0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang subjek hukum dan obyek hukum, termasuk definisi, jenis, dan contoh dari masing-masing. Subjek hukum adalah pihak yang memiliki hak dan kewajiban secara hukum, yang terdiri atas manusia dan badan hukum. Obyek hukum adalah benda atau hak yang dapat dimiliki oleh subjek hukum."
Dokumen tersebut membahas tentang subjek hukum dan obyek hukum, termasuk definisi, jenis, dan contoh dari masing-masing. Subjek hukum adalah pihak yang memiliki hak dan kewajiban secara hukum, yang terdiri atas manusia dan badan hukum. Obyek hukum adalah benda atau hak yang dapat dimiliki oleh subjek hukum."
Dokumen tersebut membahas tentang subjek hukum dan obyek hukum, termasuk definisi, jenis, dan contoh dari masing-masing. Subjek hukum adalah pihak yang memiliki hak dan kewajiban secara hukum, yang terdiri atas manusia dan badan hukum. Obyek hukum adalah benda atau hak yang dapat dimiliki oleh subjek hukum."
diperhitungkan hak dan kewajibannya sejak bayi dalam kandungan. JENIS SUBYEK HUKUM
MANUSIA
BADAN HUKUM 1. MANUSIA (NATUURLIJKE PERSOON)
• Setiap pribadi manusia yang karena kodratnya sebagai subyek
hukum dalam melakukan perbuatan hukum dapat bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri atau dengan diwakili oleh subyek hukum lain. • Sebagai subyek hukum mempunyai hak hak dan kemampuan menjalankan haknya serta dijamin oleh hukum yang berlaku • (Pasal 1 KUH Perdata: Menikmati hak kewargaan tidak tergantung pada hak kewarganegaraan) CONTOH DALAM PERJANJIAN • PERJANJIAN SEWA MENYEWA • • • Pada hari ini, hari __________, tanggal __________________, bulan ______________, tahun _____________ ( ________________), yang bertanda tangan di bawah ini : • • • _________________ dan ______________ , kedua-duanya secara bersama-sama bertindak selaku Kuasa Direksi, dari dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama serta secara sah mewakili Perseroan Terbatas PT ___________________________, suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut hukum negara Republik Indonesia, berkedudukan di ______________. • • - selanjutnya disebut “Pihak Pertama”; • • _____________________________, swasta, bertempat tinggal di _________________, jalan __________________________, pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) No. ______________. • • -selanjutnya disebut “Pihak Kedua”. TENTANG HUKUM PERKAWINAN • KETENTUAN KETENTUAN YANG MENGATUR MENGENAI PERKAWINAN DALAM KUH PERDATA, AL:
• Di Indonesia telah berlaku Undang Undang no 1 /1974 tentang
Perkawinan. Undang undang no. 1/1974 mengesampingkan ketentuan yang sebelumnya diatur secara umum oleh KUH PERDATA menjadi lebih khusus (LEX SPECIALIS DEROGAT LEX GENERALIS) TENTANG HUKUM PERKAWINAN (LANJ) • 5 Hal krusial dalam Revisi UU Perkawinan 1. Usia Menikah (Perempuan – 18 thn, bukan 16 th); 2. Syarat Sahnya Perkawinan Perkawinan Beda Agama ? ; “Perkawinan adalah sah apabila dilakukan sesuai agama & kepercayaannya dan dicatat menurut ketentuan per-UU-an yg berlaku” 3. Status Anak Luar Kawin (ALK); Putusan MK No.46/PUU-VIII/2010 ALK mempunyai hubungan perdata dengan ayah biologisnya. 4. Status Kepala Keluarga; 5. Poligami. TENTANG HUKUM KEKELUARGAAN • KUH Perdata mengatur tentang:
1. Keturunan (anak sah, anak lahir di luar perkawinan,
Pengakuan & Pengesahan ) 2. Kekuasaan orang tua 3. Perwalian 4. Pendewasaan 5. Pengampuan 6. Orang yang hilang
Setiap manusia, sesuai dengan hukum dianggap cakap
bertindak sebagai subyek hukum kecuali dalam undang undang dinyatakan tidak cakap CAKAP MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM
Seseorang dianggap Cakap melakukan perbuatan hukum, apabila
telah dewasa, yakni:
1. telah berusia 21 tahun, atau
2. telah menikah atau pernah menikah walaupun yang
bersangkutan saat menikah belum mencapai usia 21 tahun, dan 3. berakal sehat. TIDAK CAKAP MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM
Seseorang dianggap Tidak Cakap melakukan perbuatan hukum, yakni:
- Orang yang belum dewasa;
- Orang yang ditaruh di bawah pengampuan (misal karena
menderita gangguan jiwa, pemabuk, pemboros)
- Wanita dalam perkawinan dan berstatus sebagai istri.
(Pasal 1330 KUH Perdata)
PENGAMPUAN VS PERWALIAN • Pengampuan/curatele, harus diajukan melalui Pengadilan Negeri • Seseorang yang ditaruh di bawah pengampuan tidak dapat melakukan perbuatan hukum yang sah, segala perbuatannya harus diwakili/dilakukan oleh Pengampu
• Perwalian adalah pengawasan anak di bawah umur, yang tidak
berada dibawah kekuasaan orang tua serta pengurusan benda dan kekayaan anak bersangkutan; • Anak yang dibawah perwalian dapat terjadi karena kedua orangtuanya telah dicabut kekuasaannya sebagai orang tua, atau • Anak yang lahir diluar perkawinan, yang pengawasan dan pengurusan harta bendanya dilakukan oleh seorang wali 2. BADAN HUKUM (RECHTS PERSOON)
• Merupakan badan perkumpulan yang diciptakan oleh
hukum
Sebagai Subyek hukum, Badan Hukum dapat
melakukan perbuatan-perbuatan hukum, memilliki kekayaan seperti halnya manusia. Bahkan kekayaan tersebut dapat terpisah dari kekayaan anggota anggotanya.
Bentuk Badan Hukum >
BADAN HUKUM PUBLIK
BENTUK BADAN HUKUM
BADAN HUKUM PRIVAT
BADAN HUKUM PUBLIK (PUBLIEK RECHTS PERSOON)
• Badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum
publik untuk yg menyangkut kepentingan publik/orang banyak/Negara (secara fungsional dijalankan oleh Negara, Pemda, Bank Indonesia, Perusahaan Negara dst) BADAN HUKUM PRIVAT (PRIVAAT RECHTS PERSOON)
• Badan Hukum yang didirikan berdasarkan hukum
sipil/perdata yang menyangkut kepentingan banyak orang/pihak di dalam badan hukum tersebut.
- Badan hukum ini merupakan badan hukum yang didirikan
oleh (umumnya) pihak swasta untuk tujuan tertentu, misalnya: keuntungan, sosial, pendidikan, dsb. TENTANG BUKAN BADAN HUKUM & BADAN HUKUM
BUKAN BADAN HUKUM
1. Persekutuan Perdata (Pasal 1618 KUH Perdata dst)
2. Firma (Pasal 16 KUH Dagang dst) 3. Persekutuan Komanditer/CV (Pasal 19 – 21 KUH Dagang) • BADAN HUKUM
1. Perseroan Terbatas/PT (UU No. 40/2007 tentang Perseroan
Terbatas) 2. Badan Usaha Milik Negara/BUMN (UU No. 19/2003 tentang Badan Usaha Milik Negara) 3. Koperasi (UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian) 4. Yayasan (UU no. 16/2001 tentang Yayasan dan UU No. 28/2004 tentang Perubahan atas UU no. 16 tahun 2001 tentang Yayasan) TENTANG OBYEK HUKUM PENGERTIAN
OBYEK HUKUM
JENIS PENGERTIAN
Obyek hukum adalah benda, yakni tiap
tiap barang dan tiap tiap hak yang dapat dikuasai oleh Subyek Hukum menjadi obyek hak milik (Pasal 499 KUH Perdata) JENIS OBYEK HUKUM 1. BENDA BERGERAK, Misal Mobil, Motor dsb
2. BENDA TIDAK BERGERAK, Misal Tanah, Tanah berikut Bangunan
di atasnya dsb
• OBYEK HUKUM BENDA BERGERAK AKAN DIATUR PENGIKATAN
JAMINANNYA DENGAN MENGACU PADA KETENTUAN UU NO. 42/1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA
• OBYEK HUKUM BENDA TIDAK BERGERAK/TETAP, AKAN DIATUR
PENGIKATAN JAMINANNYA DENGAN MENGACU PADA KETENTUAN UU NO. 4/1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN JENIS OBYEK HUKUM 1. BENDA BERWUJUD
2. BENDA TIDAK BERWUJUD, Misal kekayaan intelektual
TENTANG HUKUM KEBENDAAN Akan ada beberapa obyek yang terkait dengan Hukum Bisnis saat ini, dan umumnya akan terkait dengan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, yakni al:
1. UU No. 40/ 2007, terkait dengan masalah Perseroan Terbatas
2. UU No. 28/2014, tentang Hak Cipta 3. UU No. 8/1999, tentang Perlindungan Konsumen 4. UU tentang Penanaman Modal