MUKADIMAH
Teknik Pembuatan Akta Macam-macam Perjanjian difokuskan kepada Teknik
Pembuatan Akta Notariil khusus perjanjian-perjanjian sederhana yang
sering dikerjakan seorang Notaris dalam praktik kesehariannya, karena itu bisa
kita sebut dengan Teknik Pembuatan Akta Perjanjian.
Definisi TPA MACAM PERJANJIAN adalah :
“Metode atau acara untuk menyusun dan membuat macam-macam akta Notariil
yang berkaitan dengan hubungan hukum atau perbuatan hukum perjanjian
antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum yang lain, yang meliputi
Judul Akta, Pembukaan Akta, Substansi Akta, Syarat-syarat yang diperjanjikan,
Penutup Akta dan tanda tangan para pihak, saksi-saksi dan Notaris”
Jadi unsur-unsur definisi TPA MACAM PERJANJIAN yakni:
1. Adanya metode (suatu kerja yang sistematis dan logis secara hukum)
2. Ada Objek yang dibuat (akta autentik itu sendiri)
3. Ada Strukturnya (susunan dari akta yang akan dibuat atau dirancang oleh
Notaris)
Contoh Akta TPA MACAM PERJANJIAN antara lain :
1. Akta Perjanjian Jual Beli (Khusus benda bergerak)
2. Akta Pelepasan Hak atas Tanah Dengan Ganti Rugi (PHGR)
3. Akta Sewa Menyewa
4. Akta Hibah (khusus benda bergerak)
5. Akta Pemberian Kuasa
6. Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli atau Perikatan Jual Beli
7. Akta Perjanjian Kerja Sama
8. Akta Perjanjian Kawin
9. Akta Perjanjian Kredit dan turunannya (akta fidusia, gadai, Cessie dan
lainnya)
10.Dan lain sebagainya.
Pasal-pasal terpenting dalam KUH Perdata (BW) berkaitan
dengan membuat Akta Perjanjian (TPA 2), yakni :
1. Pasal 1320 KUH Perdata yang memuat syarat-syarat yang harus dipenuhi
dalam suatu perjanjian, yaitu :
2. Pasal 1321 Jo. Pasal 1323 dan 1328 KUH Perdata, yang menetapkan
bahwa dalam mencapai kata sepakat itu tidak boleh ada (1) Kekhilafan, (2)
Paksaan, dan (3) Penipuan. Apabila ketentuan itu dilanggar, akan
menyebabkan perjanjian itu menjadi tidak sempurna, batal demi hukum atau
dapat dibatalkan.
3. Pasal 1337 KUH Perdata yang menetapkan bahwa suatu perjanjian tidak
boleh berlawanan dengan undang-undang, kesusilaan yang baik dan
ketertiban umum.
5. Pasal 1339 KUH Perdata yang menetapkan bahwa suatu perjanjian tidak
hanya mengikat hal-hal yang tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi juga
mengikat hal-hal yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan,
kebiasaan atau undang-undang.
2. Badan akta
Judul Akta seperti Akta Jual Beli Mobil, Akta Sewa Menyewa, Akta
Pelepasan Hak dengan Ganti Rugi, Akta Penitipan Barang, Akta Perjanjian
Kerja Sama. Usahakan agar isi akta sesuai dengan judulnya, misalnya Akta
Perjanjian Kerja Sama, maka muatan isi aktanya sebaiknya mengandung adanya
unsur-unsur kerja sama seperti pengaturan pemasukan (inbreng), hak dan
kewajiban para pihak, objek pembagian kerja sama, pembagian keuntungan dan
kerugian dan sebagainya.
Nomor Akta, merupakan bagian yang harus dimuat pada bagian awal/kepala
akta dan sudah merupakan kebiasaan didunia kenotariatan. Fungsi nomor akta
adalah lebih kepada tertib urutan pembuatan akta serta memberi kemudahan
mencari akta di dalam buku Repertorium. Nomor akta juga dicantumkan di
dalam klapper bersamaan dengan judul akta.
Jam, hari, tanggal, bulan dan tahun, harus dimuat di bagian awal/kepala akta
dan merupakan salah satu syarat agar suatu akta untuk menjadi akta autentik.
Perhatikan bunyi Pasal 15 ayat (1) UUJN : “.... menjamin kepastian tanggal
pembuatan akta ...” . Notaris wajib menjamin kebenaran dan kepastian kapan
dibuatnya suatu akta notaris untuk menjamin kepastian hukum suatu alat bukti,
contoh Akta Wasiat.
Nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris, baik untuk akta pihak (partij)
maupun akta berita acara rapat (relaas).
BADAN AKTA memuat (Pasal 38 ayat (3) :
1. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarnegaraan, pekerjaan,
jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap dan/atau orang
yang mereka wakili.
Para penghadap adalah mereka yang datang dan hadir pada pembacaan dan
penandatanganan akta notaris dan bukan mereka yang diwakili dalam akta,
baik diwakili secara lisan ataupun secara tertulis. Merupakan tugas dari
Notaris untuk menjamin bahwa data dari para penghadap, seperti nama
lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarnegaraan, pekerjaan, jabatan,
kedudukan, tempat tinggalnya adalah BENAR sesuai keterangan dan
identitas penghadap. Identitas para penghadap dapat diperoleh dengan
bermacam-macam cara, baik dengan menggunakan bukti (asli) surat-surat
seperti KTP, SIM, Paspor atau surat lainnya. Dalam hal Notaris masih tidak
yakin mengenai identitas para penghadap, dapat digunakan saksi pengenal.
3. Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan.
Bagi Notaris adalah penting untuk memahami latar belakang perjanjian
yang diinginkan oleh para pihak. Menentukan terlebih dahulu konstruksi
hukumnya sehingga dapat dengan cermat dan akurat merumuskan dan
menentukan ketentuan dan syarat-syarat lain serta hak dan kewajiban
masing-masing pihak. Jika perjanjian yang dimaksudkan oleh para pihak
adalah suatu perjanjian bernama, Notaris dapat menentukan unsur-unsur
perjanjian tersebut. Mana yang merupakan ketentuan dari perjanjian
bernama tersebut yang bersifat memaksa sehingga tidak dapat diubah oleh
para pihak dan mana yang bersifat mengatur. Jika yang dimaksudkan oleh
para pihak merupakan suatu perjanjian tidak bernama atau perjanjian
campuran, Notaris harus dapat menentukan bagian-bagian dari perjanjian
tersebut serta selanjutnya mengatur secara cermat hak dan kewajiban para
pihak.
4. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan,
kedudukan dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal.
Para saksi-saksi di akta Notaris juga harus lengkap ditulis namanya, tempat
dan tanggal lahir, pekerjaan, kedudukan dan tempat tinggalnya.
Saksi Pengenal :
Pasal 39 ayat (2) UUJN-Perubahan: “Penghadap harus dikenal oleh Notaris
atau diperkenalkan kepadanya oleh 2 (dua) orang saksi pengenal yang
berumur paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah dan
cakap melakukan perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2 (dua)
penghadap lainnya”.
3. Herlina Suyati Bachtiar, 2002, Contoh Akta Notaris dan Akta Di Bawah
Tangan, Bandung: PT Mandar Maju. (Terdiri dari banyak Buku)