Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

SISTEM HUKUM INDONESIA

MATKUL : SISTEM HUKUM INDONESIA

DOSEN : Achmad Badarus Syamsi

Disusun oleh :
Nama : Allya Shahnaz
Nim : 048782706
Prodi : ILMU HUKUM
SOAL 1

Fidelis Arie Sudewarto, lelaki di Sanggau, Kalimantan Barat, ditangkap dan ditahan BNN pada 19
Februari 2017, karena menanam 39 batang ganja. Ganja tersebut untuk diekstrak guna pengobatan
penyakit langka syringomyelia yang diderita sang istri, Yeni Riawati. ketika Fidelis genap 32 hari
mendekam di balik jeruji tahanan, sang istri wafat, yakni pada 25 Maret 2017. Publik dan organisasi-
organisasi yang mendesak agar Fidelis dibebaskan dari segala tuntutan. Tapi, palu hakim berkata lain.
Dengan alasan hukum harus ditegakkan, Fidelis divonis penjara selama 8 bulan dan denda Rp1 miliar
subsider 1 bulan penjara, karena menyalahi Pasal 111 dan Pasal 116 Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika. Vonis hakim tersebut terbilang berat. Pasalnya, jaksa penuntut umum hanya
menuntut Fidelis dipenjara 5 bulan dan denda Rp.800 juta subsider satu bulan penjara.

Pertanyaan:

Dalam konsep tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum, dalam pandangan
Fidelis, silakan dianalisis terpenuhi atau tidak ketiga tujuan hukum tersebut? Berikan argumentasi
saudara!

JAWABAN

Dalam kasus Fidelis Arie Sudewarto, terdapat pertanyaan apakah tiga tujuan hukum yaitu keadilan,
kemanfaatan, dan kepastian hukum telah terpenuhi atau tidak. Berikut analisis terhadap ketiga tujuan
hukum tersebut dalam pandangan Fidelis:

Keadilan
Keadilan dapat diartikan sebagai kesetaraan dan keadilan dalam perlakuan yang diberikan oleh hukum
dan pemerintah terhadap seluruh warga negara. Dalam kasus Fidelis, dapat dikatakan bahwa keadilan
tidak sepenuhnya terpenuhi karena Fidelis dihukum dengan hukuman yang lebih berat dari tuntutan jaksa
penuntut umum, yang hanya meminta hukuman penjara selama 5 bulan dan denda Rp.800 juta. Meskipun
Fidelis melakukan tindakan melanggar hukum dengan menanam ganja, namun tindakan tersebut
dilakukan demi kemanfaatan istri Fidelis yang sedang mengidap penyakit langka. Oleh karena itu, dalam
kasus ini, terdapat ketidakadilan dalam perlakuan hukum yang diberikan kepada Fidelis.

Kemanfaatan
Kemanfaatan dapat diartikan sebagai tujuan hukum yang bertujuan untuk memberikan manfaat bagi
masyarakat secara umum. Dalam kasus Fidelis, tindakan yang dilakukan Fidelis untuk menanam ganja
untuk pengobatan istri yang sedang sakit dapat dikatakan sebagai tindakan yang bermanfaat. Namun,
tindakan tersebut merupakan tindakan melanggar hukum. Oleh karena itu, dalam kasus ini, kemanfaatan
dan tujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum tidak sepenuhnya terpenuhi.

Kepastian hukum
Kepastian hukum dapat diartikan sebagai tujuan hukum yang bertujuan untuk menjamin bahwa hukum
ditegakkan dengan jelas dan tidak berubah-ubah. Dalam kasus Fidelis, terdapat ketidakpastian hukum
karena meskipun tindakan yang dilakukan Fidelis merupakan tindakan yang bermanfaat, namun tindakan
tersebut tetap merupakan tindakan melanggar hukum. Hal ini menimbulkan ketidakpastian dalam hal
apakah tindakan yang dilakukan untuk tujuan kemanusiaan seperti ini dapat dibenarkan atau tidak.

Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa dalam kasus Fidelis Arie Sudewarto, tujuan hukum untuk
keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum tidak sepenuhnya terpenuhi. Meskipun tindakan yang
dilakukan Fidelis bertujuan untuk kemanfaatan, namun tindakan tersebut tetap melanggar hukum dan
mengakibatkan ketidakadilan dalam perlakuan hukum. Selain itu, ketidakpastian hukum juga timbul
karena tindakan yang dilakukan oleh Fidelis memunculkan pertanyaan tentang apakah tindakan
kemanusiaan seperti ini dapat dibenarkan secara hukum atau tidak.

SOAL 2

Warisan seringkali menjadi potensi konflik. Bahkan anak rela menggugat ibu atau ayah kandungnya,
kakak dan adik berseteru karena pembagian warisan dianggap tidak adil. Salah 1 kasus adalah Freddy
Widjaya, salah satu anak pendiri Grup Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja menggugat lima saudara tirinya ke
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Freddy menuntut pembagian harta warisan milik ayahnya. Freddy
Widjaja adalah anak luar kawin dari pasangan Eka Tjipta dengan Lidia Herawaty Rusli.

Pertanyaan:

Berbicara tentang warisan, perlu juga diidentifikasi masalah pewaris, harta waris, dan ahli waris yang
berhak menerima karena secara hukum ada aturannya. Di Indonesia, ada 3 hukum waris yang berlaku,
yakni hukum adat, perdata, Islam.

Jika kasus tersebut dilihat dari perspektif hukum adat, maka silakan dianalisis :

Kedudukan anak luar kawin menurut sistem kekerabatan patrilineal, matrilinial dan parental.
Pembagian harta warisan terhadap anak luar kawin berdasarkan sistem kekerabatan patrilineal, matrilinial
dan parental.
Pembagian harta warisan terhadap anak luar kawin berdasarkan sistem kekerabatan patrilineal, matrilinial
dan parental pasca terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010.

JAWABAN

Dalam hukum adat, kedudukan anak luar kawin dapat berbeda-beda tergantung dari sistem kekerabatan
yang berlaku pada masyarakat tersebut. Pada sistem kekerabatan patrilineal, anak luar kawin tidak diakui
sebagai ahli waris dan tidak memiliki hak atas harta warisan. Sedangkan pada sistem kekerabatan
matrilineal, anak luar kawin tetap dianggap sebagai bagian dari keluarga dan memiliki hak atas harta
warisan, meskipun hak tersebut tidak sebesar anak kandung. Sementara pada sistem kekerabatan parental,
anak luar kawin diakui sebagai ahli waris, namun harta warisan yang diterimanya lebih kecil
dibandingkan dengan anak kandung.

Dalam pembagian harta warisan berdasarkan sistem kekerabatan patrilineal, anak luar kawin tidak
memiliki hak atas harta warisan karena tidak diakui sebagai ahli waris. Namun, dalam sistem kekerabatan
matrilineal dan parental, anak luar kawin memiliki hak atas harta warisan meskipun tidak sebesar anak
kandung. Namun, dalam prakteknya, pembagian harta warisan sering kali dipengaruhi oleh faktor sosial
dan budaya masyarakat, yang dapat berbeda-beda tergantung dari daerah atau suku bangsa yang
bersangkutan.

Setelah terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010, hak anak luar kawin untuk
mewarisi harta ayahnya diakui oleh hukum positif. Namun, perlu diperhatikan bahwa putusan tersebut
hanya berlaku dalam konteks hukum perdata, dan tidak berlaku untuk hukum adat atau hukum Islam yang
memiliki aturan tersendiri dalam hal pembagian harta warisan. Oleh karena itu, jika kasus ini dilihat dari
perspektif hukum adat, pembagian harta warisan terhadap anak luar kawin masih dipengaruhi oleh sistem
kekerabatan yang berlaku pada masyarakat tersebut.
SOAL 3

Rachel Maryam dan suaminya, Edwin Aprihandono, mengajukan permohonan isbat pernikahan ke
Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan permohonan isbat pernikahan yang dilayangkan Rachel Maryam
dikabulkan oleh majelis hakim.

Pertanyaan :

Silakan dianalisis :

Kedudukan isbat nikah yang sudah disahkan di Pengadilan Agama dan implikasinya terhadap status
perkawinan!.
Dasar pengadilan Agama mengabulkan isbat nikah!

JAWABAN

Isbat nikah adalah proses verifikasi atau pembuktian bahwa suatu pasangan suami-istri telah menikah
secara sah menurut hukum agama yang dianut. Kedudukan isbat nikah yang sudah disahkan di Pengadilan
Agama adalah sah secara hukum dan memiliki implikasi terhadap status perkawinan pasangan tersebut.

Dengan adanya putusan Pengadilan Agama yang mengabulkan permohonan isbat nikah Rachel Maryam,
maka status perkawinan Rachel Maryam dan Edwin Aprihandono diakui secara sah oleh negara dan
masyarakat. Implikasi dari pengakuan ini adalah bahwa Rachel Maryam dan Edwin Aprihandono
memiliki hak-hak dan kewajiban yang sama dengan pasangan suami-istri yang sah secara hukum.

Dasar Pengadilan Agama mengabulkan isbat nikah adalah karena Rachel Maryam dan Edwin
Aprihandono telah dapat membuktikan bahwa mereka telah menikah secara sah menurut hukum agama
yang dianut. Pengadilan Agama melakukan pemeriksaan dan verifikasi terhadap bukti-bukti yang
diajukan oleh pasangan tersebut, dan apabila semua persyaratan telah terpenuhi, maka isbat nikah dapat
disahkan.

Namun, perlu diingat bahwa pengakuan isbat nikah hanya berlaku dalam lingkup hukum agama dan tidak
sama dengan akta nikah yang diterbitkan oleh Kantor Catatan Sipil. Oleh karena itu, pasangan yang telah
mendapatkan pengakuan isbat nikah di Pengadilan Agama masih perlu mengurus legalisasi akta nikah di
Kantor Catatan Sipil untuk memastikan status perkawinan mereka diakui secara resmi oleh negara dan
masyarakat.

Sumber : TUGAS 1 sistem hukum Indonesia sesi 3


https://rechtsvinding.bphn.go.id

Anda mungkin juga menyukai