Anda di halaman 1dari 4

Nama : Michelle Alayka Nazli Rahma Alayubi

NPM : 2006580303

Program Studi : S1 Reguler

Kelas : Kebendaan Perdata Reguler A

Soal 1 : Posisi Hukum Benda dalam Sistematika Hukum Perdata sesuai dengan
Pembidangan Menurut Ilmu Pengetahuan dan KUHPerdata

Ilmu pengetahuan dan KUHPerdata mengatur sistematika hukum perdata menurut


bidangnya dengan berbeda. Ilmu pengetahuan membagi hukum perdata menjadi 4 bagian,
yaitu:

1. Hukum tentang orang (Personenrecht)


Kaidah hukum yang mengatur mengenai siapa saja yang dapat membawa hak dan
kedudukannya dalam hukum.
Hukum perorangan mengatur mengenai manusia sebagai subjek hukum,
kewenangan hukum, domisili, catatan sipil, kecakapan untuk memiliki dan
bertindak sendiri melaksanakan hak-hak, dan hal-hal yang mempengaruhi
kecakapan.
2. Hukum keluarga (Familierecht)
Hukum yang mengatur hubungan antara orang yang memiliki hubungan keluarga,
baik karena perkawinan maupun darah beserta akibat-akibatnya. Hukum keluarga
mengatur tentang perkawinan serta hubungan harta kekayaan antara suami isteri,
hubungan antara orang tua dan anak, perwalian, pengampuan (curatele), dan
penceraian.
3. Hukum harta kekayaan (Vermogensrecht)
Hukum yang mengatur mengenai uang (harta) dan hal-hal yang berhubungan
dengan uang. Hukum harta kekayaan mencakup hak kekayaan mutlak (absolut)
yang meliputi hak-hak kebendaan material dan immaterial yang berlaku pada setiap
orang, dan hak perorangan yang meliputi hak yang timbul dari suatu perikatan
sehingga berlaku hanya pada pihak tertentu.
4. Hukum waris (Erfrecht)
Hukum yang mengatur mengenai benda dan kekayaan orang yang telah meninggal
dunia dan pengalihannya.
Sedangkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) atau Burgerlijk Wetboek
(BW) membagi hukum perdata menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Buku I : Tentang Orang (van Personen) dan Keluarga (van Familie)


2. Buku II : Tentang Benda (van Zaken)
3. Buku II : Tentang Perikatan (van Verbintenissen)
4. Buku IV : Tentang Pembuktian (van Bewijk) dan Kedaluwarsa (Verjaring)

Hukum benda menurut ilmu pengetahuan terdiri dari hukum harta kekayaan dan hukum
waris. Hukum harta kekayaan mengatur mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
benda dan harta, sedangkan hukum waris mengatur mengenai pengalihan benda setelah
kematian seseorang. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) atau
Burgerlijk Wetboek (BW), hukum harta kekayaan dan hukum waris dikelompokkan menjadi
satu dalam Buku II yang mengatur tentang benda.

Ada pun perbedaan di antara keduanya adalah di mana ilmu pengetahuan membedakan
hukum perdata mengenai orang dan keluarga, BW justru mengelompokkan keduanya
menjadi satu dalam Buku I. Demikian halnya dengan hal mengenai benda atau harta
kekayaan dan waris, di mana ilmu pengetahuan membedakan keduanya sedangkan BW
mengelompokkan keduanya dalam Buku II mengenai benda. Selain itu, dalam pembagian
hukum perdata berdasarkan pembidangan, BW mengelompokkan hukum perdata mengenai
perikatan di Buku III dan pembuktian serta kadaluwarsa di Buku IV, namun tidak demikian
halnya dengan pengelompokkan hukum perdata menurut ilmu pengetahuan.

Soal 2 : Perbedaan Benda dalam Arti Sempit dan Arti Luas

Mengenai pengertian dari benda, ilmu pengetahuan hukum (Prof. R Subekti)


membedakannya menjadi artian sempit dan artian luas. Pengertian benda dalam arti sempit
adalah segala sesuatu yang dapat dilihat/berwujud, sedangkan dalam artian luas benda adalah
segala sesuatu yang bisa dikuasai manusia.

Pengertian mengenai benda juga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPer) atau Burgerlijk Wetboek (BW), tepatnya pada pasal 499, yang mengatur bahwa
barang adalah tiap benda dan hak yang dapat menjadi objek dari hak milik dan dapat
dijadikan objek hukum.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa benda merupakan segala sesuatu
yang dapat dikuasai oleh manusia serta dapat dijadikan objek hukum. Yang dimaksud dengan
dapat dikuasai oleh manusia adalah manusia yang menguasainya memiliki hak terhadap
benda tersebut dan dapat menggunakan dan memanfaatkan benda yang dimaksud sesuai
kehendaknya. Ada pun objek hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek
hukum dan barang atau hak yang dapat dimiliki serta bernilai ekonomis.
Daftar Pustaka

R. Indra. “Pembagian/ Sistematika Hukum Perdata Indonesia.” doktorhukum.com |


Media, Edukasi & Konsultasi, 23 July 2019, www.doktorhukum.com/pembagian-sistematika-
hukum-perdata-indonesia/. Accessed 26 Sept. 2020

Tunardy, Wibowo. “Sistematika Hukum Perdata Indonesia.” Jurnal Hukum, 18 May


2012, www.jurnalhukum.com/sistematika-hukum-perdata-indonesia/. Accessed 26 Sept.
2020.

“Obyek Hukum - Gelar Dwihandaya.” Webmail Universitas Djuanda,


sites.google.com/a/unida.ac.id/gelardwi/pengantar-ilmu-hukum/obyek-hukum. Accessed 26
Sept. 2020.

Anda mungkin juga menyukai