Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )
HIPERTENSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan dan Promosi


Keperawatan

Dosen Pengampu : Herlina L, S.Kep., Ners., M.Kep.

Oleh :
Nama : Ai Riska Khaulania

NIM : C1AB21003

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Materi : Hipertensi

Penyaji : Ai Riska Khaulania

Sasaran : Lansia usia 45 – 70 tahun

Tempat : ...................................................

Waktu : ...................................................

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, di harapkan ibu-ibu mampu menjelaskan


tentang hipertensi.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapakan ibu-ibu mampu menjelaskan:

1. Definisi hipertensi
2. Etiologi hipertensi
3. Klasifikasi dan derajat hipertensi
4. Tanda dan gejala Hipertensi
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi
6. Cara pencegahan hipertensi
7. Cara pencegahan agar tidak terjadi hipertensi
8. Menjelaskan diet makanan hipertensi
III. Sasaran

Lansia usia 45 – 70 tahun

IV. Metoda
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pemaparan Leaflet dan Powerpoint tentang hipertensi

V. Media
1. Leaflet
2. Slide (power point)
3. Speaker
4. Tensimeter dan stetoskop

VI. Kegiatan Penyuluhan


1. Kegiatan penyuluhan di lakukan di Kp Cihanja RT 10 RW 03 Desa Pasiripis

No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan metode Alat dan Penanggun


Peserta bahan g jawab
1. 3 menit Pembukaan : Menjawab ceramah Speaker Ai Riska
1. Memberi salam salam Khaulania
2. Memperkenalkan diri Mendengar
3. Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan memperhatik
4. Membagian kuesioner an
5. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan

2. 15 Pelaksanaan : Mendengar Ceramah , Speaker, Ai Riska


menit Menjelaskan materi penyuluhan dan pemutaran laptop, Khaulania
secara berurutan dan teratur. memperhatik video LCD,
Materi :
an Leaflet
1. Definisi hipertensi
2. Etiologi hipertensi
3. Klasifikasi dan derajat
hipertensi
4. Tanda dan gejala Hipertensi
5. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hipertensi
6. Komplikasi hipertensi
7. Cara pencegahan agar tidak
terjadi hipertensi
8. Menjelaskan mana makanan
yang boleh di konsumsi untuk
mencegah penyakit hipertensi
dan mana yang tidak
3. 10 Evaluasi : Mendengar Ceramah , Ai Riska
menit 1. Menyimpulkan inti dan Tanya Khaulania
penyuluhan memperhatik jawab
2. Menyampaikan secara singkat an
materi penyuluhan
3. Memberi kesempatan kepada
kader dan warga untuk Bertanya dan
bertanya menjawab
4. Memberi kesempatan kepada pertanyaan
kader dan ibu-ibu untuk yang
menjawab pertanyaan yang diajukan
dilontarkan
4. 5 menit Pengukuran tensi Ai Riska
1. Melakukan pengecekan Mengikuti Demonstra Tensimete Khaulania
tekanan darah kegiatan si r dan
pengecekan stetoskop
tekanan darah
5. 30 Demonstrasi senam Demonstra Ai Riska
menit 1. Senam anti hipertensi Memprakteka si, Laptop, Khaulania
2. Senam aerobik n senam pemutaran speaker
video
6. 3 menit Penutup : ceramah Ai Riska
1. Mengucapkan terimakasih atas Mendengarka Khaulania
peran serta peserta n
2. Mengucapkan salam Menjawab
salam
Lampiran
HIPERTENSI

A. Definisi Hipertensi
Menurut WHO (2014) Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah
sistoliknya sama dengan atau lebih dari 140 mmHg, atau tekanan darah
diastoliknya sama dengan atau lebih dari 90 mmHg. Pada ibu-ibu, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Almatsier,2009).
Menurut WHO (2014), tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Peninggian tekanan darah yang terus menerus yang
merupakan gejala klinis karena hal tersebut dapat menunjukkan keadaan
seperti hipertensi heart disease arteriole nefrosclerosis.
B. Etiologi
Hipertensi dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktor
(Depkes, RI, 2008), antara lain:
1. Kelelahan
2. Proses penuaan
3. Keturunan                     
4. Diet yang tidak seimbang
5. Stress                           
6. Sosial budaya
Penyebab hipertensi adalah terjadinya perubahan–perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun. Kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Menurut data dari statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a.    Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
b.    Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
c.    Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a.    Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b.    Kegemukan atau makan berlebihan
c.    Stress
d.   Merokok
e.    Minum alkohol
f.     Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Glomerulonefritis
b. Pielonefritis
c. Nekrosis tubular akut
d. Tumor
e. Vascular
f. Aterosklerosis
g. Hiperplasia
h. Trombosis
i. Aneurisma
j. Emboli kolestrol
k. Vaskulitis
l. Kelainan endokrin
m. DM
n. Hipertiroidisme
o. Hipotiroidisme
p. Saraf
q. Stroke
r. Ensepalitis
s. SGB
t. Obat–obatan
u. Kontrasepsi oral
v. Kortikosteroid

C. Klasifikasi dan derajat hipertensi


Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

The Join National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of


High Pressure. (komite deteksi, evaluasi, dan pengobatan hipertensi).
Mengklasifikasikan hipertensi dalam tabel di bawah ini:
Tabel Stadium Hipertensi
Kategori Sistolik (Atas) Diastolik (Bawah)
Normal tinggi (perbatasan ) 130-190 85-89
Stadium I Ringan 140-159 90-99
Stadium 2 Sedang 160-179 100-109
Stadium 3 Berat 180-209 110-119
Stadium 4 Sangat Berat ³ 210 £ 120
(Sumber : Depkes RI, 2013)

D. Tanda dan Gejala Hypertensi


1. Kepala terasa pusing
2. Rasa berkunang-kunang
3. Rasa pegal di bahu dan perasaan panas / gelisah
4. Kurang tidur
5. Gangguan penglihatan
6. Anoreksia
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Menurut Cahyono (2008) manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan
hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa
berat, berdebar dan sering kencing di malam hari.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi


Kelompok risiko yang rawan terhadap hipertensi (Anggraini,2009) :
1. Obesitas
2. Perokok
3. Peminum alkohol
4. Penyakit DM dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak

F. Komplikasi
Efek pada organ (Yogiantoro, 2006) :
1. Otak
a. Pemekaran pembuluh darah
b. Perdarahan
c. Kematian sel otak : stroke
2. Ginjal
a. Malam banyak kencing
b. Kerusakan sel ginjal
c. Gagal ginjal
3. Jantung
a. Membesar
b. Sesak nafas (dyspnoe)
c. Cepat lelah
d. Gagal jantung

G. Cara Mencegah Hypertensi


Pencegahan penyakit hypertensi ada 2 (Sutanto, 2010), yaitu:
1. Pencegahan Primer.
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal, juga untuk menjaga agar
tidak terjadi hypertensi
b. kolesterolemia, DM, dsb.
c. Dilarang merokok.
d. Mengubah kebiasaan makan sehari-hari dan mengkonsumsi rendah
garam.
e. Melakukan exercise untuk mengendalikan dari perasaan well being.
2. Pencegahan Lain
a. Menurunkan berat badan pada penderita gemuk.
b. Diet rendah garam dan diet lunak.
c. Mengubah kebiasaan hidup.
d. Olahraga secara teratur.
e. Kontrol tekanan darah secara teratur.
f. Obat-obatan anti hypertensi
H. Diet makanan hipertensi
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita
hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dapat
meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah,
sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung (Kemenkes
RI, 2011).
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit,
crakers, keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan


memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang
(merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung
sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk
menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu
menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1
sendok teh per hari.
Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175
mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan.
Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan
kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang
(50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg
kalium), pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu
skim 1 gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsium penting untuk mencegah
dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju
rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan
kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg
SUPLEMENTASI ANTI OKSIDAN
Walaupun suplementasi anti oksidan masih memerlukan penelitian
lebih lanjut, namun saat ini banyak sekali suplemen yang dijual dan
dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai tenaga medis harus berhati-hati
memberikan anjuran minuman suplemen agar tidak terjadi overdosis.

1. Vitamin dan Penurunan Homosistein


Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin merupakan
ko-faktor enzim yang essential untuk metabolisme homosistein. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar homosistein dalam
darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat
yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit koroner dan
kadar vitamin yang rendah juga berkaitan dengan peningkatan risiko
aterosklerosis, walaupun risiko aterosklerosis yang berhubungan dengan
rendahnya kadar vitamin B6 tidak berhubungan dengan konsentrasi
homositein yang tinggi. Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan
dengan penyakit vaskuler.
2. Kacang Kedelai dan Isoflavon
Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang
memiliki aktivitas estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada tahun
1995 menyimpulkan bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna
menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa
mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Sehingga dianjurkan mengkonsumsi
protein kedelai (20 – 50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita
dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe adalah hasil
pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan kandungan
gizi lebih baik dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk di konsumsi
oleh penderita hipertensi sebagai sumber protein nabati.

I. Daftar pustaka
Almatsier. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Anggraini, D.A, dkk. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik
Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni
2008. Dibuka 10 April 2010 dari
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/02/files-of-drsmed-
faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-hipertensi.pdf

Cahyono. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Kanisius

Depkes, RI. 2008. Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta: Pusat Promosi


Kesehatan Depkes RI.

Kemenkes RI, 2011. Promosi kesehatan di daerah bermasalah kesehatan


panduan bagi petugas kesehatan di puskesmas, Jakarta: Pusat
Promosi Kesehatan Kemenkes Republik Indonesia. Available at:
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-
kesehatan/panduan-promkes-dbk.pdf

Sutanto. (2010). Cegah & Tangkal Penyakit Modern. Yogyakarya: Andi.

WHO. 2014. Commission on Ending Childhood Obesity. Geneva, World


Health Organization, Departement of Noncommunicable disease
surveillance.

Yogiantoro, M. (2006). Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta: FK UI.

Anda mungkin juga menyukai