Anda di halaman 1dari 11

PERANCANGAN KONTRAK

Perancangan kontrak adalah suatu kegiatan merancang substansi atau isi


kontrak yang dimulai dari tahap identifikasi, kecakapan menurut hokum
para pihak yang membuat kontrak, kemudian tahap negosiasi maksud dan
tujuan para pihak untuk membuat kontrak, berikutnya tahap deskrpsi nota
kesepahaman sebagai persetujuan pendahuluan para pihak untuk
membuat kontrak.
Ada 2 aspek utama yang harus diperhatikan o;eh perancang konrak dalam
perancang kontrak, yaitu :
1. Aspek akomodatif;
Aspek akomodatif maksudnya perancang kontrak harus mampu
mengakomodasi kebutuhan dan keinginan yang sah yang terbentuk
dari transaksi bisnis mereka kedalam kontrak bisnis yang dirancang.

2. Aspek legalitas.
Aspek legalitas maksudnya perancang kontrak harus mampu
menuangkan transaksi bisnis kedalam kontrak yang sah, dan dapat
dilihat.

Perancangan kontrak adalah tahap persiapan sebelum pembentukan dan


pelaksanaan kontrak, yang mencakup paling tidak 3 aspek :
1. Aspek budaya
Aspek budaya mengarahkan perancang kontrak untuk memahami
budaya hokum kontrak di kalangan pelaku bisnis, yang dipengaruhi
oleh budaya hokum kontrak di negara-negara Eropa dan Amerika
yan memandang kontrak sebagai dokumen dan dipengaruhi oleh
budaya hokum kontrak di negara-negara Asia yang memandang
kontrak sebagai symbol kerjasama.

2. Aspek hokum
Aspek hokum menuntut perancang kontrak menguasai aturan hokum
positif nasional dan internasional tentang dam berkaitan dengan
kontrak yang akan diberlakukan terhadap kontrak.
3. Aspek praktis.
Aspek praktis membutuhkan kehati-hatian dan kecermatan dari
perancang kontrak, terkait dengan waktu yang harus cukup untuk
menganalisis isi kontrak, klausula-klausula yang harus memenuhi
kebutuhan dan pembicaraan informal dalam situasi dan kondisi yang
harus kondusif, dan bebas dari tekanan fisik dan psykologis.
FUNGSI FILOSOFIS, YURIDIS DAN EKONOMIS KONTRAK

Fungsi Filosofis
Fungsi filosofis dari kontrak yaitu mewujudkan keadilan bagi para
pihak yang membuat kontrak, bahkan bagi pihak ketiga yang
mempunyai kepentingan hukum terhadap kontrak tersebut.

Fungsi Yuridis
Kontrak mempunyai fungsi yuridis yaitu mewujudkan kepastian
hokum bagi para pihak yang membuat kontrak, bahkan bagi pihak
ketiga yang mempunyai kepentingan hokum terhadap kontrak
tersebut.
Kontrak memberikan jawaban atas kebutuhan hokum ekonomi yang
kongkrit dalam masyarakat dan sekaligus ditujukan untuk menjamin
terwujudnya kepastian hokum.

Fungsi Ekonomis
Fungsi atau arti penting kontrak dalam lalu lintas bisnis, menurut
Agus Yudha Hermoko, antara lain :

1. Kontrak sebagai wadah hukum bagi para pihak dalam meluangkan


hak kewajiban masing-masing ;
2. Kontrak sebagai bingkai aturan main;
3. Kontrak sebagai alat bukti adanya hubungan hokum;
4. Kontrak memberikan (menjamin) kepastian hokum;
5. Kontrak menunjang iklim bisnis yang kondusif (win-win solution)
SURAT KUASA KHUSUS

Dalam Pasal 123 ayat 1 HIR/Pasal 147 RBg, antara lain disebutkan bahwa “jika
dikehendaki, para pihak dapat didampingi atau menunjuk seorang kuasa sebagai wakilnya,
untuk ini harus diberikan surat kuasa khusus untuk itu, kecuali kalau pemberi kuasa hadir.
Penggugat dapat juga memberi kuasa yang dicantumkan dalam surat gugat atau dalam
gugat lisan secara langsung disampaikan, dan harus dicantumkan dalam catatan ketua.

Di dalam Pasal 1792 KUH Perdata disebutkan bahwa “pemberian kuasa adalah
suatu persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang
menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatu urusan”.

Cara memberikan kuasa itu dapat dilakukan dengan akta Notaris, dengan akta yang
dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri, yang dalam daerah hukumnya pemberi kuasa itu
bertempat tinggal, atau dengan akta dibawah tangan yang dilegalisir serta didaftar menurut
ordonansi Stb. No. 46 Tahun 1916, yaitu ordonansi tentang cara menandatangani surat akta
dibawah tangan (Abdulkadir Muhammad, 2000: 71).

Suatu surat kuasa khusus harus memuat 4 hal yaitu:

1. Identitas pemberi dan penerima kuasa, yaitu nama lengkap, pekerjaan, alamat atau
tempat tinggal.
2. Apa yang menjadi pokok sengketa perdata.
3. Pertelaan isi kuasa yang diberikan.
4. Memuat hak substitusi.
Contoh:

SURAT KUASA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ………………………………….

Pekerjaan : ………………………………….

Alamat : …………………………………..

Dalam hal ini memilih domisili hukum di kantor kuasanya tersebut di bawah ini, menerangkan
dengan ini memberi kuasa kepada: ……………….

………………..dst.

Pengacara dan Penasehat Hukum pada Kantor Pengacara…………….., beralamat


di……………………………………., yang bertindak baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.

--------------- ---------------------------KHUSUS--------------------------------------------

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa:

- Mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri …………………………….. mengenai perceraian


……………………… terhadap Tn/Ny ……………………................... pekerjaan …………………………….
bertempat tinggal di ……………………...
- Mengajukan permohonan untuk menjadi wali ………………… atas anak laki-laki/perempuan yang
bernama: 1……….. 2. ………..
- Mengajukan tuntutan uang nafkah dan uang alimentasi setiap bulan untuk penggugat sejumlah
Rp. ………….. dan anak-anak 1. …………… 2. …………..3 ………………… masing-masing sejumlah Rp.
………………………….
Mengenai hal tersebut di atas, untuk dan atas nama pemberi kuasa menghadap di muka pengadilan
Negeri serta Badan-badan Kehakiman lain atau pembesar-pembesar lainnya, mengajukan
permohonan-permohonan yang perlu, menjalankan perbuatan-perbuatan atau memberi
keterangan-keterangan yang menurut hukum harus dijalankan atau diberikan oleh seorang kuasa,
menerima uang dan menandatangani kuitansi-kuitansi, menerima dan melakukan pembayaran-
pembayaran dalam perkara ini, mempertahankan kepentingan pemberi kuasa, naik banding, minta
eksekusi, membalas segala perlawanan, mengadakan perdamaian dengan persetujuan terlebih
dahulu dari pemberi kuasa, dan pada umumnya membuat segala sesuatu yang dianggap perlu oleh
pemberi kuasa.

Surat kuasa ini dapat dialihkan kepada orang lain dengan hak substitusi serta tegas dengan hak
retensi dan seterusnya menurut hukum, seperti dimaksud dalam pasal 1812 KUH Perdata dan
menurut syarat-syarat lainnya yang ditetapkan dalam Undang-Undang.

Jayapura, …………………

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa,

Meterai

………………… ……………………
MoU

Dewasa ini berkembang suatu bentuk perjanjian yang dinamakan


Memorandum of Understanding (MoU) yang dalam Bahasa Inggris
dinamakan “later of intent”.
MoU adalah suatu tahapan sebelum dibuatnya suatu kontrak .
KUH Perdata tidak mengatur MoU tetapi juga tidak melarang MoU. Bila
memerujuk pada asas kebebasan berkontrak, dengan pembaratasan pada
Pasal 1337 KUH Perdata yaki tidak bertentangan dengan UU, ketertiban
umum dan kesusilaan tang baik serta MoU tersebut dan dilaksanakan
dengan itikad baik o;eh para pihak yang membuata kontrak.
Anatomi MoU
1. Awal atau kepala MoU, yang terdiri dari judul dan pembukaan.

2. Badan MoU yag terdiri dari :


a. Identtas yang mencakup status atau kedudukan para pihak yang
membuat dan menandatangani MoU;
b. Substansi atau isi MoU yang disepakati melalui negosiasi awal
oleh para pihak.

3. Penutup MoU yang terdiri dari kalimat penuyup dan tandatangan.


ANATOMI AKTA KONTRAK

Suatu akta otentik (akta Notaris) harus mengacu pada ketentuan umum
dalam Pasal 38 UU No 30 Tahun 2004, yakni :
- Awal akta atau kepala akta;
- Badan akta,
- Akhir atau penutup akta.

Dalam perkembangan praktek ada juga anatomi kontrak yang terdiri dari :
- Kepala akta’
- Komparisi;
- Praemisse;
- Definisi;
- Isi akta;
- Penutup akta, dan
- Amandemen atau addendum akta.

Kepala akta memuat frasa atau tulisan-tulisan mengenai : judul akta,


nomor akta, jam, hari, tanggal, bulan, tahun akta serta nama lengkap dan
tempat kedudukan notaris.
Khusus akta dibawah tangan tempat kedudukan notaris tidak ada.
a. Judul akta kontrak
Penulisan judul akta kontrak senantiasa dimuat untuk menggambarkan
kontrak yang dibuat, walaupun tidak ada keharusan kaena UU tidak
mengharuskannya.
b. Nomor akta kontrak
Nomor akta kontrak tidak merupakan keharusan tetapi dibolehkan
saja, tergantung pada para pihak yang membuat akta atau kontrak.

c. Hari, Jam, tanggal bulan tahun


Penulisan hari, tanggal bulan tahun pembuatan akta harus dimuat
baik akta otentik maupun akta di bawah tangan, karena berkaitan
dengan kapasitas hokum (kedudukan, kewenangan dan kecakapan
hokum) dari para pihak yang menandatangani akta kontrak. Selain
itu juga menentulkan kepastian saat terjadinya kontrak.

d. Tempat Pembuatan Akta kontrak


Tempat pembuatan akta kontrak harus dimuat, karena berkaitan
dengan ahwal keberadaan para pihak yang menandatangani akta
kontrak di daerah atau tempat tertentu dimana akta dibuat.

2. Komparisi
Komparisi berasal dari Bahasa asing yaitu : Comparitie ) Belanda_ dan
Compared (Latin). Yang berarti kehadiran para pihak pada suatu
perbuatan hokum yang direncanakan.
Isi komparisi mempunyai arti sebagai bagian dari suatu akta yang
berupa deskripsi tentang kapasitas Comparant, yaitu orang yang
menghadap atau hadir di hadapan pejabat umum, sehingga diketahui
kedudukan, kewenangan, kecakapan Comparant dalam akta atau
untuk melakukan perbuatan hokum sebagaimana termuat dalam akta.

3. Praemisse
Praemisse berfungsi sebagai konsideran atau bagian dari akta yang
memuat keterangan yang menerangkan pertimbangan tentang latar
belakang, maksud dan tujuan para pihak membuat kontrak yang dibuat
dalam kalimat yang jelas dan kongkrit.
4.. Definisi

5. Isi Aka Kontrak


Secara substansi iakta kontrak harus memuat 3 syarat, yaiyu :
a. Syarat esensialia, yaitu syarat yang harus ada dalam setiap
kontrak, misal ; Dalam perjanjian jual beli harus ada barang dan
harga;
b. Syarat naturalia, yaitu ketentuan dalam UU yang dapat dimasukan
dalam kontrak yang dibuat para pihak;
c. Syarat aksidentialia, yaitu syarat yang tidak harus ada dalam
kontrak, tetapi dapat dicantumkan dalam kontrak kaena ada
kepentingan satu pihak atau kedua belah pihak dalam kontrak.

6. Penutup Akta
Penutup akta merupakan bagian akhir dari akta kontrak yang
isinya menguraikan secara jelas dan kongkrit penandatangan dan
pemeteraian akta kontrak oleh para pihak yang terlibat dalam
pembuatan akta kontrak.
Unsur-unsur yang terkandung dalam penutup akta kontrak
sebagai bagian akhir akta kontrak, yakni :
1) Tempat pembuatan akta;
2) Penanggalam akta;
3) Identitas saksi;
4) Pemeteraian akta;
5) Tandatangan,

Anda mungkin juga menyukai