Anda di halaman 1dari 4

Tugas Tutorial Online 1

Mata Kuliah :

Sistem Hukum Indonesia

Oleh :

Nama : Muhammad Samsul Alam


Nim : 045177649

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Terbuka
2022
Tugas 1 Sistem Hukum Indonesia

1. Dalam konsep tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum,
dalam pandangan Fidelis, silakan dianalisis terpenuhi atau tidak ketiga tujuan hukum
tersebut? Berikan argumentasi saudara!
Jawab : Dalam kasus Fidelis Arie Sudewarto, sulit untuk mengatakan bahwa ketiga
tujuan tersebut terpenuhi secara menyeluruh. Keadilan tampaknya tidak terpenuhi,
karena Fidelis divonis lebih berat daripada tuntutan jaksa penuntut umum. Meskipun
alasan hukum harus ditegakkan, tetapi keadilan yang seharusnya menjadi tujuan utama
hukum tampaknya terabaikan dalam kasus ini. Sementara itu, kemanfaatan hukum juga
terlihat kurang terpenuhi karena Fidelis menanam ganja untuk keperluan pengobatan
penyakit langka syringomyelia yang diderita sang istri. Fidelis dan keluarganya
berharap bahwa penggunaan ganja tersebut dapat membantu mengurangi penderitaan
sang istri. Namun, keberadaan hukum yang melarang penggunaan ganja secara luas
justru membuat mereka terpaksa melakukan tindakan melanggar hukum untuk
mendapatkan akses ke ganja. Terakhir, kepastian hukum juga kurang terpenuhi, karena
Fidelis divonis dengan hukuman yang lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum.
Hal ini membuat masyarakat merasa tidak yakin mengenai kepastian hukum yang ada.

2. Berbicara tentang warisan, perlu juga diidentifikasi masalah pewaris, harta waris, dan
ahli waris yang berhak menerima karena secara hukum ada aturannya. Di Indonesia,
ada 3 hukum waris yang berlaku, yakni hukum adat, perdata, Islam.
Jika kasus tersebut dilihat dari perspektif hukum adat, maka silakan dianalisis :
a. Kedudukan anak luar kawin menurut sistem kekerabatan patrilineal, matrilinial dan
parental.
Jawab :
- Pada sistem kekerabatan patrilineal, anak luar kawin memiliki kedudukan yang rendah
karena kekerabatan dihitung dari garis ayah.
- Pada sistem kekerabatan matrilineal, anak luar kawin memiliki kedudukan yang lebih
tinggi karena kekerabatan dihitung dari garis ibu.
- Pada sistem kekerabatan parental, anak luar kawin memiliki kedudukan yang sama
dengan anak dalam kawin karena kekerabatan dihitung dari kedua orang tua.

b. Pembagian harta warisan terhadap anak luar kawin berdasarkan sistem kekerabatan
patrilineal, matrilinial dan parental.
Jawab :
- Pada sistem kekerabatan patrilineal, anak luar kawin tidak memiliki hak atas harta
warisan ayahnya, namun bisa menerima harta warisan dari pihak ibu.
- Pada sistem kekerabatan matrilineal, anak luar kawin memiliki hak atas harta warisan
ibunya, namun tidak memiliki hak atas harta warisan ayahnya.
- Pada sistem kekerabatan parental, anak luar kawin memiliki hak atas harta warisan
dari kedua orang tua.

c. Pembagian harta warisan terhadap anak luar kawin berdasarkan sistem kekerabatan
patrilineal, matrilinial dan parental pasca terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
46/PUU-VIII/2010.
Jawab :
- Pada sistem kekerabatan patrilineal, Kedudukan anak luar kawin dalam sistem
kekerabatan patrilineal disebut dengan anak tidak sah, karena anak tersebut dilahirkan
oleh seorang ibu yang tidak kawin. Pada masyarakat patrilineal kedudukan anak luar
kawin hanya mempunyai hubungan kekerabatan dengan ibunya saja dan menjadi ahli
waris dari kerabat ibunya. Oleh karena itu anak luar kawin bukan sebagai ahli waris dari
bapaknya (biologis).
- Pada sistem kekerabatan matrilineal, anak (anak luar kawin), maka dalam hubungan
hukum anak luar kawin tersebut hanya mempunyai ibu dan tidak mempunyai bapak.
Oleh karena itu, seorang gadis hamil tersebut diusahakan dikawinkan dengan laki-laki
yang menyebabkan ia hamil, akan tetapi ini tidak selalu memungkinkan, sehingga
dianganggap cukup apabila telah kawin, meskipun laki-laki yang mengawini itu sudah
jelas bukan laki-laki yang menghamilinya.
- Pada sistem kekerabatan parental, Pada masyarakat parental, kedudukan anak luar
kawin hanya mempunyai hubungan kekerabatan dengan ibunya saja dan menjadi ahli
waris dari kerabat ibunya. Oleh karena itu anak luar kawin bukan sebagai ahli waris dari
bapaknya (biologis). Berdasarkan beberapa Putusan Makamah Agung, menyatakan,
bahwa seorang anak yang lahir di luar perkawinan, menurut hukum adat waris di Jawa
(parental) hanya menjadi waris di dalam harta peninggalan ibunya serta di dalam harta
peninggalan keluarga dari pihak ibu. Seorang anak tersebut menurut hukum dianggap
tidak mempunyai bapak. Terhadap hubungannya dengan ibu, maka tidak ada
perbedaan anak yang sah dengan anak di luar perkawinan.

3. Rachel Maryam dan suaminya, Edwin Aprihandono, mengajukan permohonan isbat


pernikahan ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan permohonan isbat pernikahan
yang dilayangkan Rachel Maryam dikabulkan oleh majelis hakim.
Silakan dianalisis :
a. Kedudukan isbat nikah yang sudah disahkan di Pengadilan Agama dan implikasinya
terhadap status perkawinan!.
Jawab :
Berdasarkan pasal 7 ayat 3 KHI dan uraian di atas maka kedudukan itsbat nikah
adalah:
1) Untuk membuktikan bahwa memang benar telah terjadi perkawinan antara seorang
lakilaki dan seorang perempuan serta untuk mengesahkan perkawinan yang telah
berlangsung.
2) Karena dapat dipergunakan sebagai pembuktian dan pengesahan perkawinan maka
isbat nikah juga berfungsi sebagai pengganti akta nikah.
3) Karena merupakan pengganti akta nikah dan dapat dipergunakan sebagai
pembuktian dan pengesahan perkawinan maka juga berfungsi sebagai suatu alat bukti
yang sah.

implikasinya terhadap status perkawinan dimana perkawinan tersebut telah mempunyai


kekuatan hukum. Begitu pula anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut
mendapat pengakuan Negara, dimana anak-anak tersebut berhak atas harta warisan
dari bapaknya. Selain itu, harta yang diperoleh sejak berlangsungnya perkawinan
merupakan harta bersama. Dengan demikian pencatatan perkawinan merupakan
persyaratan formil sahnya perkawinan, persyaratan formil ini bersifat procedural dan
administratif. Itsbat nikah punya implikasi memberikan jaminan lebih konkret secara
hukum atas hak anak dan isteri dalam perkawinan tersebut dan juga apabila pasangan
suami isteri tersebut bercerai. Dengan kata lain itsbat nikah sebagai dasar hukum dari
pencatatan perkawinan yang melahirkan kepastian hukum terhadap status perkawinan,
status anak serta harta benda dalam perkawinan.

b. Dasar pengadilan Agama mengabulkan isbat nikah!


Jawab : dasar pengadilan Agama dapat mengabulkan isbat nikah karena pertimabngan
yuridis, filosofis dan sosiologis, Secara yuridis isbat nikah diatur dalam Komplasi Hukum
Islam melalui Isstruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991. Dengan didukungnya
pembuktian pada fakta - fakta dipersidangan yang meyakinkan hakin bahwa para
pemohon telah melangsungkan pernikahan juga dengan adanya bukti administrasi dan
keterangan para saksi. Aspek filosofis merupakan aspek yang berintikan pada
kebenaran dan keadilan, sedangkan aspek sosiologis yaitu mempertimbangkan tata
nilai budaya yang hidup dalam masyarakat.

Sumber :
Buku materi ISIP 4131 modul 1-3 Sistem Hukum Indonesia
Haar, Ter. 1999 Asas - Asas dan Susunan Hukum Adat
Ahmad, Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta: UII Press, 1999
Ali, Mohammad Daud. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Islam Di
Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Anda mungkin juga menyukai