Anda di halaman 1dari 78

KONTRAK

= PERJANJIAN

Moderen / Tradisional/
Abad ke-19 Yunani-Kuno
Istilah Yang  Contractus (Romawi)
Sama
 Contract (Belanda)
 Contract (Inggris)
 Contrat (Prancis)
Perikatan  Contrato (Spanyol)
 Vertract (Jerman)
Istilah
Kontrak

Common Law Civil Law (Indonesia)

Contract Kontrak
Agreement Sewa
Agree Perjanjian
Pact Persetujuan
Covenant
Perikatan
Treaty

4
Hak untuk mengadakan Dilindungi ole h “Supreme body of
kontrak adalah hak asasi law” serta dilandasi oleh nalar
manusia “Human Right” manusia “Human Reason”

Pembuat kontrak adalah refleksi dari pelaksanaan hak asasi manusia .


Yakni hak yang dimiliki oleh setiap manusi asecara alami atau
BENTUK-BENTUK merupakan hak dasar manusia yang tidak dapat dipisahkan, yang
HAM DALAM UU No. mencakupi nilai-nilai dan dasar harkat kemanusiaa yang universal dan
39 Tahun 1999 sangta luas

1. Hak Untuk Hidup “Suatu perbuatan sukarela dari


2. Hak berkeluarga dan
melanjutkan keturunan;
seseorang yang membuat janji tentang
3. Hak mengembangkan diri sesuatu kepada seseorang lainnya dengan
4. Hak memperoleh keadilan penekanan bahwa masing-masing akan
5. Hak atas kebebasan menerimanya dan melaksanakannya sesuai
pribadi
6. Hak atas rasa aman dengan yang telah diperjanjikan
7. Hak atas kesejahteraan
8. Hak turut serta dalam
pemerintahan
9. Hak wanita
10. Hak anak
DEFINISI KONTRAK
 Perjanjian tertulis yang dibuat sah
 Dibuat 2 pihak/lebih
 Obyek tertentu
 Dijamin oleh hukum
 Mengikat para pihak bertimbal balik
 Menimbulkan akibat hukum tertentu
 Kontrak adalah Perjanjian
 Dalam kenyataan tidak dibedakan istilah
kontrak atau perjanjian, walaupun dalam
teori sering dibedakan
 Kontrak merupakan kesepakatan antara dua
atau lebih pihak yang berisi prestasi: hak
dan kewajiban

7
 Prof. Subekti. “Hukum Perjanjian, 1990”
 Perikatan → Hubungan hukum antara 2 pihak /
lebih, di mana satu pihak berhak menuntut,
sementara pihak lain berkewajiban memenuhi
tuntutan

 Perjanjian → Suatu peristiwa dimana seorang


berjanji pada orang lain atau 2 orang saling berjanji
untuk melakukan suatu prestasi

Perjnjian ≠ Kontrak ≠ Perikatan ?? 9


 Menurut Ps. 1313 KUHPerdata
“Suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap suatu orang atau lebih lainnya”

 Dalam praktek tidak dibedakan istilah kontrak


atau perjanjian atau perikatan.
 Dalam teori dibedakan istilah perjanjian atau
perikatan

10
 Kontrak adalah sebagai perjanjian yang bentuknya
tertulis, jadi kontrak Lebih sempit dari
perjanjian
 Kontrak tidak lain adalah perjanjian (tertulis ) itu
sendiri
Di mana dalam pasal 1233 KUH. Perdata
disebutkan bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan
dari : Perjanjian & Undang-undang

Sebagai suatu media atau piranti perikatan yang


sengaja dibuat secara tertulis sebagai suatu alat
bukti bagi para pihak yang berkepentingan atau
dengan kata lain kontrak diartikan sebagai suatu
perjanjian yang sengaja dibuat secara tertulis
sebagai suatu alat bukti bagi para pihak yang
membuat kontrak tersebut “
1. Untuk mengetahui perikatan apa yang dilakukan dan
kapan serta dimana kontrak tersebut dilakukan,
2. Untuk mengetahui secara jelas siapa yang selain
mengikatkan dirinya dalam kontrak tersebut,
3. Uuntuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak, apa
yang harus, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan,
4. Untuk mengetahui syarat berlakunya kontrak tersebut,
5. Untuk mengetahui cara-cara yang dipilih untuk MAKNA
menyelesaikan perselisihan dan pilihan domisili hukum
bila terjadi perselisihan antara para pihak, PENTING
6. Untuk mengetahu kapan berakhirnya kontrak, atau hal-
hal apa saja yang mengakibatkan berakhirnya kontrak KONTRAK
tersebut,
7. Sebagai alat untuk memantau bagi para pihak, apakah
pihak lawan masing-masing telah memenuhi prestasinya
atau belum, atau bahkan telah melakukan wanprestasi,
8. Sebagai alat bukti bagi para pihak apabila terjadi
perselisihan dikemudian hari
Melalui kontrak tercipta Para pihak terikat untuk
perikatan atau hubungan hukum mematuhi kontrak yang telah
yang menimblkan hak dan mereka buat.
ewajiban pada masing-masing
pihak yang membuat kontrak
Maksud dari kontrak sama
Perjanjian: Merupakan suatu dengan UU, tetapi hanya berlaku
perbuatan satu orang atau lebih kepada mereka khusus yang
yang mengikatkan dirinya membuatnya
terhadap satu orang lain atau
lebih. (Pasal 1313 KUH-Perdata)

Perjanjian dapat menerbitkan suatu perikatan antara dua


pihak yang membuatnya. Dalam bentunya, perjanjian
berupa suatu rangkaian perkatan yang mengandung janji-
janji atau kesanggupan-kesanggupan yang diucapkan
secara tertulis
Sistematika Buku III KUHPerdata
Sumber perikatan
Prestasi
Syarat sahnya perikatan
Bagian Umum (1233-1456) Wanprestasi
Keadaan memaksa
Resiko s.d hapusnya
perikatan
Buku III Lex specialis derogat lex generalis

Bagian Khusus Nominat 15 Perj.

Sumber:
Asas kebebasab. •Peraturan Per UU
berkontrak Inominat
•Kebiasaan
1319

Sistem Terbuka
15
 Hukum Perjanjian memberikan
Asas Konsensualitas kebebasan yang seluas-luasnya kepada
 Pada dasarnya perjanjian
masyarakat untuk mengadakan
dan perikatan yang timbul perjanjian yang berisi apa saja, asalkan
tidak melanggar UU, ketertiban umum
karenanya itu sudah
dilahirkan sejak detik dan kesusilaan.
tercapainya kesepakatan.  Sistem terbuka, disimpulkan dalam
Asas konsensualitas lazim pasal 1338 (1) : “Semua perjanjian yang
disimpulkan dalam pasal dibuat secara sah berlaku sebagai UU
1320 KUH Perdata. bagi mereka yang membuatnya”

I. Teori pernyataan: Perjanjian lahir sejak para pihak mengeluarkan kehendaknya secara
lisan; perjanjian lahir sejak para pihak mengeluarkan kehendaknya secara lisan dan tertulis.
Sepakat yang diperlukan untuk melahirkan perjanjian dianggap telah tercapai, apabila
pernyataan yang dikeluarkan oleh suatu pihak diterima oleh pihak lain;
II. Teori Penawaran Bahwa perjanjian lahir pada detik diterimanya suatu penawaran
(offerte). Apabila seseorang melakukan penawaran dan penawaran tersebut diterima oleh
orang lain secara tertulis maka perjanjian harus dianggap lahir pada saat pihak yang
melakukan penawaran menerima jawaban secara tertulis dari pihak lawannya.
Asas Pacta Sunservanda:
 Asas kepribadian suatu
perjanjian diatur dalam Janji itu mengikat.
pasal 1315 KUHPerdata, Artinya suatu kontrak yg
yang menjelaskan bahwa dibuat secara sah oleh
tidak ada seorang pun para pihak mengikat
dapat mengikatkan diri
atas nama sendiri atau para pihak sesuai isi
meminta ditetapkannya kontrak.
suatu janji, melainkan Kontrak berlaku sebagai
untuk dirinya sendiri. UU, apabila para pihak
 Suatu perjanjian hanya tidak menuruti isi
meletakkan hak-hak dan kontrak maka oleh
kewajiban-kewajiban
antara para pihak yang hukum disediakan ganti
membuatnya dan tidak rugi atau bahkan
mengikat orang lain (pihak pelaksanaan kontrak
ketiga). secara paksa
Pasal 1338 Ayat (1)
Perjanjian sah
KUH-Perdata: Bahwa diatur dalam
perjanjian yang Pasal: 1320
mengikat hanyalah KUH-Perdata

perjanjian yang sah

Ada 4 syarat yaitu : (pasal 1320 KUH_Perdata)


 Syarat Subyektif :
- Sepakat untuk mengikatkan dirinya;
- Cakap untuk membuat suatu perjanjian;
 Syarat Obyektif :
- Mengenai suatu hal tertentu;
- Suatu sebab yang halal.
ASPEK
KONTRAK PERDATA

PERJANJIAN /
KUH PERIKATAN
PERDATA
PASAL
1320

ADA 4 SYARAT:
1. SALING SETUJU
2. CAKAP
3. HAL TERTENTU
4. HAL YANG HALAL
Syarat-syarat sahnya perjanjian

Kesepakatan (Consensus)
Subjektif

Kecakapan (Capacity)

Ps. 1320 KUHPerdata

Hal tertentu (Certanty of Terms)


Objektif

Sebab yang halal (Legality)

20
Kesepakatan (Consensus)

• Inti atau pokok perjanjian (objek/prestasi)


Kekhilafan thd suatu konsep
• Ketidaksesuaian kontrak dgn negosiasi

•Psychis (vis compulsiva) → relatif


Bebas Paksaan •Bukan paksaan fisik

Suatu rangkaian kebohongan yg diatur


perlu dipertimbangkan:
Penipuan •Taraf pendidikan
•Kecakapan org yang ditipu

21
Kecakapan (Capacity)

Ps. 1330 KUHPerdata


•Orang belum dewasa
Orang
•Dibawah pengampuan
•Orang perempuan

Subjek Hukum

Badan Hukum

22
Hal Tertentu (Certainty of Terms)

Ps. 1333 KUHPerdata

Pokok
Prestasi Objek Perjanjian

Ps. 1234 KUHPerdata


1. Memberikan sesuatu
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu

23
Sebab yang halal (legality)
 Yang dimaksud dengan Sebab adalah isi
perjanjian itu sendiri, yang menggambarkan
tujuan yang akan dicapai oleh para pihak (Ps.
1377 KUHPerdata)
 Isi dari perjanjian itu harus memuat suatu kausa
yang diperbolehkan atau legal (geoorloofde oorzaak)
yaitu:
1. Undang-undang
2. Ketertiban umum (openbare orde/public policy)
3. Kesusilaan (zenden/morality)
4. PATIHA (Kepatutan, Ketelitian, dan Kehati-hatian) 24
POKOK-POKOK PERANCANGAN BISNIS

Luas Lingkup
Kontrak Bisnis :  Jual beli
 Sewa-menyewa
 Sewa beli
 Ekspor impor
 dll
PENDEKATAN TERHADAP
KONTRAK BISNIS

Teoritik :  Asas-asas
 Prinsip
Pemahaman  Sumber
Hukum Kontrak
Praktikal
 Teknik perancangan
Format kontrak
Pemahaman
Nasional dan
Internasional
LANGKAH AWAL
PERANCANGAN KONTRAK

 Gali informasi
Transaksi
 Latar belakang
 Tujuan
 Analisis
Pahami konsekuensi hukum
keinginan  Membiasakan
klien istilah hukum
 Logika yuridik
ESENSI YANG
HARUS DIPERHATIKAN

 Patokan harga/tarif
 Kontrol mata uang
 Pajak
 Lingkungan hidup
 Pengadaan barang untuk keperluan
pemerintah
 dsb
BEBERAPA FAKTOR POKOK YANG HARUS
TERCANTUM DALAM KONTRAK :

 Identitas para pihak


 Kapan para pihak laksanakan kewajiban
 Cara pelaksanaan kewajiban
 Tempat pelaksanaan kewajiban
 Cantumkan para pihak yang
menanggung biaya asuransi dll
 Pihak yang menanggung resiko pada
saat terjadi force majeur
 Klausul force majeur
 Klausul kenaikan harga
 Klausul pilihan hukum + forum
 Cantumkan prosedur lokal
 Bahasa resmi yang dipilih
STRUKTUR KONTRAK BISNIS
I. Bagian Pembukaan
 Judul
 Tempat tanggal
 Komparasi (identitas para pihak)
 Recitals
II. Ketentuan Pokok

 Ketentuan Umum / Definisi /


Peristilahan
 Obyek Kontrak
 Hak Kewajiban Para Pihak
 Pernyataan (Representations) dan
Jaminan (Warranties)
 Persyaratan-persyaratan (Conditions),
janji-janji (Convenants), Tanggung
Jawab (Indemnities), Pelepasan Hak
(Releases)
 Masa Laku Kontrak
 Wanprestasi / Cidera Janji dan Upaya-
upaya hukum atas Wanprestasi (Events
of Defaulth and Remedies)
 Keadaan Kahar (Force Majeur and
Handship)
III. Ketentuan Penunjang
 Pilihan Hukum (Choice of Law Clause)
 Pilihan Forum / Yurisdiksi (Choice of
Forum Clause)
 Pilihan Penyelesaian Sengeketa
(Arbitration/Mediation Clause)
 Klausul menyangkut aspek
formalitas/prosedural/perijinan kontrak
 Pemberitahuan dan Komunikasi
 Klausul menyangkut status
kontrak secara keseluruhan
(Merger Clause)
 Bahasa
 Amandemen
IV. Bagian Penutup
 Tempat dan tinggal penandatanganan
kontrak (bila tidak disebut dalam
bagian pembukaan)
 Kolom untuk tanda tangan para pihak
 Tanda pengenal/cap para pihak
 Materai
V. Lampiran-lampiran Kontrak
 Peta lokasi, denah, skema
 Jadwal/chedules
 Spesifikasi teknis barang
 Rumus, resep/formula
 Gambar, motif, disain
KONTRAK STANDAR
Pengertian Kontrak Standar :

“Perjanjian yang telah ditetapkan terlebih dahulu


secara tertulis berupa formulir dalam jumlah tak
terbatas untuk ditawarkan kepada para konsumen
tanpa membedakan kondisi para konsumen”

CIRI KONTRAK STANDAR


 Pembuatan kontrak memililki kedudukan lebih kuat
 Efisien, pelaksanaan cepat dan mudah
 Ditawarkan secara massal
JENIS
KONTRAK STANDAR
1. Kontrak standar yang isinya
ditetapkan oleh produsen/kreditur

Program Badan hukum Badan hukum


Keperdataan Publik
2. Kontrak standar yang isinya
ditetapkan atas dasar sepakat
(Kontrak Standar bertimbal
balik)

Pihak Serikat
Perusahaan Pekerja
3. Kontrak standar yang isinya
ditetapkan pihak III yang
memiliki ahli tertentu

Advokat/Notaris

Akta Jual Beli,


Akta Hibah, dll
BENTUK KONTRAK STANDAR

 Kontrak Standar Menyatu

PK Bank Negotiable part

 Kontrak Standar Terpisah

Kontrak ekspor-impor
Dilihat dari penandatanganan
kontrak standar dibagi:

 Kontrak standar yang dianggap


mengikat pada saat
ditandatangani para pihak
 Kontrak standar yang penutupan
perjanjian tidak perlu
penandatanganan para pihak

Contoh:
Tiket Pesawat
Tips Perancangan Kontrak Standar

 Berpedoman pada asas adil +


wajar
 Asas contemporaneus
 Klausul eksonerasi
MEMORANDUM OF
UNDERSTANDING (MoU)

Pengertian:
 Kesepakatan para pihak yang akan
dilanjutkan dengan proses negosiasi dalam
rangka penyusunan kontrak kerja sama yang
utuh.
 Sebagai pernyataan bersama tentang
komitmen moral para pihak tanpa ikatan
hukum apapun.
 Mengikat secara moral terhadap para pihak
khilaf
4 syarat sah-nya perjanjian:
paksaan
tipuan
Saling setuju
Dewasa
Sudah menikah
Cakap Sadar
Punya hak

Pelayanan kesehatan
Hal tertentu

Abortus
Hal yang halal
Euthanasia
Eugenik
Dan lain-lain.
Kontrak batal
pasal 1321

• Khilaf
• Paksaan
• Penipuan

Pengaruh dari dalam Pengaruh dari luar


- 1322 tidak membatalkan -Paksaan, 1325, batin, keluarga
ikatan, kecuali jika - penipuan, 1328, tipu muslihat
langsung berhubungan
dengan hakekat barang
PERSETUJUAN

PERAWAT PASIEN
DASAR UTAMA
UNTUK DAPAT
DILAKUKANNYA
PENUNTUTAN
PERDATA

MENGADAKAN
PERSETUJUAN

- FORMAL
- EXPLISIT / IMPLISIT
- H.A.M  EXPRESI DARI “SELF DETERMINATION”
- PINTU MASUK KEGIATAN SELANJUTNYA
PERSETUJUAN
PERSEUJUAN
HARUS MUNCUL
DARI KEDUA
DOKTER
PIHAK YANG PASIEN
MELAKUKAN DASAR UTAMA
KONTRAK UNTUK DAPAT
DOKTER-PASIEN DILAKUKANNYA
PENUNTUTAN
PERDATA

MENGADAKAN
PERSETUJUAN

- FORMAL
- EXPLISIT / IMPLISIT
- H.A.M  EXPRESI DARI “SELF DETERMINATION”
- PINTU MASUK KEGIATAN SELANJUTNYA
PERSETUJUAN
PERSETUJUAN
HARUS MUNCUL
DARI KEDUA
DOKTER
PIHAK YANG PASIEN
MELAKUKAN DASAR UTAMA
KONTRAK UNTUK DAPAT
DOKTER-PASIEN DILAKUKANNYA
PENUNTUTAN
PERDATA

MENGADAKAN
PERSETUJUAN
JADI TIDAK SELALU
- FORMAL DOKTER HARUS SETUJU
- EXPLISIT / IMPLISIT
WALAUPUN PASIEN
MENGINGINKAN
- H.A.M  EXPRESI DARI “SELF DETERMINATION”
- PINTU MASUK KEGIATAN SELANJUTNYA
Cakap
• Ps 1329 yang cakap dapat menutup ikatan
• Ps 1330 yang tidak cakap adalah
– Mereka yang blm dewasa
– Mereka yang ditempatkan dibawah
pengampuan
– Seorang wanita yang telah bersuami, dalam
hal-hal yang ditentukan didalam undang-
undang.
CAKAP
membuat persetujuan

1. DEWASA
2. SUDAH MENIKAH
3. TIDAK KEHILANGAN HAK
4. BERWenang

-Anak diwakili ortu/wali


-Orang tidak sadar diwakili
ortu/istri-suami/wali.
Suatu hal tertentu
• Ps 1332 yi barang yang dapat diedarkan /
diperdagangkan

• Ditafsirakan juga; barang materiil dan


immateriil.

• Immateri periksa dokter; pengawasan


perawat.
• Materi; Apotek menyerahkan obat
Ps 1333 : jenis barang harus ditentukan

HAL
TERTENTU

-JELAS ADANYA
-JELAS KONDISINYA
HAL
YANG HALAL

-TIDAK DILARANG UNDANG-UNDANG


-TIDAK MELANGGAR SUSILA
PERJANJIAN UNTUK
MELAKUKAN PELAYANAN
KESEHATAN ANTARA
KONTRAK TERAPETIK PEMBERI PELAYANAN
KESEHATAN DENGAN
PENCARI PELAYANAN
KESEHATAN

DOKTER --- PASIEN RUMAHSAKIT --- PASIEN

BIDAN --- PASIEN LABORAN --- PASIEN

PERAWAT --- PASIEN TENAGA KESH --- PASIEN


-HUBUNGAN SALING PERCAYA
- TIDAK MENJANJIKAN HASIL
- BERBUAT HATI-HATI
- TENKES BEKERJA SESUAI STANDART
- INSPANING VERBINTENIS
- BUKAN HUBUNGAN JUAL BELI BARANG
HDP
WUJUD TENKES =
DARI KEMAUAN
UNTUK
PERSETUJUAN
MELAYANI

PASIEN =
INFORMED CONSENT
INFORMED CONSENT

Ekspresi dari “HAM : Hak Otonomi” pasien


Merupakan pernyataan sepihak dari pasien
Berlandaskan atas “HAM : Hak atas informasi”
Menjadi “hak pasien” dalam kontrak terapetik
Menjadi “kewajiban dokter” untuk memberi
informasi tetang hal yang akan dilakukan pasien
Diadopsi menjadi aturan hukum formal.
1. SEJAK MASUK KAMAR PERIKSA
2. SEJAK DI DAFTAR
3. SETELAH DOKTER MENGANAMNESA
4. SETELAH MENDAPAT INFORMASI
5. SETELAH TERUCAP KATA SETUJU
KAPAN
TERJADI 6. SETELAH DIBERI RESEP
INFORMED
CONSENT 7. JIKA PASIEN TERNYATA MENJALANI
ADVIS DOKTER
8. SEBELUM TINDAKAN DILAKUKAN
(PADA PERIKSA DOKTER)
HUBUNGAN INFORMED CONSENT

DENGAN
PASIEN
-KELALAIAN
-KESALAHAN
ATAS DASAR KEPERCAYAAN

DENGAN KE HATI-HATIAN

DAPAT
DIPAKAI
MENGGUNAKAN ILMU YANG
DASAR
TERTINGGI / TERBARU
PENUNTUTAN

BER ASAS KETERBUKAAN

MENGGUNAKAN ILMU
KEDOKTERON KUNO
SECOND
OPINION
AKIBAT IKATAN
pasal 1338

• Ikatan yang dilakukan secara sah berlaku


sebagai undang undang bagi yang
berikatan.
• Persetujuan yang dibuat harus dilakkan
dengan iktikad baik (ayat 3).
• Iktikad baik ditunjukkan dengan melihat
CARA PELAKSANAANNYA
Kepatutan
pasal 1339

• Ikatan tidak hanya mengikat terhadap hal-


hal yang nyata secara tegas, tapi juga
masuk segala sesuatu yang dilakukan
berdasarkan
– Kepatutan
– Kebiasaan, dan
– Undang-undang
Tafsir ikatan
• Jika perkataan yang terdapat di ikatan
sudah jelas maka tidak boleh ditafsirkan
• Jika ada 2, maka diambil yang paling
mungkin dilaksanakan, dan yang paling
sesuai dengan sifat ikatan yang
bersangkutan.
Ikatan karena undang undang
ius delicto

• Pasal 1352 :
– Timbul dari UU sebagai UU
– Timbul dari UU sbg akibat perbuatan orang
• Pasal 1353 :
– Akibat perbuatan orang, sebagai perbuatan yang sah,
atau melanggar hukum
• Pasal 1354 :
– Jika seseorang denga sukarela tanpa ditugaskan
mewakili urusan orang lain dengan atau tanpa setahu
orang itu maka secara diam-diam mengikatkandirinya
untuk meneruskan serta menyalesaikan urusan itu
hingga orang yang dia wakili kepentingannya dapat
mengerjakn sendiri urusan itu.
suplemen
• Perbuatan Melanggar hukum
– Melanggar hukum tidak hanya berarti
melanggar undang-undang, tetapi berarti pula
melanggar segala apa yang bertentangan
dengan kesusilaan atau dengan kepantasan /
kepatutan yang harus diperhatikan dalam
hubungan masyarakat.
– (------------)
– Lebih lanjut dibicarakan dalam malpraktik
70
Pelaksanaan Perjanjian
 Asas itikad baik (Ps. 1338 (3)) → dalam pelaksanaan
prestasi harus bersifat objektif → mengacu pada keadilan,
kepatuhan, dan kesusilaan
 Harus memuat elemen dari perjanjian sesuai dengan Ps.
1339 dan 1347
o Isi perjanjian itu sendiri
o Kepatutan
o Kebiasaan
o UU
Dalam praktek di peradilan, urutannya menjadi
o Isi perjanjian
o UU
o Kebiasaan
o Kepatutan
71
 Penafsiran
o Penafsiran → maksudnya untuk mengetahui maksud para pihak
yang membuat perjanjian
o UU memberikan pedoman:
 Ps. 1342 → Penafsiran UU
 Ps. 1347 → kebiasaan
 Ps. 1348 → tentang kedudukan janji
 Ps. 1349 → penafsiran jika ada keraguan
 Ps. 1350 → kata perjanjian bersifat umum
 Ps. 1351 → tentang pengurangan & pembatasan kekuatan perjanjian
 Eksekusi riel
o Harfiah → pelaksanaan pemenuhan kewajiban debitur
o Yuridis → kreditur dapat mewujudkan sendiri prestasi yang
dijanjikan dengan biaya debitur berdasarkan kuasa yang
diberikan hakim, apabila debitur tidak melaksanakan prestasi
o Ps. 1234 hanya mengatur mengenai eksekusi riel berupa
 Berbuat sesuatu
 Tidak berbuat sesuatu
72
Tidak terlaksananya perjanjian
Terdapat dua alasan tidak terlaksananya suatu perjanjian, yaitu:
1. Wanprestasi
2. Overmacht atau keadaan memaksa

1. Wanprestasi
 Pengertian → debitur tidak memenuhi apa yang diperjanjikan atau lalai
 Bentuknya
1. Tidak melaksanakan perjanjian
2. Tidak sempurna melaksanakan
3. Terlambat melaksanakan
4. Melakukan hal yang tidak boleh
 Ps. 1238 KUHPerdata debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah/akta
sejenis yang menyatakan lalai atau demi perikatannya
 Hukuman (akibat) bagi debitur lalai
1. Ganti rugi
2. Pembatalan perjanjian/pelaksanaan perjanjian
3. Peralihan resiko
4. Membayar biaya perkara
73
Hukuman terhadap wanprestasi
Ad 1. ganti rugi Segala pengeluaran yang nyata-
nyata sudah dikeluarkan
Biaya

Pembatasan ganti rugi


Ganti rugi: 1. Ps. 1247
1. Bersifat material 2. Ps. 1248
2. Bersifat immaterial Ganti Rugi

Rugi Bunga

Kerusakan barang-barang Kerugian yang berupa


kreditur akibat kelalaian Kehilangan keuntungan
debitur
74
Ad. 2 Pembatalan Perjanjian
• Tujuannya → membawa kedua belah pihak kemabli pada keadaan sebelum
perjanjian
• Pasal 1266 KUHPerdata → perikatan bersyarat → syarat batal, selalu
dianggap ada dicantumkan dalam perjanjian yang timbal balik, manakala salah
satu pihak tidak memenuhi kewajiban tidak batal demi hukum tapi dapat
dimintakan pembatalan pada hakim. Yang membatalkan perjanjian bukan
kelalaian tetapi putusan hakim

Ad. 3 Peralihan Resiko


• Resiko → kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi suatu peristiwa di
luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa objek perjanjian
• Pasal 1237 → resiko dalam perjanjian pemberian barang
“Sejak lahirnya perjanjian resiko di tanggung oleh orang yang berhak
menagih pembayaran”
• Pasal 1460 → resiko dalam jual beli → berdasarkan jenis barangnya. Ps. 1461
s.d 1464
• Pasal 1545 → resiko dalam perjanjian tukar menukar

Ad. 4 Pembayaran Ongkos Perkara


• Pasal 18 (1) HIR
“Debitur lalai/kalah, diwajibkan membayar biaya perkara”
75
2. Keadaan Memaksa (overmacht)
 Overmacht/force majeur
 Tiga unsur overmacht adalah
1. Tidak memenuhi prestasi
2. Ada sebab yang terletak diluar kesalahan debitur
3. Faktor penyebab itu tidak dapat diduga sebelumnya dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan kepada debitur
 Dua ajaran tentang overmacht:
1. Ajaran yang objektif (de objektive overmachtsleer) atau absolut
 Dalam keadaan memaksa
 Unsur impossibilitas
2. Ajaran yang subjektif (de subjective overmachtsleer) atau relatif
 Dalam keadaan memaksa
 Unsur diffikultas
 Bentuk keadaan memaksa
1. Bentuk umum → karena iklim, kehilangan, dan pencurian
2. Bentuk khusus → undang-undang, peraturan pemerintah, dan
pemogokan
76
Hapusnya perikatan
Dalam praktek hapusnya perikatan:
 Jangka waktunya berakhir
 Dilaksanakan objek perjanjian
 Kesepakatan dua belah pihak
 Pemutusan secara sepihak
 Adanya putusan pengadilan

Pasal 1381 KUHPerdata


 Pembayaran
 Penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan barang
(konsinyasi)
 Pembaharuan hutang (novasi)
 Perjumpaan hutang (kompensasi)
 Percampuran hutang
 Pembebasan hutangnya
 Musnahnya barang yang terhutang
 Batal dan pembatalan
 Berlakunya syarat batal
 Lewatnya waktu (daluarsa)
77
Kesimpulan
 Hapusnya perikatan dapat terjadi karena beberapa sebab yang secara garis
besar dapat dibedakan menjadi:
1. Karena pemenuhan perikatan itu sendiri, yaitu pembayaran, penawaran
pembayaran tunai disertai penyimpanan atau penitipan, pembaharuan
hutang
2. Karena terjadi suatu peristiwa perdata yang menghapuskan kewajiban
kedua belah pihak dalam perikatan, yaitu terjadi perjumpaan hutang,
dan percampuran hutang
3. Karena terjadi suatu perbuatan hukum yang menghapuskan kewajiban
debitur dalam perikatan yaitu pembebasan hutang oleh kreditur
4. Karena musnahnya objek dalam perikatan, dalam hal ini dikaitkan
dengan suatu kebendaan yang harus diserahkan (jadi yang terkait
dengan perikatan untuk meyerahkan sesuatu)
5. Karena tidak terpenuhi syarat lahirnya suatu perikatan
6. Karena terpenuhinya syarat batal dalam suatu perikatan bersyarat
7. Karena lewatnya waktu (daluarsa)

78

Anda mungkin juga menyukai