Anda di halaman 1dari 2

Nama : Febri Oktaviana Purwadi

NIM : 043791772
Prodi : S1 Ilmu Hukum
UPBJJ : Pontianak

1. Sebelumnya, hukum perdata menurut Prof. Dr. Ny Sri Soedewi Mahsjhoen Sofwan, S.H.
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hukum perdata adalah hukum yang
mengatur kepentingan antarwarga negara perseorangan yang satu dengan warga
perseorangan yang lain. Kemudian didalam hukum perdata terdapat sistematika
didalamnya mencakup :
 Perorangan (Diri sendiri)
Hukum perorangan memuat peraturan mengenai manusia dijadikan sebagai
subjek hukum, peraturan tentang percakapan untuk memiliki hak dan percakapan
untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya, serta hal yang mempengaruhi
kecakapan. Kemudian hukum tersebut mengatur norma hukum secara
keseluruhan mengenai kedudukan orang, mengenai manusia sebagai subjek
hukum, kecakapan bertindak dalam lalu lintas hukum, pencatatan sipil,
ketidakhadiran, dan domisili.
 Kekeluargaan
Hukum kekeluargaan merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur
menegnai hubungan hukum yang bersumber pada pertalian keluarga, misalnya
perkawinan, kekuasaan orang tua, perwalian, serta pengampuan.
 Kekayaan terbagi atas hukum kekayaan yang absolut, hukum kekayaan yang
relative
Hukum kekayaan merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur antara
subjek hukum dan harta kekayaannya atau mengatur mengenai hak dan kewajiban
yang dapat dinilai dengan uang. Hukum kekayaan yang absolut berisi hak
kebendaan, yaitu hak yang memberi kekuasaan langsung atas suatu benda dan
dapat dipertahankan terhadap setiap orang. Hukum kekayaan yang relatif berisi
hak perorangan, yaitu hak yang timbul dari suatu perikatan dan hanya dapat
dipertahankan terhadap pihak-pihak tertentu saja.
 Waris
Hukum waris merupakan keseluruhan norma hukum yang mengatur peralihan hak
dan kewajiban di bidang hukum kekayaan dari si pewaris kepada sekalian ahli
warisnya beserta akibat-akibatnya.
2. Menurut Modul Hukum Perdata BAB 2 Pendewasaan/Dewasa merupakan suatu cara
meniadakan keadaan belum dewasa terhadap orang-orang yang belum mencapai usia 21
Tahun, kemudian system KUHPerdata Pasal 419 s/d Pasal 432 pendewasaan adalah
mereka yang belum dewasa tetapi harus melakukan perbuatan hukum seorang dewasa.
Mengapa kebanyakan orang dewasa di cap dapat melakukan perbuatan hukum?
Sebenarnya dalam praktik orang dewasa pandai melakukan perbuatan hukum
dikarenakan pada batas usia tertentu sesorang sudah memiliki rekening tabungan,
rekening Koran, pembuatan deposito, memiliki KTP, SIM, melakukan pernikahan dan
lain sebagainya.
Dengan kata lain, orang yang memiliki kecakapan hukum berarti bisa bertanggung jawab
dengan dirinya sendiri dan apabila melanggar telah siap baik itu sanksi, perjanjian
maupun hukum berat.
3. Sebenarnya pencatatan sipil sebanding dengan pentingnya kepemilikan domisili, jika
domisili digunakan sebagai riwayat seseorang dalam mewujudkan hak dan kewajiban,
lain halnya dengan pencatatan sipil yang nantinya akan memudahkan masyarakat dalam
mencatatkan peristiwa hukum yang dialaminya serta memperoleh kepastian hukum
tentang status perdata seseorang yang mengalami peristiwa hukum. Kepastian hukum
sangat penting dalam setiap perbuatan hukum, apakah ada hak dan kewajiban hukum
yang sah antara pihak-pihak yang berhubungan hukum tersebut. Pencatatan sipil
mencakup (kelahiran, perkawainan, perceraian, kematian serta pergantian nama/identitas
seseorang.

Referensi :
http://repository.ut.ac.id/4053/1/HKUM4202-M1.pdf
Modul HKUM4202 Hukum Perdata
https://www.pa-blitar.go.id/informasi-pengadilan/160-untuk-kepentingan-apa-batasan-usia-
dewasa-itu.html
https://tidakdijual.com/content/pengertian-dan-fungsi-catatan-sipil/

Anda mungkin juga menyukai