Anda di halaman 1dari 40

Legal Competency

Akta & Perancangan Kontrak


Akta & Kontrak
Akta merupakan surat tanda bukti berisi pernyataan (keterangan, pengakuan, keputusan, dan sebagainya)
tentang perbuatan hukum dan peristiwa hukum yang dibuat menurut peraturan yang berlaku, disaksikan dan
disahkan oleh pejabat resmi (KBBI).
Kontrak atau suatu kesepakatan yang telah dituangkan dalam perjanjian yang biasanya digunakan sebagai
alat pendukung kegiatan usaha dan lainnya.
DASAR HUKUM
PEMBUKTIAN TERTULIS (1867 BW)
KEBEBASAN BERKONTRAK (1338 BW)
SYARAT-SYARAT SAH PERJANJIAN (1320 BW)
Keabsahan Kontrak
(syarat-syarat sah perjanjian 1320 BW/KUH Perdata)

1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya ;

• terkait subjek perjanjian yaitu suatu kesepakatan para pihak yakni sudah terdapat pihak-pihak
yang sudah bersepakat dan bersifat final.

2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan ;

• kecakapan dalam bertindak untuk melakukan suatu perbuatan hukum, dalam hal ini contohnya
umur telah dewasa, tidak dibawah pengampuan dan memenuhi unsur bertindak untuk badan
hukum.
3. suatu pokok persoalan tertentu ;
• Ada hal yang diperjanjikan artinya mengenai suatu objek yang
diperjanjikan dalam suatu kontrak.

4. suatu sebab yang tidak terlarang.


• Masih terkait objek yang diperjanjikan yakni suatu objek yang tidak
dilarang oleh Undang-undang.

Note :
syarat-syarat sahnya perjanjian tersebut memiliki konsekuensi hukum yang berbeda
apabila tidak terpenuhi salah satunya yakni batal demi hukum dan dapat dibatalkan.
SISTEMATIS KONTRAK
Dalam menyusun kontrak sebaiknya dilakukan dengan sistematis, mudah dipahami
dan detail. Hal ini agar meminimalisirkan adanya kekeliruan serta miss dalam
penyusunan kontrak.
JUDUL KONTRAK

Memuat frasa judul yang mudah dipahami dan


menggunakan kalimat yang mengandung
maksud dari kontrak tersebut.
TEMPAT & TANGGAL

Tempat dan tanggal harus sesuai dan pasti saat


penandatangan kontrak.
IDENTITAS PARA PIHAK
(SUBJEK HUKUM)
Mengenai Identitas para pihak seyogyanya
ditulis selengkap mungkin sesuai dengan kartu
identitas yang dimiliki para pihak (KTP/Paspor).
Serta diperhatikan bahwa Identitas merupakan
identitas yang sebenarnya pada saat
penandatanganan.
PREMIS
Premis dalam suatu kontrak merupakan suatu
landasan pemikiran yang menjadi inti didalam
kontrak. Yang mana isi dari premis ini adalah
penjabaran dari beberapa landasan pemikiran
dari terbentuknya suatu kontrak.
ISI KONTRAK

Isi Kontrak yang mana terdapat pasal-pasal mengenai


ketentuan-ketentuan kontrak yang lebih teknis dan
harus dipatuhi oleh para pihak dalam kontrak
tersebut.
• Adapun pada umumnya isi kontrak menjelaskan
tentang :

a. Objek n. Kerahasiaan
b. Harga o. Pernyataan
c. Ketentuan, Metode dan Kewajiban Pembayaran p. Penyelesaian sengketa
d. Waktu & Penyerahan q. Hukum yang Berlaku
e. Hak Para Pihak r. Yurisdiksi
f. Kewajiban Para Pihak
g. Tanggung jawab & Ganti rugi
h. Perpajakan
i. Keadaan memaksa/kahar/force majeur
j. Jangka waktu berlakunya perjanjian
k. Wanprestasi & Akibat dari wanprestasi
l. Pengalihan
m. Pengujian inspeksi dan Sertifikasi
LAMPIRAN

Dalam klausul lampiran terdapat daftar beberapa


dokumen yang wajib dilampirkan oleh para pihak
PENUTUP

Pada umumnya penutup digunakan sebagai


penegasan bahwa kontrak telah jelas dan dapat
dipahami serta dapat disepakati. Kemudian
dilanjutkan dengan penandatanganan.
IDENTIFIKASI
CONTOH KONTRAK ATAU PERJANJIAN
Perjanjian Jual Beli
Dasar Hukum : Pasal 1457 – 1540 BW
• Subyek dalam jual beli adalah pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian, yaitu pihak penjual (pihak yang
menyerahkan) dan pihak pembeli (pihak yang membayar).
• Sedangkan obyek dalam jual beli adalah benda dan harga. Benda adalah harta kekayaan baik bergerak, tidak
bergerak, berwujud ataupun tidak berwujud. Harga adalah sejumlah uang senilai dari harga benda tersebut.
• Unsur-unsur pokok atau essensalia dari perjanjian jual beli adalah harga dan barang. Perjanjian jual beli sudah
terjadi dengan adanya kata sepakat sesuai dengan asas konsensualisme dalam hukum perjanjian.
• Secara normal jual beli berakhir setelah penjual dan pembeli memenuhi kewajiban masing-masing sesuai
dengan kesepakatan mereka. Sedangkan secara tidak normal ada beberapa hal yang mengakibatkan perjanjian
jual beli berakhir, antara lain :
1. karena wanprestasi berdasarkan putusan hakim.
2. karena pembeli jatuh pailit berdasarkan putusan hakim.
3. karena pembeli meninggal dunia.
Perjanjian Tukar Menukar
Dasar Hukum : Pasal 1541 – 1546 BW
• Tujuanya untuk saling memberikan suatu barang secara
bertimbal-balik sebagai gantinya suatu barang lain.
• Obyek tukar menukar adalah segala apa yang dapat dijual,
dapat juga menjadi objek perjanjian tukar-menukar.
• Segala peraturan-peraturan tentang perjanjian jual-beli juga
berlaku terhadap perjanjian tukar-menukar (pasal 1546)
Perjanjian Sewa Menyewa
Dasar Hukum : Pasal 1547 – 1600 BW
• Pihak-pihak dalam sewa menyewa adalah pihak penyewa dan pihak yang menyewakan. Pihak penyewa
merupakan pihak yang membayar uang sewa sedangkan pihak yang menyewakan adalah pihak pemilik yang
menyerahkan kenikmatan atas barang.
• Sedangkan obyek dari sewa menyewa yang menjadi unsur sewa adalah harga, barang dan waktu sewa.
• Sama seperti jual beli, pada sewa menyewa juga menganut asas konsensual artinya pada detik terjadinya kata
sepakat maka perjanjian sewa menyewa tersebut sudah sah dan mengikat bagi pihak-pihak yang membuatnya.
• Perjanjian sewa menyewa tidak berakhir dengan dijualnya barang yang disewa, kecuali telah diperjanjikan
sebelumnya (pasal 1576 KUH. Perdata).
• Ada beberapa sebab berakhirnya perjanjian sewa menyewa, yaitu (Abdulkadir Muhammad, 98 : 1992) :
1. jangka waktu sewa berakhir.
2. benda sewaan musnah.
3. pembatalan sewa menyewa.
Perjanjian Persekutuan
Dasar Hukum : Pasal 1618 – 1652 BW
• Para pihak bertujuan untuk berusaha bersama-sama mencari keuntungan dengan jalan masing-
masing memasukkan sesuatu dalam suatu kekayaan bersama

• Bukan merupakan perjanjian timbal balik


• Menurut pasal 1646 B.W persekutuan berakhir
1.Dengan lewatnya waktu untuk mana persekutuan telah diadakan

2.Dengan musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok persekutuan

3.Atas kehendak semata-mata dari beberapa atau seorang sekutu

4.Jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh dibawah pengampunan atau dinyatakan pailit.
Perjanjian Pemberian Kuasa
Dasar Hukum : Pasal 1792 – 1819 BW
• Subyek perjanjian ini terdiri dari pemberi kuasa dan penerima kuasa.
• Unsur esensial dalam perjanjian kuasa adalah kewenangan menyelenggarakan suatu urusan.
• Kewenangan yang diberikan terbatas pada yang diperjanjikan saja.
• Merupakan perjanjian timbal balik.
• cara berakhirnya pemberian kuasa, yaitu :
• Dengan ditariknya kembali kuasanya si jurukuasa
• Dengan pemberitahuan penghentian kuasanya oleh sijurukuasa
• Dengan meninggalnya, pengampunannya atau pailitnya si pemberi kuasa maupun si penerima
kuasa
• Dengan perkawinan si perempuan yang memberikan atau menerima kuasa.
JENIS-JENIS AKTA
FUNGSI AKTA
• SEBAGAI ALAT BUKTI PERBUATAN HUKUM
• SEBAGAI ALAT ADMINISTRASI
Akta dibagi menjadi dua berdasarkan kekuatan
pembuktiannya :
1. Akta Otentik (Ps. 1868 BW/KUH Perdata) :
• Suatu akta otentik ialah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh
atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat di mana akta dibuatnya.
• Contoh : Akta Notaris & Akta PPAT

2. Akta dibawah tangan (Ps. 1869 BW/KUH Perdata):


• Suatu akta yang tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik, baik karena tidak berwenang atau tidak
cakapnya pejabat umum yang bersangkutan maupun karena cacat dalam bentuknya, mempunyai kekuatan
sebagai tulisan di bawah tangan bila ditandatangani oleh para pihak.
• Contoh : Akta Perjanjian dibawah tangan.
Akta notaris

Akta adalah akta autentik yang dibuat oleh


atau di hadapan Notaris menurut bentuk
dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-
Undang. (UUJN No. 2/2014),
JENIS Akta notaris

a. Akta yang di buat oleh Notaris (Akta Relaas)


Contoh : Akta Berita Acara Rapat

b. Akta yang di buat di hadapan Notaris (Akta Partij)


Contoh :
Akta Pendirian CV,
Akta Pendirian PT,
Akta Pengikatan Jual Beli (PJB).
AKTA PPAT
Akta jual beli

Akta tukar menukar

Akta hibah

Akta pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng)

Akta pembagian hak Bersama

Akta pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas tanah HakMilik

Akta pemberian Hak Tanggungan

Akta pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan


AKTA JUAL BELI
Akta Jual Beli digunakan sebagai alat bukti peralihan Hak
Atas Tanah yang ditransaksikan dengan kesepakatan Jual
Beli.
AKTA TUKAR MENUKAR

Akta tukar menukar lebih kepada transaksi untuk peralihan


Hak Atas Tanah yang ditransaksikan tanpa nominal harga
(tukar guling tanah dengan tanah).
AKTA HIBAH

Akta Hibah digunakan sebagai alat bukti peralihan Hak


Atas Tanah dengan cara pemberian. Misalnya orang tua
memiliki inisiatif untuk membagi aset tanahnya untuk anak.
AKTA PEMASUKAN DALAM PERUSAHAAN
(INBRENG)

Akta ini digunakan sebagai alat bukti adanya pemasukan


aset ke dalam perusahaan berupa Hak Atas Tanah.
AKTA PEMBAGIAN HAK BERSAMA
(APHB)

Akta ini digunakan sebagai alat bukti adanya peralihan Hak


Atas Tanah dimana Hak Atas Tanah tersebut masi atas
nama bersama dan akan dialihkan kepada atas nama satu
orang dari kepemilikan bersama tersebut.
AKTA pemberian hak guna bangunan/hak pakai atas
tanah hak milik

Akta ini digunakan sebagai alat bukti adanya peralihan Hak


Atas Tanah dimana Hak Atas Tanah tersebut masi atas
nama bersama dan dialihkan kepada atas nama satu orang
dari kepemilikan bersama tersebut.
AKTA PEMBERIAN HAK GUNA BANGUNAN/HAK
PAKAI DIATAS HAK MILIK

Akta ini digunakan sebagai alat bukti adanya pemberian


Hak Atas Tanah berupa Hak Guna Bangunan atau Hak
Pakai yang mana pemberiannya diatas Hak Milik.
AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN
(APHT)

Akta ini digunakan sebagai alat bukti adanya pembebanan


tanggungan atas hak atas tanah yang dijadikan suatu agunan
atau jaminan oleh pemiliknya.
AKTA PEMBERIAN KUASA PEMBEBANAN HAK
TANGGUNGAN (SKMHT)

Akta ini digunakan sebagai alat bukti adanya pemberian


kuasa untuk pembebanan hak tanggungan atas hak atas
tanah yang dijadikan suatu agunan atau jaminan oleh
pemiliknya yang belum dapat dilakukan karena suatu hal.
Bagian-bagian dari Akta

Kepala Akta

• Judul
• Nomor
• Waktu
• kedudukan Notaris
Bagian-bagian dari Akta

Badan Akta

• Komparisi (mengenai subjek hukum


dan kedudukan bertindak para pihak)
• Premis
• Isi Akta
Bagian-bagian dari Akta

Akhir Akta

• tempat
• Saksi
• Penutup
• tanda tangan
Contoh akta
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai