Anda di halaman 1dari 38

PUTU DEVI YUSTISIA UTAMI,

HUKUM PERIKATAN S.H., M.Kn.


UNIVERSITAS UDAYANA

SISTEMATIKA HUKUM PERDATA


Buku II Buku III
Kebendaan Perikatan
(van zaken) (van
verbintenissen)

Buku IV
Buku I Pembuktian &
Orang Daluwarsa
(van personen) Menurut (van bewijs en
verjaring)
KUHPERDATA
(4 buku)

HUKUM PERIKATAN


APAKAH PERIKATAN SAMA DENGAN PERJANJIAN ?


PENGERTIAN PERJANJIAN
(1313 KUHPERDATA)

Suatu perjanjian adalah suatu


perbuatan dengan mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih.

DEFINISI PERIKATAN ?
ISTILAH PERIKATAN
➢Bahasa Belanda : verbitenis ➢Abdulkadir Muhammad :
➢Terjemahan yang berbeda dari para
sarjana : hubungan hukum yang
a. KUHPerdata : verbitenis → perikatan terjadi antara debitur dan
b. Utrecth : verbitenis → kreditur yang terletak
perutangan dalam bidang harta
c. Subekti : verbitenis → perikatan kekayaan.
d. R. Setiawan : verbitenis → perikatan
e. Sri Soedewi : verbitenissenrecht →
hukum perutangan
DEFINISI PERIKATAN :
➢Subekti : ➢A. Pittlo :
Suatu hubungan hukum suatu hubungan hukum
antara 2 orang atau 2 antara 2 orang/lebih
pihak, yang mana pihak dalam lapangan harta
yang satu berhak kekayaan yang mana pihak
menuntut sesuatu dari yang satu berhak atas
pihak yang lain dan pihak prestasi dan pihak yang lain
yang lain wajib memenuhi berkewajiban untuk
tuntutan itu. memenuhi prestasi.
JADI PERIKATAN…………
➢ Perikatan : hubungan hukum antara 2 pihak dalam
bidang harta kekayaan, dimana pihak yang satu
berhak menuntut sesuatu dan pihak yang lain
berkewajiban memenuhi tuntutan itu.
➢ Sedangkan perjanjian : perbuatan hukumnya.

SUBJEK PERIKATAN ?

SUBYEK PERIKATAN
- Pihak yang berhak menuntut → kreditur (pihak yang
berhak atas prestasi)
- Pihak yang wajib memenuhi sesuatu → debitur (pihak
yang wajib melaksanakan prestasi)

SUMBER PERIKATAN?


SUMBER –SUMBER PERIKATAN
➢Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan ”Tiap-tiap
perikatan dilahirkan baik karena perjanjian, baik karena
undang-undang”.
➢Maknanya, perikatan bersumber dari :

Perjanjian
Perikatan
Undang-
Undang
PERIKATAN YANG BERSUMBER
DARI PERJANJIAN

DEFINISI
PERJANJIAN ?
DEFINISI PERJANJIAN
Subekti : Wirjono Prodjodikoro :
“Suatu perjanjian adalah “suatu perjanjian diartikan
sebagai suatu perbuatan hukum
suatu peristiwa/perbuatan mengenai harta benda kekayaan
di mana seorang berjanji antara dua pihak , dalam mana
kepada seorang lain atau satu pihak berjanji atau dianggap
berjanji untuk melakukan suatu hal
di mana dua orang itu atau untuk tidak melakukan
saling berjanji untuk sesuatu hal, sedangkan pihak lain
melaksanakan sesuatu hal, berhak menuntut pelaksanaan
janji itu.”
PENGERTIAN PERJANJIAN
(1313 KUHPERDATA)

Suatu perjanjian adalah suatu


perbuatan dengan mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih.

SYARAT SAHNYA PERJANJIAN ?


SYARAT SAHNYA
PERJANJIAN
1320 KUHPerdata
a.SEPAKAT b.CAKAP

c.HAL d.CAUSA
TERTENTU HALAL
DASAR HUKUM PASAL 1320 KUHPERDATA
• Kesepakatan : • Kecakapan Para Pihak:
→ Sepakat mereka yang → cukup umur (21 tahun), atau telah
mengikatkan dirinya : kawin atau tidak berada dibawah
menunjukkan kehendak pengampuan (curatele).
bebas (freely enter)
• Suatu hal tertentu :
→ Kesepakatan tidak boleh
mengandung → Objek yang diperjanjikan harus jelas.
ancaman/paksaan (dwang), • Causa / Sebab yang halal :
kekeliruan (dwaling), dan
penipuan (bedrog). → isi perjanjian tidak bertentangan
dengan UU, Kesusilaan dan
Ketertiban Umum
AKIBAT HUKUM TIDAK
TERPENUHINYA SYARAT SAH
PERJANJIAN ?
AKIBAT HUKUM TIDAK TERPENUHINYA
SYARAT SAH PERJANJIAN
▪Apabila dua syarat yang pertama (a dan b) tidak
dipenuhi (Syarat Subyektif), maka perjanjian dapat
dibatalkan.
▪Sedangkan apabila dua syarat yang terakhir (c dan d)
tidak dipenuhi (syarat obyektif), maka perjanjian ini batal
demi hukum.
DAPAT DIBATALKAN VS BATAL DEMI HUKUM

▪Perjanjian dapat dibatalkan → salah satu pihak mempunyai hak


untuk meminta agar perjanjian itu dibatalkan.

▪Perjanjian yang batal demi hukum → perjanjian sejak semula


batal dan tidak mungkin menimbulkan akibat hukum bagi
kedua belah pihak. Perjanjian yang bertentangan dengan
undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum adalah batal
demi hukum.
ASAS-ASAS PERJANJIAN
ASAS- ASAS PERJANJIAN
1.ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK
2.ASAS KONSENSUALISME
3.ASAS PACTA SUNT SERVANDA
4.ASAS ITIKAD BAIK
5.Dll.

24
ASAS PERJANJIAN
1. ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK
❖ KEBEBASAN BERKONTRAK MELIPUTI BENTUK DAN ISI KONTRAK
❖ SIAPAPUN DAPAT MEMBUAT PERJANJIAN DALAM BENTUK APAPUN MENGENAI
APAPUN SEPANJANG TIDAK MELANGGAR 1320 KUHPerdata

2. ASAS KONSENSUALISME
KONTRAK LAHIR PADA SAAT PARA PIHAK MENCAPAI KATA SEPAKAT

3. ASAS PACTA SUNT SERVANDA


KONTRAK SEBAGAI UU BAGI PARA PIHAK YANG MEMBUATNYA

4. ASAS ITIKAD BAIK


PARA PIHAK WAJIB MELAKSANAKAN KONTRAK
DENGAN ITIKAD BAIK

25
KLASIFIKASI PERJANJIAN
KLASIFIKASI PERJANJIAN
1.Dari segi bentuk
2.Dari segi prestasi
3.Dari segi waktunya
4.Dari segi Pengaturannya
1. PERJANJIAN DARI SEGI
BENTUKNYA
PERJANJIAN LISAN

PERJANJIAN TERTULIS
2. PERJANJIAN DARI SEGI
PRESTASINYA
A. PERJANJIAN CUMA-CUMA DAN PERJANJIAN ATAS BEBAN

1) PERJANJIAN CUMA-CUMA/ SEPIHAK (PS 1314 KUHPer):


perjanjian yang hanya memberikan keuntungan/hak kepada satu pihak saja,
sedangkan pihak lainnya tidak memperoleh keuntungan/ hanya memperoleh
kewajiban.
Contoh: hibah, penitipan barang Cuma-Cuma, pinjam pakai Cuma-Cuma.

2) PERJANJIAN ATAS BEBAN( Ps 1314 (3) KUHPer) :


suatu perjanjian yg menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak.
contoh : perjanjian pinjam pakai, perjanjian hutang piutang.
2. PERJANJIAN DARI SEGI
WAKTUNYA
PERJANJIAN KONSENSUIL, PERJANJIAN RIIL DAN PERJANJIAN FORMAL

1) PERJANJIAN KONSENSUIL YAITU:


→ adanya kata “sepakat” saja antara para pihak sudah cukup
utk timbulnya suatu perjanjian.
contoh : perjanjian jual beli, perjanjian sewa-menyewa

2) PERJANJIAN RIIL YAITU :


→ perjanjian baru terjadi apabila barang yg menjadi pokok
perjanjian telah diserahkan. Tdk hanya sepakat tapi juga
barangnya diserahkan.
contoh : perjanjian penitipan barang, perjanjian pinjam pakai.
3) PERJANJIAN FORMIL
yaitu : perjanjian baru sah selain adanya kesepakatan para pihak
juga pada saat telah dituangkan dlm bentuk akta otentik /tertulis
contoh :
- perjanjian hibah dgn akta notaris
- perjanjian perkawinan
- perjanjian perdamaian
2. PERJANJIAN DARI SEGI
PENGATURANNYA
PERJANJIAN BERNAMA

PERJANJIAN TIDAK
BERNAMA
Perjanjian Jual Beli
Perjanjian yang (1457 KUHPerdata)
telah memiliki Perjanjian Sewa
Perjanjian nama sendiri dan Menyewa (1548)
Bernama telah diatur Perjanjian Tukar
dalam Menukar (1541)
KUHPerdata Perjanjian Utang
Piutang (1754)
Jenis Perjanjian
berdasarkan pengaturan
di KUHPerdata Perjanjian yang
belum ada Perjanjian
pengaturannya Kerjasama Bisnis
Perjanjian Tidak secara khusus dalam Perjanjian
KUHPerdata dan
Bernama KUHD melainkan Franchise
lahir karena Perjanjian
kebutuhan para
pihak Leasing, dll
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai