Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan sistematika hukum perdata menurut ilmu pengetahuan


hukum!
Hukum perdata merupakan suatu hukum yang mengatur mengenai kepentingan antar
warga negara, perseorangan yang satu dengan perseorangan lainnya. Hukum perdata
yang dibagi dalam perdata materiil dan formil ini , dalam penjabaranya menurut
beberapa pakar hukum dapat dibedakan menjadi sistematika menurut ilmu
pengetahuan dan sistematika menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata.
Hukum perdata menurut ilmu pengetahuan hukum sekarang ini dibagi
menjadi empat bagian, yaitu hukum:
a. tentang diri seseorang (hukum perorangan);
b. kekeluargaan;
c. kekayaan terbagi atas hukum kekayaan yang absolut, hukum kekayaan yang relatif;
d. waris.

Berikut penjelasan Sistematika Hukum Perdata Menurut Ilmu Pengetahuan :


a. Hukum perorangan memuat peraturan tentang manusia sebagai subjek hukum,
peraturan perihal percakapan untuk memiliki hak dan percakapan untuk bertindak
sendiri melaksanakan hak-haknya itu serta hal yang mempengaruhi kecakapan.
Merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur mengenai kedudukan orang
mengenai manusia sebagai subjek hukum, kecakapan bertindak dalam lalu lintas
hukum, catatan sipil, ketidakhadiran, dan domisili. Termasuk kedudukan badan
hukum sebagai subjek hukum perdata.
b. Hukum keluarga merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur hubungan
hukum bersumber pada pertalian keluarga, misalnya perkawinan, kekuasaan orang
tua, perwalian, dan pengampuan.
c. Hukum kekayaan merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur antara
subjek hukum dan harta kekayaannya atau mengatur mengenai hak dan kewajiban
yang dapat dinilai dengan uang. Hukum kekayaan yang absolut berisi hak
kebendaan, yaitu hak yang memberi kekuasaan langsung atas suatu benda dan
dapat dipertahankan terhadap setiap orang. Hukum kekayaan yang relatif berisi hak
perorangan, yaitu hak yang timbul dari suatu perikatan dan hanya dapat
dipertahankan terhadap pihak-pihak tertentu saja.
d. Hukum waris merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur peralihan hak
dan kewajiban di bidang hukum kekayaan dari si pewaris kepada sekalian ahli
warisnya beserta akibat-akibatnya.

2. Jelaskan apakah orang yang telah dewasa selalu dianggap cakap untuk melakukan
perbuatan hukum !
Kecakapan bertindak maupun kewenangan bertindak, keduanya berkaitan dengan
peristiwa melakukan tindakan hukum. Tindakan hukum merupakan peristiwa sehari-
hari, dalam kehidupan bermasyarakat mengadakan hubungan dengan anggota
masyarakat yang lain,. Karena tindakan hukum merupakan tindakan yang sehari-hari
dilakukan oleh manusia, maka perlu pengaturan tentang kecakapan dan kewenangan
bertindak. Pasal 1329 BW mengatakan bahwa pada asasnya setiap orang adalah
cakap untuk membuat perjanjian, kecuali undang-undang menentukan lain. Karena
membuat perjanjian adalah tindakan yang paling umum dilakukan oleh anggota
masyarakat maka dari ketentuan tersebut bahwa semua orang pada asasnya cakap
untuk bertindak, kecuali undang-undang menentukan lain Orang yang dimaksud dalam
kecapakapan dalam bertindak sebagai subjek hukum, yaitu segala sesuatu yang
menurut hukum mempunyai hak dan kewajiban sehingga memiliki kewenangan untuk
bertindak. Berlakunya manusia sebagai pembawa hak (subjek hukum) mulai dari saat ia
dilahirkan dan berakhir pada saat ia meninggal dunia. Seorang bayi yang masih dalam
kandungan ibunya dapat dianggap telah dilahirkan bilamana kepentingan si anak
menghendakinya, misalnya untuk menjadi ahli waris. Apabila si anak meninggal
sewaktu dilahirkan maka ia dianggap tidak pernah ada berdasarkan Pasal 2 KUH
Perdata.

Kecakapan bertindak merupakan kewenangan umum untuk melakukan tindakan


hukum. Setelah manusia dinyatakan mempunyai kewenangan hukum maka selanjutnya
kepada mereka diberikan kewenangan untuk melaksanakan hak dan kewajibannya oleh
karenanya diberikan kecakapan bertindak. Terkait dengan hak terdapat kewenangan
untuk menerima, sedangkan terkait dengan kewajiban terdapat kewenangan untuk
bertindak (disebut juga kewenangan bertindak). Kewenangan hukum dimiliki oleh
semua manusia sebagai subyek hukum, sedangkan kewenangan bertindak dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya faktor usia, status (menikah atau belum),
status sebagai ahli waris, dan lain-lain. Menurut Pasal 330 KUH Perdata seseorang
telah dewasa apabila telah berumur 21 tahun, dan telah kawin sebelum mencapai umur
tersebut.

Kecakapan berbuat dam kewenangan bertindak menurut hukum ini adalah di benarkan
dalam ketentuan Undang-undang itu sendiri, yaitu
a. Seseorang anak yang belum dewasa (belum mencapai umur 21 tahun) dapat
melakukan seluruh perbuatan hukum apabila telah berusia 20 tahun dan telah
mendapat surat pernyataan dewasa (venia aetatis) yang di berikan oleh presiden,
setelah mendengar nasihat Mahkama Agung (Pasal 419 dan 420 KUH Perdata)
b. Anak yang berumur 18 tahun dapat melakukan perbuatan hukum tertentu setelah
mendapat surat pernyataan dewasa dari pengadilan (Pasal 426 KUH Perdata)
c. Seseorang yang berumur 18 tahun dapat membuat surat wasiat (Pasal 897 KUH
Perdata)
d. Orang laki-laki yang telah mencapai umur 15 tahun dan perempuan yang telah
berumur 15 tahun dalam melakukan perkawinan (Pasal 29 KUH Perdata)
e. Pengakuan anak dapat di lakukan oleh orang yang telah berumur 19 tahun (Pasal
282 KUH Perdata)
f. Anak yang telah berumur 15 tahun dapat menjadi saksi (Pasal 1912) KUH Perdata)

3. Jelaskan mengapa pentingnya dilakukan pencatatan sipil !


Pencatatan sipil adalah pencatatan terhadap peristiwa penting yang dialami oleh
seseorang dalam suatu bukut register pencatatan sipil yang dilakukan oleh Negara.
Peristiwa penting yang perlu dicatat adalah peristiwa yang dialami oleh penduduk yang
membawa akibat terjadinya perubahan hak-hak keperdataan, maupun lahirnya hak
keperdataan atau hapusnya hak keperdataan. Jadi yang dicatat adalah setiap peristiwa
perdata yang dialami seseorang dengan tujuan agar peristiwa itu dapat diketahui
dengan jelas Pencatatan sipil merupakan hak dari setiap warga negara dalam arti hak
memperoleh akta autentik dari pejabat negara. Masih jarang penduduk menyadari
betapa pentingnya sebuah akta bagi dirinya dalam menopang hidupnya. Misalnya anak
lahir tanpa akta kelahiran, ia akan memperoleh kesulitan pada saat ia memasuki
pendidikan. Demikian pula dalam
masalah perkawinan, kematian dan status anak. Banyak manfaat yang membawa
akibat hukum bagi diri seseorang. Sebuah akta perkawinan yang diterbitkan oleh
pejabat Kantor Catatan Sipil, memiliki arti yang sangat besar dikemudian hari,
manakala terjadi sesuatu. Misalnya untuk kepentingan menentukan ahli waris,
menentukan dan memastikan bahwa mereka adalah muhkrimnya.

Terkait penentuan wewenang untuk mengeluarkan bukti pencatatan sipil maka dikenal
istilah pejabat umum. Pejabat umum merupakan pejabat yang diberikan wewenang
berdasarkan undang-undang serta batas wewenang yang juga telah diatur secara
tegas. Adapun yang dimaksud pejabat umum seperti notaris, panitera, jurusita, hakim,
pegawai catatan sipil, kepala daerah dan lain-lain. suatu akta dinyatakan autentik (sah),
bukan disebabkan karena penetapan undangundang semata, namun karena dibuat
oleh atau dihadapan seorang pejabat umum.
Jika merujuk pada ketentuan tersebut, maka dapat dilihat bahwa akta autentik adalah :
a. Akta yang dibuat dihadapan seorang pejabat umum.
b. Pejabat umum harus mempunyai kewenangan untuk membuat akta ini.
c. Dibuat dalam bentuk yang telah ditentukan oleh undang-undang

Catatan Sipil (Burgelijke Stand) artinya catatan mengenai peristiwa perdata yang
dialami oleh seseorang atau untuk memastikan status perdata seseorang. Ada lima
peristiwa hukum dalam kehidupan manusia yang perlu dilakukan pencatatan, yaitu :

(1). Kelahiran, menentukan status hukum seseorang sebagai subyek hukum pendukung
hak dan kewajiban.

(2). Perkawinan, menentukan status hukum seseorang sebagai suami atau isteri dalam
ikatan perkawinan menurut hukum.

(3). Perceraian, menentukan status hukum seseorang sebagai janda atau duda yang
bebas dari ikatan suatu perkawinan.

(4). Kematian, menentukan status hukum seseorang sebagai ahli waris, sebagai janda
atau duda dari almarhum/almarhumah.
(5). Penggantian nama, menentukan status hukum seseorang dengan identitas tertentu
dalam hukum perdata.

Fungsi Catatan Sipil ialah untuk memperoleh kepastian hukum tentang status perdata
seseorang yang mengalami peristiwa hukum. Kepastian hukum sangat penting dalam
setiap perbuatan hukum, apakah ada hak dan kewajiban hukum yang sah antara pihak-
pihak yang berhubungan hukum tersebut. Kepastian hukum mengenai Kelahiran,
menentukan status perdata seseorang apakah sudah dewasa atau belum dewasa.
Kepastian hukum mengenai Perceraian menentukan status perdata seseorang untuk
bebas mencari pasangan hidup. Kepastian hukum mengenai Kematian, menentukan
status perdata seseorang sebagai ahli waris maupun keterbukaan ahli waris.

Sumber :
BMP HKUM4202 HUKUM PERDATA
https://www.hukumonline.com/

Anda mungkin juga menyukai