Anda di halaman 1dari 6

ISSN PRINT : 2714-9781

ISSN ONLINE : 2715-2677

ANALISIS YURIDIS LEMBAGA PENDEWASAAN (HANDLICHTING) DALAM


SISTEM HUKUM INDONESIA

Fitri Mangunsong
Fakultas Hukum Universitas Asahan, Jl. Jend. Ahmad Yani Kisaran
Sumatera Utara

ABSTRAK

Manusia adalah makhluk sosial dimana ia tidak dapat hidup tanpa bantuan dari manusia lain, ia harus
mau bekerja sama dengan orang lain untuk dapat tetap hidup. Contoh kerjasama diantara manusia
misalnya seperti jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, gadai dan lain sebagainya. Perbuatan
tersebut dapat menimbulkan akibat hukum berupa hak dan kewajiban bagi para pihak yang
melakukannya, sehingga disebut perbuatan hukum. Untuk dapat melakukan suatu perbuatan hukum,
seseorang harus memiliki kecakapan hukum. Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini adalah
bagaimana kriteria kecakapan menerima hak dan melakukan perbuatan hukum tinjauan Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), serta bagaimana kriteria kecakapan menerima hak dan
melakukan perbuatan hukum tinjauan KUH Perdata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana kriteria kecakapan menerima hak dan melakukan perbuatan hukum tinjauan KUH Perdata.
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu bahwa kriteria kecakapan menerima hak dalam KUH Perdata,
yaitu sejak seseorang telah dilahirkan sampai ia meninggal dunia, dan dalam KUH Perdata
menetapkan secara jelas usia kedewasan yaitu 21 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa KUH Perdata
lebih mengedepankan aspek kepastian hukum.

Kata Kunci: Kecakapan, Hak, Perbuatan Hukum, Kitab Undang-Undang

1. PENDAHULUAN perjanjian jual beli, sewa menyewa, pinjam


meminjam dan lain-lain atau wewenang untuk
Manusia adalah makhluk sosial
mempunyai hak dan kewajiban yang sering
dimana ia tidak dapat hidup tanpa bantuan
juga disebut kecakapan hukum (legal
dari manusia lain, ia harus mau bekerja sama
capacity). Dalam hukum perdata dikenal
dengan orang lain untuk dapat tetap hidup.
istilah hukum orang yang berasal dari
Contoh kerjasama diantara manusia misalnya
terjemahan kata Personenrecht (Belanda) atau
seperti jual beli, sewa menyewa, pinjam
Personal Law (Inggris). Pengertian hukum
meminjam, gadai dan lain sebagainya.
orang adalah peraturan tentang manusia
Perbuatan tersebut dapat menimbulkan akibat
sebagai subjek dalam hukum, peraturan
hukum berupa hak dan kewajiban bagi para
perihal kecakapan untuk memiliki hak dan
pihak yang melakukannya, sehingga disebut
kewajiban untuk bertindak sendiri,
perbuatan hukum.
melaksanakan hak-haknya itu serta hal-hal
Arti kecakapan dalam Kamus Besar
yang mempengaruhi kecakapan itu.2 Ruang
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemampuan,
lingkup hukum orang meliputi subjek hukum,
kesanggupan, kepandaian atau kemahiran
kecakapan hukum dan faktor-faktor yang
mengerjakan sesuatu. 1 Adapun maksudnya
mempengaruhinya. 2
yaitu kewenangan seseorang untuk menerima
Subjek hukum (rechtsubject) yaitu
suatu hak seperti menerima hadiah, warisan
setiap orang yang mempunyai hak dan
dan lain sebagainya dan atau melakukan
kewajiban sehingga mempunyai wewenang
perbuatan hukum seperti melakukan
2
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata
1
http://kbbi.web.id/kecakapan Tertulis (BW) (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h. 19

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 173
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

hukum (rechtsbevoegheid). Subjek hukum seseorang yang belum cakap hukum


dibagi menjadi dua, yakni manusia dan badan melakukan suatu perbuatan hukum, maka
hukum. Pada dasarnya manusia mempunyai perbuatannya tersebut belum dapat
hak sejak dilahirkan, namun tidak semua dipertanggungjawabkan dan dapat dibatalkan.
manusia mempunyai kewenangan dan Sehingga kecakapan hukum ini adalah suatu
kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum dasar penentuan seseorang dapat menerima
(Legal Capacity). Subjek hukum dan hak dan atau melakukan perbuatan hukum
kecakapan hukum ini diatur dalam Kitab atau tidak. Dalam hukum perdata maupun
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH dalam ushul fikih memiliki kriteria-kriteria
Perdata) buku kesatu tentang Orang. Dalam kecakapan hukum tertentu, baik dalam hal
KUH Perdata disebutkan bahwa seseorang menerima hak maupun dalam hal melakukan
yang akan melakukan perbuatan hukum perbuatan hukum. Keduanya memiliki
haruslah orang yang sudah memiliki persamaan dan perbedaan di beberapa bagian.
kecakapan hukum atau orang yang telah Misalnya seperti perbedaan usia dewasa
dewasa. Ukuran kedewasaan dalam Kitab dalam KUH Perdata dan usia mukallaf dalam
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH ushul fikih, usia dewasa dalam KUH Perdata
Perdata) adalah 21 tahun atau sudah menikah. yaitu 21 tahun atau sudah menikah
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi sedangkan dalam ushul fikih tidak
seseorang dalam melakukan perbuatan hukum ditentukan batas usianya namun dilihat dari
adalah kebangsaannya, umurnya, jenis munculnya tanda-tanda fisik yang
kelamin, kedudukan tertentu, kelakukannya menunjukkan kedewasaan seperti haid bagi
dan domisili.3 perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki.
Adapun dalam kajian ushul fikih yang Jadi disini terdapat ketidakseragaman
dimaksud dengan subjek hukum atau mahkum mengenai batasan umur dewasa dalam
„alaih adalah mukallaf, yaitu orang yang telah melakukan perbuatan hukum antara KUH
dianggap mampu bertindak hukum, baik yang Perdata dan ushul fikih.
berhubungan dengan perintah Allah maupun Selain itu terdapat pengecualian atau
dengan larangan-Nya.4 Seorang manusia faktor-faktor yang menghalangi seseorang
belum dikenakan taklif (pembebanan hukum) untuk memiliki kecakapan hukum, hal ini
sebelum ia cakap untuk bertindak hukum. terdapat dalam KUH Perdata dan ushul fikih,
Seseorang yang cakap bertindak hukum dalam misalnya bagi orang yang telah memenuhi
ushulfiqh disebut dengan ahliyah. Ahliyyah usia dewasa namun akalnya memiliki
adalah sifat yang menunjukkan seseorang itu gangguan seperti gila atau idiot, maka ia tidak
telah sempurna jasmani dan akalnya, sehingga memiliki kecakapan untuk melakukan
seluruh tindakannya dapat dinilai oleh syara‟. perbuatan hukum. Selain itu, dalam KUH
Apabila seseorang telah mempunyai sifat ini, Perdata ditemukan istilah pengampuan yang
maka ia dianggap telah sah melakukan suatu tidak ditemukan dalam ushul fikih, dan
tindakan hukum, seperti transaksi yang pastinya masih banyak lagi persamaan dan
bersifat pemindahan hak milik kepada orang perbedaan diantara keduanya. Perbedaan-
lain atau transaksi yang bersifat menerima hak perbedaan tersebut menyebabkan perbuatan
dari orang lain. Penentu seseorang telah hukum seseorang dapat dianggap sah oleh
baligh itu ditandai dengan keluarnya haid KUH Perdata namun tidak dianggap sah
pertama kali bagi wanita dan keluarnya mani menurut ushul fikih ataupun sebaliknya, hal
bagi pria melalui mimpi yang pertama kali. ini disebabkan ia hanya memenuhi syarat-
Kecakapan hukum merupakan suatu syarat kecakapan hukum menurut KUH
hal yang sangat penting dalam segala bidang Perdata saja atau menurut ushul fikih saja.
hukum, karena setiap perbuatan hukum Sedangkan ushul fikih merupakan bagian dari
memerlukan kecakapan hukum. Jika hukum Islam dan hukum Islam sangat
berpengaruh dalam tata hukum Indonesia
3
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata
serta telah banyak di adopsi dan dijadikan
Tertulis (BW), h. 20 hukum nasional, mengingat sebagian besar
4
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh (Jakarta: masyarakat Indonesia menganut agama Islam.
Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 305

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 174
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

Berdasarkan pertimbangan dan dapat disimpulkan bahwa kecakapan dalam


pemaparan di atas, maka penulis tertarik KUH Perdata merupakan syarat utama bagi
untuk mengkaji lebih dalam penulis memilih seseorang untuk dapat melakukan perbuatan
judul penulisan hukum ini adalah: “Analisis hukum.
Yuridis Lembaga Pendewasaan Dalam hal kecakapan untuk menerima
(Handlichting) Dalam Sistem Hukum suatu hak, dalam KUH Perdata pasal 2 dan 3
Indonesia” yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
dapat diketahui bahwa seseorang mempunyai
kecakapan menerima suatu hak sejak ia
2. PERUMUSAN MASALAH dilahirkan sampai ia menghembuskan nafas
terakhirnya. Bahkan janin yang masih ada di
Adapun rumusan masalah yang
kandungan seorang wanita sudah dapat
diangkat dalam tulisan ini adalah sebagai
menerima haknya, misalnya hak waris
berikut:
sepanjang ia dilahirkan ke dunia dengan
1. Bagaimana pengaturan hukum tentang selamat. Ketentuan yang terdapat dalam ushul
lembaga pendewasaan dalam sistem fikih juga sama dengan ketentuan yang
Hukum Indonesia. terdapat dalam Pasal 2 dan 3 KUH Perdata,
2. Bagaimana hak dan kewajiban lembaga bahwa seseorang dapat menerima suatu hak
pendewasaan menurut kitab undang- sejak ia dilahirkan sampai ia meninggal dunia.
undang hukum perdata. Ukuran kedewasaan dalam KUH
Perdata diatur dalam Pasal 330 KUH Perdata,
yaitu bahwa orang yang telah dewasa dan
3. PEMBAHASAN dapat melakukan perbuatan hukum adalah
Sebagaimana yang telah di tetapkan mereka yang telah genap berumur 21 tahun
sebelumnya, yang dimaksud kriteria yaitu atau telah melangsungkan pernikahan. Selain
definisi, syarat-syarat, macam orang yang itu, berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada
dapat menerima hak dan kewajiban serta dalam KUH Perdata, maka subjek hukum
kecakapan untuk menerima hak dan orang dianggap telah cakap bertindak untuk
melakukan perbuatan hukum dalam hukum melakukan perbuatan hukum apabila telah
perdata disebut subjek hukum. Subjek hukum memenuhi beberapa syarat, yaitu:
ada dua macam, yaitu manusia dan badan 1. Orang yang telah dewasa, yaitu genap
hukum. Namun tidak semua subjek hukum berumur 21 tahun atau sudah menikah.
memiliki kecakapan untuk melakukan 2. Sehat pikiran dan jiwanya (tidak gila atau
perbuatan hukum, ia harus memenuhi syarat- kurang akal).
syarat yang telah ditentukan oleh undang- 3. Tidak berada di bawah kekuasaan orang
undang karena subjek hukum adalah sebutan lain.
bagi setiap orang yang dapat melakukan 4. Tidak dilarang oleh hukum (undang-
perbuatan hukum dan juga untuk orang yang undang) untuk melakukan perbuatan
tidak dapat melakukan perbuatan hukum, hukum tertentu.
keduanya disebut subjek hukum karena Berdasarkan uraian di atas, maka
mereka dapat menerima hak dan kewajiban. dapat diketahui bahwa syarat-syarat seseorang
Dalam KUH Perdata tidak ditemukan untuk dapat melakukan perbuatan hukum
mengenai definisi kecakapan secara jelas dan yang ada dalam KUH Perdata yaitu, memiliki
lengkap, sehingga peneliti akan akal yang sehat, tidak gila, idiot dan lain-lain.
menyimpulkan dari beberapa pasal-pasal Selanjutnya mengenai ukuran kedewasaan,
mengenai kecakapan hukum dalam KUH dalam KUH Perdata dengan jelas ditentukan
Perdata yang ada, bahwa kecakapan hukum bahwa orang dianggap dewasa jika sudah
dalah KUH Perdata adalah keadaan seseorang berumur 21 tahun atau sudah menikah, maka
yang telah memenuhi ukuran kedewasaan dapat disimpulkan bahwa KUH Perdata lebih
yang telah ditentukan oleh undang-undang mengedepankan aspek kepastian hukum
sehingga ia dapat melakukan perbuatan dimana menentukan usia dewasa secara jelas
hukum. Berdasarkan definisi di atas, maka dan mengesampingkan aspek keadilan hukum.
Ketentuan dalam KUH Perdata

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 175
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu namun ketentuan ini tidak sejalan lagi
adanya kepastian hukum sehingga dapat dengan ketentuan dalam pasal 31
diterapkan di Indonesia dengan mudah dan undang-undang nomor 1 tahun 1974.
masyarakat dapat mematuhi peraturan 4. Semua orang kepada siapa undang-
tersebut, sedangkan kekurangannya yaitu undang telah melarang melakukan
adanya ketidakadilan hukum karena belum perbuatan hukum tertentu, misalnya
tentu setiap orang yang berumur 21 tahun putusan pernyataan pailit.
memiliki kemampuan intelektual dan biologis Bagi mereka yang dianggap tidak
untuk melakukan suatu perbuatan hukum. cakap bertindak dalam melakukan perbuatan
Dalam KUH Perdata pembagian cakap hukum hukum, maka dalam melakukan perbuatan
terbagi menjadi dua, yaitu orang yang belum hukum di dalam dan di luar pengadilan
dewasa dan orang yang telah dewasa. Orang diwakili oleh orang lain yang ditunjuk oleh
yang belum dewasa adalah orang yang belum hakim pengadilan, yakni bisa orang tuanya,
mencapai usia 21 tahun atau belum menikah, walinya atau pengampunya. Seandainya
sedangkan orang yang telah dewasa adalah orang-orang yang tidak cakap bertindak
yang sudah genap berumur 21 tahun atau melakukan suatu perbuatan hukum, perbuatan
sudah menikah. hukum yang mereka lakukan dianggap sah-
Pada dasarnya semua manusia sah saja atau tetap berlaku, sepanjang para
memiliki hak sejak dilahirkan sesuai dengan pihak belum menuntut pembatalan perbuatan
ketentuan Pasal 2 dan 3 KUH Perdata, namun hukum yang dilakukan kepada hakim
tidak semua manusia mempunyai kewenangan pengadilan. Ini berarti bahwa ketidakcakapan
dan kecakapan untuk melakukan perbuatan mereka bertindak dalam melakukan perbuatan
hukum. Orang yang dapat melakukan hukum tidak menyebabkan perbuatan hukum
perbuatan hukum adalah orang-orang yang yang mereka lakukan batal dengan sendirinya,
telah dewasa. Berdasarkan uraian di atas, namun harus dimintakan pembatalan terlebih
maka dapat diketahui bahwa pembagian dahulu kepada hakim pengadilan.
kecakapan atau periodisasi manusia untuk Ada juga sesuatu yang mempengaruhi
dapat dipandang cakap bertindak hukum. manusia, hanya saja tidak mempengaruhi
Dalam KUH Perdata dibagi mnejadi dua, keahliannya, tidak menghilangkan dan tidak
yaitu subjek yang belum dewasa dan subjek pula mengurangi, tetapi mengubah sebagian
yang telah dewasa. hukumnya karena ada anggapan dan
Dalam KUH Perdata juga diatur kemaslahatan yang diakibatkan perubahan itu,
mengenai orang-orang yang dianggap tidak seperti bodoh, lupa dan hutang. Orang bodoh
cakap untuk melakukan suatu perbuatan dan punya sifat lupa adalah orang baligh dan
hukum, hal ini terdapat dalam Pasal 1330 berakal yang memiliki keahlian melaksanakan
KUH Perdata diataranya: sempurna. Akan tetapi untuk menjaga harta
1. Orang-orang yang belum dewasa, yaitu masing-masing agar tidak sia-sia dan untuk
mereka yang belum mencapai umur menghindari kerugian maka keduanya
genap 21 tahun atau tidak lebih dahulu dilarang membelanjakan hartanya. Sehingga
telah melangsungkan perkawinan. akad tukar-menukar uang dengan mereka dan
2. Mereka yang ditaruh di bawah ibadah dengan harta mereka tidak sah.
pengampuan, yaitu orang-orang dewasa Berdasarkan uraian di atas maka dapat
yang selalu berada dalam keadaan kurang diketahui bahwa keadaan tidak keseluruhan,
ingatan atau dungu, sakit jiwa (orang yaitu jika akan melakukan perbuatan hukum
gila) dan mata gelap atau pemboros, ia harus di wakili oleh wali atau pengampunya
sehingga untuk melakukan perbuatan dan perbuatannya tersebut dapat dibatalkan
hukum ia diwakili oleh seorang atau tidak sesuai dengan izin dari walinya.
pengampu yang telah ditunjuk oleh Akibat ketidakcakapan dalam KUH Perdata
pengadilan. ini berlaku bagi anak belum baligh yang
3. Orang-orang perempuan yang ditetapkan melakukan suatu perbuatan hukum, maka
oleh undang-undang, seperti para istri perbuatan hukumnya tidak serta merta
yang memerlukan bantuan suaminya menjadi tidak sah, namun orang tua atau
untuk menghadap di muka pengadilan, walinya yang menentukan dapat membatalkan

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 176
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

perbuatan hukum tersebut atau tidak. Bagi beberapa ahli adalah orang yang
orang-orang yang tidak cakap hukum baik dinyatakan belum dewasa maka
dalam KUH Perdata jika akan melakukan diwalikan oleh walinya ketika
perbuatan hukum maka harus diwakilkan oleh melakukan perbuatan hukum. Pada
orang tua, wali atau pengampunya. umumnya perwalian mempunyai 2 asas
Dalam KUH Perdata ditemukan yaitu :
istilah pendewasaan atau perlunakan yang a. Asas tak dapat dibagi-bagi
merupakan suatu tindakan hukum yang (Ondeelbaarheid).
menjadikan seseorang yang belum dewasa b. Asas persetujuan dari keluarga.
boleh dinyatakan dewasa atau diberikan c. Orang-orang yang dapat ditunjuk
kepadanya hak kedewasaan tertentu agar sebagai Wali
dapat melakukan perbuatan hukum tertentu. 1) Perwalian oleh suami atau istri yang
Hal ini dapat dilakukan dengan cara hidup lebih lama, Pasal 345 sampai
mengajukan permohonan ke pengadilan. Pasal 354 KUH Perdata.
Meskipun dalam prakteknya, lembaga 2) Perwalian yang ditunjuk oleh bapak
pendewasaan ini sedikit sekali digunakan atau ibu dengan surat wasiat atau
karena adanya ketentuan dalam UU No.1 akta tersendiri
Tahun 1974 yang menentukan usia dewasa 4. Perwalian yang diangkat oleh
untuk melakukan perkawinan adalah 18 tahun. Hakim

4.2. Saran
4. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Bagi pemerintah Indonesia, hendaknya
4.1. Kesimpulan
dalam menentukan peraturan mengenai
1. Kedewasaan mengandung pengertian ukuran kedewasaan dalam setiap undang-
tentang adanya kewenangan seseorang undang tidak berbeda- beda
untuk melakukan perbuatan hukum (dipersamakan) karena hal ini dapat
sendiri tanpa adanya bantuan pihak lain, menjadikan undang-undang yang satu
apakah ia, orang tua si anak atau wali si bertentang dengan undang-undang yang
anak. Sedangkan pendewasaan lain dan menyebabkan ketentuan dalam
(handlichting) adalah suatu pernyataan salah satu undang-undang tidak efektif
tentang seorang yang belum mencapai lagi.
usia dewasa sepenuhnya atau hanya 2. Untuk menentukan kecakapan ketidak
untuk beberapa hal saja dipersamakan cakapan bertindak terlebih dahulu harus
dengan seorang yang sudah dewasa. melihat peristiwa yang dilakukan oleh
2. Adapun kriteria kecakapan melakukan seorang anak, misalnya menikah tidak
perbuatan hukum dalam KUH Perdata perlu campur tangan orang tua karena
menetapkan bahwa seseorang dapat sudah dewasa harus berumur 21 tahun
dikatakan cakap hukum apabila ia telah keatas , kalau melakukan tindakan
mencapai umur 21 tahun atau sudah hukum dia sudah mencapai umur 18
menikah. Hal ini menunjukkan bahwa tahun atau belum 18 tahun tapi sudah
KUH Perdata lebih mengedepankan menikah, harus juga secara tegas diatur
aspek kepastian hukum namun tentang seseorang yang sudah menikah
mengesampingkan aspek keadilan tapi belum mencapai umur 18 tahun
hukum. KUH Perdata menetapkan dalam melakukan tindak pidana hukum,
bahwa urgensi akal merupakan syarat misalnya seorang laki-laki boleh menikah
seseorang dapat dianggap cakap kalau sudah berumur 19 tahun keatas
melakukan perbuatan hukum. (Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor
3. Perwalian pada dasarnya adalah setiap 1/74) sedangkan menurut Pasal 4 Ayat 1
orang dewasa adalah cakap atau mampu seseorang itu sudah dapat cakap
melakukan perbuatan hukum karena melakukan tindakan hukum wakaupun
mmenuhi syarat umur menurut hukum. dia dibawah 18 tahun tapi sudah
Maka kesimpulan perwalian menurut menikah.

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 177
ISSN PRINT : 2714-9781
ISSN ONLINE : 2715-2677

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis
(BW) (Jakarta: Sinar Grafika, 2006).
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1997).

B. Peraturan Perundang-undangan
Undang – undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945

C. Internet

http://kbbi.web.id/kecakapan

Jurnal Tectum LPPM Universitas Asahan Edisi Vol. 1, No. 2 Mei 2020 178

Anda mungkin juga menyukai