Anda di halaman 1dari 7

1. Jelaskan definisi-definisi Hukum Perdata di bawah ini, dengan disertai 1 contoh?

a. Hukum Perdata dalam Arti Sempit


b. Hukum Perdata dalam Arti Luas
c. Hukum Perdata Materiil
d. Hukum Perdata Formil (Nilai 10)
2. Secara teoritis, ada suatu asas yang menyebutkan bahwa suatu ketentuan hukum di suatu
wilayah/negara tertentu bisa diberlakukan di wilayah/negara lainnya; sesuai kehendak
pimpinan wilayah/negara tersebut atau keinginan penduduk di wilayah/negara tersebut.
Menurut Hukum Perdata, asas demikian tersebut Asas Konkordansi
Pertanyaan:
a. Jelaskan asas apakah itu, dan sebutkan contoh konkritnya minimal 1? (Nilai 10)
b. Menurut pendapat Saudara, apakah substansi asas tersebut masih dapat diterapkan
dalam perkembangan Sistem Hukum Indonesia dewasa ini. Jelaskan secara analitis
pendapat Saudara dengan menyebut contoh konkritnya? (Nilai 5)

3. Pada hakikatnya semua orang adalah subyek hukum, namun menurut hukum tidak semua
orang tersebut dapat melakukan perbuatan hukum. Ada beberapa golongan orang yang
oleh hukum telah dinyatakan tidak cakap atau kurang cakap untuk bertindak sendiri dalam
melakukan perbuatan-perbuatan hukum, sehingga mereka itu harus diwakili atau dibantu
oleh orang lain. Jelaskan siapa orang-orang tersebut? (Nilai 5) serta Sebutkan dan jelaskan
perbedaan pengampuan dan perwalian? (Nilai 10)

4. PT. Satu Dua Tiga didirikan oleh 3 (tiga) orang secara bersama-sama. Pendirian PT di buat
di hadapan Notaris Tuti Surti pada tanggal 11 Januari 2020. Sambil menunggu proses
pendaftaran perusahaan di Kementrian Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, kegiatan
perusahaan sudah mulai dilakukan. Pak Harun sebagai direktur PT Satu Dua Tiga
membuat kontrak kerjasama dengan PT Hati Gembira pada tanggal 2 Maret 2020. Nilai
kontrak yang disepakati sebesar Rp. 500 juta. Harapan pak Harun dengan kerjasama ini
akan menguntungkan perusahaan sebesar 10%. Namun diluar dugaan kontrak membawa
kerugian bagi perusahaan sebesar 20%. Pada tanggal 20 Maret 2020, perusahaan telah
mendapat pengesahan akta pendiriannya dalam Tambahan Berita Negara RI.
a. Kapan saat lahirnya PT Satu Dua Tiga sebagai perusahaan berbadan hukum? Dan
apa syaratnya sebuah perusahaan dianggap telah lahir sebagai badan hukum?
(Nilai10)
b. Atas tindakan pak Harun yang merugikan PT Satu Dua Tiga, apa yang dapat dilakukan
RUPS? (Nilai 5)
c. Dapatkah pak Harun menanggung seluruh kerugian yang di akibatkannya dengan
harta miliknya? (Nilai 5)

5. Beberapa prinsip hukum dalam perseroan terbatas, memiliki keterkaitan (hubungan) antara
prinsip yang satu dengan prinsip lainnya. Sebagai contoh, karena adanya prinsip fiduciary
duty¸ maka pemegang saham percaya bahwa direksi akan melakukan tindakan yang terbaik
bagi perseroan dengan penuh kehati-hatian, berdasarkan prinsip business judgment rules.
Menurut pemahaman Saudara, jelaskan hubungan (keterkaitan) antara prinsip separate
entity (entitas terpisah), limited liability (tanggung jawab terbatas), dan piercing corporate
veil (menyingkap tabir perseroan) dalam sebuah perseroan terbatas? (Nilai 15)

6. Sebagaimana Saudara/i ketahui bahwa benda yang merupakan Objek Hukum dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu Benda Bergerak dan Benda tidak Bergerak.
a. Sebutkan dan jelaskan dengan contohnya, definisi dari benda bergerak dan benda tidak
bergerak? (Nilai 5)
b. Mengapa dalam ilmu hukum perlu dikelompokkan menjadi benda bergerak dan tidak
bergerak? Apakah urgensi pembedaan ini? Sebutkan dan jelaskan paling sedikit 4
urgensi tersebut? (Nilai 10)

7. Anton sebagai kreditur dari perusahaan leasing ABC Finance telah menandatangani
perjanjian pembiayaan konsumen dengan ABC Finance atas 1 (satu) Unit Kendaraan Roda
Dua (Unit Kendaraan). Selain menandatangani perjanjian pembiayaan konsumen, Anton
bersama ABC Finance juga menandatangani perjanjian jaminan fidusia dihadapan Notaris
dengan menjadikan Unit kendaraan tersebut sebagai objek jaminan fidusia atas
pembiayaan yang diterima Anton dari ABC Finance. Beberapa bulan kemuian, Anton cidera
janji karena tidak membayar beberapa kali angsuran cicilan kendaraan tersebut kepada
ABC Finance. Akibatnya, ABC Finance melalui petugasnya melakukan penarikan Unit
kendaraan tersebut di rumah Anton dengan alasan untuk keperluan eksekusi (penjualan)
guna penyelesaian hutang Anton, karena menurut ABC Finance Unit kendaraan tersebut
merupakan objek jaminan fidusia. Penarikan Unit kendaraan yang dilakukan ABC Finance
tersebut hanya bermodalkan akta perjanjian jaminan fidusia yang dibuat dihadapan Notaris
(tidak ada dokumen lainnya). Pertanyaannya: Apakah tindakan ABC Finance tersebut
dapat dibenarkan menurut hukum khususnya hukum tentang jaminan fidusia ? Berikan
opini hukum sdr/i secara argumentatif disertai dasar hukumnya. (Nilai 10)

Jawaban
1. a. Hukum Perdata dalam arti sempit adalah Hukum Perdata sebagaimana terdapat dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW). Contohnya Buku I s.d. Buku IV BW.
b. Hukum Perdata dalam arti luas menurut Subekti meliputi semua hukum privat materiil,
yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan. Contohnya Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (BW), Kitab Undang-undang Hukum Dagang (WvK),
serta aturan-aturan tambahan lain tentang hukum perdata .
c. Hukum Perdata Materiil adalah aturan-aturan hukum yang mengatur hak-hak dan
kewajiban perdata. Contohnya UU Perkawinan
d. Hukum Perdata Formil adalah aturan-aturan yang menentukan cara dan prosedur
untuk melaksanakan dan mempertahankan hukum perdata materiil. Contohnya
HIR/RBg

2. a. Asas tersebut disebut Asas Konkordansi. Contohnya, ketika zaman penjajahan Belanda
di Indonesia, Hukum Belanda diberlakukan sama bagi Golongan Eropa yang berada di
Hindia Belanda.
b. Sebenarnya subsatnsi dari Asas Konkordansi tersebut masih bisa tetap berlaku dalam
Sistem Hukum Indonesia sekarang ini. Contohnya, dalam Sistem Hukum Adat yang ada
di Masyarakat Hukum Adat (MHA) Minangkabau, diatur mengenai perkawinan
berdasarkan Hukum Adat Minangkabau. Kalau ada MHA Minangkabau yang berdomisili
di Negara Malaysia, kemudian melakukan perkawinan berdasarkan Hukum Adat
Minangkabau, maka berlakulah Asas Konkordansi tersebut. Contoh lain, di Provinsi
Aceh berlaku Qanun (aturan hukum setingkat peraturan daerah) bagi pemeluk agama
Islam di wilayah provinsi itu. Jika ada pemeluk agama Islam yang datang atau pindah
domisili ke Provinsi Aceh, maka berlakulah Qanun itu baginya; dan dengan demikian
bisa dikatakan bahwa Asas Konkordansi masih bisa tetap diterapkan.
3. Meskipun menurut hukum, setiap orang tanpa kecuali dapat memiliki hak-haknya, akan
tetapi di dalam hukum tidak semua orang dapat diperbolehkan bertindak sendiri di dalam
hukum untuk melaksanakan hak-haknya itu;

Ada beberapa golongan orang yang oleh hukum telah dinyatakan tidak cakap atau kurang
cakap untuk bertindak sendiri dalam melakukan perbuatan-perbuatan hukum, sehingga
mereka itu harus diwakili atau dibantu oleh orang lain;
Menurut Pasal 1330 BW, mereka yang oleh hukum telah dinyatakan tidak cakap untuk
melakukan sendiri perbuatan hukum adalah:
a. Orang yang belum dewasa;
b. Orang yang ditaruh di bawah pengampuan (curatele)
c. Orang perempuan dalam pernikahan (wanita kawin)  telah dicabut dengan
SEMA 3/1963 tanggal 4-8-1963 dan ditegaskan lagi dalam Pasal 31 UU No. 1
Tahun 1974 dan Pasal 36 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974 yang mengatur
mengenai kedudukan yang sama dalam pengelolaan harta bendanya.
Pengampuan Perwalian
Pengampuan (curatele) adalah suatu Perwalian atau voogdij adalah
upaya hukum untuk menempatkan pengawasan terhadap anak yang di
orang yang telah dewasa menjadi bawah umur, yang tidak berada di
sama dengan orang yang belum bawah kekuasaan orang tua serta
dewasa; pengurusan benda atau kekayaan
anak tersebut diatur oleh UU” (Prof.
Subekti, SH);
Dengan demikian anak yang berada di
bawah perwalian adalah:
 Anak sah yang kedua orang tuanya
telah dicabut kekuasaannya sebagai
orang tua;
 Anak sah yang kedua orang tuanya
telah bercerai;
 Anak yang lahir di luar perkawinan
(natuurlijk kind)

Orang yang ditaruh di bawah


pengampuan disebut curandus,
pengampunya disebut curator, dan
pengampuannya disebut curatele;
Menurut Pasal 433 BW, setiap orang
dewasa yang menderita sakit ingatan,
boros, dungu, dan mata gelap harus
ditaruh di bawah pengampuan;
Setiap anak yang belum dewasa yang
berada dalam keadaan dungu, sakit
ingatan atau mata gelap, tidak boleh
ditaruh di bawah pengampuan,
melainkan tetaplah ia di bawah
pengawasan bapak dan ibunya atau
walinya (Psl. 462 BW)

4. a. Saat lahirnya PT Satu Dua Tiga sebagai perusahaan berbadan hukum adalah pada
tanggal 20 Maret 2020, yaitu saat perusahaan telah mendapat pengesahan akta
pendiriannya dalam Tambahan Berita Negara RI. Perusahaan dapat dianggap telah
lahir sebagai badan hukumsaat terpenuhi syarat materiil dan formil

Syarat materiilnya adalah:


1.Ada kekayaan terpisah dari harta pribadi
2.Ada tujuan tertentu (idiil/komersil) ada di AD/ ARTnya
3.Ada kepentingan sendiri
4.Ada organisasi yang teratur

Syarat formilnya adalah:


 PT didirikan dengan akta pendirian secara Notariil;
 Akta Pendirian disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia;
 PT memperoleh status badan hukum setelah Akta Pendirian disahkan oleh Menkeh;
 Direksi wajib mendaftarkan Akta Pendirian berikut pengesahannya dalam Daftar
Perusahaan sesuai dengan Undang-undang No.3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan;
 Direksi wajib mengumumkan pendirian, pengesahan serta pendaftaran Akta
Pendirian dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

b. Atas tindakan pak Harun yang merugikan PT Satu Dua Tiga, maka RUPS dapat
melakukan:
 Menerima tindakan pak Harun sebagai tindakan PT, sehingga kerugian yang dialami
karena tindakan pak Harun menjadi kerugian bagi PT
 Menolak tindakan pak Harun sebagai tindakan PT. Mengingat tindakan pak Harun
dilakukan sebelum perusahaan berdiri, sehingga kerugian akibat tindakan pak Harun
menjadi tanggungjawab pribadi pak Harun.

c. Dapat, karena tindakan pak Harun dilakukan pada saat PT Kaki Kiri Kanan belum lahir
sebagai Badan Hukum. Sehingga tindakan pak Harun belum bisa dianggap mewakili
perusahaan. Tindakan pak Harun adalah tindakan perorangan sehingga pak Harus
sebagai subyek hukum perorangan harus mempertanggungjawabkan tindakannya
dengan menanggung seluruh kerugian yang di akibatkannya dengan harta miliknya

5. Salah satu Prinsip-Prinsip yang melekat dalam Perseroan Terbatas antara lain :

1. Entitas Terpisah (Separate Entity)

Sebagai subjek hukum dalam kategori badan hukum (rechtpersoon) Perseroan terbatas
merupakan Entitas Terpisah (separate entity) dari pemegang saham. Prinsip ini kemudian
memeberikan perlindungan kepada pemegang saham atas segala tindakan, perbuatan dan
kegiatan perseroan, dimana berdasarkan prinsip ini :

a. tindakan, perbuatan, dan kegiatan Perseroan, bukan tindakan pemegang saham

b. kewajiban dan tanggung jawab Perseroan bukan kewajiban dan tanggung jawab
pemegang saham.

Prinsip inilah yang kemudian memberikan jalan pembuka bagi setiap investor untuk
menginvestasikan modalnya tanpa dibebani ketakutan bahwa harta pribadi diluar saham
yang telah diinvestasikannya ke dalam Perseroan turut menjadi jaminan atas segala utang
perseroan maupun ketakutan untuk turut serta dituntut maupun digugat oleh pihak ketiga
atas segala kegiatan baik kontrak maupun transaksi yang dilakukan Perseroan. Dalam hal
ini berarti hukum perseroan (corporate law) membolehkan setiap orang untuk
menginvestasikan uang mereka dalam Perseroan tanpa dibebani tanggung jawab yang
tidak terbatas (unlimited liability).

Perseroan Terbatas sebagai Entitas Terpisah (seperate entitity) ini berlaku sejak Perseroan
mendapatkan Keputusan Pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM sesuai dengan Pasal
9 ayat (1) UU No 40 tahun 2007 tentang Perseoan Terbatas.

2. Tanggung Jawab terbatas (Beperkte Aansprakeljkheid, Limited Liability)

Prinsip bahwa Perseroan terbatas sebagai Badan Hukum merupakan Entitas


Terpisah (separate entity) kemudian melahirkan Prinsip Tanggung Jawab
Terbatas (Beperkte Aansprakeljkheid, Limited Liability) Pemegang Saham.

Pasal 3 ayat (1) UU No. 40 tahun 2007 mengatur bahwa :

“Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang
dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan
melebihi saham yang dimilikinya.”

Berdasarkan aturan tersebut dapat terlihat tanggung jawab terbatas (limited liability)
Pemegang Saham antara lain:

a. Pemegang saham Perseroan, tidak bertanggung jawab secara pribadi (personal liability)
atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan maupun atas kerugian yang dialami
Perseroan

b. Risiko yang ditanggung pemegang saham, hanya terbatas pada investasinya atau tidak
melebihi saham yang dimilikinya pada Perseroan.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemegang saham pada
prinsipnya tidak bertanggung jawab secara pribadi atau secara individual atas utang
maupun kegiatan Perseroan baik yang timbul dari kontrak maupun transaksi-transaksi yang
dilakukan Perseroan.

Dengan demikian maka melalui prinsip Tanggung Jawab Terbatas (Beperkte


Aansprakeljkheid, Limited Liability) pemegang saham tidak perlu memikul resiko atas
segala perbuatan hukum yang dilakukan perseroan hingga menjangkau harta pribadinya
dan bebas dari segala tuntutan maupun gugatan atas pihak ketiga yang merasa dirugikan
oleh tindakan Perseroan.

3. Hapusnya Prinsip Tanggung Jawab terbatas melalui Piercing the Corporate Veil

Prinsip tanggung jawab terbatas perseroan berdasarkan prinsip entitas yang


terpisah (separate entity) dan tanggung jawab terbatas (Beperkte Aansprakelihjkheid,
Limited Liability) dapat gugur karena adanya hal-hal yang menyebabakan hapusnya
tanggung jawab terbatas tersebut.

Lebih lanjut, tanggung jawab terbatas perseroan dapat hapus karena adanya perbuatan
organ perseroan baik direksi, komisaris, maupun pemegang saham yang menyebabkan
munculnya prinsip Piercing the Corporate Veil sehingga tanggung jawab terbatas tersebut
hapus dan organ perseroan baik direksi, komisaris, maupun pemegang saham dapat
dituntut pidana maupun digugat perdata atas namanya sendiri bukan atas nama perseroan.

6. Jawaban soal a
 Benda bergerak karena sifatnya/karena UU – yang tidak bergabung dengan tanah atau
dimaksudkan mengikuti tanah atau bangunan misal perabot rumah; benda bergerak
karena UU misal surat obligasi negara; hak atas suatu tulisan.
 Benda tak bergerak; karena sifatnya misal tanah termasuk yang menjadi satu dengan
tanah rumah- pohon;karena tujuan pemakaian mesin dalam pabrik ; UU misal hak –hak
atas tanah.
Jawaban soal b
 penguasaannya (bezit)
dimana terhadap benda bergerak maka orang yang menguasai benda tersebut
dianggap sebagai pemiliknya (Ps.1977 BWI); azas ini tidak berlaku bagi benda tidak
bergerak.
 penyerahannya (levering)
terhadap benda bergerak harus dilakukan secara nyata, sedangkan pada benda tidak
bergerak dilakukan dengan balik nama
 kadaluwarsa (verjaaring)
pada benda bergerak tidak dikenal daluwarsa, sedangkan pada benda tidak bergerak
terdapat kadaluwarsa
 dalam hal ada alas hak, daluwarsanya 20 tahun;
 dalam hal tidak ada alas hak, daluwarsanya 30 tahun.
 pembebanannya (bezwaring)
dimana untuk benda bergerak dengan gadai, sedangkan untuk benda tidak bergerak
dengan hipotik
 dalam hal pensitaan (beslag)
dimana revindicatoir beslah (penyitaan untuk menuntut kembali barangnya),hanya
dapat dilakukan terhadap barang barang bergerak . Penyitaan untuk melaksanakan
putusan pengadilan (executoir beslah) harus dilakukan terlebih dahulu terhadap barang
barang bergerak, dan apabila masih belum mencukupi untuk pelunasan hutang
tergugat, baru dilakukan executoir terhadap barang tidak bergerak
7. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia (UU Jaminan Fidusia), disebutkan bahwa pembebanan benda dengan Jaminan
Fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta Jaminan
Fidusia. Akan tetapi, akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris tersebut menurut hukum
belum menjadikan Unit kendaraa tersebut menjadi objek jaminan fidusia menurut UU
Jaminan Fidusia. Agar Unit kendaraan tersebut menjadi objek jaminan fidusia menurut UU
Jaminan Fidusia, menurut UU Jaminan Fidusia, Unit kendaraan yang diperjanjikan sebagai
jaminan fidusia tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Fidusia, yang menurut UU
Jaminan Fidusia berada di Kantor Wilayah Hukum dan HAM setempat (Pasal 11, 12, dan
13 UU Jaminan Fidusia). Pendaftaran tersebut akan ditindaklanjuti dengan diterbitkannya
Sertifikat Jaminan Fidusia dan diberikan kepada penerima jaminan fidusia (Pasal 14 UU
Jaminan Fidusia). Dengan kata lain, jaminan fidusia atas Unit kendaraan tersebut baru lahir
sejak didaftarkan. Selama belum dilakukan pendaftaran atas Unit kendaraan yang
diperjanjikan sebagai jaminan fidusia tersebut, maka selama itupula Unit kendaraan
tersebut belum terdaftar sebagai barang jaminan fidusia yang tunduk pada UU Jaminan
Fidusia.
Berdasarkan hal tersebut, maka tindakan ABC Finanace yang melakukan penarikan Unit
kendaraan meskipun telah dibuat akta perjanjian jaminan fidusia dibuat oleh Notaris,
namun belum didaftarkan ke kantor pendaftaran fidusia (kantor hukum dan HAM wilayah
setempat), sehingga belum diterbitkan sertifikat jamina fidusia, bertentangan dengan
hukum jaminan fidusia. Dengan kata lain, ABC Finance tidak berhak menarik Unit
kendaraan tersebut karena Unit kendaraan tersebut tidak termasuk sebagai barang jaminan
fidusia.

Anda mungkin juga menyukai