2. Jelaskan apakah orang yang telah dewasa selalu dianggap cakap untuk melakukan
perbuatan hukum !
Kecakapan bertindak maupun kewenangan bertindak, keduanya berkaitan dengan
peristiwa melakukan tindakan hukum. Tindakan hukum merupakan peristiwa sehari-
hari, dalam kehidupan bermasyarakat mengadakan hubungan dengan anggota
masyarakat yang lain,. Karena tindakan hukum merupakan tindakan yang sehari-hari
dilakukan oleh manusia, maka perlu pengaturan tentang kecakapan dan kewenangan
bertindak. Pasal 1329 BW mengatakan bahwa pada asasnya setiap orang adalah
cakap untuk membuat perjanjian, kecuali undang-undang menentukan lain. Karena
membuat perjanjian adalah tindakan yang paling umum dilakukan oleh anggota
masyarakat maka dari ketentuan tersebut bahwa semua orang pada asasnya cakap
untuk bertindak, kecuali undang-undang menentukan lain Orang yang dimaksud dalam
kecapakapan dalam bertindak sebagai subjek hukum, yaitu segala sesuatu yang
menurut hukum mempunyai hak dan kewajiban sehingga memiliki kewenangan untuk
bertindak. Berlakunya manusia sebagai pembawa hak (subjek hukum) mulai dari saat ia
dilahirkan dan berakhir pada saat ia meninggal dunia. Seorang bayi yang masih dalam
kandungan ibunya dapat dianggap telah dilahirkan bilamana kepentingan si anak
menghendakinya, misalnya untuk menjadi ahli waris. Apabila si anak meninggal
sewaktu dilahirkan maka ia dianggap tidak pernah ada berdasarkan Pasal 2 KUH
Perdata.
Kecakapan berbuat dam kewenangan bertindak menurut hukum ini adalah di benarkan
dalam ketentuan Undang-undang itu sendiri, yaitu
a. Seseorang anak yang belum dewasa (belum mencapai umur 21 tahun) dapat
melakukan seluruh perbuatan hukum apabila telah berusia 20 tahun dan telah
mendapat surat pernyataan dewasa (venia aetatis) yang di berikan oleh presiden,
setelah mendengar nasihat Mahkama Agung (Pasal 419 dan 420 KUH Perdata)
b. Anak yang berumur 18 tahun dapat melakukan perbuatan hukum tertentu setelah
mendapat surat pernyataan dewasa dari pengadilan (Pasal 426 KUH Perdata)
c. Seseorang yang berumur 18 tahun dapat membuat surat wasiat (Pasal 897 KUH
Perdata)
d. Orang laki-laki yang telah mencapai umur 15 tahun dan perempuan yang telah
berumur 15 tahun dalam melakukan perkawinan (Pasal 29 KUH Perdata)
e. Pengakuan anak dapat di lakukan oleh orang yang telah berumur 19 tahun (Pasal
282 KUH Perdata)
f. Anak yang telah berumur 15 tahun dapat menjadi saksi (Pasal 1912) KUH Perdata)
Terkait penentuan wewenang untuk mengeluarkan bukti pencatatan sipil maka dikenal
istilah pejabat umum. Pejabat umum merupakan pejabat yang diberikan wewenang
berdasarkan undang-undang serta batas wewenang yang juga telah diatur secara
tegas. Adapun yang dimaksud pejabat umum seperti notaris, panitera, jurusita, hakim,
pegawai catatan sipil, kepala daerah dan lain-lain. suatu akta dinyatakan autentik (sah),
bukan disebabkan karena penetapan undangundang semata, namun karena dibuat
oleh atau dihadapan seorang pejabat umum.
Jika merujuk pada ketentuan tersebut, maka dapat dilihat bahwa akta autentik adalah :
a. Akta yang dibuat dihadapan seorang pejabat umum.
b. Pejabat umum harus mempunyai kewenangan untuk membuat akta ini.
c. Dibuat dalam bentuk yang telah ditentukan oleh undang-undang
Catatan Sipil (Burgelijke Stand) artinya catatan mengenai peristiwa perdata yang
dialami oleh seseorang atau untuk memastikan status perdata seseorang. Ada lima
peristiwa hukum dalam kehidupan manusia yang perlu dilakukan pencatatan, yaitu :
(1). Kelahiran, menentukan status hukum seseorang sebagai subyek hukum pendukung
hak dan kewajiban.
(2). Perkawinan, menentukan status hukum seseorang sebagai suami atau isteri dalam
ikatan perkawinan menurut hukum.
(3). Perceraian, menentukan status hukum seseorang sebagai janda atau duda yang
bebas dari ikatan suatu perkawinan.
(4). Kematian, menentukan status hukum seseorang sebagai ahli waris, sebagai janda
atau duda dari almarhum/almarhumah.
(5). Penggantian nama, menentukan status hukum seseorang dengan identitas tertentu
dalam hukum perdata.
Fungsi Catatan Sipil ialah untuk memperoleh kepastian hukum tentang status perdata
seseorang yang mengalami peristiwa hukum. Kepastian hukum sangat penting dalam
setiap perbuatan hukum, apakah ada hak dan kewajiban hukum yang sah antara pihak-
pihak yang berhubungan hukum tersebut. Kepastian hukum mengenai Kelahiran,
menentukan status perdata seseorang apakah sudah dewasa atau belum dewasa.
Kepastian hukum mengenai Perceraian menentukan status perdata seseorang untuk
bebas mencari pasangan hidup. Kepastian hukum mengenai Kematian, menentukan
status perdata seseorang sebagai ahli waris maupun keterbukaan ahli waris.
Sumber :
BMP HKUM4202 HUKUM PERDATA
https://www.hukumonline.com/