DEFINISI
▪ Jika Syarat Subjektif tidak dipenuhi, salah satu Pihak dapat mengajukan
permohonan pembatalan perjanjian ke pengadilan.
▪ Syarat Subjektif berupa Kata sepakat menggambarkan para pihak sepakat
terhadap hal yang diperjanjikan tanpa adanya paksaan
▪ Syarat Subjektif berupa Cakap menggambarkan para pihak sesuai ketentuan
hukum berwenang untuk membuat kesepakatan
▪ Jika Syarat Obyektif tidak dipenuhi maka perjanjian batal demi hukum
▪ Syarat Obyektif berupa Obyek yang jelas menggambarkan Obyek yang
disepakati Jelas
▪ Syarat Obyektif berupa Causa/Sebab yang halal menggambarkan Kesepakatan
tidak bertentangan dengan Ketentuan Hukum, Kepatutan dan Ketertiban Umum
PEMBATALAN PERJANJIAN
Pembatalan Perjanjian
Prestasi
Jenis/Bentuk Perjanjian
Akta Otentik memiliki Kekuatan Pembuktian yang sempurna. Semua yang disepakati dalam Perjanjian dianggap benar dan Bilamana dijadikan alat bukti dipengadilan, hakim tidak memerlukan bukti yang lain Jika dijadikan alat bukti di Pengadilan yang dianggap benar hanya sebatas para pihak yang menandatangani Perjanjian Saja. Isi Perjanjian jika disangkal memerlukan bukti pendukung yang lain
JENIS/BENTUK-BENTUK PERJANJIAN :
Jenis/Bentuk Perjanjian
3.Perjanjian di Waarmerking
4. Perjanjian Dibawah Tangan
Perjanjian yang dibuat dan
Perjanjian yang dibuat dan Ditandatangani
ditandatangani oleh Para Pihak
oleh Para Pihak
serta dicatatkan di Kantor Notaris
Jenis/Bentuk Perjanjian
5.Side Letter
Perjanjian yang dibuat Oleh salah satu
pihak dalam bentuk surat untuk
kemudian dikirimkan ke pihak yang
lainnya untuk disepakati (di Counter Sign)
2. Asas Konsensualisme
Dalam Asas Konsensualisme bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya
kesepakatan kedua belah pihak. Dengan adanya kesepakatan oleh para pihak, jelas melahirkan
hak dan kewajiban bagi mereka atau biasa juga disebut bahwa kontrak tersebut telah bersifat
obligatoir yakni melahirkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi kontrak tersebut
Asas-asas Perjanjian
4. Asas Itikad Baik
Asas iktikad baik merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak Kreditur dan Debitur harus
melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau
kemauan baik dari para pihak.
5. Asas Kepribadian
Asas kepribadian dalam KUHPerdata diatur dalam pasal 1340 ayat (1) yang menyatakan bahwa
suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya. Pernyataan ini mengandung arti
bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya
CONTOH KASUS 1 :
▪ A Sepakat membeli rumah dari B, harga disepakati di awal Rp 545 juta, kemudian A membayar DP Rp 5
juta, selang beberapa waktu B meminta lagi tambahan dengan alasan ibunya sakit dan butuh uang
sehingga DP menjadi Rp 40 juta. Kemudian secara sepihak B menaikkan harga jual menjadi Rp 565 juta. A
kemudian membatalkan transaksi dan menuntuk pengembalian uang muka kepada B.
▪ Berdasarkan Pasal 1464 KUHPerdata/BW bahwa uang DP tidak dapat dikembalikan, namun dalam kasus ini
bahwa A membatalkan transaksi dengan B karena B menaikkan harga jual rumah secara sepihak. Bahwa A
dapat melakukan gugatan wanprestasi kepada B, karena berdasarkan Pasal 1239 KUHPerdata/BW bahwa
“Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, wajib diselesaikan dengan
memberikan penggantian biaya, kerugian dan bunga, bila debitur tidak memenuhi kewajibannya”
▪ Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 685 K/Pdt/2018, Majelis Hakim Mahkamah Agung
memperbaiki amar Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 94/PDT/2017/PT. DKI sehingga amarnya
menjadi sebagai berikut: menghukum tergugat untuk mengembalikan pembayaran DP kepada penggugat
sejumlah SGD 610.000 yang dikonversikan ke dalam rupiah. Selain itu tergugat juga harus membayar
bunga sebesar 10%. Hal ini disebabkan tergugat telah cidera janji/wanprestasi terhadap penggugat karena
tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana disepakati dalam Mutual Agreement tanggal 7
Oktober 2013