AKAD SYARIAH
Disampaikan dalam “Workshop Pengelolaan
dan Aplikasi Akad Syariah” yang
deselenggarakan oleh Disperindagkop dan
UKM DIY bekerja sama dengan Microfin
Cabang Yogyakarta, 29 April 2013.
Oleh:
Drs. Agus Triyanta, MA,MH,Ph.D
Fakultas Hukum. Universitas Islam Indonesia
Pokok Bahasan
I. URGENSI DOKUMENTASI HUKUM
II. JENIS DOKUMENTASI HUKUM
III. HUKUM PERJANJIAN DI DINDONESIA
IV. HUKUM AKAD DALAM LEMBAGA
KEUANGAN SYARIAH (LKS)
V. KONTRAK SYARIAH DALAM BINGKAI
HUKUM PERJANJIAN DI INDONESIA
VI. UNSUR-UNSUR SYARIAH CONTRACT
DRAFTING
VII.PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK
SYARIAH
I. URGENSI DOKUMENTASI HUKUM DALAM
PERBANKAN SYARIAH
Dokumentasi hukum dapat diartikan sebagai
dokumen yang merekam berbagai hubungan
kontraktual atau memberikan suatu hak
kepada para pihak yang terlibat. (Ezry Fahmi,
2013)
Dikarenakan sifat-sifat khasnya, LKS perlu
mengadopsi transparansi, disclosure dan
dokumentasi yang, dalam hal tertentu, lebih
dari perbankan konvensional. (M. Ayub dalam
Ezry Fahmi, 2013)
Islam menegaskan perlunya dokumentasi
hukum dalam kontrak, yakni dalam QS. 2: 282.
1)apabila kamu bermu'amalah (bermuamalah ialah
seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa
menyewa dan sebagainya) tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis
di antara kamu menuliskannya dengan benar.
2)dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah mengajarkannya, maka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan
ditulis itu), dan
3) hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya.
4) jika yang berhutang itu orang yang lemah
akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia
sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan
jujur.
5) persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada
dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki
dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
Maka yang seorang mengingatkannya.
6)janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya.
7)yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
8)Tulislah mu'amalahmu itu, kecuali jika
mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya.
9)dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis
dan saksi saling sulit menyulitkan.
jika kamu lakukan (yang demikian),
Maka Sesungguhnya hal itu adalah
suatu kefasikan pada dirimu.
10)dan bertakwalah kepada Allah;
Allah mengajarmu; dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.
Alasan secara umum, urgensi dari
dokumentasi hukum dalam LKS
adalah:
A. Untuk menjaga kepatuhan
terhadap ajaran/ anjuran syariah.
Perkembangan bisnis LKS telah
sedemikian maju dan melibatkan
berbagai pendapat hukum Islam
yang kompleks
dengan berbagai varian madzhab
nya.
Sedangkan dalam suatu kontrak,
pilihan hukum madzhab harus
disepakati bersama.
Dalam hal ini bertundak untuk dan atas nama PT.Bank Syariah Mulia yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA atau BANK.
Dalam hal ini keduanya bertindak dan untuk atas nama diri sendiri, yang
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA atau NASABAH.
4) Resital
Nama : Haji Sulaiman
Alamat : Jl. Melati no. 6 Yogyakarta
Jabatan : Wiraswasta
Dalam hal ini keduanya bertindak dan untuk atas nama diri sendiri, yang selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA atau NASABAH.
Pasal 1
DEFINISI
5) Definisi
…………………………. Bahwa untuk maksud tersebut, BANK dan
NASABAH sepakat dan berjanji, serta dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan akad pembiayaan musyarakah yang selanjutnya disebut
dengan Akad dengan syarat-syarat dan ketentuan yang termaktub dalam
akad ini.
Pasal 1
DEFINISI
1. Musyarakah : Akad kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih pemilik modal
( Syarik/Shahibul Maal) untuk membiayai suatu jenis usaha dengan pembadian
keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan
kerugian ditanggung semua pemilik dana/ modal berdasarkan bagian
dana/modal masing-masing.
2. Syari’ah adalah : Hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-
Hadist yang mengatur segala hal yang mencakup bidang ibadah mahdhah dan
ibadah muamalah.
6) Pengaturan Hak dan Kewajiban (substansi kontrak)
2. Syari’ah adalah : Hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur’an
dan Al-Hadist yang mengatur segala hal yang mencakup bidang
ibadah mahdhah dan ibadah muamalah.
Pasal 2
PORSI MODAL PEMBIAYAAN
BANK berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk menyediakan fasilitas
pembiayaan sebagai modal kerja pelaksanaan proyek Proyek
Pembangunan Gudang senilai Rp. 731.650.000 (Tujuh Ratus tiga puluh
lima juta enam ratus lima puluh ribu rupiah). Biaya yang dibutuhkan untuk
proyek tersebut sebesar Rp. 615.250.000 ( Enam ratus lima belas juta dua
ratus lima puluh ribu rupiah), yang merukan 40,63% dari total biaya dan
porsi modal nasabah sebesar Rp. 365.250.000 ( tiga ratus enam puluh
lima juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) atau sebesar 59,37%.
Pasal 3
KESEPAKATAN NISBAH BAGI HASIL DAN PROYEKSI KEUNTUNGAN
7) Domisisli (optional)
Pasal 3
KESEPAKATAN NISBAH BAGI HASIL DAN PROYEKSI KEUNTUNGAN
1. Proyeksi keuntungan yang diperoleh dari proyek ini adalah Rp. 99.726.000,- (
Sembilan puluh sembilan juta tujuh ratus dua puluh enam ribu rupiah).
2. Nisbah bagi hasil yang ………………..
Pasal 3
DOMISILI
Tentang akad ini dan segala akibatnya kedua belah ihak
memilih domisili pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Yogyakarta.
8). Keadaan memaksa (optional)
Pasal 11
PENDEBETAN REKENING
NASABAH memberikan kuasa sepenuhnya kepada BANK untuk melakukan
pendebetan tabungan NASABAH dengan nomor rekening ……..untuk
membayar kewajiban NASABAH di PT BankSyariah Mulia
Pasal 12
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure), yaitu hal-hal di luar
kekuasaan Pihak Kedua sehingga tertundanya pelaksanaan
pekerjaanm, maka Pihak kedua harus memberitahukannya secara
tertulis yang disyahkan oleh……………
2. Keadaan memaksa yang dimaksud Pasal 12 ayat (1) adalah:
a. bencana alam
b. peperangan
c. ………….
9). Kelalaian dan Pengakhiran Kontrak
Pasal 11
PENDEBETAN REKENING
NASABAH memberikan kuasa sepenuhnya kepada BANK untuk melakukan
pendebetan tabungan NASABAH dengan nomor rekening ……..untuk
membayar kewajiban NASABAH di PT BankSyariah Mulia
Pasal 12
TA’WID
BANK akan mengenakan Ta’wid (Ganti Rugi Operasional) yang riil yang
diakibatkan oleh kelalaian NASABAH dalam membayar kewajibannya.
10) Penyelesaian Sengketa
Pasal 12
TA’WID
BANK akan mengenakan Ta’wid (Ganti Rugi Operasional) yang riil yang
Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami dan menafsirkan
bagian-bagian dari isi, atau terjadi perselisihan dalam melaksanakan Akad
ini, maka NASABAH dan BANK akan berusaha untuk menyelesaikan secara
musyawarah dan mufakat.
2. Apabila usaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau perselisihan melalui
musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati oleh
kedua belah pihak, maka dengan ini NASABAH dan BANK, sepakat untuk
menunjuk dan menetapkan serta memberi kuasa kepada PENGADILAN NEGERI
di YOGYAKARTA dan/atau PENGADILAN AGAMA di YOGYAKARTA untuk
memberikan putusannya, meneurut tatacara dan prosedur beratbritrase yang
ditetapkan oleh dan berlaku dibadan tersebut.
3. Putusan PENGADILAN NEGERI di YOGYAKARTA dan/atau PENGADILAN AGAMA di
YOGYAKARTA bersifat final dan mengikat untuk dilaksanakan pihak NASABAH
dan BANK.
10) Penyelesaian Sengketa
Pasal 12
TA’WID
BANK akan mengenakan Ta’wid (Ganti Rugi Operasional) yang riil yang
Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami dan menafsirkan
bagian-bagian dari isi, atau terjadi perselisihan dalam melaksanakan Akad
ini, maka NASABAH dan BANK akan berusaha untuk menyelesaikan secara
musyawarah dan mufakat.
2. Apabila usaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau perselisihan melalui
musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati oleh
kedua belah pihak, maka dengan ini NASABAH dan BANK, sepakat untuk
menunjuk dan menetapkan serta memberi kuasa kepada PENGADILAN NEGERI
di YOGYAKARTA dan/atau PENGADILAN AGAMA di YOGYAKARTA untuk
memberikan putusannya, meneurut tatacara dan prosedur beratbritrase yang
ditetapkan oleh dan berlaku dibadan tersebut.
3. Putusan PENGADILAN NEGERI di YOGYAKARTA dan/atau PENGADILAN AGAMA di
YOGYAKARTA bersifat final dan mengikat untuk dilaksanakan pihak NASABAH
dan BANK.
11) Penutup
Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami dan menafsirkan
bagian-bagian dari isi, atau terjadi perselisihan dalam melaksanakan
Pasal 14
PENUTUP
1. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, surat perjanjian mengikat ahli
waris NASABAH.
2. Apabila ada hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Akad ini,
maka NASABAH dan BANK akan mengaturnya bersama secara
musyawarah untuk mufakat untuk suatu Addendum.
3.Tiap Addendum dari Akad ini, merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam Akad ini.
4.Surat Akad ini dibuat dan ditandatangani oleh NASABAH dan BANK diatas
kertas yangbermeterai cukup dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing
berlaku sebagai aslinya.
12) Tanda tangan
Pasal 14
PENUTUP
1. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, surat perjanjian mengikat
ahli waris NASABAH.
Menyetujui,
Saksi-saksi,
____________________ ____________________
Saksi A Saksi B
VII. PENYELESAIAN SENGKETA
Jika terjadi sengketa dalam kontrak
syariah (akad), maka kemudian
penyelesaian yang dapat ditempuh
adalah sbb:
A. Penyelesaian Non Litigasi
Ini merupakan penyelesaian di luar
pengadilan.
Sering juga hal ini disebut dengan
ADR (Alternative Dispute
Resolution).
Untuk sengketa akad perbankan syariah,
model yang ada adalah arbitrase.
Lembaga yang menangani adalah
BASYARNAS (Badan Arbitrase Syariah
Nasional), sebuah organ dari Majelis
Ulama Indonesia.
Bentuk penyelesaian segketa di sini
bahwa 2 (dua) pihak yaang bersengketa
dengan rela bermaksud menyelesaikan
sengketa melalui BASYARNAS.
• Penyelesaian melalui arbiter (wasit)
yang ditunjuk.
• Dalam arbiter berlaku “the law of
parties” da “the law of procedure”
yang disepakati bersama, dan telah
ditulis dalam akad.
• Keputusan dilaksanakan secara
suka rela atau meminta bantuan
Pengadilan.
• Keuntungan, al: waktu lebih singkat
dan beaya leih ringan.
• Kerugian: memerlukan kesediaan
dua belah pihak.
BLitigasi (melaalui pengadilan)
Dapat dilakukan baik di Pengadilan
Agama maupun Pengadilan Negeri.
Dasarnya adalah: Pasal 49 dari UU no. 3
Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU
n. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan
Agama.
Pengadilan agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama
antara orang-orang yang beragama Islam
di bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah.
UU no. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah, Pasal 55, yang berbunyi:
(1) Penyelesaian sengketa Perbankan
Syariah dilakukan oleh pengadilan
dalam lingkungan Peradilan Agama.
(2) Dalam hal para pihak telah
memperjanjikan penyelesaian sengketa
selain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1),
penyelesaian sengketa dilakukan
sesuai dengan isi Akad.
(3) Penyelesaian sengketa
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak boleh bertentangan
dengan Prinsip Syariah.
Keuntungan melalui Pengadilan:
memiliki kekuatan memaksa.
Kekurangan: waktu dan beaya
kurang efisien.
Referensi
• Ezry Fahmi bin Eddy Yusof, A Holistic View of Legal
Documentation from Shariah Perspective, dalam
http//:uaelaws.files.wordpress.com
• Subekti, Hukum Perjanjian, Internusa, jakarta, 1987
• H. Salim HS, et al, Perancangan Kontrak & Memorandum of
Understaanding, Sinar Grafika, Jakarta 2008.
• Mawardi Muzamil, Hukum Kontrak Syariah. Dalam,
www.unissula.ac.id
• Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
• Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
• Akad Syariah dalam http://www.docstoc.com
Alhamdulillahirabbil’alamin