. 5 th 2021 ttg Perijinan Berusaha Berbasis Resiko
Permenkumham No 8 Th 2021 tentang Modal Dasar Perseroan Serta
Pendaftaran Pendirian, Perubahan dan Pembubaran Perseroan yang
memenuhi kreteria untuk
Usaha Mikro dan Kecil
Permenkumham No. 21 Th 2021 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran
Pendirian, Perubahan dan Pembubaran Badan Hukum Persroan
Terbatas
Definisi PT
• Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut
perseroan, adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya
PERSEROAN TERBATAS
Perseroan Terbatas, yang selanjutnya
disebut perseroan, adalah badan hukum
Undang-Undang Nomor yang merupakan persekutuan modal,
40 Tahun 2007 tentang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan
Perseroan Terbatas modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.
Perseroan Terbatas, yang selanjutnya
disebut Perseroan, adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian,
Pasca UU Cipta Kerja melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham atau Badan Hukum
perorangan yang memenuhi kriteria
Usaha Mikro dan Kecil sebagaimana
diatur dalam peraturan
perundangundangan mengenai Usaha
Mikro dan Kecil.
Tanggung Jawab Pesero
• Jika PT berhubungan dengan pihak ketiga
maka yg bertanggung jawab adalah PT bukan
pemegang saham
• Jika ada kerugian maka kerugian pesero hanya
sebatas saham yg dimasukkan dalam
perseroan
• Kecuali jika perseroan tersebut belum
berbadan hukum dan/atau melanggar ADPT.
PERSEROAN TERBATAS ???
• Badan hukum
• Persekutuan modal
• Berdasarkan perjanjian
• Kegiatan usaha tertentu/khusus atau umum
• Modal dasar yg terbagi dalam bentuk saham
sudah tercetak atau belum
• Memenuhi persyaratan yg ditetapkan UU &
peraturan pelaksananya
MACAM-MACAM PT
1. PT. TERBUKA saham dimiliki umum
2. PT. TERTUTUP pemilik saham tertentu
3. PMDN pemilik saham
WNI/BHI
4. PMA pemilik saham WNA/BHA
5. UMUM (Swasta Nasional) jenis usaha
umum/banyak
6. KHUSUS jenis usaha tertentu
7. BUMN modal milik negara
8. BUMD modal milik pemda
PENDIRIAN PT
1. Pesan nama Kemenkumham
2. Akta Notaris
3. Ket. Domisili Kelurahan (ada beberapa daerah
yang sudah tidak menerbitkan SKDU)
4. NPWP (Semua & PT) KPP
5. Setor Modal kendala dg bank sehingga cukup
dengan pernyataan (disetor setelah SK)
6. Pengesahan/SK Kemenkumham (SABH)
7. SIUP & TDP Instansi terkait NIB melalui OSS
LARANGAN PEMAKAIAN NAMA
Tidak semua nama bisa dipakai sebagai nama PT, karena ada beberapa larangan pemakaian nama PT
a.l. (psl 5 PP 43 th 2011)
1. Nama Perseroan yang diajukan harus memenuhi persyaratan:
a. ditulis dengan huruf latin;
b. belum dipakai secara sah oleh Perseroan lain atau tidak sama pada pokoknya dengan Nama
Perseroan lain;
c. tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;
d. tidak sama atau tidak mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau lembaga
internasional, kecuali mendapat izin dari lembaga yang bersangkutan;
e. tidak terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak membentuk
kata;
f. tidak mempunyai arti sebagai Perseroan, badan hukum, atau persekutuan perdata;
g. tidak hanya menggunakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha sebagai Nama Perseroan; dan
h. sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan, dalam hal maksud dan tujuan
serta kegiatan usaha akan digunakan sebagai bagian dari Nama Perseroan.
2. Dalam hal Nama Perseroan yang diajukan disertai dengan singkatan, penggunaan singkatan harus
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali huruf e.
3. Singkatan Nama Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. singkatan yang terdiri atas huruf depan Nama Perseroan; atau
b. singkatan yang merupakan akronim dari Nama Perseroan.
Wajib Memakai Bahasa Indonesia
Pasal 11
Perseroan yang seluruh sahamnya dimiliki
oleh warga negara Indonesia atau badan
hukum Indonesia wajib memakai nama
perseroan dalam bahasa Indonesia
YG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
AD-PT
1. Nama & tempat kedudukan (kota/kab dan propinsi)
2. Maksud & tujuan serta kegiatan usaha
3. Jangka waktu
4. Modal (dasar & disetor/ditempatkan)
5. Jumlah, nilai & pemegang saham
6. Direksi & komisaris
7. Tempat & tata cara RUPS/LB
8. Tata cara pengangkatan & pemberhentian Direksi &
komisaris
9. Tata cara penggunaan laba
PERUBAHAN AD-PT
• Harus dilakukan dg RUPS/RUPSLB
• Sebelum RUPS harus ada undangan dari direksi
• RUPS dipimpin direksi
• Hasil RUPS harus dilaporkan atau dimintakan persetujuan ke
Kemenkumham
• Jika RUPS dibuat dibawah tangan maka dalam waktu 30 hari
harus dinotariilkan
• Jika sudah dinotariilkan maka dalam waktu 30 hari harus
dilaporkan/dimintakan persetujuan
• Perpanjangan jangka waktu berdirinya PT harus diajukan 60
hari sebelum jangka waktunya berakhir
DAFTAR PERSEROAN (PS.29)
• Daftar perseroan dilaksanakan oleh
Kemenkumham, yg memuat a.l.:
- nama, tempat kedudukan, maksud & tujuan,
jangka waktu, modal & perubahan-
perubahannya
• Akta pendirian & perubahan diumumkan
dalam Tambahan Berita Negara (ps.30)
MODAL
• Modal dasar minimal Rp.50.000.000,-
• Modal ditempatkan & disetor = 25 % dari modal
dasar
• Modal setor harus dibuktikan dg slip setoran ke
rekening bank a/n PT
• Modal setor selain uang harus dilakukan penilaian
berdasarkan harga pasar/ahli penilai yg tidak
terafiliasi dengan PT & harus diumumkan di surat
kabar 14 hari setelah RUPS
SAHAM
• Modal PT harus dibentuk dalam jumlah saham
• Harga saham ditentukan oleh pemegang saham saat
mendirikan PT atau saat RUPS (jika ada perubahan
harga saham)
• Misal :
- modal dasar Rp. 50.000.000,-
- 1 saham = Rp. 500.000,-
- jadi modal dasarnya Rp. 50.000.000,- = 100 saham
- jika modal ditempatkan/disetor 25 % = saham
HAK PEMEGANG SAHAM
(PS.52)
1. Menghadiri & mengeluarkan suara dalam
RUPS
2. Menerima deviden/laba & sisa hasil likuidasi
3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan UU
PERUBAHAN MODAL
PENAMBAHAN MODAL PENGURANGAN MODAL
• Harus dg RUPS • Harus dg RUPS
• tambah modal = tambah • Kurang modal = kurang
saham saham
• Bertambahnya MD belum • Kurang MD belum tentu MS
tentu MS bertambah & berkurang & sebaliknya
sebaliknya • Pengurangan modal harus
• penambahan modal harus ditawarkan modal siapa yg
ditawarkan ke pemegang berkurang
saham yg lain orang lain • Diumumkan di media
PEMINDAHAN SAHAM
• Saham dapat dialihkan dari pemegang saham
yg satu kepada yg lain
• Peralihan saham harus ditawarkan pada
pemegang saham yg sudah ada, jika tidak ada
yg berkenan maka bisa dialihkan ke pihak lain
• Peralihan saham harus mendapat persetujuan
RUPS
ORGAN PT
A. D I R E K S I
B. DEWAN K O M I S A R I S
C. R U P S
A. DIREKSI
• Menjalankan perseroan sehari-hari sesuai dengan AD-PT
• Diangkat & diberhentikan oleh RUPS
• Bila direksi lebih dari satu maka tugas & wewenangnya diatur
dalam keputusan RUPS, namun jika tidak maka dengan
keputusan direksi
• Kewajiban direksi a.l.:
membuat daftar pemegang saham, risalah RUPS, risalah rapat
direksi, laporan tahunan, memelihara seluruh daftar asset,
risalah & dokumen, meminta persetujuan RUPS dalam hal
tertentu
B. DEWAN KOMISARIS
• Melakukan pengawasan tugas & wewenang direksi
• Memberi nasehat direksi
• Diangkat & diberhentikan RUPS
• Kewajiban a.l. :
membuat risalah rapat komisaris, menyimpan
risalah, melapor ke perseroan jika ada kepemilikan
sahamnya/keluarganya, melaporkan tugas
pengawasan ke RUPS
C. R U P S
• Memiliki wewenang yg tidak dimiliki
direksi/komisaris
• Pemegang saham berhak mengetahui segala sesuatu
tentang perseroan
• RUPS harus sesuai qorum
• RUPS harus ditempat kedudukan PT kecuali Tbk (di
wilayah RI) bisa dituliskan dalam AD.
• RUPS bisa dilakukan secara langsung tatap muka bisa
juga tidak
JENIS RUPS
RUPS TAHUNAN RUPSLB / RULBPS
• RUPS yang wajib • RUPS diluar acara
dilakukan 1 tahun sekali tahunan
(paling lambat 6 bulan • RUPS ini bisa dilakukan
setelah tahun buku beberapa kali jika
berakhir) dipandang perlu
TATA CARA RUPS
1. RUPS harus dilakukan di tempat kedudukan PT kecuali tbk di wilayah RI
2. Sebelum RUPS harus ada surat panggilan rapat dari direksi bagi pemegang saham
(14 hari sebelum RUPS) kecuali ada kepastian seluruh pemegang saham hadir maka
panggilan rapat dapat diabaikan
3. Undangan rapat harus jelas tempat, waktu, & agenda rapat
4. Rapat dipimpin oleh Direktur utama
5. Kuorum, RUPS bisa dilaksanakan jika dihadiri ½ bagian lebih dari jumlah seluruh
saham atau yg mewakili, jika tidak maka
ada panggilan RUPS ke-2 ( 7 hari) dg ketentuan paling sedikit 1/3 bagian dari jumlah
seluruh saham
jika tidak maka panggilan RUPS dg penetapan pengadilan ( 7 hari)
5. Keputusan RUPS sah jika disetujui secara bulat atau disetujui lebih dari ½ bagian yg
hadir
6. RUPS/RUPSLB dapat dilakukan secara langsung dihadapan notaris (relaas akta),
dapat juga dilakukan dibawahtangan namun harus segera di notariilkan
PENYESUAIAN
• Untuk PT yg didirikan sebelum diundangkan
UU 40/2007 maka PT tersebut harus
melakukan penyesuaian AD-nya dengan cara
melakukan RUPS
ANGGARAN DASAR & PERUBAHAN
Untuk AD-PT & perubahannya harus kita
sampaikan ke Kemenkumham untuk
dimintakan :
– Pengesahan pendirian
– Persetujuan nama, tempat, modal, status,
maksud/tujuan, jangka waktu
– Pemberitahuan AD dan Data Perseroan selain
diatas
Peleburan (konsolidasi)
Pasal 1 (10)
• Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan
atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan
baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan
yang meleburkan diri dan status badan hukum Perseroan yang
meleburkan diri berakhir karena hukum.
Pasal 1 (11)
• Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk
mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut.
Pasal 1 (12)
• Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
Perseroan untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan
seluruh aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum
kepada 2 (dua) Perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan
pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 1 (satu)
Perseroan atau lebih.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2021
tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan
Pembubaran Badan Hukum Perseroan Terbatas
Bersifat one
tier, yakni FITUR UTAMA
PERSEROAN Pengumuman
pendiri cukup pada laman
sekaligus PERORANGAN ahu.go.id.
direktur dan
pemegang
saham (tanpa
ada komisaris).
PERSEROAN PERSEORANGAN
MASYARAKAT
UMUM
LAPORAN
PENDIRIAN PERUBAHAN PEMBUBARAN KEUANGAN
Modal
Pasal 3
1. Perseroan wajib memiliki modal dasar Perseroan.
2. Besaran modal dasar Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan keputusan pendiri Perseroan.
Pasal 4
1. Modal dasar Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus
ditempatkan dan disetor penuh paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen) yang dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah.
2. Bukti penyetoran yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
disampaikan secara elektronik kepada Menteri dalam waktu paling lama
60 (enam puluh) Hari terhitung sejak tanggal :
a. akta pendirian Perseroan untuk Perseroan; atau
b. pengisian Pernyataan Pendirian untuk Perseroan perorangan.
Pendirian
Pasal 6 (1) PP 8/2021
1. Perseroan perorangan didirikan oleh Warga Negara Indonesia dengan
mengisi Pernyataan Pendirian dalam bahasa Indonesia.
2. Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi persyaratan :
a. berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun; dan
b. cakap hukum.
3. Perseroan perorangan memperoleh status badan hukum setelah
didaftarkan kepada Menteri dan mendapatkan sertilikat pendaftaran
secara elektronik.
4. Perseroan perorangan yang telah memperoleh status badan hukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diumumkan oleh Menteri dalam
laman resmi direktorat jenderal yang menyelengp;arakan tugas dan fungsi
di bidang administrasi hukum umum.
PROSES PENDIRIAN PERSEROAN PERORANGAN
Pemohon membuka
laman ahu.go.id
Pemohon mengisi SERTIFIKAT
PERNYATAAN PENDIRIAN PENDAFTARAN
LAPORAN KEUANGAN
Perseroan perorangan
Pengisian format isian BUKTI PENERIMAAN
penyampaian laporan
wajib menyampaikan
keuangan. LAPORAN KEUANGAN
laporan keuangan kepada
Menteri paling lambat 6 Format isian penyampaian
(enam) bulan setelah laporan keuangan memuat:
akhir periode akuntansi laporan posisi keuangan;
berjalan. laporan laba rugi; dan
catatan atas laporan
keuangan tahun
berjalan.
PERUBAHAN
Pasal 8
1. Pernyataan Pendirian Perseroan Perseorangan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 dapat dilakukan perubahan.
2. Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan mengisi format isian perubahan Pernyataan Pendirian
Perseroan perorangan dalam bahasa Indonesia.
3. Terhadap perubahan Pernyataan Pendirian Perseroan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan
perubahan lebih dari 1 (satu) kali melalui perubahan
pernyataan perubahan Perseroan perorangan.
Lanjutan Perubahan
4. Format isian perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memuat :
a. nama dan tempat kedudukan Perseroan :
b. jangka waktu berdirinya Perseroan perorangan ;
c. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan
perorangan ;
d. jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal
disetor;
e. nilai nominal dan jumlah saham;
f. alamat Perseroan perorangan; dan
g. nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,
tempat tinggal, nomor induk kependudukan dan nomor
pokok wajib pajak dari pendiri sekaligus direktur dan
pemegang saham Perseroan perorangan.
PERUBAHAN STATUS
PERSEROAN PERORANGAN MENJADI
PERSEROAN PERSEKUTUAN MODAL
Perseroan perorangan harus mengubah status badan hukumnya menjadi
Perseroan Persekutuan modal jika:
a. Pemegang saham menjadi lebih dari 1 (satu) orang; dan/atau
b. Tidak memenuhi kriteria kriteria usaha mikro dan kecil.
Sebelum menjadi Perseroan persekutuan modal, Perseroan Perorangan
melakukan perubahan status melalui akun Notaris dengan akta notaris dan
didaftarkan secara elektronik.
Notaris selaku kuasa pemohon harus mengisi surat pernyataan secara
elektronik yang menyatakan format isian Perseroan dan keterangan
mengenai dokumen pendukung yang diajukan telah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan serta Pemohon bertanggung
jawab penuh terhadap kebenaran format isian dan keterangan tersebut.
SANKSI
Pasal 12
1. Perseroan perorangan yang tidak menyampaikan
laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 dikenai sanksi administratif berupa :
a. teguran tertulis;
b. penghentian hak akses atas layanan; atau
c. pencabutan status badan hukum.
Pembubaran
Pasal 13
1) Pembubaran Perseroan perorangan ditetapkan dengan keputusan pemegang saham Perseroan
perorangan yang mempunyai kekuatan hukum sama dengan rapat umum pemegang saham yang
dituangkan dalam Pernyataan Pembubaran dan diberitahukan secara elektronik kepada Menteri.
2) Pembubaran Perseroan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi karena:
a. berdasarkan keputusan pemegang saham Perseroan perorangan yang mempunyai kekuatan hukum
sama dengan rapat umum pemegang saham;
b. jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Pernyataan Pendirian atau perubahannya telah
berakhir;
c. berdasarkan penetapan pengadilan;
d. dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan perorangan tidak cukup untuk membayar biaya
kepailitan;
e. harta pailit Perseroan perorangan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi
(keadaan yg tdk mampu membayar utang atau kewajiban keuangan dengan tepat waktu)
sebagaimana diatur dalam undang-undang mengenai kepailitan dan penundaan kewajiban
pembayaran utang; atau
f. dicabutnya perizinan berusaha Perseroan perorangan sehingga mewajibkan Perseroan perorangan
melakukan likuidasi dengan mengisi Pernyataan Pembubaran.
3) Dalam hal pembubaran terjadi berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf
b, dan huruf d, pemegang saham menunjuk likuidator.
4) Dalam hal pemegang saham tidak menunjuk likuidator, Direksi bertindak sebagai likuidator.
PENANAMAN MODAL
UU NO. 25 TH.2007
• Penanaman modal ?
• Penanaman Dalam Negeri (PMDN) ?
• Penanaman Modal Asing (PMA) ?
PENANAMAN MODAL
• Kegiatan menanam modal
• Investor dalam negeri atau asing
• Melakukan usaha di wilayah R.I.
PENANAMAN MODAL DALAM
NEGERI (PMDN)
• Kegiatan usaha yang dilakukan di wilayah R.I.
oleh pihak dalam negeri dg modal dalam
negeri tanpa melibatkan pihak asing
PENANAMAN MODAL ASING
(PMA)
• Kegiatan usaha di wilayah R.I.
• Dilakukan oleh pihak asing
• Dengan modal modal asing (baik sebagian
atau seluruhnya)
PMA & PERUSAHAAN ASING
• Apakah perusahaan PMA itu merupakan
perusahaan asing ?
PERBEDAAN
PMDN PMA
• Badan hukum • Harus berbadan hukum
• Tidak berbadan hukum berbentuk PT :
• Usaha perseorangan - mengambil bagian
saham saat pendirian
- membeli saham
- melakukan cara lain
sesuai peraturan.
PERLAKUAN (PS. 6-9)
• Pemerintah tidak deskriminatif terhadap para
investor kecuali ada hak istimewa berdasarkan
perjanjian dg indonesia/MoU.
• Pemerintah tidak akan menasionalisasi
investor kecuali ada kompensasi yg disepakati
(harga pasar) namun bila tidak sepakat bisa
lewat Arbitrase
• Investor dapat mengalihkan assetnya sesuai
peraturan per-UU-an
TENAGA KERJA (PS.10)
• Investor harus mengutamakan tenaga kerja WNI
• Berhak memakai tenaga ahli asing u/ jabatan & keahlian
tertentu, namun diwajibkan memberikan pelatihan & alih
teknologi kepada tenaga kerja WNI
• Bila ada perselisihan ketenagakerjaan :
- diupayakan musyawarah
- mekanisme tripartit (investor, tenaga kerja &
pemerintah)
- pengadilan hubungan industrial
BIDANG USAHA (PS. 12)
• Semua bidang/jenis usaha terbuka bagi investor kecuali dinyatakan
tertutup atau terbuka dengan syarat (bisa dilihat dalam Badan
Usaha Penanaman Modal).
• Usaha tertutup atau terbuka dengan syarat akan diatur dengan
peraturan presiden.
• Yang tertutup bagi PMA a.l. = produksi alusista (senjata, mesiu, alat
peledak, peralatan perang)
HAK KEWAJIBAN
• Kepastian hak, hukum & • Menerapkan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik
perlindungan
• Melaksanakan tanggung jawab
• Informasi yg terbuka sosial perusahaan
• Pelayanan • Buat laporan kegiatan
Penanaman modal ke BKPM
• Fasilitas kemudahan
• Menghormati tradisi budaya
setempat
• Mematuhi peraturan yg ada.
TANGGUNG JAWAB PM (PS.16)
• Menjamin adanya modal modal tidak bertentangan dg
norma hk
• Menanggung & menyelesaikan kewajiban/kerugian jika
menghentikan usaha
• Menciptakan persaingan sehat, tidak monopoli &
merugikan negara
• Menjaga lingkungan hidup
• Menjaga keselamatan, kesehatan, kenyamanan &
kesejahteraan pekerja
• Mematuhi peraturan yg ada
FASILITAS
• Pemerintah memberi fasilitas bagi yg melakukan perluasan
usaha maupun penanaman modal baru.
• Syaratnya :
1. Banyak pekerja
2. Skala prioritas tinggi
3. Pembangunan infrastruktur
4. Melakukan alih teknologi
5. Melakukan industri pioner
6. Di daerah terpencil/tertinggal/perbatasan
7. Menjaga lingkungan
8. Penelitian, pengembangan & inovasi
9. Bermitra dg usaha kecil/mikro/koperasi
10. Pakai mesin dalam negeri
BENTUK FASILITAS
a. Pajak penghasilan pengurangan penghasilan netto
b. Pembebasan/pengurangan bea masuk import atas barang
produksi yg belum ada di dalam negeri maupun bahan
bakunya
c. Pembebasan/pengurangan PPN atas barang& bahan baku
dalam butir b
d. Keringanan PBB
e. Penyusutan/amortisasi yg dipercepat
f. Memperoleh HAT
g. Pelayanan imigrasi
h. Perijinan impor
FASILITAS HAK ATAS TANAH
• HGU selama 95 th seharusnya 60 th +35 th
• HGB selama 80 th seharusnya 50 th + 30 th
• HP selama 70 th seharusnya 45 th + 25 th
FASILITAS KEIMIGRASIAN
• Ijin tinggal terbatas selama 2 th
• Setelah 2 th berturut-turut menjadi ijin tinggal tetap
• Ijin masuk kembali u/ beberapa kali perjalanan bagi
pemegang ijin tinggal terbatas & berlaku selama 1 th
diberikan u/ jangka waktu 12 bulan sejak ijin tinggal terbatas
atau 2 tahun u/ jangka waktu 24 bulan sejak ijin tinggal
terbatas
PENGESAHAN & PERIJINAN
• Pendirian penanaman modal baik dalam negeri maupun
asing, baik berbadan hukum atau tidak harus berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Untuk melakukan kegiatan usaha setelah ada pendirian &
pengesahan harus ada ijin dari instansi terkait sesuai
peraturan
• Khusus u/ PMA sebenarnya aturan pendirian & pengesahan
badan hukum sama yaitu berdasarkan UU PT bedanya harus
ada ijin dari BKPM
BKPM
Ps. 27
• Badan koordinasi penanaman modal
• Dipimpin seorang kepala yang bertanggung
jawab langsung ke Presiden, diangkat &
diberhentikan oleh Presiden.
TUGAS & FUNGSI BKPM
a. Mengkoordinir PM
b. Mengkaji & mengusulkan kebijakan pelayanan
c. Menetapkan norma, standar & prosedur pelayanan
d. Mengembangkan peluang & potensi PM di daerah
e. Membuat peta PM pembangunan merata
f. Mempromosikan PM
g. Mengembangkan sektor usaha PM mitra usaha
h. Membantu penyelesaian jk ada masalah
i. Pelayanan satu pintu
SENGKETA PENANAMAN MODAL
• Jika ada sengketa antara PM dengan
pemerintah maka diupayakan secara
musyawarah mufakat
• jika gagal bisa dengan Arbitrase atau
pengadilan, namun jika melibatkan asing
harus dengan arbitrase internasional
LARANGAN
• Penanaman dalam negeri maupun asing
DILARANG membuat perjanjian/pernyataan yg
menegaskan kepemilikan saham untuk & a/n
orang lain contra letter dilarang batal
demi hukum
SANKSI
• Jika ps.15 dilanggar :
Peringatan tertulis
a. Peringatan tertulis
b. Pembatasan kegiatan usaha
c. Pembekuan kegiatan usaha/fasilitasPM
d. Pencabutan kegiatan usaha/fasilitasPM
1. Konsultasi
– Konsultasi adalah suatu tindakan yang bersifat “personal” antara suatu pihak
tertentu (klien) dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, dimana
pihak konsultan memberikan pendapatnya kepada klien sesuai dengan
keperluan dan kebutuhan kliennya.
– Marwan dan Jimmy P, menjelaskan arti konsultasi, sebagai berikut:
“Permohonan nasihat atau pendapat untuk menyelesaikan suatu sengketa
secara kekeluargaan yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa kepada
pihak ketiga”, Dengan demikian dapat disimpulan bahwa konsultasi adalah
permintaan pendapat kepada pihak ketiga (konsultan) terkait sengketa yang
dihadapi.
Lanjutan ADR
2. Negosiasi
Negosiasi sebagai sarana bagi para pihak yang bersengketa untuk mendiskusikan
penyelesaiannya tanpa keterlibatan pihak ketiga sebagai penengah, sehingga tidak
ada prosedur baku, akan tetapi prosedur dan mekanismenya diserahkan kepada
kesepakatan para pihak yang bersengketa tersebut. Penyelesaian sengketa
sepenuhnya dikontrol oleh para pihak, sifatnya informal, yang dibahas adalah
berbagai aspek, tidak hanya persoalan hukum saja.
Dalam praktik, negosiasi dilakukan karena 2 (dua) alasan, yaitu:
a. untuk mencari sesuatu yang baru yang tidak dapat dilakukannya sendiri,
misalnya dalam transaksi jual beli, pihak penjual dan pembeli saling
memerlukan untuk menentukan harga, dalam hal ini tidak terjadi sengketa;
dan
b. untuk memecahkan perselisihan atau sengketa yang timbul di antara para
pihak.
Dengan demikian, dalam negosiasi, penyelesaian sengketa dilakukan sendiri oleh
pihak yang bersengketa, tanpa melibatkan pihak ketiga sebagai penengah.
Lanjutan ADR
3. Konsiliasi
Konsiliasi adalah penyelesaian sengketa dengan intervensi pihak ketiga
(konsiliator), dimana konsiliator lebih bersifat aktif, dengan mengambil
inisiatif menyusun dan merumuskan langkah-langkah penyelesaian, yang
selanjutnya ditawarkan kepada para pihak yang bersengketa.
Jika pihak yang bersengketa tidak mampu merumuskan suatu
kesepakatan, maka pihak ketiga mengajukan usulan jalan keluar dari
sengketa.
Meskipun demikian konsiliator tidak berwenang membuat putusan,
tetapi hanya berwenang membuat rekomendasi, yang pelaksanaanya
sangat bergantung pada itikad baik para pihak yang bersengketa sendiri.
Lanjutan ADR
4. Mediasi
Pengertian mediasi adalah penyelesaian sengketa dengan dibantu oleh pihak
ketiga (mediator) yang netral/tidak memihak. Peranan mediator adalah sebagai
penengah (yang pasif) yang memberikan bantuan berupa alternatif-alternatif
penyelesaian sengketa untuk selanjutnya ditetapkan sendiri oleh pihak yang
bersengketa.
Dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan, mediasi diberikan arti sebagai cara penyelesaian sengketa melalui
proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu
oleh mediator.
Peran mediator membantu para pihak mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa dengan cara tidak memutus atau memaksakan pandangan
atau penilaian atas masalah-masalah selama proses mediasi berlangsung.
5. Penilaian Ahli
Pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat teknis sesuai dengan bidang
keahliannya
Lanjutan ADR
6. Arbitrase
Berbeda dengan bentuk ADR lainnya, arbitrase memiliki karakteristik yang hampir
serupa dengan penyelesaian sengketa adjudikatif.
Sengketa dalam arbitrase diputus oleh arbiter atau majelis arbiter yang mana
putusan arbitrase tersebut bersifat final and binding.
Namun demikian, suatu putusan arbitrase baru dapat dilaksanakan apabila
putusan tersebut telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri (lihat Pasal 59 ayat (1)
dan (4) UU No.30/1999).
Dalam hal para pihak sepakat untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase,
maka sengketa tidak dapat diselesaikan melalui pengadilan.
Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa
ARBITRASE
• Abritase adalah penyelesaian masalah atau sengketa perdata di luar peradilan hukum. Sesuai yang
tertuang pada pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa, arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa di luar peradilan umum yang
berdasarkan pada perjanjian arbitrase secara tertulis oleh para para pihak yang bersengketa.
PROSEDUR ARBITRASE
• Untuk menyelesaikan suatu sengketa melalui mekanisme arbitrase, dibutuhkan kesepakatan antara kedua
pihak yang bersengketa (yang dapat dilakukan sebelum maupun setelah terjadinya sengketa). Karena
alasan ini, perjanjian secara tertulis harus dilakukan oleh kedua pihak sebelum arbitrase. Di Indonesia
terdapat beberapa badan khusus yang memfasilitasi proses arbitrase, yaitu Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI), Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI), Bali International Arbitration and
Mediation Centre (BIAMC), dalam Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dilakukan dalam Lembaga Alternatif
Penyelesaian Sengketa (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 tentang Lembaga
Alternatif Penyelesaian Sengketa di Sektor Jasa Keuangan) dan dibidang Ketenagakerjaan diatur dalam UU
no. 13 th 2003 ttg Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
• Pada prinsipnya masing-masing lembaga arbitrase memiliki prosedur sendiri dalam mengatur mekanisme
beracara di Arbitrase yang bersangkutan atau yang dikenal dengan istilah “rule of arbitration” meskipun
dalam praktek masing-masing lembaga Arbitrase membuka diri untuk menggunakan prosedur lain yang
disepakati para pihak.
PROSEDUR
• Secara Umum prosedur yang harus dilakukan untuk permohonan proses arbitrase
adalah sebagai berikut :
1. Pendaftaran
Sebagai tahap awal, pemohon dapat mengajukan pendaftaran permohonan
arbitrase oleh pihak yang memulai proses arbitrase kepada Sekretariat Lembaga
Arbitrase yang dipilih para pihak.
2. Permohonan Mengadakan Arbitrase (Request for Arbitration)
Dalam mengajukan permohonan, pemohon harus menyertakan beberapa
informasi :
• Nama dan alamat para pihak
• Perjanjian arbitrase antara pihak yang bersengketa
• Fakta-fakta dan dasar hukum kasus arbitrase
• Rincian permasalahan
• Tuntutan atau nilai tuntutan
Prosedur
3. Dokumen
Pemohon harus melampirkan salinan otentik yang terkait dengan sengketa yang
bersangkutan dan salinan otentik perjanjian arbitrase, dan dokumen lain yang relevan.
Apabila ada dokumen yang akan menyusul, pemohon harus konfirmasi mengenai dokumen
susulan tersebut.
4. Penunjukan Arbiter
• Pemohon menunjuk seorang arbiter sebagai pihak ketiga yang neutral paling lambat 30
hari terhitung sejak permohonan didaftarkan. Jika pemohon tidak dapat menunjuk
arbiter, maka penunjukan mutlak telah diserahkan kepada Lembaga Arbitrase yang
dipilih.
• Ketua Lembaga Arbitrase berwenang atas permohonan untuk memperpanjang waktu
penunjukan arbiter dengan alasan-alasan yang sah tidak melebihi 14 (hari).
5. Biaya Arbitrase
Permohonan mengadakan Arbitrase harus disertai pembayaran biaya pendaftaran. Biaya
pendaftaran dibayarkan saat melakukan permohonan sebesar Rp 2.000.000,
Sementara untuk biaya administrasi lebih beragam tergantung besar tuntutan. Berikut daftar
biaya administrasi sesuai dengan jenis tuntutan. Biasanya sebesar 10 % - 0,5% dari tuntutan.
PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE
ARBITRASE NASIONAL
Pasal 59.
1) Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal putusan diucapkan,
lembar asli atau salinan otentik putusan arbitrase diserahkan dan didaftarkan oleh arbiter
atau kuasanya kepada Panitera Pengadilan Negeri.
2) Penyerahan dan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan dengan
pencatatan dan penandatanganan pada bagian akhir atau di pinggir putusan oleh Panitera
Pengadilan Negeri dan arbiter atau kuasanya yang menyerahkan, dan catatan tersebut
merupakan akta pendaftaran.
3) Arbiter atau kuasanya wajib menyerahkan putusan dan lembar asli pengangkatan sebagai
arbiter atau salinan otentiknya kepada Panitera Pengadilan Negeri.
4) Tidak dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berakibat putusan
arbitrase tidak dapat dilaksanakan.
5) Semua biaya yang berhubungan dengan pembuatan akta pendaftaran dibebankan kepada
para pihak.
Pasal 60 Putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat
para pihak.
Lanjutan Pelaksanaan...
Pasal 61 Dalam hal para pihak tidak melaksanakan putusan arbitrase secara sukarela, putusan
dilaksanakan berdasarkan perintah Ketua Pengadilan Negeri atas permohonan salah satu
pihak yang bersengketa.
Pasal 62
1) Perintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 diberikan dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari setelah permohonan eksekusi didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri.
2) Ketua Pengadilan Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebelum memberikan
perintah pelaksanaan, memeriksa terlebih dahulu apakah putusan arbitrase memenuhi
ketentuan Pasal 4 dan Pasal 5, serta tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban
umum.
3) Dalam hal putusan arbitrase tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), Ketua Pengadilan Negeri menolak permohonan pelaksanaan eksekusi dan terhadap
putusan Ketua Pengadilan Negeri tersebut tidak terbuka upaya hukum apapun.
4) Ketua Pengadilan Negeri tidak memeriksa alasan atau pertimbangan dari putusan arbitrase.
Pasal 63 Perintah Ketua Pengadilan Negeri ditulis pada lembar asli dan salinan otentik putusan
arbitrase yang dikeluarkan.
Pasal 64 Putusan arbitrase yang telah dibubuhi perintah Ketua Pengadilan Negeri,
dilaksanakan sesuai ketentuan pelaksanaan putusan dalam perkara perdata yang putusannya
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Lanjutan Pelaksanaan
Pasal 65 Yang berwenang menangani masalah pengakuan dan pelaksanaan Putusan Arbitrase
Internasional adalah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pasal 66 Putusan Arbitrase Internasional hanya diakui serta dapat dilaksanakan di wilayah
hukum Republik Indonesia, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Putusan Arbitrase Internasional dijatuhkan oleh arbiter atau majelis arbitrase di suatu
negara yang dengan negara Indonesia terikat pada perjanjian, baik secara bilateral
maupun multilateral, mengenai pengakuan dan pelaksanaan Putusan Arbitrase
Internasional;
b. Putusan Arbitrase Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a terbatas pada
putusan yang menurut ketentuan hukum Indonesia termasuk dalam ruang lingkup
hukum perdagangan;
c. Putusan Arbitrase Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a hanya dapat
dilaksanakan di Indonesia terbatas pada putusan yang tidak bertentangan dengan
ketertiban umum;
d. Putusan Arbitrase Internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah memperoleh
eksekuatur dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; dan e. Putusan Arbitrase
Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a yang menyangkut Negara Republik
Indonesia sebagai salah satu pihak dalam sengketa, hanya dapat dilaksanakan setelah
memperoleh eksekuatur dari Mahkamah Agung Republik Indonesia yang selanjutnya
dilimpahkan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
TATA URUTAN PERSIDANGAN PERKARA PERDATA
GUGATAN DI PENGADILAN NEGERI
1. Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum;
2. Para pihak (penggugat dan tergugat) diperintahkan memasuki ruang sidang;
3. Para pihak diperiksa identitasnya (surat kuasanya), demikian pula diperiksa surat ijin praktik
dari organisasi advokat;
4. Apabila kedua belah pihak lengkap maka diberi kesempatan untuk menyelesaikan dengan
perkara secara damai;
5. Ditawarkan apakah akan menggunakan mediator dari lingkungan PN atau dari luar (lihat
PERMA RI No.1 Tahun 2008);
6. Apabila tidak tercapai kesepakatan damai maka sidang dilanjutkan dengan pembacaan surat
gugat oleh penggugat/kuasanya;
7. Apabila perdamaian berhasil maka dibacakan dalam persidangan dalam bentuk akta
perdamaian yang bertitel DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YME;
8. Apabila tidak ada perubahan acara selanjutnya jawaban dari tergugat; (jawaban berisi
eksepsi, bantahan, permohonan putusan provisionil, gugatan rekonvensi);
9. Apabila ada gugatan rekonvensi tergugat juga berposisi sebagai penggugat rekonvensi;
10. Replik dari penggugat, apabila digugat rekonvensi maka ia berkedudukan sebagai tergugat
rekonvensi;
Lanjutan Sidang Perdata...
11. Duplik adalah jawaban Tergugat atas replik yang diajukan Penggugat. Pada saat surat
menyurat (jawab menjawab) ada kemungkinan ada gugatan intervensi (voeging, vrijwaring,
toesenkomst);
12. Sebelum pembuktian ada kemungkinan muncul putusan sela (putusan provisionil, putusan
tentang dikabulkannya eksepsi absolut, atau ada gugat intervensi);
13. Pembuktian
14. Dimulai dari penggugat berupa surat bukti dan saksi;
15. Dilanjutkan dari tergugat berupa surat bukti dan saksi;
16. Apabila menyangkut tanah dilakukan pemeriksaan setempat;
17. Kesimpulan
18. Musyawarah oleh Majlis Hakim (bersifat rahasia);
19. Pembacaan Putusan;
20. Isi putusan: a. Gugatan dikabulkan, b. Gugatan ditolak, c. Gugatan tidak dapat diterima;
21. Atas putusan ini para pihak diberitahu hak-haknya apakah akan menerima, pikir-pikir atau
akan banding. Apabila pikir-pikir maka diberi waktu selama 14 hari;
22. Dalam hal ada pihak yang tidak hadir maka diberitahu terlebih dahulu dan dalam waktu 14
hari setelah pemberitahuan diberi hak untuk menentukan sikap. Apabila waktu 14 hari tidak
menentukan sikap maka dianggap menerima putusan.
TATA URUTAN PERSIDANGAN PERKARA PIDANA DI
PENGADILAN NEGERI
1. Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (kecuali perkara tertentu
dinyatakan tertutup untuk umum);
2. PU diperintahkan untuk menghadapkan terdakwa ke depan persidangan dalam
keadaan bebas;
3. Terdakwa ditanyakan identitasnya dan ditanya apakah sudah menerima salinan surat
dakwaan;
4. Terdakwa ditanya pula apakah dalam keadaan sehat dan bersedia untuk diperiksa di
depan persidangan (kalau bersedia sidang dilanjutkan);
5. Terdakwa ditanyakan apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum (apabila
didampingi apakah akan membawa sendiri, kalau tidak membawa sendiri akan
ditunjuk PH oleh Majlis Hakim dalam hal terdakwa diancam dengan pidana penjara
lima tahun atau lebih/pasal 56 KUHAP ayat (1);
6. Dilanjutkan pembacaan surat dakwaan;
7. Atas pembacaan surat dakwaan tadi terdakwa (PH) ditanya akan mengajukan
eksepsi atau tidak;
8. Dalam terdakwa/PH mengajukan eksepsi maka diberi kesempatan dan sidang
ditunda;
Lanjutan Sidang Pidana.....