HUKUM BISNIS
EKMA4316
A. Status anak dalam kandungan sebagai ahli waris dalam KUHPerdata diatur dalam pasal 2
bahwa anak dalam kandungan dianggap telah lahir jika ada kepentingan si anak yang
menghendakinya.
Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam tidak ditemui secara jelas aturan yang
mengatur anak dalam kandungan sebagai ahli waris, hanya dijelaskan anak laki-laki dan
perempuan saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga hal, yaitu: (1) Status anak
dalam kandungan sebagai ahli waris berdasarkan KUHPerdata dan KHI (2) mengetahui cara
penyelesaian pembagian harta warisan untuk anak dalam kandungan dan (3) menganalisa
ketentuan yang terdapat dalam pasal 2 KUHPerdata dan Kompilasi Hukum Islam tentang
anak dalam kandungan.
Anak dalam kandungan adalah anak yang berada dalam kandungan seorang ibu, yang
menurut KUHPerdata dianggap telah lahir jika kepentingan si anak yang menhendakinya
seperti dalam kepentingan kewarisan. Para ulama usuliyyin berpendapat bahwa anak dalam
kandungan temasuk dalam katagori ahliyatu wujub yaitu kepantasan seorang untuk diberikan
hak dan diberikan kewajiban, ahliyatul wujub ini ada kalanya sempurna dan ada kalanya
kurang sempurna, kurang sempurnanya manusia apabila seseorang tersebut baru dapat
menerima hak saja akan tetapi belum mampu melaksanakan kewajiban. Adapun anak dalam
kandungan termasuk dalam yang kurang sepurna karna anak dalam kandungan dianggap
telah pantas untuk menerima hak-haknya seperti menerima warisan dan wasiat, akan tetapi
belum pantas atau belum mampu untuk melaksanakan kewajiban terhadap orang lain.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa menurut KUHPerdata anak dalam
kandungan berhak mendapatkan hak waris dan bagiannya di samakan dengan anggota
keluarga lainnya, sedangkan dalam KHI tidak ditemui secra jelas status dan bagian anak
dalam kandungan, namun dalam kewarisan Islam anak dalam kandungan dianggap berhak
menjadi ahli waris jika memenuhi beberapa syarat dan bagiannya adalah diambil bagian yang
paling besar dari bagian lainnya
Jika seorang anak dilahirkan dan hidup maka kedudukannya di dalam hukum sesuai
hukum yang berlaku di Indonesia terbagi menjadi 5 yaitu:
1. Anak Sah: Yaitu anak yang lahir dari pasangan yang nikah secara sah sesuai dengan
yang disebutkan di dalam UU Perkawainan tahun 1974 pasal 42-43. Kedudukannya di
mata
hukum kuat dibuktikan dengan adanya akta lahir, manfaatnya ketika ada pembagian
warisan akan mendapatkan haknya.
2. Anak Angkat: Anak orang lain yang diangkat menjadi anak untuk kepentingan yang
terbaik sesuai dengan UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Hukumnya sama
seperti anak sah dan bisa mendapatkan warisan baik dari orang tua biologis maupun
orang tua angkat.
3. Anak Luar Kawin: yaitu anak yang lahir bukan dari perkawinan yang sah. Terdapat 2
macam yaitu anak luar kawin yang diakui adalah dari hasi yang belum menikah dan
bukan sedarah. Kedudukan hukumnya mendapatkan warisan tapi tidak seperti anak sah.
4. Anak Zina: Anak yang dilahirkan dari hubungan diluar nikah dimana salah satunya
(suami atau istri) masih terikat perkawinan dengan orang lain. Hukumnya tidak
mendapatkan warisan.
5. Anak Asuh: Anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga dalam hal pendidikan dan
sebagainya. Di dalam hukum tidak mendapatkan warisan.
B. Penentuan batas usia dewasa seseorang merupakan hal yang penting karena akan
menentukan sah tidaknya seseorang bertindak melakukan perbuatan hukum dan kecakapan
seseorang melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum berkaitan dengan perjanjian hanya
dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian harus memenuhi persyaratan
batas usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 330 KUH Perdata.
Ada perbedaan ketentuan yang dinyatakan dalam Pasal 330 Kitab Undang Undang
Hukum Perdata ( selanjutnya disingkkat KUH Perdata) dan Pasal 47 ayat (1) UU Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan. Ketentuan dalam Pasal 330 Kitab UUH Perdata
menyatakan: “Seseorang dianggap sudah dewasa jika sudah berusia 21 tahun atau sudah
(pernah) menikah.” Pasal tersebut mengharuskan bahwa seseorang dinyatakan cakap dalam
melakukan perbuatan hukum harus terlebih dahulu berusia 21 tahun atau sudah menikah
sebelum berusia 21 tahun.
Selanjutnya perubahan ketentuan batas usia yang berpengaruh besar dalam masalah
kecakapan bertindak adalah dalam Undang-Undang RI No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan
Notaris yang ruang lingkupnya banyak berkaitan dengan masalah perjanjian. Dalam Pasal 39
Ayat (1) Undang-Undang RI No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris ditentukan bahwa,
"Penghadap harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. paling rendah berumur 18 tahun atau
telah menikah, dan b. cakap melakukan perbuatan hukum", artinya batas usia kedewasaan
dalam kaitannya dengan kecakapan membuat perjanjian telah bergeser dari 21 tahun menjadi
18 tahun.
a. Jika mencermati kasus diatas, maka Risma dapat melakukan kontrak dengan siapapun
dan untuk dalam hal apapun. Coba Anda analisis Asas Hukum apa yang telah dilakukan
Risma?
b. Jika Risma ingin bekerja pada perusahaan X. Apa yang harus dilakukan oleh Risma?
B. Jika risma ingin bekerja pada perusahaan X maka risma harus mematuhi dan
mengikuti segala peraturan yang sebelumnya sudah dituliskan. Untuk itu risma harus
memiliki perjanjian secara tertulis sebagai bentuk kesepakatan antara pekerja dan
perusahaan untuk menghindari terjadinya masalah yang dapat melibatkan hukum
sebagai tolak ukur bagaimana nantinya masalah tersebut dapat diselesaikan.
Manfaat terakhir dari sebuah perjanjian kerja bersama tentu dirasakan oleh
karyawan itu sendiri. Perjanjian kerja bersama dapat memberikan motivasi bagi
karyawan untuk lebih produktif serta meningkatkan kinerjanya karena adanya
kesepakatan bersama. Terdapatnya suatu jaminan hukum yang memiliki dasar hukum
inilah yang menciptakan hubungan positif bagi semua pihak.
SUMBER DAN REFERENSI :
https://etheses.uinsgd.ac.id/26083/
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1406/05.2%20bab%202.pdf?seque
nce=8&isAllowed=y#:~:text=Menurut%20ketentuan%20Pasal%20330%20KUHPerda
ta,adalah%20belum%20pernah%20melangsungkan%20perkawinan.
https://www.pa-blitar.go.id/informasi-pengadilan/160-untuk-kepentingan-apa-batasan-
usia-dewasa-itu.html
https://www.pn-selong.go.id/tag/T04-P03-
13/2017050302523089182388259097e2ec94b3.html
https://id.hrnote.asia/personnel-management/220520-perjanjian-kerja-bersama-simak-
penjelasannya/#:~:text=Berdasarkan%20UU%20No.%2013%20Tahun,kewajiban%20
antara%20kedua%20belah%20pihak.