Anda di halaman 1dari 11

PROSEDUR PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PASCA BERLAKUNYA UNDANG UNDANG 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

I. Pendahuluan Sejak berlakunya undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas pada tanggal 16 Agustus 2007, maka Undang-Undang yang lama yakni Undang Undang No. 1 tahun 1995 yang mengatur tentang perseroan terbatas sudah tidak diberlakukan lagi. Adapun alasn dilakukannya penggantian UUPT antara lain sebagaimana disebutkan dalam bagian konsiderans yang menaytakan, yaitu : Bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berlekanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional perlu didukung oleh kelembagaan perekonomian yang kokoh dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Bahwa dalam rangka meningkatkan pembangunan perekonomian nasional dan sekaligus memberikan landasan yang kokoh bagi dunia usaha dalam menghadapi perkembangan perekonomian dunia dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di era globalisasi pada masa mendatang, perlu didukung oleh suatu undang-undang yang mengatur tentang perseroan terbatas yang dapat menjamin terselenggaranya iklim dunia usaha yang kondusif. Bahwa perseroan terbatas sebagai salah satu pilar pembangunan perekonomian nasional perlu diberikan landasan hukum untuk lebih memacu pembangunan nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan. Berdasarkan tujuan yang ditetapkan diatas, maka sudah merupakan hal yang logis apabila kemudian tata cara dan prosedur pendirian perseroan terbatas telah dilakukan beberapa perubahan, mengingat undang-undang perseroan terbatas yang lama (dalam hal ini UU No.1 tahun 1995) kurang efisien dan prosedur yang terkesan rumit. Lahirnya UU No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas secara otomatis setiap perseroan yang ada di Indonesia dan didirikan berdasarkan hukum Indonesia harus melakukan penyesuaian, tanpa terkecuali perseroan-perseroan yang berbadan hukum publik dan lain sebagainya. Sebagaimana ketentuan pasal 158 yang memberikan ruang kepada perseroan untuk melakukan penyesuaian perseroan terbatas paling lama satu tahun sejak diundangkannya UU No. 40 tahun 2007. Sehubungan dengan uraian diatas, tulisan ini dimaksudkan memberikan pemaparan yang bersifat deskriktif mengenai tata cara dan prosedur pendirian perseroan terbatas di Indonesia, jika diimplementasikan menurut amanat UU No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas.

A. Tinjauan Umum Tata Cara dan Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas Tata cara pendirian perseroan terbatas harus diakui merupakan salah astu faktor untuk mendongkrak pembangunan ekonomi, khususnya menarik minat para investor agar bersedia menanamkan modal di Indonesia. Hal ini penting disadari sebab secar faktual di era pasar bebas ini hampir rata-rata negara berkembang melakukan cara yang sama untuk meningkatkan nilai investasi asing di negaranya, seperti negara Thailand yang pada saat ini melakukan usaha yang sama dalam rangka mewujudkan negaranya sebagai negara investasi

yang mudah, baik dari aspek pendirian perseroan, tenaga kerja, pajak dan lain sebagainya. Sebagai negara dengan tujuan investasi, maka sudah sepatutnya Indonesia berbenah melalui berbagai peraturan di bidang invesatasi, termasuk salah satunya mengenai prosedur pendirian perseroan terbatas yang selama ini dianggap cenderung sangat merugikan investor. Alahasil, tidak jarang investor yang tadinya berkeingingan menanamkan modalnya di Indonesia mundur teratur setelah megnetahui betapa rumitnya mendirikan usaha di Indonesia, jika bercermin pada berbagai prosedur yang ada. Secara garis besar tata cara dan prosedur pendirian perseroan terbatas menurut UU No. 40 tahun 2007 antara lain : 1. Permohonan Pendirian Dengan Akta Notaris Agar sebuah Perseroan Terbatas diakui oleh pemerintah dan masyarakat umum, maka Pereseroan Terbatas itu harus mempunyai akte Notaris. Dihadapan Notaris, penghadap mengutarakan maksudnya kalau akan mendirikan Perseroan Terbatas serta menyebut dan menunjukkan : a. Nama Penghadap b. Alamat Penghadap c. Nama Perusahaan d. Alamat Perusahaan e. Maksud dan Tujuan Perusahaan f. Modal yang akan digunakan g. Surat-surat Saham h. Buku Daftar Saham i. Pemilikan Saham-saham j. Pengurusan Perseroan Terbatas k. Kekuasaan Direksi l. Kewajiban para komisaris m. Tahun buku n. Rapat umum para pemegang saham o. Tempat dan panggilan rapat p. Pimpinan rapat q. Hak suara r. Keuntungan s. Likuidasi Untuk memperkuat pernyataan tersebut oleh notaris dibuatkan sebuah akta notaris yang harus diisi dengan sungguh-sungguh dan benar oleh penghadap. Setelah akte notaris itu diisi oleh penghadap, lalu notaris membacakan akte tersebut didengar penghadap, para saksi dan dua orang saksi dari kantor notaries itu. Setelah akte selesai dibaca notaris, maka segera notaris yang bersangkutan, penghadap dan notaris.

B. Aspek-Aspek Pendirian Perseroan Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari Saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Perseroan terbatas merupakan Badan Usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham

yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila Utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut Dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal dari Saham, modal PT dapat pula berasal dari Obligasi. Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan Bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

II. Mekanisme Pendirian PT Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh notaris ) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan Terbatas, Modal, bidang usaha, alamat Perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan 2. Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang 3. Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan terbatas) Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas (UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri, dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia ( BNRI ) tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan HAM. Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan Kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya. Modal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh Saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para persero Pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam jumlah Uang.

III. Pembagian Perseroan Terbatas 1). PT terbuka

Perseroan terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada umum, diperjualbelikan melalui bursa saham dan setiap orang berhak untuk membeli saham perusahaan tersebut. 2). PT tertutup Perseroan terbatas tertutup adalah perseroan terbatas yang modalnya berasal dari kalangan tertentu misalnya pemegang sahamnya hanya dari kerabat dan keluarga saja atau kalangan terbatas dan tidak dijual kepada umum. 3). PT kosong Perseroan terbatas kosong adalah perseroan terbatas yang sudah tidak aktif menjalankan usahanya dan hanya tinggal nama saja.

A. Pembagian Wewenang Dalam PT Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan. Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya Profesional. Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan komisaris.Dalam PT, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili Perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi kerugian yang amat besar ( diatas 50 % ) maka direksi harus melaporkannya ke para pemegang Saham dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan. Komisaris memiliki Fungsi sebagai Pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan. Komisaris bisa memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila perlu memberhentikan direksi dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil keputusan apakah direksi akan diberhentikan atau tidak. Dalam RUPS/Rapat Umum Pemegang Saham, semua pemegang saham sebesar/sekecil apapun sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya. Dalam RUPS sendiri dibahas masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan kebijakan perusahaan yang harus dilaksanakan segera. Bila pemegang saham berhalangan, dia bisa melempar Suara miliknya ke pemegang lain yang disebut Proxy Hasil RUPS biasanya dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke direksi untuk dijalankan. Isi RUPS : 1. Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris 2. Memberhentikan direksi atau komisaris 3. Menetapkan besar Gaji direksi dan komisaris 4. Mengevaluasi Kinerja perusahaan 5. Memutuskan rencana Penambahan /Pengurangan saham perusahaan 6. Menentukan kebijakan Perusahaan 7. Mengumumkan pembagian laba (dividen).

B. Keuntungan Utama Membentuk Perseroan Terbatas adalah : Kewajiban terbatas, tidak seperti partnership, pemegang Saham sebuah perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya kehilangan potensial

yang terbatas tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan terhadap saham. Tidak hanya ini mengijinkan perusahaan untuk melaksanakan dalam usaha yang beresiko, tetapi kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan di saham perusahaan. Masa hidup abadi. aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas Modal (ekonomi), yang dapat menjadi Investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih panjang daripada aset perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan penyebaran. Kelebihan ini juga sangat penting dalam periode pertengahan, ketika Tanah disumbangkan kepada Gereja (sebuah perusahaan) yang tidak akan mengumpulkan biaya Feudal yang seorang tuan tanah dapat mengklaim ketika pemilik tanah meninggal. Untuk hal ini, lihat Statute of Mortmain. Efisiensi manajemen. Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan modal yang efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan Ekspansi. Dan dengan menempatkan orang yang tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan juga adanya pemisahan antara pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas Pokok dan fungsi masingmasing.

C. Kelemahan Perusahaan Perseroan Terbatas Kerumitan perizinan dan organisasi. Untuk mendirikan sebuah PT tidaklah mudah. Selain biayanya yang tidak sedikit, PT juga membutuhkan Akta Notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu. Lalu dengan besarnya perusahaan tersebut, biaya pengorganisasian akan keluar sangat besar. Belum lagi kerumitan dan kendala yang terjadi dalam tingkat personel. Hubungan antar perorangan juga lebih formal dan terkesan kaku.

D. Pengaturan Pendirian Perseroan Terbatas Dalam UU NO. 40 Tahun 2007 Adapun syarat-syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40 tahun 2007 sebagai berikut : 1. Pendiri minimal 2 orang atau lebih (pasal 7ayat 1) ; 2. Akta Notaris yang berbahasa Indonesia (pasal 7 ayat 2) ; 3. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan (pasal 7 ayat 2 dan ayat 3) ; 4. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam BNRI (ps. 7 ayat 4) 5. Modal dasar minimal Rp. 50jt dan modal disetor minimal 25% dari modal dasar (pasal 32 dan pasal 33) 6. Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (pasal. 92 ayat 3 & pasal. 108 ayat 3) 7. Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, kecuali PT. PMA. Sedangkan persyaratan material berupa kelengkapan dokumen yang harus disampaikan kepada Notaris pada saat penanda-tanganan akta pendirian adalah: 1. KTP dari para Pendiri (minimal 2 orang dan bukan suami isteri). Kalau pendirinya cuma suami isteri (dan tidak pisah harta) maka, harus ada 1 orang lain lagi yang bertindak sebagai pendiri/ pemegang saham 2. Modal dasar dan modal disetor. Untuk menentukan besarnya modal dasar, modal ditempatkan

dan modal disetor ada strateginya. Karena semua itu tergantung pada jenis/kelas SIUP yang di inginkan. Penentuan kelas SIUP bukan berdasarkan besarnya modal dasar, melainkan berdasarkan besarnya modal disetor ke kas Perseroan. Kriterianya adalah : 1. SIUP Kecil modal disetor s/d Rp. 200 jt. 2. SIUP Menengah modal disetor Rp. 201 jt s/d Rp. 500 jt 3. SIUP Besar modal disetor > Rp. 501jt Besarnya modal disetor sebaiknya maksimum sampai dengan 50 % dari modal dasar, untuk memberikan kesempatan bagi Perusahaan apabila sewaktu-waktu akan mengeluarkan saham dalam simpanan, tidak perlu meningkatkan modal dasar lagi. Namun demikian, boleh juga modal dasar = Modal disetor. Tergantung dari kebutuhan. 3. Jumlah saham yang diambil oleh masing-masing pendiri(presentase nya) Misalnya: A = 25% B = 50% C = 25% 4. Susunan Direksi dan komisaris serta jumlah Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Sedangkan untuk ijin2 perusahaan berupa surat keterangan domisili Perusahaan, NPWP perusahaan, SIUP, TDP/WDP dan PKP, maka dokumen-dokumen pelengkap yang diperlukan adalah: 1. Kartu Keluarga Direktur Utama 2. NPWP Direksi (kalau tidak ada, minimal Direktur Utama) 3. Copy Perjanjian Sewa Gedung berikut surat keterangan domisili dari pengelola gedung (apabila kantornya berstatus sewa) apabila berstatus milik sendiri, yang dibutuhkan : - copy sertifikat tanah dan - copy PBB terakhir berikut bukti lunasnya 4. Pas photo Direktur Utama/penanggung jawab ukuran 3X4 sebanyak 2 lembar 5. Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, komputer berikut 1-2 orang pegawainya). Biasanya ini dilakukan untuk mempermudah pada waktu survey lokasi untuk PKP atau SIUP 6. Stempel perusahaan (sudah ada yang sementara untuk pengurusan ijin-ijin). Penting untuk diketahui, bahwa pada saat tanda-tangan akta pendirian, dapat langsung diurus ijin domisili, dan NPWP. Setelah itu bisa membuka rekening atas nama Perseroan. Setelah rekening atas nama perseroan dibuka, maka dalam jangka waktu maksimum 1 (satu) bulan sudah harus menyetor dana sebesar Modal disetor ke rekening perseroan, untuk dapat diproses pengesahannya. Karena apabila lewat dari 60 (enam puluh) hari sejak penandatanganan akta, maka perseroan menjadi bubar berdasarkan pasal 10 ayat 9 UU No. 40/2007.

IV. Penutup Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendirian perseroan terbatas pasca diberlakukannya UU No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas ternyata terdapat beberapa penyederhanaan aturan tata cara dan pendirian yang memudahkan para pendiri, sebagai berikut : a. Permohonan pendirian perseroan dapat dilakukan melalui online dengan menggunakan media internet, disamping permohonan pendaftaran yang bersifat konvensional ; b. Pengajuan permohonan pendirian perseroan waktunya sudah lebih singkat (paling lambat 60 hari) ; c. Perubahan anggaran dasar tertentu harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari

Menteri terkait ; d. Modal dasar perseroan sudah lebih besar yakni minimal Rp. 50.0000.0000,- .

Untuk mendirikan Perseroan Terbatas (PT) dibutuhkan minimal 2 (dua) sebagai Pendiri yang sekaligus menjadi Pemegang Saham dengan mengambil bagian saham pada saat PT didirikan.

Prosedur Pendirian PT Permohonan Akta Pendirian PT tersebut bisa diajukan bersama-sama oleh para pendiri kepada Notaris atau memberikan kuasa kepada salah satu pendiri atau kepada pihak lain untuk menghadap Notaris.

Setiap Pendirian PT harus dibuat dengan Akta Otentik oleh Notaris dalam bahasa Indonesia yang memuat anggaran dasar Perseroan dan untuk memperoleh statusnya sebagai badan hukum Perseroan harus mendapatkan pengesahan dari Menteri sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Para pendiri harus menetapkan besarnya modal dasar Perseroan dengan ketentuan minimal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) serta menempatkan dan menyetorkan modal dengan ketentuan paling sedikit 25% (duapuluh lima persen) dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh ke dalam Perseroan. Ketentuan Modal Perseroan ini diatur dalam pasal 31 dan 32 Undang-Undang PT Nomor 40 tahun 2007.

Persiapan untuk mendirikan PT yang harus anda ketahui

Pertama kali yang harus anda lakukan untuk dapat mendirikan Perseroan Terbatas adalah menetapkan nama pendiri perusahaan, nama perusahaan, tempat/kedudukan perusahaan, modal perseroan, maksud dan tujuan serta direksi dan komisaris perseroan seperti tabel dibawah ini;

Pendiri Perseroan Terbatas


Anda harus menetapkan nama para pendiri perseroan

Keterangan
Para pendiri juga dapat diangkat sebagai Direktur atau Komisaris

dengan ketentuan seperti dibawah ini;

didalam Perseroan.

Jumlah pendiri minimal 2 (dua) orang atau lebih. Pendiri harus warga negara Indonesia, kecuali ditentukan lain berdasarkan peraturan atau undangundang.

Apabila anggota Direksi atau Komisaris lebih dari satu orang maka salah satu dapat diangkat menjadi Direktur Utama atau Komisaris Utama.

Para pendiri untuk pertama kali pada saat perseroan ini didirikan harus turut menyertakan modal/saham atau menjadi Pemegang Saham dalam perseroan

Nama Perusahaan
Anda harus menetapkan nama perusahaan. Sebaiknya anda siapkan 2 (dua) atau 3 (tiga) buah nama Perusahaan.

Keterangan
Nama perusahaan di cek terlebih dahulu, apakah sudah digunakan/didaftarkan pihak lain atau belum, kemudian didaftarkan untuk mendapatkan persetujuan dari Menteri. Pengecekan dan pendaftaran/pemesanan nama Perseroan ini dapat dilakukan sebelum Akta Pendirian PT dibuat, hal ini untuk menghindari pemakaian nama tersebut digunakan oleh pihak lain. Lihat lebih lengkap informasi tentang nama Perseroan Terbatas

Nama perusahaan harus didahulukan dengan frase PT yang terdiri dari satu suku kata atau lebih, contoh;

PT. PUALAM ENGINEERING PT. PENATA KARYA PEMBANGUNAN PT. PUMIGAS INDONESIA PT. KAYTECH ENERGY PT. BIRO KONSULTAN INDONESIA, dll

Pemakaian nama Perseroan Terbatas harus mendapatkan Persetujuan dari Menteri.

Tempat dan Kedudukan Perusahaan


Pada saat Perseroan didirikan harus mempunyai tempat kedudukan didaerah kota atau kabupeten dalam wilayah Republik Indonesia yang ditentukan dalam anggaran dasar (akta pendirian).

Keterangan
Khusus untuk wilayah DKI Jakarta Perusahaan harus berdomisili dilingkungan komersial/tempat usaha (non perumahan) seperti Ruko/Rukan yang harus dibuktikan dengan IMB dan bukti sewa/kontrak atau bukti kepemilikan tempat usaha tersebut.

Tetapkan kota/kabupaten sebagai tempat keududukan peseroan yang sekaligus merupakan kantor pusat perusahaan, termasuk alamat jelas. Jika alamat perusahaan berdomisili di Gedung Perkantoran maka lampirkan bukti perjanjian sewa/kontrak dan bukti PPN atas sewa tempat usaha tersebut.

Modal Perseroan Terbatas


Anda harus menetapkan besarnya Modal Perseroan Terbatas yang terdiri dari modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, dengan ketentuan yang diatur oleh Undang-Undang PT nomor 40 tahun 2007 sebagai berikut;

Keterangan
Jumlah modal yang disetor didalam akta pendirian mempengaruhi kualifikasi (golongan) perusahaan yang terkait masalah perizinan seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Kualifikasi SIUP/usaha perdagangan berdasarkan modal disetor Kualifikasi IUJK/usaha jasa konstruksi berdasarkan modal disetor

1. 2.

Modal dasar perseroan minimal Rp. 50.000.000 (lima pulu juta rupiah) Minimal 25% dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh oleh para pendiri Perseroan yang sekaligus menjadi Pemegang Saham Perseroan

Untuk jenis kegiatan usaha tertentu jumlah minimum modal dasar atau modal disetor dapat lebih besar sesuai dengan Undang-Undang atau Peraturan yang mengatur tentang kegiatan usaha tersebut

Maksud dan Tujuan Perseroan Terbatas


Anda harus menetapkan maksud dan tujuan perseroan yaitu bidang usaha serta lingkup/jenis kegiatan usaha yang akan dilaksanakan perusahaan.

Keterangan
Sebagai acuan untuk menetapkan bidang usaha dan jenis kegiatan usaha tersebut silahkan lihat informasi terkait dibawah ini;

Bidang usaha perdagangan Bidang usaha jasa konstruksi Bidang usaha Percetakan Bidang usaha jasa forwarding Bidang usaha Industri Bidang usaha jasa periklanan, dll

Maksud dan tujuan perseroan Bidang usaha Pemasokan barang dan Jasa Bidang usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) Bidang usaha Jasa Perencana Konstruksi dan Jasa Pengawas Konstruksi

Direksi dan Komisaris


Para pendiri perseroan harus menetapkan/mengangkat seorang Dirketur dan Komisaris, dengan ketentuan sebagai berikut;

Keterangan
Dalam hal ini pendiri perseroan dapat diangkat/ditetapkan sebagai Direktur atau Komisaris atau mengangkat sesorang menjadi Direktur atau Komisaris didalam Perseroan.

1.

Jumlah pengurus dalam perseroan minimal 2 (dua) orang, satu sebagai Direktur dan satu lagi sebagai Komisaris. Jika jumlah pengurus lebih dari 2 (dua) orang, misalnya yang akan menjadi Direktur ada 2 dan Komisaris 1 orang, maka salah satu Direktur diangkat menjadi Direktur Utama begitu juga jika komisaris ada 2 orang maka salah satu

2.

diangkat menjadi Komisaris Utama.

Jika anda sudah menyiapkan informasi disamping, maka anda sudah siap untuk mengajukan permohonan Akta Pendirian PT kepada Notaris yang berwenang sebagai langkah awal berdirinya Perusahaan.
Permohonan Akta Pendirian PT tersebut bisa diajukan bersama-sama oleh para pendiri kepada Notaris atau memberikan kuasa kepada salah satu pendiri atau kepada pihak lain untuk menghadap Notaris. Contoh Surat Kuasa Setelah Akta Pendirian PT selesai dibuat, yang harus anda lakukan adalah melengkapi pendaftaran dan perizinan yang harus dimiliki untuk dapat melakukan kegiatan usaha seperti; Domisili Perusahaan, NPWP, SP-PKP, Pengesahan Menteri Hukum & HAM RI, SIUP atau Izin Usaha Lainnya, TDP serta Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha yang dibutuhkan perusahaan untuk dapat mengikuti Tender. Lihat tahapan proses pendirian Perseroan Terbatas

Anda mungkin juga menyukai