• Perusahaan: setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja ser ta
berkedudukan.dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh
keuntungan dan atau laba.
SUMBER-SUMBER PENGATURAN
B. Yayasan
C. Koperasi
2. Badan Usaha Bukan Berbentuk Badan Hukum: tidak ada pemisahan antara kekayaan badan usaha
dengan kekayaan pemiliknya:
A. Persekutuan Perdata
B. Firma
• Perjanjian Kerja: dapat dibuat secara tertulis atau lisan, sehingga suatu perjanjian kerja tidak harus dibuat
secara tertulis. Namun khusus perjanjian kerja waktu tertentu,[19] wajib dibuat secara tertulis.
PERSEROAN TERBATAS (PT)
• UUPT Ps 7 (1, 2, 4), syarat yang harus dipenuhi:
1. Didirikan 2 orang (WNI/ asing) atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia;
2. Setiap pendiri wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan;
3. Mendapat pengesahan badan hukum Perseroan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia (“Menteri”).
• Diperkuat dengan keterangan nama para pemegang saham yang ada pada akta pendirian perseroan. Akta
pendirian yang dimaksud memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian Perseroan.
Keterangan lain yang dimaksud:
1. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan kewarganegaraan pendiri
perseorangan, atau nama, tempat kedudukan dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal
Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan.
2. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, kewarganegaraan anggota Direksi
dan Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat.
3. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham, dan nilai nominal
saham yang telah ditempatkan dan disetor.
• Ketentuan yang mewajibkan perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau
dikecualikan khusus untuk:
• Modal dasar PT harus ditempatkan dan disetor penuh paling sedikit 25% yang
dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah
• Modal dasar adalah seluruh nilai nominal saham perseroan yang disebut dalam anggaran dasar; total jumlah
saham yang dapat diterbitkan oleh perseroan terbatas (PT).
• Anggaran dasar sendiri yang menentukan berapa jumlah saham yang dijadikan modal dasar. Jumlah yang
ditentukan dalam anggaran dasar merupakan “nilai nominal yang murni”.
• Ps109 angka 3 UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (“UU Cipta Kerja”) yang mengubah Pasal 32 UU PT
mengatur sebagai berikut:
2. Besaran modal dasar Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
keputusan pendiri Perseroan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai modal dasar Perseroan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
4. Sejalan dengan ketentuan di atas, PP No 8 Tahun 2021 tentang Modal Dasar Perseroan Serta
Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perseroan yang Memenuhi Kriteria untuk Usaha
Mikro dan Kecil (“PP 8/2021”) mengatur bahwa besaran modal dasar PT ditentukan berdasarkan
keputusan pendiri PT; Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa saat ini tidak ditetapkan lagi batas
minimum modal dasar PT.
5. Akan tetapi, untuk PT yang melaksanakan kegiatan usaha tertentu, besaran minimum modal dasarnya
harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Misalnya, untuk perusahaan asuransi,
karena modal disetor saat pendirian minimal berjumlah Rp150 miliar, maka modal dasarnya juga tidak
boleh kurang dari jumlah tersebut.
• Modal Ditempatkan:
1. Jumlah saham yang sudah diambil pendiri atau pemegang saham, dan saham
yang diambil tersebut ada yang sudah dibayar dan ada yang belum dibayar.
2. Modal yang disanggupi pendiri atau pemegang saham untuk dilunasinya, dan
saham itu telah diserahkan kepadanya untuk dimiliki.
3. Minimal 25% dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh yang
dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah.
• Modal Disetor:
• Dari jumlah Rp150 juta tersebut, kemudian A dan B ternyata menyanggupi untuk mengambil sebagian
saja, misalnya total saham yang diambil A dan B adalah Rp100 juta, maka nilai Rp100 juta tersebut
merupakan modal ditempatkan yang harus disetor penuh.
• Sedangkan, sisa Rp50 juta yang belum diambil bagiannya itu disebut saham portefel yang artinya
menurut M. Yahya Harahap yaitu saham yang “belum dikeluarkan” atau “belum ditempatkan”. Setiap
saat saham portefel dapat dikeluarkan untuk menambah modal ditempatkan dan harus disetor penuh,
tidak boleh mengangsur.
• Kemudian melanjutkan ilustrasi di atas, karena modal ditempatkan (jumlah saham yang sudah diambil A
dan B sebagai pendiri atau pemegang saham) adalah sebesar Rp100 juta, bila A dan B telah melakukan
penyetoran, misalnya sebesar Rp37.5 juta, berarti ada sisa yang belum dilunasi sebesar Rp62.5 juta.
Sesuai konsep modal disetor, seluruh saham yang diambil bagian oleh A dan B (modal ditempatkan)
harus sudah dilunasi pembayarannya. Jadi, sisa Rp62.5 juta itu harus sudah dilunasi saat pendirian PT.
• Ini juga terkait dengan ketentuan bahwa tidak dimungkinkan penyetoran atas saham dengan cara
mengangsur. Sehingga sebelum pendirian PT dilakukan, semua modal yang ditempatkan harus sudah
disetor penuh.
YAYASAN
• Sekumpulan aset dan kekayaan yang disisihkan oleh pendiri untuk kegiatan
sosial dan non profit (Eryanto Nugroho); saat yayasan didirikan pertama kali,
para pendiri memisahkan sejumlah kekayaan pribadinya, baik uang atau
barang, untuk dijadikan kekayaan awal yayasan.
• Badan usaha dimaksud harus melakukan kegiatan usaha yang sejalan dengan maksud dan tujuan yayasan.
• Organ yayasan juga dilarang merangkap jabatan sebagai Direksi/Pengurus atau Komisaris/Pengawas dari
badan usaha tersebut. Selain dari mendirikan badan usaha, yayasan juga dapat memperoleh kekayaan dari:
1. Hibah.
2. Hibah wasiat.
• Terkait kekayaannya baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain, yayasan tidak boleh membagikan
hasil kegiatan usaha baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai
dengan uang kepada Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
• Pengurus Yayasan bisa menerima gaji, upah atau honorarium jika dalam anggaran dasar/akta
pendirian Yayasan disebutkan demikian serta memenuhi syarat:
1. Pengurus bukanlah pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina, dan
Pengawas Yayasan.
• Untuk operasional harian, Yayasan wajib membayar segala biaya atau ongkos yang dikeluarkan oleh
organ Yayasan saat menjalankan tugas Yayasan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.
• Sebagai bentuk perlindungan Pemerintah, yayasan diberikan status badan hukum (persona standi in
juditio) melalui penerbitan Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM (SK Kemenhukham),
diajukan setelah akta pendirian yayasan dibuat.
• Di mata hukum, yayasan dipandang sama seperti manusia sebagai subjek hukum yang memiliki hak
dan kewajiban, sehingga yayasan Saudara dapat melakukan tindakan-tindakan keperdataan. Dalam
hal yayasan membuat perjanjian, maka perikatan yang lahir dari perjanjian pada dasarnya mengikat
kepada yayasan sebagai badan hukum, bukan kepada perseorangan organ yayasan.
• Setelah adanya akta pendirian dan SK Kemenhukham, yayasan dapat memproses dan memperoleh
dokumen legalitas lainnya seperti SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan), NPWP (Nomor
Pokok Wajib Pajak), Tanda Daftar Yayasan, dan Izin Operasional. Dengan demikian, akan lebih
mudah jika Saudara hendak mengikatkan yayasan dengan pihak ketiga, misalnya saat mengajukan
hibah.
KOPERASI
• UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian: badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan emlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan atas asas kekeluargaan.
• Fungsi:
1. Ps 3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992: Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. Ps 4 yakni:
• Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya
serta masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha tiap-tiap anggota.
• Usaha yang dijalankan koperasi menjadi tanggung jawab bersama. Keuntungan maupun
kerugiannya ditanggung bersama.
PERSEKUTUAN PERDATA
• Pengertian:
• Cara Mendirikan:
2. Perjanjian mulai berlaku sejak saat perjanjian itu menjadi sempurna atau
sejak saat yang ditentukan dalam perjanjian (Ps1624 KUHPer).
• Syarat-syarat pendirian:
2. Persekutuan bertindak keluar kepada pihak ketiga secara terang-terangan dan terus
menerus untuk mencari laba maka persekutuan perdata tersebut dikatakan menjalankan
perusahaan. Misalnya: pengusaha A dan B membentuk persekutuan untuk melakukan
usaha di bidang lain.
3. Perjanjian kerja sama dari suatu transaksi sekali segera setempat. contoh: kerja sama
membeli barang bersama-sama kemudian dijual dengan mendapatkan laba.
• Berdasarkan pasal 1618 dan pasal 1623 KUHPer, meskipun pengertiannya hampir
sama, perserikatan perdata dan persekutuan perdata mempunyai perbedaan:
• Namun demikian, kedua macam badan usaha itu dapat berubah menjadi persekutuan
perdata, apabila perserikatan tersebut menjalankan perusahaan (pasal 1623
KUHPer).
• Jenis (Ps1623 KUHPerdata):
1. Persekutuan Perdata Umum: tidak secara tegas (tanpa perincian) dalam menentukan jenis barang serta
besarnya uang yang dimasukkan dalam persekutuan.
2. Persekutuan Perdata Khusus: secara tegas ditentukan jemis baran serta besarnya uang yang dimasukkan
dalam persekutuan.
• Sifat:
1. Komersial: bertujuan mencari keuntungan secara material untuk dibagikan kepada anggota.
A. Statuter: sekutu yang mengurus persekutuan perdata yang diatur sekaligus bersama-sama akta
pendirian persekutuan perdata. Tidak dapat diberhentikan kecuali atas dasar alasan-alasan
berdasarkan hukum.
B. Mandater: sekutu yang mengurus persekutuan perdata yang diatur dengan akta tersendiri (akta
khusus)sesudah persekuruan perdata berdiri. Kedudukannya sama dengan pemegang kuasa,
sehingga sewaktu-waktu dapat dicabut
2. Pengurus bukan Sekutu: orang luar yang dianggap cakap dan diangkat sebagai pengurus persekutuan perdata
yang ditetapkan dengan akta perjanjian khusus (pemberi kuasa) atau ditetapkan dalam akta pendirian
persekutuan perdata.
• Tanggung jawab sekutu:
6. Selesainya perbuatan.
• Ps16 KUHD: Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di
bawah suatu nama bersama.
• Prof. Subekti: merupakan badan hukum karena adanya para persero yang dapat dimintai
pertanggung jawaban.
• Firma menghendaki adanya kesepakatan dalam penetapan nama bersama oleh para pihak
yang menjalankan usaha.
• Jika timbul kerugian, maka seluruh sekutu memiliki tanggung renteng terhadap kerugian
tersebut.
• Modal yang besar karena merupakan hasil gabungan para pihak, adanya pembagian kerja,
dan hasil keputusan yang baik karena melalui pertimbangan para Firma.
• Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persyaratan mendirikan Fa:
• Terkait dengan pendaftaran Firma menurut Peraturan Menteri Hukum dan HAM
Nomor 17 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Persekutuan Komanditer,
Persekutuan Firma, Dan Persekutuan Perdata (Permenkumham 17/2018), hal
yang perlu diperhatikan: pendaftaran akta pendirian, pendaftaran perubahan
anggaran dasar, dan pendaftaran pembubaran.
• Jenis firma yang ada di Indonesia:
2. Firma Non Dagang (Firma Jasa): bergerak dalam bidang jasa. fokus pada
penjualan suatu produk berupa jasa atau keahlian tertentu. Contoh: firma
akuntansi, konsultasi manajemen dll.
1. Sistem pengelolaan badan usaha firma lebih profesinal karena adanya pembagian tugas yang jelas untuk
setiap struktur organisasinya.
2. Modal awal untuk membangun firma terbilang besar karena berasal dari patungan setiap anggota yang
tergabung dalam firma.
3. Pemilihan pemimpin berdasarkan kemampuan dan keahliannya masing-masing, bahkan biasanya pada
badan usaha firma memiliki lebih dari satu pemimpin.
4. Pembagian keuntungan berdasarkan modal awal yang disetor sehingga sistemnya menyerupai penanaman
saham. Bedanya, semua anggota yang menanamkan modal di firma berhak aktif untuk mengelola jalannya
perusahaan.
5. Karena adanya akta notaris maka mudah untuk mendapatkan pinjaman modal jika memang membutuhkan
modal yang sangat besar.
• Kekurangan Firma:
1. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka kekayaan dan aset pribadi bisa menjadi barang sitaan
untuk menjamin kerugian perusahaan.
2. Tanggung jawab anggota firma tidak hanya terbatas modal saja, namun juga pada kekayaan atau harta
pribadi yang dimiliki.
3. Jika ada satu anggota firma yang mengalami kerugian, maka semua anggota lain harus ikut
menanggungnya. Pada intinya, kerugian firma ditanggung bersama oleh semua anggota, termasuk jika
diperlukan penggunaan kekayaan pribadi untuk menutupi kerugian
1. Suatu badan usaha persekutuan yang dibentuk oleh seorang atau lebih yang mempercayakan dana atau
barang asetnya pada seorang atau lebih yang menjalankan suatu perusahaan dan berperan sebagai
seorang pemimpin untuk meraih tujuan secara bersama-sama dengan suatu tingkat keterlibatan yang
berbeda pada tiap anggotanya.
2. Suatu badan usaha yang mempersekutukan modal dananya dari dua orang atau lebih yang akan terbagi
lagi menjadi dua jenis sekutu.
3. Setiap pemodal yang berada dalam anggota CV terdiri dari pemodal aktif dan pemodal pasif. Pemodal
aktif adalah pemodal yang berperan dalam memberikan modal dana sekaligus ide atau tenaganya untuk
kegiatan operasional perusahaan.
4. Sedangkan pemodal pasif adalah pemodal yang hanya menyetorkan modal dana atau asetnya saja untuk
perusahaan tersebut. Selanjutnya, pembagian keuntungan akan disepakati secara bersama-sama.
5. Setiap seorang sekutu komanditer memiliki status hukum yang sama dengan seorang yang
meminjamkan ataupun memberikan modal pada suatu perusahaan dan diharapkan penanaman modal
tersebut mampu memberikan hasil keuntungan dari modal yang sudah disetorkan atau dipinjamkan.
6. Setiap sekutu komanditer tidak memiliki hak sama sekali untuk terlibat dalam hal pengelolaan serta
pengurusan CV. Artinya, setiap sekutu komanditer ini seolah-olah tidak berbeda dengan pelepas uang
yang sebelumnya sudah diatur dalam Undang-Undang Pelepas Uang.
• Status dan tanggung jawab sekutu komanditer serta penanaman modal
berdasarkan Ps 20 KUHD:
1. Setiap sekutu aktif atau sekutu komplementer atau pengurus adalah pihak sekutu yang
akan menjalankan operasional perusahaan dan memiliki hak untuk menjalankan bentuk
perjanjian dengan pihak ketiga. Itu artinya seluruh bentuk kebijakan dan peraturan
perusahaan akan dijalankan secara penuh oleh sekutu aktif.
2. Setiap sekutu aktif juga seringkali disebut sebagai persero kuasa, persero pengurus atau
persero aktif yang artinya mereka berperan sebagai sekutu yang memiliki tanggung jawab
penuh atas kelangsungan hidup perusahaan, termasuk di dalamnya memiliki tanggung
jawab terhadap utang piutang seperti yang sudah tertuang dalam ps18 KUHD.
3. Setiap sekutu pasif atau sekutu komanditer yang tidak kerja adalah sekutu yang hanya
menyetorkan modal dalam perusahaan CV. Jadi, apabila perusahaan CV menderita suatu
kerugian, maka tanggung jawab mereka hanya sebatas modal yang mereka setorkan saja.
Pun sama halnya jika perusahaan mendapatkan keuntungan laba, maka sekutu pasif akan
mendapatkan keuntungan dana sebatas modal yang mereka setorkan.
4. Sekutu komanditer juga memiliki status hukum yang sama seperti halnya seorang yang
menyetorkan modalnya pada suatu perusahaan, yang nantinya mereka bisa mendapatkan
keuntungan dari modal yang disetorkannya tersebut, serta tidak turut serta atau ikut
campur dalam sistem pengurusan, pengusahaan atau bentuk kegiatan perusahaan lainnya.
• Kelebihan CV
2. Perusahaan CV akan lebih mudah dalam mendapatkan modal usaha, karena pihak
kreditur akan lebih mudah dalam mempercayai perusahaan CV.
3. Perusahaan CV juga akan lebih mudah dalam mendapatkan modal karena badan usaha
CV atau Persekutuan Komanditer ini sudah sangat terkenal di Indonesia.
4. Lebih mudah untuk berkembang dan pengelolaannya pun bisa lebih baik, karena
manajemen yang ada akan diduduki oleh mereka yang sudah ahli atau sudah dipercaya
oleh sekutu lain.
5. Setiap risiko kegagalan yang terjadi saat menjalankan usaha akan ditanggung
bersama-sama dengan sekutu lainnya.
• Kekurangan CV
1. Setiap anggota aktif yang ada pada perusahaan CV mempunyai tanggung jawab yang
tidak terbatas.
1. Badan usaha yang dijalankan secara mandiri oleh satu orang saja dan tidak
memerlukan suatu partner dalam berusaha.
• Di mata hukum, PD/UD sama dengan pemiliknya yang artinya, tidak ada pemisahan
kekayaan ataupun pemisahan tanggung jawab antara PD/UD dan pemiliknya.
• Apabila PD/UD saat ini berjalan sesuai dengan kegiatan usahanya, maka PD/UD
tersebut tidak perlu untuk "diubah" menjadi badan usaha lainnya.
• Apabila dalam perkembangannya PD/UD memiliki visi misi dan tujuan untuk
memperluas kegiatan PD/UD dan/atau diwajibkan dalam peraturan perundang-
undangan, maka jenis PD/UD tersebut dapat "diubah" dengan membentuk badan
usaha baru.
• Karakter:
2. Pendapatan utama perusahaan murni dari penjualan produk. Karena perusahaan tidak
perlu mempersiapkan mesin operasional dan bahan baku yang jika bagi perusahaan
manufaktur bisa menjadi tambahan pendapatan.
4. Berfungsi sebagai perantara antara produsen dengan konsumen. Yang mana produsen
akan mengeluarkan barang sedangkan usaha dagang membelinya lalu menjual
kembali kepada masyarakat.
6. Tidak terjadi perubahan antara barang yang dibeli dan yang dijual. Karena perusahaan
ini memang tidak melakukan pengolahan untuk meningkatkan daya jual produk.
7. Mendapatkan laba dengan cara menjual produk dengan harga lebih tinggi dari harga
beli..
JENIS PD
• Berdasarkan Produk
1. Perusahaan Dagang Barang Produksi: berfungsi untuk menjualkan produk yang berupa barang
baku. Nantinya oleh si pembeli akan diolah kembali menjadi produk jadi. Contoh barang yang
dijual oleh perasaan ini adalah kayu untuk dibuat kertas. Begitu juga dengan kulit kambing untuk
dibuat rebana atau sepatu.
2. Perusahaan Dagang Barang Jadi: usaha dagang barang jadi, hanya menjual produk yang sudah
jadi alias siap pakai. Yang termasuk produk perusahaan jenis ini adalah pakaian, tas, sepatu,
televisi dan barang jadi lainnya. Barang-barang semacam inilah yang dijual oleh perusahaan
kepada konsumen yang membutuhkannya.
• Berdasarkan Konsumen
1. Perusahaan Dagang Besar (grosir): usaha dagang yang membeli produk langsung dari
pabriknya, produk yang dibeli juga berskala besar dan dijual kembali kepada konsumen dengan
jumlah yang besar.
2. Perusahaan Dagang Perantara (sub grosir): membeli produk dengan skala atau jumlah yang
besar. Tetapi dijual kembali kepada konsumen dengan skala menurun hingga kapasitas sedang.
3. Memo Kredit: kebalikan dari memo debit; bukti transaksi kalau pihak
perusahaan sudah menerima pengembalian produk rusak dari pembeli.