Anda di halaman 1dari 39

Bahan Ajar

Hukum Perjanjian

Satrio Abdillah., S.H., M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2019
TOPIK BAHASAN
•Pengantar
•Perjanjian
•Kontrak
•Perikatan
•Syarat sahnya Perjanjian
•Asas-Asas Dalam Kontrak
•Macam-Macam Perjanjian
•Pihak-Pihak dalam Perjanjian
•Bentuk-Bentuk Perjanjian
•Unsur-Unsur Kontrak
Perjanjian, Kontrak dan
Perikatan

Untuk Mengetahui Persamaan dan


Perbedaan Ketiganya, ada baiknya untuk
terlebih dahulu membuka Pasal 1313
KUHPerdata tentang Perjanjian dan Pasal 1233
KUHPerdata tentang Perikatan.
Perjanjian dan Perikatan Menurut
Prof. Subekti SH
Dalam Bukunya “Hukum Perjanjian” (Hal 1) Memberikan
Perbedaan antara Perjanjian dan Perikatan.
Perjanjian adalah “Suatu peristiwa di mana seseorang berjanji
kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji
untuk melaksanakan sesuatu hal”
Hanya untuk Melakukan Sesuatu? Coba Lihat pasal
1234 KUHPerdata.
Perikatan
Sedangkan Perikatan Menurut Prof. Subekti SH
adalah “Suatu perhubungan hukum antara
dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana
pihak yang satu berhak menuntut hal dari
pihak lain, dan pihak lain berkewajiban
memenuhi tuntutan itu”.
Perjanjian disebut juga Persetujuan, Karena
kedua pihak setuju untuk melakukan sesuatu.
Bagaimana Hubungan antara Perikatan dan
Perjanjian?
Kontrak
Menurut Black’s Law Dictionary; Kontrak adalah
“ suatu perjanjian antara dua orang atau lebih
yang menciptakan kewajiban untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu hal yang khusus“

I.G. Rai Widjaya berpendapat kontrak lebih


menjurus kepada pembuatan suatu akta.
Perjanjian menurut Hukum Buatan Manusia
dan Buatan Tuhan
• Perjanjian, Perikatan maupun Kontrak
Merupakan Perjanjian berdasarkan Hukum
yang dibuat oleh Manusia.
• Akad sejatinya merupakan Suatu Perjanjian
akan tetapi Akad adalah Hukum yang sudah
dibuat Allah SWT. Berdasarkan Firmannya
dalam Al-Qur’an Maupun Hadits Nabi.
Dasar Hukum Akad dalam Al-Qur’an

Pengertian akad secara etimologi berarti


perikatan, perjanjian. Sedangkan secara
terminologi, pengertian akad adalah suatu
perikatan yang ditetapkan dengan ijab qabul
berdasarkan ketentuan syara’ yang
menimbulkan akibat hukum terhadap obyek.
• surat Al-Maidah (5); 1) yang artinya “Hai
orang-orang yang beriman penuhilah akad
(perjanjian) diantara kamu”
Dasar Hukum Akad dalam Al-Qur’an
• Al-Baqarah ayat 275: “padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba”.
• QS. Al-Baqarah (2) ayat 282-283, yang artinya:”Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, maka hendaklah orang yang berutang itu
mengimlakkan (apa yang ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada utangnya. Jika yang berutang itu lemah akalnya atau lemah
(keadaanna) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur.
Lanjutan
• Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang
laki-laki (diantaramu). Jika tidak ada dua orang lelaki,
maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan
dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang
lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu
menuliskannya itu, baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi
Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) kerraguan
Lanjutan
• (tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu
perdagangan secara tunai yang kamu jalankan diantara kamu,
maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) tidak menuliskannya.
Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah
penulis dan saksi saling menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang
demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan
kepada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Jika
kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
berpiutang).
Lanjutan
• Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian lain, Maka hendaklah yang dipercayai
itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian. Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia
adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Macam-Macam Perjanjian
• Perjanjian Obligatoir; adalah Perjanjian yang
mewajibkan seseorang untuk menyerahkan
atau membayar sesuatu. Perjanjian Obligatoir
dibagi menjadi beberapa jenis;
– Perjanjian sepihak dan perjanjian timbal balik
– Perjanjian Cuma-Cuma dan Perjanjian Atas Beban
– Perj Konsensuil, Perj Riil dan Perj Formiil
– Perj Bernama, Tak Bernama dan Campuran
Perjanjian timbal balik dan perjanjian
sepihak
• Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang
menimbulkan hak dan kewajiban diantara satu
pihak dengan pihak lainnya secara bertimbal-
balik;

• Perjanjian sepihak adalah suatu perjanjian


dimana senantiasa hanya ada kewajiban bagi
salah satu pihak saja sedang bagi pihak lain
tidak ada kewajiban;
Perjanjian cuma-cuma dan atas beban
• Perjanjian Cuma-Cuma adalah perjanjian yang
menurut hukum hanya menguntungkan salah
satu pihak;

• Perjanjian atas beban adalah suatu perjanjian


dimana terhadap prestasi pihak yang satu selalu
terdapat kontra prestasi dari pihak yang lain
dan antara prestasi dan kontra prestasi tersebut
senantiasa ada hubungannya
Perjanjian bernama, tidak bernama dan
perjanjian campuran

Pasal 1319 KUH Perdata: semua perjanjian yang mempunyai nama

khusus maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu tunduk

pada aturan umum yang termuat dalam bab ini;

Tempat pengaturan : Titel V-XII Buku III KUH Perdata, KUHD dan

Peraturan Khusus, misal tentang koperasi .


Perjanjian Tidak Bernama
Adalah perjanjian yang di dalam masyarakat tidak
dikenal dengan nama khusus. Biasanya perjanjian
ini disebut dengan perjanjian jenis baru;
Contoh:
Perjanjian Beli-Sewa;
Perjanjian Franchise;
Perjanjian Modal Ventura;
Kontrak Production Sharing;
Kontrak Karya.
 Perjanjian Bernama
Adalah perjanjian yang di dalam masyarakat
sudah mempunyai nama-nama tertentu dan
lazimnya perjanjian ini sudah khusus. Oleh karena
itu perjanjian bernama disebut dengan perjanjian
khusus;

• Buku III Titel V-XII KUH Perdata;


KUHD;
Peraturan Khusus, contoh: Tentang Koperasi
Perjanjian Campuran
Perjanjian yang di dalamnya mengandung
unsur-unsur di berbagai perjanjian lain yang
merupakan perjanjian bernama, contoh
perjanjian beli-sewa (huurkoop). Disini
perjanjian ini disatu pihak mengandung jual-
beli dan pihak lain mengandung sewa-
menyewa.
Perjanjian Non Obligatoir
• Apa Itu Perjanjian Non Obligatoir?
• Apa Saja Macam-Macamnya beserta
Contohnya?
Sistem Terbuka dan Konsensualisme
dalam Hukum Perjanjian
• Hukum Benda bersifat Tertutup dan Memaksa.
Tertutup artinya adalah bahwasanya macam-
macam hak atas kebendaan adalah terbatas
dan peraturan-peraturan mengenai hak-hak
atas benda itu bersifat memaksa.
Lanjutan
• Sedangkan Hukum Perjanjian memiliki sistem
terbuka, yaitu memberikan kebebasan seluas-
luasnya kepada masyarakat untuk
mengadakan perjanjian yang berisikan apa
saja. (Asas Kebebasan Berkontrak).
• Lihat pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata.
Lanjutan
• Sistem Terbuka mengandung pengertian bahwa
perjanjian yang diatur dalam Undang-Undang
hanya perjanjian yang paling terkenal saja
dalam masyarakat pada saat KUHPerdata
dibentuk
• Misal; Jual Beli, Sewa Menyewa.
Tetapi dalam praktek timbul perjanjian sewa
beli, campuran antara jual beli dan sewa
menyewa.
Lanjutan
• Apa itu perjanjian sewa beli?
Sewa Beli
• Adalah perjanjian yang dilakukan ketika
pembeli tidak mampu melakukan pembayaran
sekaligus (Lunas), diadakanlah perjanjian di
mana si pembeli diperbolehkan mencicil harga
itu dalam kurun waktu tertentu (angsuran),
sedagkan hak milik (meskipun barangnya
sudah dikuasai pembeli) baru berpindah
kepada si pembeli apabila seluruh angsuran
telah lunas.
Syarat Batal
• Dapat dibatalkan (vernietigbaar) ; adalah salah
satu pihak berhak untuk memintakan
pembatalan perjanjian. Apabila salah satu
pihak tidak meminta pembatalan, maka
perjanjian tetap berlangsung.
• Batal Demi Hukum (nietig) ; adalah perjanjian
hapus dengan sendirinya dan dianggap tidak
pernah ada.
Pelaksanaan Suatu Perjanjian
• 1234 KUHPerdata
1. Perj. Memberikan Sesuatu.
contoh; Jual-Beli, Hibah, Sewa dll.
2. Perj. Utk Berbuat Sesuatu.
contoh; Perjanjian konstruksi jembatan,
tender pembangunan jalan tol, jasa
transportasi.
Lanjutan
3. Perj. Utk Tidak berbuat sesuatu.
contoh; Perj untuk tidak mendirikan
tembok. Dll.
Prestasi
• Prestasi adalah sesuatu yang wajib dipenuhi
oleh debitur dalam setiap perikatan. Prestasi
sama dengan objek perikatan. Dalam hukum
perdata kewajiban memenuhi prestasi selalu
disertai jaminan harta kekayaan debitur (Lihat
pasal 1131 & 1132 KUHPer)
Wanprestasi dan Akibatnya

• WP berasal dari bahasa Belanda


yang artinya Prestasi buruk. Dengan
kata lain salah satu pihak tidak
melakukan apa yang
diperjanjikannya. (lalai atau ingkar)
Lanjutan
Kewajiban debitur untuk membayar ganti rugi
tidak serta merta timbul pada saat dirinya
lalai. Karena itu, harus ada pernyataan lalai
terlebih dahulu yang disampaikan oleh
kreditur ke debitur (pasal 1238 jo Pasal 1243
KUHPerdata).
Lanjutan
Untuk menghindari celah yang mungkin bisa
dimanfaatkan debitur, ada baiknya kreditur
membuat secara tertulis pernyataan lalai
tersebut atau bila perlu melalui suatu
peringatan resmi yang dibuat oleh juru sita
pengadilan.
WP dapat berupa 4 macam
• Tidak melakukan apa yang diperjanjikan
• Melaksanakan apa yang diperjanjikan tetapi
tidak sesuai dengan yang diperjanjikan.
• Melakukan perjanjian tetapi terlambat
• Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian
dilarang
Perbuatan Melawan Hukum
(onrechtmatige daad)
• Diatur dalam pasal 1365 KUHPerdata.
PMH berbeda dengan WP, PMH muncul tanpa
adanya Perjanjian terlebih dahulu.
• Seseorang dikatakan melakukan PMH adalah
apabila perbuatannya bertentangan dengan
hak orang lain atau bertentangan dengan
kewajiban hukumnya sendiri atau
bertentangan dengan kesusilaan.
Gugatan PMH
• Dalam suatu gugatan perbuatan melawan hukum, penggugat
harus membuktikan semua unsur-unsur perbuatan melawan
hukum selain harus mampu membuktikan adanya kesalahan yang
diperbuat debitur. Sedangkan dalam gugatan wanprestasi,
penggugat cukup menunjukkan adanya wanprestasi atau adanya
perjanjian yang dilanggar.
• Kemudian dalam suatu gugatan perbuatan melawan hukum,
penggugat dapat menuntut pengembalian pada keadaan semula
(restitutio in integrum). Namun, tuntutan tersebut tidak diajukan
apabila gugatan yang diajukan dasarnya adalah wanprestasi.
WP dan PMH
Ditinjau Dari Wanprestasi PMH
Sumber Hukum Timbul dari Persetujuan Timbul akibat perbuatan
(agreement). (1243 orang lain (1365
KUHPerdata) KUHperdata)
Timbulnya Hak Menuntut Prinsipnya membutuhkan Kapan saja terjadi PMH,
pernyataan lalai (somasi) pihak yang dirugikan
langsung mendapat hak
untuk menuntut ganti rugi
Tuntutan Ganti Kerugian KUHPer mengatur tentang KUHPer tidak mengatur
jangka waktu perhitungan bagaimana bentuk dan
ganti rugi yang dapat rincian ganti rugi. Dengan
dituntut, serta jenis dan demikian bisa digugat ganti
jumlah ganti rugi yang rugi nyata dan kerugian
dapat dituntut dalam WP immateriil
Onrechtmatige daad
dan Onrechtmatige Overheids Daad
• Letak perbedaannya hanya pada Subjek dan
Kompetensi Absolutnya saja.
• Kompetensi Absolut pada Onrechtmatige daad
yang berwenang mengadili adalah Pengadilan
Negeri (PN), sedangkan Onrechtmatige
Overheids Daad pada Pengadilan Tata Usaha
Negara (PTUN).
Pembelaan Debitur yang Dituduh
Lalai
• Mengajukan tuntutan adanya keadaan
memaksa (overmacht atau force majure).
• Mengajukan bahwa Kreditur sendiri juga telah
lalai (exceptio non adimpleti contractus).
• Mengajukan bahwa kreditur telah melepaskan
haknya untuk menuntut ganti rugi (pelepasan
hak atau rechtsverwerking)

Anda mungkin juga menyukai