Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul“PERJANJIAN DALAM JUAL
BELI” ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir
zaman.
Dengan segala kemampuan penulis yang terbatas, makalah ini mencoba menguraikan
tentang tema, topik, dan judul. Dan dengan adanya mekalah ini Penulis berharap sedikit
membantu para pembaca dan Penulis sendiri dalam memahami cara menentukan tema, topik,
dan judul yang baik dan benar.
Penulis menyadari bahwa dalam Penulisan Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Penulis mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan Makalah ini dengan harapan untuk memperbaiki kualitas Makalah.
Mudah-mudahan Makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi kita semua yang membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang bersifat fisik dan non
fisik.Kebutuhan itu tidak pernah dapat dihentikan selama hidup manusia. Untuk mencapai
kebutuhan itu, satu sama lain saling bergantung. Manusia sebagai makhluk sosial tidak
mungkin dapat hidup seorang diri. Manusia pasti memerlukan kawan atau orang lain. Oleh
karena itu, manusia perlu saling hormat menghormati, tolong menolong dan saling membantu
dan tidak boleh saling menghina, menzalimi, dan merugikan orang lain
Dalam upaya menanamkan kepekaan untuk saling tolong menolong, kita dapat
mebiasakan diri dengan menginfakkan atau memberikan sebagian rezeki yang kita peroleh
meskipun sedikit, seperti memberikan santunan kepada fakir miskin, orang tua dan jompo,
mengangkat anak asuh, memberi bantuan kepada orang yang sedang menuntut ilmu,
membangun sarana umum (jalan), serta menjadi makhluk sosial yang tidak lepas dari kita
memerlukan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sebagai mahluk sosial, dalam
hal ini tidak di pungkiri manusia membutuhkan manusia lain termasuk dalam jual beli.
Peristiwa jual beli merupakan bagian dari Hukum Perdata yang apabila terjadi suatu
perkara merupakan hal yang dapat dituntut atau diajukan tuntutannya di depan pengadilan.
Faktanya; Peristiwa jual beli kerap kali kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari namun pada
umumnya kita tidak benar-benar menyadari bahwa apa yang kita lakukan adalah suatu
perbuatan hukum yang dapat menimbulkan suatu akibat hukum apabila terjadi kecurangan
atau salah satu pihak mengingkari adanya perjanjian tersebut. Jadi apapun yang kita lakukan
dalam suatu jual beli dapat di tuntuk ke muka hukum apabila ada sebuah kecurangan
didalamnya. Untuk memahami lebih sepesifik tentang jual beli mari kita rumuskan masalah
sebagai berikut :
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian perjanjian jual beli tersebut?
2. Apa saja syarat-syarat dan asas dari jual beli tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian perjanjian jual beli
2. Untuk mengetahui syarat-syarat dan asas dari jual beli
BAB II
PEMBAHASAN
1. Benda Bergerak
Penyerahan benda bergerak dilakukan dengan penyerahan nyata dan kunci atas benda
tersebut.
2. Piutang atas nama dan benda tak bertubuh
Penyerahan akan piutang atas nama dan benda tak bertubuh lainnya dilakukan dengan
sebuah akta otentik atau akta di bawah tangan.
3. Benda tidak bergerak
Untuk benda tidak bergerak, penyerahannya dilakukan dengan pengumuman akan akta
yang bersangkutan, di Kantor Penyimpan Hipotek.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam kehidupan manusia bahwa tanah tidak akan terlepas dari segala tindak tanduk
manusia itu sendiri sebab tanah merupakan tempat bagi manusia untuk menjalani dan
kelanjutan kehidupannya. Oleh itu tanah sangat dibutuhkan oleh setiap anggota masyarakat,
sehingga sering terjadi sengketa diantara sesamanya, terutama yang menyangkut tanah. Di
dalam Hukum Adat, tanah ini merupakan masalah yang sangat penting. Macam-macam tanah
menurut hukum adat:
Berdasarkan cara memperolehnya, antara lain : tanah yasan, tanah pusaka dan tanah
pekulen. Dan berdasarkan tujuan penggunaanya, antar lain: tanah bengkok, dan tanah
suksara.
Hak persekutuan hukum atas tanah, yaitu hak yang dimiliki, dikuasai, dimanfaatkan,
dinikmati, diusahai oleh sekelompok manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu yang
disebut dengan masyarakat hukum (persekutuan hukum). Lebih lanjut, hak persekutuan ini
sering disebut dengan hak ulayat, hak dipertuan, hak purba, hak komunal, atau
beschikingsrecht.
Hak Perseorangan atas tanah, yaitu hak yang dimiliki, dikuasai, dimanfaatkan, dinikmati,
diusahai oleh seseorang anggota dari persekutuan tertentu.
Transaksi/perjanjian jual beli tanah, Ada dua macam transaksi/perjanjian jual beli tanah
yaitu: pertama yang merupakan perbuatan hukum sefihak, dan kedua yang merupakan
perbuatan hukum dua fihak.
Transaksi/perjanjian jual beli yang ada hubungannya dengan tanah, antara lain: perjanjian
paruh/bagi hasil, perjanjian sewa tanah, perjanjian bagi hasil/sewa bersama dengan jual gadai
tanah, perjanjian tanggungan tanah, dan perjanjian menumpang rumah atau pekarangan.
BAB IV
PENUTUP
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulilah akhirnya kami bisa menyelesaikan tugas
makalahhukum adat, demikianlah paparan yang dapat kami persembahkan tentang hukum
tanah adat, kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam makalah ini, kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk makalah-makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Soesangobeng, Herman, Kedudukan Hakim dalam HukumPertanahan dan Permasalahannya
di Indonesoa, Yogyakarta: Pusdiklat Mahkamah Agung, 2003.
Purbacaraka, Purnadi dan Halim, A. Ridwan, Sendi-Sendi Hukum Agraria, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1983.
Muhammad, Bushar, Pokok-Pokok Hukum Adat, Jakarta :Pradnya Paramita,1983.
Effendy, H.A.M, Capita Selecta Hukum Adat, Jakarta : Duta Grafika, 1996.