Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

HUKUM PERDATA

RIZKI ANDRIANI
NIM 043896064

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


JURUSAN ILMU HUKUM
UPBJJ MEDAN
TAHUN AJARAN 2023.2
1. Jelaskan sistematika hukum perdata menurut ilmu pengetahuan hukum !

2. Jelaskan apakah orang yang telah dewasa selalu dianggap cakap untuk melakukan perbuatan
hukum !

3. Jelaskan mengapa pentingnya dilakukan pencatatan sipil !

Jawab :

1. Sistematika Hukum Perdata


Hukum perdata menurut ilmu pengetahuan hukum sekarang ini dibagi menjadi empat bagian,
yaitu hukum :
a. Tentang diri seseorang ( hukum perorangan)
b. Kekeluargaan
c. Kekayaan terbagi atas hukum kekayaan yang absolut, hukum kekayaan yang relatif;
d. Waris.

Penjelasan:

a. Hukum perorangan memuat peraturan tentang manusia sebagai subjek hukum, peraturan
perihal percakapan untuk memiliki hak dan percakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan
hak-haknya itu serta hal yang mempengaruhi kecakapan.
Merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur mengenai kedudukan orang mengenai
manusia sebagai subjek hukum, kecakapan bertindak dalam lalu lintas hukum, catatan sipil,
ketidakhadiran, dan domisili. Termasuk kedudukan badan hukum sebagai subjek hukum
perdata.
b. Hukum keluarga merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur hubungan hukum
bersumber pada pertalian keluarga, misalnya perkawinan, kekuasaan orang tua, perwalian, dan
pengampuan.
c. Hukum kekayaan merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur antara subjek hukum
dan harta kekayaannya atau mengatur mengenai hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan
uang. Hukum kekayaan yang absolut berisi hak kebendaan, yaitu hak yang memberi kekuasaan
langsung atas suatu benda dan dapat dipertahankan terhadap setiap orang. Hukum kekayaan
yang relatif berisi hak perorangan, yaitu hak yang timbul dari suatu perikatan dan hanya dapat
dipertahankan terhadap pihak-pihak tertentu saja.
d. Hukum waris merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur peralihan hak dan
kewajiban dibidang hukum kekayaan dari si pewaris kepada sekalian ahli warisnya beserta
akibat-akibatnya.

Sumber : HKUM4202 4 SKS/MODUL1-12

2. Tidak orang yang telah dewasa selalu dianggap cakap untuk melakukan perbuatan hukum
karena Orang yang sudah dewasa yang menderita sakit ingatan menurut undang-undang harus
ditaruh dibawah pengampunan atau curatele. Begitupun seseorang yang terindikasi
mengobralkan kekayaannya atau lemah akal, ketiga hal tersebut yang menjadi alasan seseorang
harus ditaruh dibawah suatu pengampunan. Dalam hal alasannya adalah sakit ingatan maka
permintaan pengampunan dapat dilakukan oleh setiap anggota keluarga. Sedangkan apabila
alasannya adalah mengobralkan kekayaanya (boros) maka permintaan hanya dapat dilakukan
oleh anggota keluarga yang sangat dekat.

Sementara apabila alasannya adalah lemah ingatan atau kurang cerdas sehingga tidak mampu
untuk mengurus kepentingannya sendiri yang bersangkutan dapat mengajukannya sendiri untuk
ditaruh dibaah pengampunan.

Jika alasanya adalah gila atau sakit ingatan yang akan membahayakan masyarakat umum
permintaannya dilakukan oleh jaksa. Permohonan untuk menaruh seorang dibawah
pengampuan harus diajukan kepada pengadilan negeri dengan menjelaskan peristiwa-peristiwa
yang menguatkan adanya persangkaan tentang adanya alasan-alasan untuk menaruh orang
tersebut dibawah pengawasan, dengan bukti-bukti dan saksi-saksi yang dapat diperiksa oleh
hakim.

Pengadilan akan mendengar saksi-saksi itu, begitu pula anggota keluarga dari orang yang
diminta pengampuannya. Akhirnya, orang itu sendiri akan diperiksa jika dianggap perlu hakim
berwenang untuk mengangkat seorang pengawas untuk mengurus kepentingan orang tersebut.

Putusan Pengadilan yang menyatakan orang tersebut berada di bawah pengampuan harus
diumumkan dalam berita Negara. Kedudukan seseorang yang telah ditaruh dibawah
pengampuan sama dengan seorang yang belum dewasa, dia tidak dapat melakukan perbuatan
hukum apapun.

Sumber : HKUM4202 4 SKS/MODUL1-12

3. Peristiwa yang secara hukum mempunyai arti penting dari Manusia lahir sampai meninggal
memiliki akibat hukum berkaitan dengan statusnya sebagai subjek hukum.
Peristiwa yang dimaksud adalah kelahiran,kematian,perkawinan,perceraian, pengakuan anak,
pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama, dan perubahan satus
kewarganegaraan. Peristiwa tersebut penting untuk dicatat berkaitan dengan status hukum
seseorang untuk menjamin adanya kepastian Hukum.

Peristiwa kelahiran perlu dicatat untuk menjamin status seorang anak sebagai anak yang sah
dari kedua orang tuanya. Sementara untuk perkawinan pencatatn perkawinan akan membawa
akibat hukum yang berkaitan dengan hak dan kewajiban sebagai suami istri terhadap harta dan
terhadap anak yang dilahirkan. Perceraian juga perlu dicatatkan untuk menentukan status dari
pasangan itu dalam hal menikah lagi. Sedangkan kematian perlu dicatatkan karena berkaitan
peralihan hak dan kewajiban orang yang meninggal kepada ahli warisnya.

Lembaga yang bertugas untuk mencatatkan peristiwa hukum tersebut dan memberikan
salinannya pada yang bersangkutan adalah catatan sipil (burgelijk stand). Dalam menjalankan
tugas dan kewenangannya lembaga catatan sipil secara struktural berada dibawah tanggung
jawab kementrian Dalam Negeri. Untuk memudahkan masyarakat dalam mencatatkan peristiwa
hukum yang dialaminya maka kantor catatan sipil tersebar pada setiap kabupaten dan
kotamadya.

Sumber : HKUM4202 4 SKS/MODUL1-12

Anda mungkin juga menyukai