Anda di halaman 1dari 8

KLIPING BERITA

Jumat 23 Desember 2016

GISTIC

PORT SHIPPING & LO

ALFI Menyoal Wacana Superhub


Konsolidasi Kargo di Priok

Berdasarkan cetak biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas), hub internasional sudah
ditetapkan di Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bitung.

engusaha
di
industri logistik
mempertanyakan
kebijakan BUMN
kepelabuhanan
terkait
dengan
penetapan konsolidasi
kargo
ekspor untuk alih
muat (transshipment) di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia I-IV membuat
kesepakatan untuk menetapkan dua pelabuhan, Pelabuhan Tanjung Priok, untuk menjadi superhub yang fokus
menjalankan transshipment atau alih muat ke kapal besar tujuan ekspor.
Yukki N. Hanafi, Ketua Aso iasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) yang juga menjabat sebagai Chairman Asean Federation of Forwarders Association (AFFA),
mempertanyakan kejelasan konsep superhub yang akan
diterapkan BUMN pelabuhan.
Hal ini, ujarnya, karena tidak ada konsep pelabuhan
demikian dalam tata kepelabuhanan nasional ataupun
internasional sekalipun.
Berdasarkan cetak biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas), hub internasional sudah ditetapkan di Pelabuhan Kuala Tanjung dan Bitung. Jika dari pemerintah
mendukung hal ini, tentu harus ada revisi dari cetak biru
tersebut.
"Berkaitan double handling, saya tidak bisa membayangkan kalau [kargo ekspor] dari Sumatra harus ke
Jakarta dulu atau Makassar ke Surabaya atau ke Jakarta.
Saya melihat ada potensi kenaikan biaya logistik di situ,"
ujarnya kepada Bisnis, Selasa (21/12/2016).
Dia memahami keinginan mendatangkan kapal besar ke Pelabuhan Tanjung Priok dalam rangka persaingan dengan Singapura dan Malaysia. Namun, operator
pelabuhan dan pemerintah harus mengalkulasikan kapasitas volume kapal besar yang dibutuhkan untuk masuk
ke Indonesia.

"Ini tidak ada jaminan. Semua kapal


besar itu sudah ada hubungan dengan
[pelabuhan] Singapura dan Malaysia,"
tegasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pemerintah dan BUMN harus melihat adanya
kargo dengan kebutuhan khusus yang
harus cepat dikirim, seperti produk sayur,
buah dan ikan segar.
Kargo jenis tersebut tidak mungkin mengunakan sistem pooling di satu
pelabuhan karena akan memperlama waktu pengiriman.
Kebijakan ini, akhirnya mematikan direct call ke pelabuhan lain karena menganggu muatan di daerah. "Tidak
akan ada [direct call] yang masuk [ke daerah]," ujarnya.
Dia membenarkan ada kemungkinan pengalihan pajak ekspor daerah dari pengapalan internasional ke Ibu
kota, lokasi Pelabuhan Tanjung Priok.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Elvyn G. Masassya mengatakan superhub ini nantinya
tidak akan menutup kesempatan pelabuhan di bawah
BUMN lain untuk melakukan direct call atau pengapalan
langsung.
"Direct call atau direct export tetap tercatat di situ.
Pemerintah daerah akan mendapat pendapatan dari
ekspornya," paparnya setelah Rakor Pelindo I-IV di
Makassar, Senin (20/12).
Dia mencontohkan kargo ekspor dikumpulkan di
Tanjung Priok dan dimuat ke dalam kapal besar sehingga
tidak perlu melakukan transshipment di Singapura. Konsep superhub ini, lanjutnya, segera diterapkan pada tahun depan.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya
Sumadi mengaku senang adanya sinergi antara Pelindo
I-IV terkait konsep superhub ini.
"Saya senang karena koordinasi mereka saling memberi. Ada kesepakatan antara mereka mengenai hub dan
superhub. Yang jadi superhub mungkin ada dua, Priok
dan Perak, yang lain hub juga. Proses ekspor terjadi di
masing-masing pelabuhan, tetapi transshipment hanya
di titik tersebut," ungkapnya.***
| BISNIS.COM | HADIJAH ALAYDRUS |

Kliping Berita

Jepang Danai Proyek Patimban,


Luhut: Biar Enggak Cina Melulu
Dengan begitu, jangan ada persepsi seolah-olah Cina melulu,
enggak juga

enteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut


Binsar Panjaitan telah bertemu dengan
Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Hiroshige Seko. Pertemuan ini membahas
proyek yang rencananya akan dikerjakan Jepang di
Indonesia, yakni Pelabuhan Patimban dan Kereta Semi
Cepat Jakarta-Surabaya.
Luhut mengatakan Jepang sudah menyatakan bersedia
untuk menggarap dan mendanai pembangunan proyek
Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Nilai investasinya mencapai US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 22 triliun,
yang seluruhnya dibiayai Jepang.
Pemerintah memilih Jepang menggarap proyek Pelabuhan Patimban, untuk memberikan kesempatan kepada
Negeri Sakura menggarap proyek infrastruktur di Indonesia. Dengan begitu, jangan ada persepsi seolah-olah
Cina mululu, enggak juga, kata Luhut usai bertemu
Menteri Jepang di kantornya, beberapa waktu lalu.
Selama ini banyak anggapan bahwa pemerintah lebih
condong menyerahkan proyek-proyek infrastruktur ke
Cina. Salah satunya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang tiba-tiba diberikan ke Cina, Padahal Jepang
melakukan studi kelayakan jauh hari sebelumnya.
Menurut Luhut, anggapan tersebut muncul karena saat
itu pemerintah lebih banyak melakukan pembicaraan
mengenai investasi dengan Cina. Sekarang pembicaraannya ke Jepang. Dia juga mengatakan investasi Jepang
ke Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Cina.

Selain membangun dan mendanai proyek ini, pemerintah


juga mempersilakan Jepang mengoperasikan pelabuhan
tersebut. Alasannya, agar Jepang bisa mentransfer ilmu
dan keahliannya dalam pengelolaan pelabuhan. Pekerja
Indonesia pun nantinya bisa mengadopsi ilmu tersebut.
Meski demikian, Luhut memastikan bahwa pengoperasian Pelabuhan Patimban tidak hanya untuk mendukung
industri Jepang. Semua pihak bisa menggunakan pelabuhan yang rencananya akan bisa menampung kapasitas 30
juta unit kontainer setara 20 kaki (TEUs).
Saat ini pengerjaan proyek Patimban masih menunggu
beberapa izin yang belum selesai. Salah satunya analisis
mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan rencana tata
ruang dan tata wilayah (RTRW) yang masih menjadi penghambat pencairan dana proyek ini dari Jepang.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengaku pemerintah akan
segera menyelesaikan seluruh permasalahan proyek ini.
Dia memastikan proyek Pelabuhan Patimban akan berjalan, karena sudah masuk dalam perencanaan Bappenas
dan pendanaannya juga sudah jelas.
Jadi akan menggunakan skema pinjaman dari JICA (Japan
International Cooperation Agency), ujar Bambang yang
juga hadir dalam pertemuan dengan perwakilan Jepang
di Kantor Luhut.***
| KATADATA.CO.ID | ARIEF KAMALUDIN |

PeNYUNTING: Karnali Faisal Tata letak: Givan J Setiawan penyelaras berita: Karnali Faisal, Agus Abdu Roza, Zakaria, Salsabila Sirkulasi: Agus Abdu
Roza keuangan: Abdul Manaf ZA Sekretaris Redaksi/Iklan/BERLANGGANAN: Mulke Choerunisa Alamat Redaksi/Sirkulasi: Jl Raya Enggano No
91 Tanjung Priok Jakarta Utara Telp: 021-43924419, 021-4303083 FAKS: 021-43924419 contact person: Karnali Faisal HP 081289258955, WA 08128444457
Email: karnali.faisal@gmail.com Website: shippingforum.co.id, jurnalpelabuhan.com

02

Jumat 23 Desember 2016

Kliping Berita

Berantas Pungli, Kemenhub


Bentuk Satgas OPP

enteri Perhubungan Budi Karya Sumadi


mendeklarasikan anti pungli bersama pejabat
eselon I dan II serta Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) se-Jabotabek di Ruang Mataram, Kantor Pusat
Kementerian Perhubungan. Deklarasi ini ditandai oleh
pembacaan dan penandatangan deklarasi oleh Menteri
Perhubungan dan para pejabat Eselon I, yang dilanjutkan
dengan pejabat eselon II di unit kerja masing-masing.
Dalam siaran pers Kementerian Perhubungan yang
diterima, Selasa (22/12/2016), selain penandatangan
deklarasi anti pungli, Menhub Budi Karya Sumadi juga
meluncurkan pedoman penyelenggaraan pendidikan integritas pada lembaga pendidikan dan pelatihan di lingkungan Kementerian Perhubungan.
Selanjutnya acara diisi dengan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Tanpa Pungutan Liar, Kita Wujudkan Kementerian Perhubungan Bebas Dari Korupsi
Menuju Pelayanan Prima Jasa Transportasi.
FGD menghadirkan narasumber dari Bareskrim Polri,
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung
RI, Ketua Saber Pungli, dan Presiden Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Indonesia Charter.
Deklarasi anti pungli ini merupakan langkah awal
dan upaya Kemenhub untuk memberantas praktek
pungli dalam pelayanan jasa transportasi, kata Budi
Karya dalam sambutannya.
Deklarasi ini akan terus ditindaklanjuti oleh pejabat
eselon III dan IV di unit kerja masing-masing. Komitmen
ini diharapkan menjadi teladan bagi staf/pegawai di unit
kerja masing-masing, sehingga kedepannya tidak ada
lagi praktek pungli di Kemenhub.
Sasaran dilaksanakannya Deklarasi Anti Pungli antara
lain adalah agar semua Pejabat Tinggi Madya dan Pratama mempunyai komitmen bersama untuk tidak melakukan pungutan liar dalam setiap pelayanan jasa perhubungan, bertanggung jawab melakukan pembinaan
dan pencegahan pungli terhadap Aparatur Sipil Negara
di lingkungan Kemenhub, serta berupaya untuk meningkatkan pengawasan integritas, dan perbaikan sistem di
lingkungan kerjanya.
Sebagaimana diketahui, sebagai tindak lanjut atas
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2016, Kemenhub telah membentuk Satgas Operasi
Pemberantasan Pungli di lingkungan Kemenhub melalui
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 265 tahun
2016 yang ditetapkan pada 14 Oktober 2016.

Satgas Operasi Pemberantasan Pungli (OPP) di Kemenhub ini bertugas membantu Menhub untuk melakukan pengawasan dalam pemberantasan pungli di Kemenhub.
Pembentukan Satgas OPP Kemenhub ini merupakan
komitmen Kemenhub untuk melakukan perbaikan kinerja
pelayanan publik guna mewujudkan good governance,
independen dan netralitas, dengan melibatkan lembaga
dari luar yaitu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
(YLKI), Indonesia Corruption Watch (ICW).
Adapun ruang lingkup Satgas OPP meliputi pelayanan
perijinan angkutan darat, angkutan laut, angkutan udara,
dan angkutan perkeretaapian. Sedangkan lingkup non
perijinan berfokus pada penerimaan pegawai di lingkungan Kemenhub dan penerimaan calon taruna baru.
Dalam tugasnya, Satgas OPP menjalankan prosedur
berupa pendalaman dan pencarian bukti melalui kunjungan langsung ke unit kerja terkait ataupun melalui operasi
senyap (penyamaran) untuk memastikan benar atau tidaknya terjadi penyimpangan.
Jika ditemukan adanya penyimpangan/pelanggaran
pada personil pemberi layanan, maka akan diberikan hukuman administratif seperti penurunan pangkat/jabatan,
pemindahaan tugas, dan pemecatan. Apabila ditemukan indikasi yang kuat adanya pungli, penuntasan penyelewengan diserahkan ke aparat penegak hukum.
Langkah kongkret Tim Satgas OPP Kemenhub adalah
mempermudah penerbitan Sertifikat Kecakapan Pelaut.
Semula Sertifikat Kecakapan Pelaut dilaksanakan secara
terpusat di Ditjen Perhubungan Laut.
Tim Satgas OPP menata ulang mekanisme penerbitan
Sertifikat Kecakapan Pelaut yang mudah bagi para pelaut
yang tersebar dengan mendelegasikan penerbitan kepada sekolah keahlian cyang ditunjuk oleh Pemerintah atau
Kantor Kesyahbandaran Utama serta Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.
Mekanisme dan tata cara pendelegasian penerbitan
sertifikat kecakapan pelaut tersebut telah diatur dalam
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 140 Tahun 2016.
Sejak dibentuk hingga saat ini, Satgas OPP telah menerima pengaduan dugaan praktek pungli berjumlah 88
pengaduan. Melalui contact centre kemenhub151 terdiri
dari 22 email, 38 call, dan 19 mention. Sedangkan untuk
aplikasi simadu terdapat 6 pengaduan dan YLKI sebanyak
3 pengaduan.***
| HARIANTERBIT.COM | AKBAR |

Jumat 23 Desember 2016

03

Kliping Berita

Pelni Raih Penghargaan Transportation


Safety Award dari Kemenhub

erusahaan pelayaran
plat merah PT Pelni
meraih penghargaan
Transportation Safety
Award (TSA) dari
Kementerian Perhubungan,
Rabu (21/12/2016).

bersyukur bahwa perbaikan internal


membuahkan hasil optimal dan
memeroleh penghargaan Kemhub.
Faktor keselamatan memang menjadi
fokus utama kami sebagai BUMN
Transportasi laut. Kami akan terus
berusaha mewujudkan keselamatan
dan meningkatkan pelayanan kepada
pengguna jasa, jelas Sujadi kepada
BeritaTrans.com, Kamis (22/12/2016).

Penghargaan diberikan
langsung oleh Menteri
Perhubungan Budi Karya
Sumadi kepada para
penerima penghargaan.
Pelni termasuk dari empat penyelenggara pelayanan
jasa transportasi terbaik lainnya, dengan nilai 86,94.
Perusahaan lainnya yang menerima PT Garuda
Indonesia, Perum DAMRI, PT Dharma Lautan utama.
Manajer Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga
Pelni Akhmad Sujadi mengungkapkan, pihaknya sangat

Sebagai tanda keseriusan manajemen,


menurut Sujadi, Pelni telah memasukkan faktor
keselamatan dalam empat nilai perusahaan yaitu,
integritas, layanan berkualitas, dan pembelajaran
berkesinambungan dan kepedulian (menjaga
keselamatan, keamanan dan kesehatan lingkungan).
(omy)***
| BERITATRANS.COM | OMY |

Terminal Petikemas Surabaya Bantu


Pendingin untuk Nelayan

T Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menghibahkan


2 unit reefer container dengan ukuran masing-masing
20 kaki bagi nelayan di Pantai Prigi, Desa Tasikmadu,
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Presiden Direktur TPS Dothy menjelaskan hibah tersebut
adalah salah satu upaya untuk meningkatkan hasil produksi
nelayan Pantai Prigi dan menjaga hasil tangkapan tetap
segar sehingga memiliki harga jual yang kompetitif di pasar.
Apalagi, secara demografi ribuan warga Kecamatan
Watulimo Kabupaten Trenggalek mayoritas adalah nelayan
tradisional dan selama ini pengawet ikan yang digunakan
adalah pendingin es yang seringkali di bawah kapasitas
produksi perikanan. Sebab, saat musim baik, dalam sehari
para nelayan bisa menangkap 100 hingga 200 ton ikan
layur, tuna, dan tongkol, paparnya dalam siaran pers, Kamis
(22/12/2016).
Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak dalam sambutan-

nya berpendapat hibah itu adalah salah satu bentuk sinergi


dunia akademisi, usaha, dan pemerintah.
Kalau bisa sinergi seperti ini, niscaya para nelayan bisa
memiliki kehidupan yang lebih layak. Semoga tidak hanya
sampai di sini. Ke depan kami bisa bersinergi lagi demi
memajukan kehidupan masyarakat yang membutuhkan pada
umumnya, tutur Emil.
Tidak sekadar hibah, dari penggunaan containertersebut
diharapkan masyarakat yang jauh dari kawasan industri bisa
mengetahui fungsi dan kegunaan kontainer tidak hanya untuk
mengirim barang, tapi untuk membawa barang-barang beku
layaknya pendingin raksasa.
Adapun, kapasitas kontainer tersebut masing-masing
27,5 ton/meter kubik dengan titik beku -15 derajat celcius.
Spesifikasi itu cukup untuk tempat pengawetan sementaran
hasil nelayan yang belum terserap di pabrik pengolahan ikan
sehingga harga bisa lebih stabil.***


04

Jumat 23 Desember 2016

| BISNIS.COM | WIKE DITA HERLINDA |

Kliping Berita

Proyek Terminal Baru Pelabuhan


Lombok Rp 1,3 T, Rampung 2021

royek pembangunan Terminal Gili Mas Pelabuhan


Lembar di Lombok, Nusa Tenggara Barat, mulai
dikerjakan oleh PT Pelindo III (Persero). Proyek
itu, disebut-sebut sebagai kawasan marina terbesar di
wilayah timur Indonesia.
Direktur Utama Pelindo III, Orias Petrus Moedak mengatakan, setelah proses groundbreaking maka proses
pembangunan dimulai. Dia menjelaskan, proyek seluas
lebih dari 17 hektar tersebut bakal dikerjakan dalam dua
tahap, yakni tahap A dan B.
Pembangunan terminal Gili Mas akan dilakukan dalam
dua tahap, tahap A kami targetkan selesai pada 2019 dan
tahap B ditargetkan selesai pada 2021, ungkap Orias di
proyek Terminal Gili Mas, NTB, Kamis (22/12/2016).
Untuk tahap A pembangunan terminal Gili Mas akan
memiliki luas 11 hektar dengan panjang dermaga 200
meter. Sedangkan untuk tahap B dengan total area seluas 17 hektar dengan panjang dermaga 400 meter. Pada
terminal Gili Mas juga akan dibuat terminal penumpang
dengan luas 2.600 m2 dengan kapasitas 1.500 orang.

Kita akan mulai mengejakan reklamasi tahap pertama


1A, selama satu tahun. Lalu ada reklamasi tahap kedua
1B bakal dimulai pertengahan tahun depan, terang
Orias.
Kemudian kita kerjakan pembangunan dermaga,
itu tahap 2B. Lalu lanjut bikin fasilitas terminal untuk
penumpang dan marina. Dan terakhir untuk lapangan
penumpukan, lanjut dia.
Proyek yang memakan biaya sebesar Rp 1,3 triliun itu,
juga diharapkan dapat menambah jumlah kontainer di
lapangan penumpukan yang saat ini akan menampung
hingga 200ribu unit.
Diharapkan juga, pembangunan ini dapat meningkatkan
jumlah wisatawan di kawasan tersebut, khususnya Lombok, karena di terminal itu bisa parkir kapal pesiar.
Selain itu, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
di kawasan tersebut.
Jadi Terminal Gili Mas ini juga akan mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi. Karena kegiatan
ekonomi berada di pelabuhan, tuturnya. .
| DETIK.COM | FADHLY FAUZI RACHMAN |

Jumat 23 Desember 2016

05

Kliping Berita

Dua Bulan PLT, Faik Fahmi


Naik Jabatan Jadi Dirut ASDP

etelah menjabat Pelaksana


Tugas sekitar dua bulan, Faik
Fahmi resmi menjadi Direktur
Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Hal ini mengacu pada SK 268/
MBU/12/2016 Keputusan Menteri
Negara BUMN selaku RUPS tentang
Pengalihan Anggota Direksi PT ASDP
Indonesia Ferry (Persero).

luas jalur penyeberangan di wilayah Timur


Indonesia.
Fokus Angkutan Natal

Alhamdullilah, ini amanah untuk


saya, semoga bisa membawa perusahaan ini lebih baik ke depannya.
Tentu saya tidak bisa bekerja sendiri,
tetapi dengan bantuan seluruh rekan
direksi dan karyawan kita bersamasama membangun perusahaan ini, tutur Faik, Kamis
(22/12).
Faik melihat peluang luar biasa yang akan dihadapi
ASDP ke depannya, terkait karakteristik Indonesia
yang merupakan negara kepulauan. Adanya komitmen
Pemerintah dalam mendorong konektivitas (connectivity) antar pulau, serta mendukung penyebaran logistik
nasional supaya lebih mudah dan murah.
Masa depan angkutan itu ada di laut. Hal ini karena
karakteristik negara kita adalah kepulauan. Jadi, peran
ASDP akan sangat strategis ke depannya, ujar Faik.
Untuk rencana strategis ke depan, Faik mengatakan
akan ada penambahan 8 kapal di 2017, guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya
penambahan kapal tersebut dirinya memprediksi akan
ada kenaikan pendapatan di tahun 2017.
Tahun ini perseroan membidik target pendapatan Rp 2,6
triliun dengan target laba bersih sekitar Rp 250 miliar.
Dari sisi pendapatan saja kita targetkan 2017 paling
tidak naik 11 persen dari tahun ini, tuturnya.
Ia meyakini, dengan adanya penambahan tersebut, PT
ASDP bisa melayani lebih banyak lagi jalur penyeberangan yang tersedia saat ini. Terlebih lagi dalam memper-

06

Saat ini, PT ASDP tengah mempersiapkan


layanan penyeberangan angkutan Natal dan
Tahun Baru 2017. Diperkirakan, dari 10 lintasan penyeberangan terpadat yang dipantau
secara nasional, sekitar 3,31 juta orang akan
menyeberang atau naik 4,5 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu
sebesar 3,17 juta orang.
Untuk di lintasan tersibuk Merak-Bakauheni, telah dilakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi terjadinya antrian kendaraan. Prinsipnya, layanan
angkutan selama periode Natal dan Tahun Baru harus
lancar, aman, nyaman dan selamat, tuturnya.
Ia berharap, pengguna jasa dapat menikmati layanan
penyeberangan yang menyenangkan selama perjalanan.
Di seluruh cabang PT ASDP telah dilakukan persiapan
terkait armada, dermaga dan pelayanan loket tiket di
setiap pelabuhan mengingat volume pengguna jasa
berpotensi mengalami peningkatan.
Fasilitas pendukung juga disiapkan agar memberikan
kenyamanan bagi pengguna jasa, mulai dari toilet,
mushola, ruang menyusui, fasilitas angkutan lanjutan
di pelabuhan, hingga rambu-rambu penunjuk di dalam
pelabuhan.
Bagi penumpang yang akan menyeberang ke Bakauheni
dengan kendaraan kecil (golongan IV penumpang),
dapat memanfaatkan layanan penjualan portable
e-ticketing yang tersedia di Rest Area KM43 Tol
Tangerang-Merak.
Dengan beli tiket disini, pengguna jasa mendapat akses
jalur khusus menuju ke kapal. Tidak perlu antre lagi,
ujarnya.***

Jumat 23 Desember 2016

| DETIK.COM | MUHAMMAD IDRIS |

Kliping Berita

Penandatanganan Perpanjangan Kerjasama


Pemkot Bontang & Pelindo IV

Penandatanganan Perpanjangan Kerjasama Pemkot Bontang & Pelindo IV: Pemanfaatan Fasilitas Pelayanan Jasa Kepelabuhanan
antara Pemerintah Kota Bontang dengan PT Pelindo IV (Persero) di Lantai 7 Gedung Kantor Pusat Pelindo IV Makassar, Rabu malam
(21/12/2016). (Foto: Humas PIV)

Partisipasi PTP dalam 4th IKT Membangun Negeri


Acara tersebut diselenggarakan di lantai 2 Hotel Holiday Inn Kemayoran, Jakarta mulai pukul 8 pagi hingga
jam 9 malam waktu setempat.
Dikesempatan tersebut PTP ikut mendirikan booth
expo berukuran 2x2 meter yang diisi dengan brosur
dan penayangan video company profile perusahaan,
peta area kerja, fasilitas serta layanan yang diberikan
perusahaan, brosur tentang tarif layanan, buku direktori pelabuhan, serta merchendise bagi pengunjung
booth sebagai ajang promosi.

T. Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) berpartisipasi


pada acara '4th IKT Membangun Negeri' yang diselenggarakan oleh PT. Indonesia Kendaraan Terminal
(IKT) dalam rangka memperingati HUT IKT yang ke 4
(19/12/16).

Kiki M. Hikmat selaku Corporate Secretary dan Hubungan Eksternal PTP menyampaikan, "Partisipasi perusahaan penting dalam rangka menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan IKT sebagai sesama anak
usaha IPC group, sekaligus mengenalkan perusahaan
kepada publik lebih luas lagi melalui acara ini".***
| INDONESIA SHIPPING LINE | SAIFUL ANAM |

Jumat 23 Desember 2016

07

Opini

Kompetensi Anak Buah Kapal soal ETO dan ETR

Oleh: Ir. Sjaifuddin Thahir, MSc

Senior Manager Asset Management and General Affair Division


PT Biro Klasifikasi Indonesia

ungkin sudah banyak di antara kita yang mengetahui tentang perlunya kompetensi ABK dalam
hal ETO (Electro Technical Officer) dan ETR
(Electro Technical Rating). Tentang Eto dan ETR ini,
kabar yang beredar sekarang ini para pelaut kita di luar
negeri banyak yang mengeluh dan galau dengan pekerjaannya, khususnya yang bertugas menangani kelistrikan
kapal.
Melaui tulisan ini saya sedikit berbagi atas pemahaman
sesuai dengan konvensi internasional Manila amandemen 2010 tentang Standards of Training, Certification
and Watch keeping for Seafarers, 1978 (STCW-2010)
terkait dengan pekerjaan kelistrikan tersebut akan diberlakukan memang mulai tanggal 1 Januari 2017.
Komunitas masyarakat pelayaran di Indonesia perlu diingatkan bahwa mulai tanggal 1 Januari 2017 yang tinggal beberapa hari lagi, bagi Anak Buah Kapal (ABK) yang
masih belum memiliki sertifikat sebagai petugas kelistrikan di kapal atau electrician atau electrical rating lainnya
yang menjalankan tugas kelistrikan kapal, oleh konvensi
tersebut dinyatakan harus memiliki sertifikat COC-ETO
(Certificate of Competency as Electro Technical Officer)
sesuai dengan Regulation III/6, STCW-2010 atau COPETR (Certificate of Proficiency as Electro-Technical Rating ) sesuai dengan Regulation III/7, STCW-2010.
Akankah ini menjadi momok atau menjadi kesempatan
dunia usaha di Indonesia? Bagaimana dengan pelayaran
di dalam negeri? Mudah-mudahan pemerintah Indonesia bijak menanggapi hal ini.
Meski demikian, masih ada ketentuan transisi dari pemberlakuan STCW-2010 yang memungkinkan pemerintah
kita (Kementerian Perhubungan) untuk dapat mengakui
kualifikasi dan pengalaman terakhir dari ABK listrik yang
telah bertugas di kapal selama tidak kurang dari 1 tahun
dalam 5 tahun sebelumnya sehinggga dianggap memenuhi syarat ETO COC atau ETR COP tersebut. Jika
memenuhi persyaratan pengalaman itu, pemerintah
memberikan evidential statement.
Langkah memberikan evidential statement ini juga yang

08

sedang dilakukan negara-negara tetangga kita baik di


Filipina, Singapura, Malaysia. Selanjutnya ABK listrik
yang sudah memperoleh evidential statement akan diberi kesempatan untuk mendapatkan pelatihan tambahan agar sesuai dengan standar kompetensi yang ditentukan dalam STCW Code Section A-III/6 for ETO; dan STCW
Code Section A-III/7 for ETR.
Terkait dengan hal tersebut, selayaknya para pemilik
kapal dan operator menyampaikan kepada ABK atau
petugas listriknya untuk segera mempersiapkan diri
mengikuti pelatihan untuk memastikan bahwa petugas
kelistrikan kapal mendapatkan sertifikat sesuai STCW2010 dari pemerintah. Mudah-mudah Kementerian Perhubungan mamfasilitasinya sebelum tanggal 1 Januari
2017.
Adapun dokumen yang diperlukan sesuai konvensi tersebut sebagai berikut:
ABK kandidat memenuhi persyaratan:
1. Ijazah atau diploma elektro atau memegang kualifikasi
setara atau lebih tinggi;
2. Sehat, sesuai standar medis pelaut;
3. Sebagai petugas listrik kapal selama tidak kurang dari
1 tahun dalam 5 tahun terakhir;
4. Mengikuti program listrik, rekayasa elektronik dan
kontrolnya sebagai berikut: 1. High voltage installation
at management level; 2. Electric machinery drives and
electronic control; 3. Maintenance of Electrical/Electronic systems in a flammable area;
5. Mengikuti pengelolaan sumber daya ruang mesin
kapal;
6. Mengikuti kursus tambahan STCW sebagai berikut:1.
Proficiency in Survival Craft and Rescue boats
(PSCRB), 2. Advanced fire -fighting , 3. Proficiency in
Medical First Aid, 4. Revalidation Course on Emergency, Occupational Safety and Survival, dan 5. Seafarers
with designated security dutie.***

Jumat 23 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai