Anda di halaman 1dari 10

8/18/2020

PENGANTAR--------------------------------------------------------------------------------------------------
Definis Hukum Perdata
• Dalam arti luas meliputi hukum “privat materiil”, yaitu segala hukum pokok yang
mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan (Subekti.1985)
• Istilah perdata dikemukakan oleh Prof. Djojodiguno pada masa pendudukan Jepang
(1943) sebagai terjemahan dari burgerlijkrecht, privaatrecht, civielrecht
• Istilah perdata juga berasal dari kata padhu, padhudon yang dalam bahasa jawa berarti
sengketa

Dimana Istilah Perdata Dijumpai?


• Konstitusi RIS:
✓ Pada Pasal 15 ayat (2) dalam susunan kata “kematian perdata”
✓ Pada Pasal 114 ayat (1) dan Pasal 148 ayat (3) dalam kata “perkara perdata”
• UUDS:
✓ Pasal 102 dalam kata “hukum perdata”

Hukum Perdata Metriil (Universal)


• Hukum yang mengatur hak dan kewajiban perorangan dalam hubungan keluarga dan
dalam pergaulan masyarakat
• Luas lapangan hukum perdata materiil mencakup hak dan kewajiban perorangan dalam
hubungan keluarga dan dalam pergaulan masyrakat. Hubungan keluarga melahirkan
hukum tentang orang dan hukum keluarga. Sedangkan hubungan dalam pergaulan
masyarakat menimbulkan hukum harta kekayaan yang melahirkan hukum benda dan
hukum perikatan. Selain itu terdapat hukum waris yang merupakan gabungan antara
hukum keluarga dengan hukum harta kekayaan

Sistematika Hukum Perdata


Sistematika hukum perdata menurut ilmu Sistematika Burgerlijk Wetboek (BW)
hukum Atau KUHPer
1. Hukum tentang diri seseorang Buku I tentang Orang
2. Hukum kekeluargaan Buku II tentang Benda
3. Hukum Kekayaan Buku III tentang Perikatan
4. Hukum Warisan Buku IV tentang Pembuktian dan
Kadaluarsa
• Hukum tentang diri seseorang memuat berbagai peraturan tentang manusia sebagai
subyek hukum, peraturan mengenai kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan
hak-haknya dan segala hal yang mempengaruhhi kecakapan tersebut
• Hukum keluarga, mengatur hubugan-hubungan hukum yang timbul dari hubungan
kekeluargaan (perkawinan beserta hubungan dalam lapangan hukum kekayaan antara
suami-istri, orang tua-anak, perwalian-curatele)

BILLA RATUWIBAWA N 1
• Hukum Kekayaan mengatur berbagai hubungan hukum yang dapat dinilai dengan
uang. Kekayaan seseorang merupakan jumlah segala hak dan kewajiban orang yang
dinilai dengan uang. Hak dan kewajiban tersebut biasanya dapat dipindahkan kepada
orang lain. Hak-hak kekayaan akan terbagi menjadi:
1. Hak mutlak: hak-hak yang hanya berlaku terhadap tiap orang
2. Hak perseorangan: hak-hak yang hanya berlaku terhadap seseorang atau suatu
pihak tertentu saja

Sistematika Burgerlijk Wetboek (BW) atau KUHper


• Buku I tentang orang, memuat hukum tentang diri seseorang dan hukum Keluarga
• Buku II tentang benda memuat berbagai ketentuan perbedaan dan hukum waris
• Buku III tentang perikatan memuat hukum kekayaan yang mengenai hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang berlaku terhadap orang-orang atau pihak-pihak tertentu
• Buku IV tentang Pembukian dan daluwarsa atau lewatnya waktu memuat ketentuan
mengenai alat-alat pembuktian dan akibat-akibat llewat waktu terhadap hubungan-
hubungan hukum

Hubungan Sistematika hukum perdata dengan BW atau KUHPer menurut Prof Subekti
(1985)
• Hukum keluarga dalam BW dimasukkan dalam bagian hukum tentang diri seseorang
karena hubungan-hubungan keluarga memang berpengaruh besar terhadap
kecakapan seseorang untuk memiliki hak-hak serta kecakapannya untuk
mempergunakan hak-haknya itu.
• Hukum waris dimasukkan dalam bagian tentang hukum perbendaan karena dianggap
hukum waris mengatur cara-cara untuk memperoleh hak atas benda-benda, yaitu
benda-benda yang ditinggalkan seseorang
• Sedangkan perihal pembuktian dan lewat waktu (daluwarsa) sebenarnya adalah soal
hukum acara, sehingga kurang tepat dimasukkan dalam B.W yang pada asasnya
mengatur hukum perdata materiil, tapi ada suatu pendapat bahwa hukum acara itu
dapat dibagi dalam bagian materiil dan bagian formil

Dasar berlakunya Burgerlijk Wetboek (BW) atau KUHPerdata


• Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945
• UU No. 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan (hanya mengenal WNI-WNA)
• Instruksi Persedium Kabinet No.31/U/IN/12/1966 yang menghapuskan
penggolongan penduduk berdasarkan Pasal 131, 163 IS
• Berlakunya BW sebagai pilihan hukum bukan penundukan diri, betlaku bagi orang
Indonesia asli sepanjang diperlukan
• KUHPerdata merupakan terjemahan tidak resmi dari BW oleh Prof. Subekti pada
tahun 1957
• Apakah putusan hakim yang berdasaran pada terjemahan tidak resmi BW berlaku
secara sah dan mengikat? Sah dengan alasan

BILLA RATUWIBAWA N 2
✓ Asas res judicata pro veretate habetur yang berarti semua putusan hakim harus
dianggap benar
✓ Asas Die normative Kraft des Faktischen yang berarti bahwa fakta/perilaku yang
diulang akan mempunyai kekuatan normative

SEMA No. 3 Tahun 1963


• SEMA No. 3 tahun 1963 tentang gagasan untuk menganggap KUHPerdata bukan
sebagai Undang-Undang (menganggap KUHPerdata sebagai kita hukum atau book
of authority) bukan sebagai Kitab UU

ORANG DALAM HUKUM----------------------------------------------------------------------------------


Subyek Hukum
• Perkataan orang (persoon) yg merupakan subyek hukum berarti penyandang hak dan
kewajiban. Saat ini, dapat dikatakan bahwa setiap manusia membawa hak. Pada
zaman dahulu, ketika peradaban belum maju, budak belian tidak membawa hak
karena menurut hukum tidak lebih dari suatu barang saja
• Orang (persoon) terdiri dari:
1. Manusia pribadi atau naturlijk persoon (Pasal 1329 KUHPerdata)
2. Badan hukum atau rechtpersoon (Pasal 1654 KUHperdata)

Manusia sebagai subyek hukum


• Merupakan subjek hukum dalam arti biologis. Seorang manusia telah menjadi subyek
hukum secara kodrati atau secara alami
• Manusia pribadi sebagai subjek hukum pada umumnya mulai diakui sejak ia
dilahirkan. Tetapi terdapat pengecualian terkait dengan hal itu, berdasar Pasal 2
KUHPerdata, bayi yang sejak masih dalam kandungan ibunya dapat dianggap
sebagai subyek hukum asal dilahirkan hidup dan terdapat urusan atau kepentingan
yang menghendakinya. Mati sewaktu dilahirkan dianggap tidak pernah ada

Badan hukum sebagi subyek hukum


• Subyek hukum dalam arti yuridis sebagai gejala dalam hidup bermasyarakat, sebagai
badan ciptaan manusia berdasarkan hukum, mempunyai hak dan kewajiban seperti
manusia pribadi
• Badan hukum adalah perkumpulan atau organisasi yang oleh hukum diperlakukan
seperti manusia, memiliki tujuan tertentu yang dapat menyandang hak dan kewajiban
• Badan hukum dapat bertindak dengan perantara pengurus-pengurusnya
• Klasifikasi badan hukum berdasarkan eksistentsinya:
1. Badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah seperti perusahaan negara, badan
pemerintahan
2. Badan hukum yang diakui oleh pemerintah, seperti Perseroan terbatas, Koperasi

BILLA RATUWIBAWA N 3
3. Badan hukum yang diperbolehkan atau badan hukum untuk tujuan ternetu yang
bersifat idiil, seperti yayasan
• Klasifikasi badan hukum bersasarkan wewenang:
1. Badan hukum publik, yaitu badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah dan
diberi wewenang menurut hukum publik. Contohnya departemen, lembaga
negara, dll
2. Badan hukum privat, yaitu badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah atau
swasta dan diberi wewenang menurut hukum perdata
• Pembentukan Badan Hukum
✓ Dalam hukum perdata tidak ada ketntuan yang megatur tentang syarat-syarat
materiil pembentukan badan hukum
✓ Biasanya yang ditentukan adalah syarat formal, yaitu dengan akta notaris dan
adanya pengesahan
✓ Menurut doktrin ada beberapa syarat materiil yang harus dipenuhi dalam
pembentukan badan hukum, antara lain:
1. Memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan anggotanya
2. Hak dan kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban para
anggotanya
3. Ada organisasi teratur
4. Mempunyai tujuan tertentu
5. Mempunyai kepentingan sendiri
6. Berkesinambungan
• Prosedur Pembentukan Badan Hukum
✓ Dibentu dengan perjanjian:
-Status badan hukum itu diakui oleh pemerintah melalui pengesahan anggaran
dasar yang termuat dalam akta pendirian
-Anggaran dasar tersebut adalah kesepakatan yang dibuat oleh para
pendirinya
✓ Dibentuk dengan undang-undang: status badan hukum itu ditetapan oleh uu
itu sendiri
• Berakhirnya Status Badan Hukum
✓ Berakhirnya status badan hukum sebagai subyek hukum adalah sejak badan
hukum tersebut dibubarkan secara yuridis, baik itu oleh undang-undang,
pemerintah, maupun oleh para pengurusnya.
✓ Meskipun organ-organ dalam badan hukum berganti-ganti atau meninggal,
namun badan hukum sendiri tersebut tetap ada dan tetap sebagai subyek
hukum.

Tempat Tinggal Atau Domisili


• Setiap orang (manusia dan badan hukum) harus mempunyai tempat tinggal yang
dapat dicari. Tempat tersebut dinamakan domisili
• Domisili berkaitan dengan kepastian hukum terkait dengan berbagai hal seperti:
1. Untuk menentukan pengadilan mana yang berkuasa terhadap seseorang
BILLA RATUWIBAWA N 4
2. Untuk menentukan dimana subjek hukum harus dipanggil dan ditarik ke muka
hakim
3. Kepastian untuk menentukan dimana seseorang harus melakukan perkawinan
(sesuai dengan ketentuan Pasal 76 KUHPerdata)
4. dan lainnya
• Jenis-jenis domisili hukum
1. Domisili sesungguhnya menurut Eigenlijke Woonplaats yang terdiri dari dua
jenis:
a. Domisili sukarela/mandiri, dimana tempat tinggal seseorang tidak terikat atau
tergangantung orang lain (bebas, pilihan diri sendiri secara sukarela) dan dapat
dibuktikan dengan KTP
b. Domisili Wajib atau terikat, merupan tempat tinggal yang tergantung atau
megikuti tempat tinggal orang lain. Contohnya:
- Seorang istri yang mengikuti domisili suami
- Anak-anak yang masih kecil mengikuti domisili orang tua atau walinya
- Orang yang berada di bawah pengampuan mengikuti domisili tempat tinggal
curator atau pengampunya
- Buruh, dianggap berdomisili di rumah majikannya, apabila tinggal di rumah
majikannya
2. Domisili yang dipilih atau pilihan menurut Gezoken Woonplaats yang terdiri dari
dua jenis
a. Domisili yang dipilih bersadarkan ketentuan undang-undang
b.Domisili yang dipilih secara bebas, merupakan domisili dimana dalam
melakukan perbuatan hukum, para pihak yang berkepentingan memilih domisili
mereka secara bebas atau bisa dikatakan memilih tempat tinggal yang lain dari
tempat tinggal mereka melalui suatu akta

Kewenangan Hukum
• Menurut Algra, setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang menimbulkan
wewenang hukum
• Kewenangan hukum adalah kewenangan untuk menyandang hak dan kewajiban
• Kewenangan subyek hukum dibagi menjadi dua yaitu:
-Wewenang untuk mempunyai hak (kewenangan berhak)
-Wewenang untuk melakukan perbuatan hukum (kewenangan berbuat)
• Perkecualian:
-Adanya hak-hak tertentu yang hanya dapat dimiliki oleh subyek hukum manusia
pribadi saja, sedangkan badan hukum tidak bisa. Contohnya adalah nikah, waris
-Tidak setiap manusia pribadi diberikan kewenangan penuh karena ada berbagai
ketentuan tertentu seperti ketentuan usia (hak untuk memilih dan dipilih dalam
pemili, hak untuk kawin, beketja dan lainnya)

BILLA RATUWIBAWA N 5
Kecapakan
• Berdasarkan Pasal 1329, pada dasarnya semua orang itu cakap kecuali oleh
undanundang dinyatakan tidak cakap
• Orang-orang yang dinyatakan tidak cakap menurut undang-undang:
-Orang-orang yang belum dewasa
-Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan
-Perempuan yang telah kawin (sudah tidak berlaku lagi)
• Orang yang belum dewasa:
1. Berdasarkan Pasal 330 KUHPerdata merupakan mereka yang belum berumur 21
tahun atau belum menikah
2. Berdasarkan UU No. 30 tahun 2004 tentang jabatan notaris, seseorang yang
dinyatakan dewasa adalah genap berumur 18 tahun atau telah menikah
• Orang yang ditaruh dibawah pengampuan
-berdasarkan Pasal 433 dan Pasal 434 KUHPerdata merupakan orang yang senantiasa
berada dalam keborosan, lemah pikiran dan kekurangan daya berpikir seperti sakit
ingatan

Perwalian
• Berdasarkan Pasal 331 KUHPerdata, dalam perwalian berlaku asas tidak dapat
dibagi-bagi (Ondeelbaarheid), artinya pada tiap-tiap perwalian hanya ada satu wali
• Pengecualian terhadap asas tersebut:
1. Berdasarkan Pasal 351 KUHPerdata, Apabila perwalian itu dilakukan oleh ibu
sebagai orang tua yang hidup paling lama (Langs tlevendeouder) maka jika ia kawin
lagi, suamnya menjadi medevoogd atau wali serta
2. Berdasarkan Pasal 361 KUHPerdata, apabila sampai ditunjuk pelaksanaan
pengurusan (bewindvoerder) yang mengurus barang-barang minderjaringe di luar
Indonesia
• Macam-macam perwalian:
1. Perwalian oleh suami/isteri yang hidup terlawa (Pasal 345 KUHPerdata)
2. Perwalian yang ditunjuk oleh bapak/ibu dengan surat wasiat atau akta tersendiri
(Pasal 355 KUHPerdata)
3. Perwalian oleh hakim (Pasal 359 KUHPerdata)
• Saat Dimulainya Perwalian:
1. Wali menurut undang-undang:
-Mulai pada saat terjadinya peristiwa yang menimbulkan perwalian
2. Wali yang diangkat oleh orang tua dengan wasiat:
-Mulai pada saat orang tua mati dan sesudah wali dinyatakan menerima
pengangkatan tersebut
3. Wali yang diangkat oleh hakim:
-Mulai pada saat pengangkatan (jika wali hadir pada saat pembacaan di muka
sidang pengadilan)

BILLA RATUWIBAWA N 6
-Jika tidak hadir mulai setelah putusan hakim diberitahukan kepada wali
• Pembebasan untuk diangkat sebagai wali
✓ Yang dapat meminta pembebasan untuk diangkat sebagai wali:
1. Mereka yang akan melakukan jawatan negara diluar negeri
2. Seseorang anggota tentara yang sedang menunaikan tugasnya
3. mereka yang telah berusia diatas 60 tahun
4. Sudah memiliki 5 orang anak sah atau lebih
5. mereka yang terganggu oleh suatu penyakit yang lama akan sembuh
• Kewajiban wali:
1. Memberitahu dan melapor kepada balai harta peninggalan (Pasal 368 KUHPer)
2. Mengadakan inventarisasi atas harta kekayaan dari anak yang berada dibawah
perwaliannya (Pasal 386 ayat (1) KUHPer)
3. Mengadakan jaminan (PAsal 335 KUHPerdata)
4. Mennetukan jumlah yang dapat digunakan tiap-tiap tahun oleh anak tersebut dan
biaya pengurusan (Pasal 338 KUHPerdata)
5. Mendaftarkan surat-surat piutang negara jika ternyata dalam harta kekayaan
minderjarigen ada surat piutang negara (Pasal 392 KUHPerdata)
• Berakhirnya Perwalian
✓ Berakhirnya perwalian dapat disebabkan karena kondisi si anak yang berubah
ataupun kondisi wali yang mengalami perubahan, yaitu:
1. Dalam hubungan dengan keadaan anak
• anak menjadi dewasa (meerderjarig);
• matinya si anak;
• timbulnya kembali kekuasaan orang tua;
• pengesahan seorang anak luar kawin yang diakui.
2. Dalam hubugan dengan tugas wali
• ada alasan pembebasan dan pemecatan dari perwalian (Pasal 380
KUHPerdata), yaitu wali berkelakuan buruk, wali menyalahgunakan
kekuasaan, wali berada dalam keadaan pailit dan wali dijatuhi pidana.

Pengampuan (Curatele)
• Diatur dalam Pasal 433 KUHPerdata
• Alasan pengampuan: keborosan, lemah pikiran dan kekurangan daya pikir
• Cara untuk menetapkan pengampuan yaitu dengan mengajukan permohonan kepada
Pengadilan Negeri, yang mana dalam daerah hukumnya orang yang dimintakan
pengampuannya bertempat tinggal.
• Pengampuan mulai berjalan terhitung semenjak putusan pengadilan diucapkan

BILLA RATUWIBAWA N 7
• Yang dapat mengajukan permohonan pengampuan:
1. Jika seseroang dalam kondisi kurang daya pikir maka setiap keluarga sedarah,
suami-isteri, jaksa demi kepentingan umum
2. Jika seseorang dalam kondisi lemah pikiran maka oang yang bersangkutan atau
diri sendiri
3. Jika seseorang dalam kondisi keborosan atau memiliki perilaku hidup yang
boros, maka keluarga sedarah dalam garis lurus, keluarga dalam garis
menyimpang sampai derajat keempat, suami atau istri dapat mengajukan
permohonan pengampuan

Berakhirnya pengampuan
• Bagi Kuradus, pengampuan berakhir dengan matinya, hapusnya serta berhentinya
sebab-sebab pengampuan, dan harus dilakukan dengan putusan pengadilan.
• Sedangkan bagi curator:
✓ ada pemecatan atau pembebasan sebagai pengampu;
✓ Pasal 459 KUHPerdata bahwa seseorang tidak dapat dipaksakan untuk menjadi
kurator selama lebih dari 8 (delapan) tahun kecuali apabila kurator itu suami atau
isteri kurandus atau keluarga dalam garis lurus ke atas dan ke bawah.

Catatan Sipil
• Catatan sipil adalah suatu catatan dalam suatu daftar tertentu mengenai kenyataan
atau peristiwa yang punya arti penting bagi status keperdataan seseorang yang
dilakukan oleh pegawai kantor catatan sipil.
• Catatan sipil merupakan catatan mengenai peristiwa perdata yang dialami oleh
seseorang.
• Lembaga Catatan Sipil yang berlaku umum secara struktural berada di bawah
Departemen Dalam Negeri, sedangkan catatan sipil yang berlaku khusus untuk yang
beragama Islam secara struktural berada di bawah Departemen Agama.
• Fungsi pencatatan:
✓ sebagai pembuktian bahwa suatu peristiwa hukum yang dialami seseorang
benar-benar telah terjadi.
✓ Untuk membuktikan bahwa benar-benar telah terjadi peristiwa hukum,
diperlukan adanya surat keterangan yang menyatakan telah terjadinya
peristiwa tersebut (diberikan oleh pejabat atau petugas yang berwenang
untuk itu).
• Syarat untuk dapat diadakan pencatatan adalah
✓ Adanya surat keterangan tentang peristiwa hukum;
✓ Dibawa kepada pejabat Kantor Catatan Sipil;
✓ Dicatat/didaftar dalam register;
✓ Terbit kutipan akta otentik.

BILLA RATUWIBAWA N 8
• Peristiwa hukum yang wajib dicatat
✓ Kelahiran, untuk menentukan status hukum seseorang sebagai subyek hukum
✓ Perkawinan, untuk menentukan status hukum seseorang sebagai suami-isteri
dalam suatu ikatan perkawinan
✓ Perceraian, untuk menentukan status hukum seseorang sebagai janda atau
duda
✓ Kematian, untuk menentukan status hukum seseorang sebagai ahli waris,
janda atau duda dari suami atau isteri yang telah meninggal
✓ Penggantian nama, untuk menentukan status hukum seseorang dengan
identitas tertentu dalam hukum perdata

Keadaan Tak Hadir


• Keadaan tak hadir (Afwegezigheid) adalah keadaan tidak adanya seseorang di
tempat kediamannya karena berpergian atau meninggalkan tempat kediaman, baik
dengan ijin atau tanpa ijin dan tidak diketahui dimana ia berada.
• Akibat dari keadaan tak hadir akan berpengaruh pada:
✓ Penyelenggaraan kepentingan yang bersangkutan, dan
✓ Status hukum yang bersangkutan atau anggota keluarga yang ditinggalkan.
• Tahap-tahap penyelesaian keadaan tak hadir:
1. Masa tindakan sementara
✓ Yang bersangkutan tidak ada ditempatnya
✓ Orang tersebut tidak melakukan sendiri pengaturan urusan-urusannya padahal
tidak memberi kuasa
✓ Bantuk penyelesaian berupa pemberian tugas kepada balai harta peninggalan
oleh pengadilan sebagai pelaksana pengurusan kepentingan, hak0gak dan
harta kekayaan dari orang yang tidak hadir tersebut
2. Masa persangkaan barangkali meninggal dunia
✓ Jangka waktunya:
▪ 5 tahun, bila yang tak hadir tidak mengangkat seseorang kuasa untuk
mengurusi kepentingannya atau tidak mengatur pengurusannya
▪ 10 tahun, bila yang tak hadir meninggalkan kuasa atau mengatur
pengurusannya
▪ 1 tahun, bila yang tak hadir adalah anak buah kapal atau penumpang
kapal yang dinyatakan hilang atau mengalami kecelakaan
✓ Akibat pernyataan persangkaan mati maka hak-hak orang yang tak hadir
beralih secara sementara kepada barangkali ahli waris.

BILLA RATUWIBAWA N 9
3. Pengalihan hak kepada ahli waris secara definitive
✓ Apabila diterima kabar kepastian matinya orang yang tak hadir;
✓ Apabila lampau tenggang waktu 30 tahun sejak hari pernyataan barangkali
meninggal dunia yang tercantum dalam putusan pengadilan;
✓ Sudah lewat waktu 100 tahun sejak hari kelahiran orang yang tak hadir
tersebut.

BILLA RATUWIBAWA N 10

Anda mungkin juga menyukai